Anda di halaman 1dari 18

POLA-POLA KEMITRAAN

DALAM EKONOMI
KERAKYATAN
KELOMPOK 10

 Wilfridus Cekrison Boy (06218133)


 Ariyatno F.Billy Kaza (062180190)
 Mari Libertina Par (062180092)
 Yoseph Fandri (062180078)
 Yosef Yofriadi (062180067)
Pengertian Pola Kemitraan
Pola kemitraan atau kemitraan usaha secara umum adalah bentuk kerja sama
antara dua pihak atau lebih yang saling menguntungkan untuk mencapai tujuan
bersama atau dengan pengertian lainnya adalah jalinan keja sama usaha yang
saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah
besar ( perusahaan mitra ) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh
pengusaha besar, sehingga saling menguntungan.
Pola kemitraan atau kemitraan usaha akan menghasilkan efisiensi yang dimiliki
oleh pihak – pihak yang bermitra sehingga menguntungkan semua pihak yang
bermitra.
Pola kemitraan atau kemitraan usaha mengandung pengertian adanya kerjasama
usaha di antara berbagai pihak yang bersifat sukarela, dilandasi prinsip saling
membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat, dan saling
menguntungkan. Sesuai dengan asas atau prinsip yang saling menguntungkan,
maka diharapkan akan meningkatkan pendapatan atau peluang
pengembangannya.
Menurut Thoby Mutis, pola kemitraan atau kemitraan usaha adalah suatu
strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama maupun keuntungan
bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisih sesuai
kesepakatan yang muncul. Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama
pada prinsipnya didasari atas keinginan masing – masing pihak agar dapat
memenuhi kebutuhan usaha satu sama lain.
Pola kemitraan atau kemitraan usaha akan memperkuat mekanisme
pasar dan persaingan usaha yang sehat dan produktif. Bagi usaha kecil,
pola kemitraan sangat menguntungkan karena dapat mengambil manfaat
dari segi pasar, modal, teknologi,
Manajemen dan kewirausahaan yang dimiliki ataupun dikuasai oleh
pengusaha besar.
Usaha besar juga dapat mengambil keuntungan yang sama dari usaha
kecil dari keluwesan atau kelincahan usaha kecil. Pola kemitraan atau
kemitraan usaha akan berjalan efektif, efesien, dan berkeseimbangan
jika kemitraa dijalankan bukan karena semata – mata dilandasi motif
belas kasihan atau kedermawanan
Bentuk Pola Kemitraan Ekonomi Kerakyatan di
Indonesia
Dalam pengembangannya, pola kemitraan mempunyai berbagai bentuk. Pola
kemitraan yang berkembang saat ini adalah inti plasma, sub kontrak.
Perdagangan umum waralaba dan pola – pola lain dimana undang – undang
memberi kebebasan bagi usahawan mengadakan hubungan kemitraan yang
efektif dan efisien ( Hutabarat, 1996) sedangkan menurut Pranadji ( 1995),
kemitraan yang berkembang saat ini ada tiga, yaitu kemitraan tradisional,
pasar, dan pemerintah dengan prinnsip saling menguntungkan dan
membutuhkan. Di negara Indonesia yang berlandaskan atas ekonomi
kerakyatan, pola kemitraan diatur dalam UU RI No. 20 TH 2008 yang terdiri
dari lima bentuk pola kemitraan, yaitu inti plasma, sub kontrak, waralaba,
perdagangan umum, distribusi dan keagenan serta bentuk – bentuk kemitraa
lain ( bagi hasil, kerja sama operasional, usaha patungan dan outsourcing).
Di negara Indonesia yang berlandaskan atas ekonomi kerakyatan, pola kemitraan
diatur dalam UU RI No. 20 TH 2008 yang terdiri dari lima bentuk pola kemitraan,
yaitu inti plasma, sub kontrak, waralaba, perdagangan umum, distribusi dan
keagenan serta bentuk – bentuk kemitraa lain ( bagi hasil, kerja sama operasional,
usaha patungan dan outsourcing).

1. Inti Pasma
Merupakan kemitraan antara usaha kecil menengah sebagai plasma dan besar
bergerak sebagai inti di dalamnya. Usaha besar melandaskan pembinaan mulai
dari penyediaan lahan, sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen
usaha dan prodksi, perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang
diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Usaha besar juga
mempunyai tanggung jawab sosial ( corporte social ressponsibility) untuk membina
dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha dalam jangka panjang.

