memengaruhi sekelompok orang untuk bersama-sama mencapai sebuah tujuan. Menurut Chemers, fungsi dari kepemimpinan adalah untuk mempertahankan keutuhan internal organisasi dan membawa sebuah organisasi agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan luarnya. Kemampuan seseorang untuk mengajak sekelompok orang mencapai sebuah tujuan kolektif.
Perspektif Kepribadian Perspektif kepribadian berasumsi bahwa keberhasilan sebuah kelompok untuk mencapai tujuannya bergantung pada sifat- sifat bawaan (traits) si pemimpin. Anggapan dalam perspektif ini adalah "good leaders were born, not made". Perspektif ini terbagi menjadi dua pandangan yaitu: the great person theory dan trait theory (Seters dan Field, 1990). Perspektif Situasional
Menurut perspektif situasional, keberhasilan seseorang dalam
memimpin kelompoknya untuk mencapai sebuah tujuan bukan hanya bergantung pada karekteristiknya, tetapi lebih pada interaksi antara pemimpin dengan kondisi situasional, kultur, dan konteks dari kelompok. semua orang mampu menjadi pemimpin asal mau memelajari kelompok atau organisasinya serta mengembangkan perilaku yang sesuai dengan situasi kelompok. Perspektif Proses Kelompok
Perspektif ini menganggap bahwa di camping kepribadian
pemimpin dan situasi organisasi atau kelompok, proses di dalam kelompok juga memengaruhi kepemimpinan. Terdapat tiga tiga faktor dalam kelompok yang diperhitungkan oleh perspektif ini, yaitu: hubungan antara pemimpin dan pengikut; pemimpin merupakan prototipe dari kelompok; dan kepemimpinan transformation vs. Transactional. Tiga Faktor Dalam Perspektif Proses Kelompok
a. Hubungan Antara Pemimpin dan Pengikut
Dalam hubungan antara pemimpin dan pengikut, terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: transaksi, keadilan, dan kekuasaan. Pemimpin adalah anggota kelompok yang memberikan kontribusi lebih kepada kelompok.Oleh karena itu, pemimpin diberikan jabatan, kekuasaan, dan status .
b. Identitas Sosial dan Prototipikal Kelompok
Menurut teori identitas sosial, sebuah kelompok disebut "ada" secara psikologis ketika terdapat sekumpulan orang dengan memiliki konsep diri yang sama sebagai ciri utama kategori sosial pembentuk kelompok tersebut
c. Kepemimpinan Transformasional VS Transaksional
Pemimpin dapat menunjukkan dua karekteristik ketika berhubungan dengan anggotanya, yaitu pemimpin transformasional dan pemimpin transaksional Pemimpin di Indonesia
kepemimpinan di Indonesia menunjukkan bahwa hal-hal yang
dinyatakan oleh teori-teori kepemimpinan pada budaya Barat juga berlaku dalam kultur Indonesia. Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Sanggenafa (1990) mengenai kepemimpinan pada suku Ekagi di Irian Jaya. Seorang pemimpin dalam suku Ekagi tidak langsung mendapatkan peningkatan status sosial, melainkan is harus membuktikan diri dengan menjaga keharmonisan klannya. Hal itu dilakukan, misalnya, dengan menyelesaikan sengketa antara klannya atau dengan klan lain RESOURCES
● Permadi, K. (1996). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Manajemen. Rineka Cipta. ● Thoha, Miftah. (2003). Kepemimpinan dalam Manajemen. C.V. Rajawali, ● Jakarta. ● Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarmo. (2012). Psikologi Sosial. Salemba Humanika, Jakarta. Hal. 187-196 THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik