Hukum Waris 2
Hukum Waris 2
PAI UNISBA
KLASIFIKASI AHLI WARIS
Dalam hukum waris Islam, ahli waris kalau dilihat dari
jenis kelaminnya dapat dikelompokkan menjadi dua; ahli waris
perempuan dan ahli waris laki-laki. Jika ada ahli waris yang
khuntsa (banci) harus ditentukan sesuai dengan
kecenderungannya-cenderung ke laki-laki atau perempuan.
Yang dimaksud banci adalah orang yang sama sekali tidak
memiliki alat kelamin atau memilki alat kelamin ganda.
Penentuan jenis kelaminnya didasarkan ijtihad ulama’, dengan
melihat fungsi, dominan alat kelaminnya atau perkembangan
dominan fisiknya. Jika yang dominan laki-laki dianggap laki-
laki, dan bila yang dominan perempuan dianggap perempuan
(Muhammad Ali as-Shabuni, 1979 ; 180)
AHLI WARIS PEREMPUAN
Ahli waris perempuan ada sepuluh orang; (1) anak
perempuan ,(2) ibu, (3) cucu perempuan keturunan anak
laki-laki, (4) nenek—ibunya ibu ,(5) nenek-ibunya
bapak,(6) saudara perempuan kandung, (7) saudara
perempuan seayah, (8) Saudara perempuan seibu, (9)
istri, (10) mu’thiqah (perempuan yang memerdekakan
hamba sahaya).
AHLI WARIS LAKI-LAKI
Ahli waris laki-laki ada lima belas orang : (1) anak laki-
laki, (2) cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, (3)
ayah ,(4) kakek—bapaknya ayah, (5) saudara laki-laki
sekandung, (6) saudara laki-laki seayah, (7) saudara
laki-laki seibu, (8) anak laki-laki dari saudara laki-laki
sekandung, (9) anak laki-laki dari sadara laki-laki
seayah, (10) paman –saudara sekandung ayah, (11)
paman (saudara sebapak ayah), (12) anak laki-laki dari
paman sekandung, (13) anak laki-laki dari paman
seayah, (14) suami , (15) mu’thiq --laki-laki yang
memerdekakan hamba sahaya.( Muhammad Ali as-
Shabuni, 1979 : 42-43)
HAK WARIS ASHHABUL FURUD
Yang mendapatkan ½ ada lima beserta syaratnya:
1. Suami berhak mendapat bagian setengah apabila istrinya yang meninggal
dunia itu tidak meninggalkan keturunan (anak maupun cucu) baik keturunan
dengan suami itu atau anak bawaan.
2. Anak perempuan berhak mendapat setengah dengan syarat; bahwa ia sebagai
anak tunggal, dan tidak mewaris bersama anak laki-laki.
3. Cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki dengan syarat ia sebagai cucu
perempuan tunggal dan tidak mewaris bersama cucu laki-laki, dan al-
marhum/al-marhumah tidak meninggalkan anak laki-laki dan/perempuan.
4. Saudara perempuan sekandung, dengan syarat; ia tidak mewaris bersama
saudara laki-laki kandung, merupakan saudara perempuan tunggal, dan tidak
mewaris bersama keturunan laki-laki dan ayah/kakek.
5. Saudara perempuan seayah dengan syarat; ia sebagai saudara perempuan
seayah tunggal, tidak mewaris bersama saudara laki-laki seayah, saudara laki-
laki dan perempuan sekandung, dan keturunan laki-laki serta ayah/kakek.
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
1/4