2. Sub Kontrak
Pola kemitraan sub kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra
usaha dengn kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan
perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. Dalam pola ini Usaha Besar
memerikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan
kesempatan teknis, pengusaha teknologi, dan pembinanya.
3. Waralaba
Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan
atau menggunakan hak asas kekayaan intelektual atau penmuan atau ciri khas pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan pernyataan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Hubungan kemitraan yang
didalamnya pemberi waralaba memberi hak penggunaan lisensi,merek dagang,dan saluran
distribusi perusahannya kepada penerima dengan disertai bantuan bimbingan
manajemen.pemberi waralaba adalahbadan usaha atau perorangan yang memberikan hak
kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Penerima waralaba adalah badan
usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakaan hak
atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
4. Perdagangan Umum
Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar,yang
didalaamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produksi usaha kecil atau
usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar
mitranya. Dalam kegiiatan perdagangan pada umumnya,kemitraan antara usaha besar dan atau
usaha menengah dengan usaha kecil dapat berlangsung dalam bentuk kerjasama
pemasaran,penyediaan lokasi usaha,atau penerimaan pasokan dari usaha kecil mitra
usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh usaha besar dan atau usaha
menengah yang bersangkutan.
5. Distribusi dan Keagenan
Hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahan mitra dimana
kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha
pengusaha mitra. Keagenan merupakan hubungan kemitraan antara UKM
dan UB,yang didaalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan
barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan
kemitraan,dimana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki
sesutau,sedangkan pihak lain(agen) berindak sebagai pihak yang
menjalankan bisnis tersbut dan menghubungkan produk yang bersangkutan
langsung dengan pihak ketiga.
Manfaat Pola Kemitraan

Seperti dalam pengertiannya pola kemitraan merupakan


bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih yang saling
menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama atau
dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha
besar,sehingga saling menguntungkan anara pengusaha kecil
dengan pengusaha menengah/ besar (perusahaan mitra)
disertai pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha
besar,sehingga saling menguntungka.
Ada tiga Manfaat dari pola kemitraan yaitu manfaat ekonomis,manfaat
moral,dan manfaat social politik.keitga manfaat tersebut akan
dirangkum menjadi satu antara lain:
I. Produktivitas
Peningkatan produktivitas dapat ditempuh dengan mengurangi faktor
input dan meningkatkan produksi.
II. Efisiensi
Efisiensi terjadi bila output tertentu dapat dicapai dengan input yang
minimum. Perusahaan dapat mecapai efesiensi dengan menghemat
tenaga dalam mencapai target tertentu dengan menggunakan tenaga
kerja yang dimiliki olel UMKM. Sebalikya bagi UMKM yang umumnya
relatif lemah dalam hal kemampuan teknologi dan sarana produksi
,dengan bermitra akan dapat menghemat waktu produksi melalui
teknologi dan sarana produksi yang disediakan oleh perusahaan besar.
III. Jaminan Kualitas, Kuantitas,dan Kontinuitas
Kualitas,Kuantitas,dan Kontinuitas sangat erat kaitannya dengan efisiensi
dan produktivitas di pihak petani yang menentukan terjaminnya pasokan
pasar dan pada gilirannya menjamin keuntungan perusahaan. Ketiganya
juga merupakan pendorong kemitraan, apabila berhasil dapat
melanggengkan kelangsungan kemiraan ke arah penyempurnaan. Produk
akhir dari suatu kemitraan ditentukan oleh dapat tidaknya diterima
dalam mekanisme pasar, indikator diterimanya suatu produk oleh pasar
adalah:
a) Adanya kesesuaian mutu yang diinginkan oleh konsumen
b) Loyalitas konsumen hanya dapat dicapai apabila ada jaminan mutu dari
suatu produk.
c) Jaminan mutu semakin terasa apabila produk tersebut diekspor.
IV. Ketahanan Ekonomi
Peningkatan pendapatan yang diikuti tingkat kesejahteraan dan sekaligus
terciptanya pemerataan yang lebih baik, otomatis akan mengurangi
timbulnya kesenjangan ekonomi antara pelaku yang terlibat dalam
kemitraan yang mampu meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.
V. Manfaat Sosial
Kemitraan dapat memberikan dampak sosial (social benefit) yang cukup
tinggi. Misalnya negara terhindar dari kecemburuan sosial karena
kesenjangan ekonomi yang ada selama ini. Kemitraan dapatt pula
menghasilkan persaudaraan antara pelaku ekonomi yang berbeda
status.

VI. Menurunkan Resiko Tinggi


Suatu hubungan kemitraan idealnya dilakukan untuk mengurangi resiko
yang dihadapi oleh kedua bela pihak. Kontrak akan mengurangi resiko
yang dihadapi oleh pihak inti jika mengadakan pengadaan bahan baku
untuk diproduksi. Perusahaan ini juga akan memperoleh keuntungan
karena tidak harus investasi tanah dan bisa mengelola tanah secara luas.
Pihak Yang Terlibat Dalam Pola Kemitraan

Dalam penyelenggaraan pola kemitraan pasti melibatakan pihak tertentu


untuk mengimplementasikan atau melaksanakan pola kemitraan secara
nyata. Pihak yang terlibat dalam pola kemitraan meliputi:
1) Usaha Kecil
Pengusaha kecil termasuk koperasi dapat dipertimbangakn menjadi
peserta dalam kemitraan usaha nasional dengan mempertimbangkan :
• Kesediaan menjalin kemitraan dengan pengusaha besar.
• Mempunyai kinerja yang baik.
2) Usaha Menengah/Besar
Usaha menengah/besar disini sebagai pemrakarsa, para pemrakarsa
adalah perusahaan besar baik swasta maupun BUMN yang bersedia
menjalin kemitraan dengan pengusaha kecil.
3) Lembaga Keuangan (Bank/Non Bank)
Memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat atau perusahaan
untuk mengembangkan bisnisnya. Bantuan modal ini biasanya diberikan
dalam bentuk kredit.

4) Pemerintah
Pemerintah terlibat dalam pola kemitraan yang berperan dalam
koordinasi,fasilitas,dan pengawasan bagi kemitraan usaha nasional.

5) LSM/Masyarakat
LSM/Masyarakat juga terlibat atau turut andil dalam pola kemitraan
sebagai pendukung dalam pelaksanaan ataupun penyedia sarana dalam
menunjang berbagai kegiatan atau aktivitas pola kemitraan di
indonesia.
E. Kelebihan dan Kelemahan Pola Kemitraan
Pola kemitraan yang merupakan jalinan kerjasama antar mitra yang
saling menguntungkan.dalam pola kemitraan ada banyak manfaat yang
ada didalamnya.selain manfaat pola kemitraan juga mempunyai
kelebihan dan kelemahan meliputi:
1. Kelebihan :
a. Memberikan keuntungan timbal balik`
Beberapa perusahaan besar menawarkan dukungan permodalan kepada
usaha kecil,hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha
kecil dengan modal terbatas. Perusahaan besar juga akan diuntungkan
karena lahan yang akan digunakan sudah tersedia. Hal tersebut
merupakaan tibal balik dari pola kemitraan.
b. Meningkatkan keberdayaan.
Adanya pendampingan teknis oleh perusahaan besar tentu akan
memberikan tambahan pengalaman kepada usaha kecil atau
pembudidaya dalam hal teknologi.
c. Mengembangkan komoditas.
Beberapa perusahaan besar menawarkan dukungan sarana-sarana
produksi, sehingga pelaku usaha kecil tidak kesulitan dalam
mengadakan sarana-sarana produksi yang meningkatkan produktivitas
dan mengembangkan komoditas yang ada.
d. Menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Jika sistem kemitraan berkembang dengan baik, dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat pada suatu daerah.
e. Menarik investor baru.
Kemitraan juga akan menarik investor baru karena adanya kreatifitas
dan keluwesan yang biasanya dimiliki oleh para usaha kecil dan bantuan
modal dari perusahaan besar.
2. Kelemahan
a) Prosesnya menyita waktu.
Adanya keterkaitan dan tanggung jawab banyak orang, sehingga sistem
kemitraan ini akan memerlukan banyak proses dalam pelaksanaanya.
b) Menimbulkan ketergantungan bagi mitra yang belum mandiri.
Dalam pola kemitraan dengan sistem inti plasma, biasanya pihak plasma
akan menggantungkan pada pihak inti,sehingga apabila terjadi kerugian
pada perusahaaan inti,maka kegiatan pihak plasma pun akan terhenti.
c) Peserta yang kurang paham hak dan kewajiban akan menghambat
keberhasilan kemitraan.
Pemahaman yang kurang bagi peserta mengenai hak dan kewajiban yang
ada, akan menghambat proses kemitraan menuju keberhasilan.
Sekian
dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai