Anda di halaman 1dari 42

HIPERTENSI

DEFINITION

 Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkan

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah


kekuatan darah yang mendorong dinding arteri saat mengalir melalui
mereka. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah
beroksigen dari jantung ke jaringan tubuh.
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri atau desakan darah terhadap
dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan.
• Tekanan darah normal berkisar 100 − 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60 −
WHO 90 mmHg untuk tekanan diastolik.
• Tekanan darah tinggi oleh WHO didefinisikan jika tekanan darah secara
konsisten melebihi 160/95 mmHg ketika beristirahat. Tekanan darah antara 140
− 160 mmHg untuk sistolik dan 90 − 95 mmHg untuk diastolik disebut batas
hipertensi (borderline hypertension).

• Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
JNC VII (2003)
darah seseorang mencapai ≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg
(tekanan diastolik)

• Menyarankan target tekanan darah yang lebih tinggi ( <160 mmHg atau < 150
JNC VIII (2014) mmHg) dan menekankan pada kontrol tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan umur
Hypertension: A Significant CV and Renal Disease
Risk Factor
CAD
CHF
Stroke LVH

Hypertension
Renal disease  Morbidity
 Disability
Peripheral vascular disease
MEKANISME TERJADINYA HIPERTENSI
KLASIFIKASI
Klasifikasi tekanan darah oleh WHO

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistol (mmHg) Diatol (mmHg)
Optimal
Normal < 120 < 80
Normal-Tinggi < 130 < 85
130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi
140-159 90-99
Ringan)
140-149 90-94
Sub-group: perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi
160-179 100-109
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan 140-149 <90
Blood Pressure Classification
BP Classification SBP mmHg DBP mmHg
Normal <120 and <80

Prehypertension 120–139 or 80–89


Stage 1 Hypertension 140–159 or 90–99

Stage 2 Hypertension >160 or >100


The Seventh Report of the
Joint National Committee on
Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 8

Usia ≥ 60 tahun memiliki target tekanan darah < 150/90


Usia < 60 tahun memiliki target tekanan darah < 140/90
Usia > 18 tahun dengan diabetes memiliki target tekanan darah < 140/90
Usia > 18 tahun dengan gagal ginjal kronis memiliki target tekanan darah < 140/90
2. Berdasarkan Etiologi
a. Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelianan
dasar patologi yang jelas. Penyebabnya meliputi faktor genetik dan lingkungan.
Faktor Genetik  mempenagruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,
reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, dan resistensi insulin.
Faktor lingkungan  diet, merokok, stress emosi, obesitas, dan lainnya

b. Hipertensi Sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara lain
hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endoktrin, kelainan
saraf pusat, obat-obatan, dan lainnya.
(Farmakologi dan Terapi Edisi V, 2007)
Faktor penyebab terjadinya hipertensi
• Faktor Keturunan
• Usia
• Garam
• Kolesterol
• Obesitas / Kegemukan
• Stres
• Rokok
• Kafein
• Alkohol
• Kurang Olahraga
Beberapa penyebab terjadinya
hipertensi sekunder :

1.Penyakit Ginjal 2. Kelainan Hormonal


Stenosis arteri renalis. • Hiperaldosteronisme.
Pielonefritis. • Sindroma Cushing.
Glomerulonefritis. • Feokromositoma. 4. Penyebab Lainnya
Tumor-tumor ginjal. • Koartasio aorta.
3. Obat-obatan. • Preeklamsi pada kehamilan.
Penyakit ginjal polikista • Pil KB. • Porfiria intermiten akut.
(biasanya diturunkan). • Kortikosteroid. • Keracunan timbal akut.
Trauma pada ginjal (luka • Siklosporin.
yang mengenai ginjal). • Eritropoietin.
Terapi penyinaran yang • Kokain.
mengenai ginjal. • Penyalahgunaan alkohol.
• Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
KOMPLIKASI HIPERTENSI
DIAGNOSA HIPERTENSI
 Pemeriksaan pada hipertensi menurut PERKI(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia) (2003), terdiri atas:
1. Riwayat penyakit
a.Lama dan klasifikasi hipertensi
b.Pola hidup
c.Faktor - faktor risiko kelainan kardiovaskular
d.Riwayat penyakit kardiovaskular
e.Gejala - gejala yang menyertai hipertensi
f.Target organ yang rusak
g.Obat - obatan yang sedang atau pernah digunakan
2.Pemeriksaan fisik
a.Tekanan darah minimal 2 kali selang dua menit
b.Periksa tekanan darah lengan kontra lateral
c.Tinggi badan dan berat badan
d.Pemeriksaan leher, jantung, abdomen dan ekstemitas
e. Refleks saraf
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Urinalisa
b. Darah : platelet, fibrinogen
c. Biokimia : pot assium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat
4.Pemeriksaan penunjang
a.Foto rontgen dada
b.EKG 12 lead
c.Mikroalbuminuria
d.Ekokardiografi
Tekanan darah setiap orang sangat bervariasi. Pengukuran tunggal yang akurat adalah awal
yang baik tetapi tidak cukup: ukur tekanan darah dua kali dan ambil rata-ratanya. Hipertensi didiagnosis
jika rata - rata sekurang - kurangnya 2 pembacaan per kunjungan diperoleh dari masing - masing 3 kali
pertemuan selama 2 sampai 4 minggu diperoleh tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau 90 mmHg
untuk diastolik.
Menurut JNC 7, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg atau kurang. Prehipertensi bila
tekanan darah 120/80 samapi 139/89 mmHg. Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140
sampai 159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 sampai 99 mmHg. Serta hipertensi stadium 2 bila
tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg
Diagnosis
• Hipertensi seringkali disebut sebagai “silent killer” karena pasien
dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik).
• Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah.
• Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol
ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi.
• Tekanan darah ini digunakan untuk mendiagnosis dan
mengklasifikasikan sesuai dengan tingkatnya.
Gejala dan Tanda tekanan darah tinggi
Mayoritas orang-orang yang menderita hipertensi ringan dan sedang tidak
peduli akan kondisi mereka. Gejala-gejala hipertensi antara lain adalah :
1. Kelelahan
2. Kebingungan
3. Mual dan muntah
4. Berkeringat berlebihan
5. Kulit merah atau pucat
6. Mimisan
7. Gelisah
8. Denyut jantung kuat, tidak beraturan
9. Telinga berdengung
10. Erectile kelainan fungsi tubuh ( keadaan tak berdaya)
11. Sakit kepala
12. Pening
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin yang direkomendasikan
Sebelum memulai terapi antihipertensi adalah urinalysis,
kadar gula darah dan hematokrit; kalium, kreatinin, dan
kalsium serum; profil lemak (setelah puasa 9 – 12 jam)
termasuk HDL, LDL, dan trigliserida,Serta
elektrokardiogram.

Pemeriksaan opsional termasuk pengukuran ekskresi


albumin urin atau rasio albumin / kreatinin. Pemeriksaan
yang lebih ekstensif Untuk mengidentifikasi penyebab
hipertensi tidak diindikasikan Kecuali apabila pengontrolan
tekanan darah tidak tercapai.

kegunaan data Lab:


Mengindikasikan apakah terjadi efek HT ke organ target, faktor risiko
dislipidemia, intoleransi glukose ke arah DM; dsb
Tes Alasan

Urinalisis untuk darah dan protein, Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik Sebagai
elektrolit dan kreatinin darah penyebab, atau disebabkan oleh hipertensi atau
(jarang)dapat dianggap hipertensi sekunder

Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa

Kolesterol HDL dan kolesterol total Untuk membantu memperkirakan risiko


Serum kardiovaskular di masa depan

EKG Membantu menetapkan adanya hipertrofi pada


Ventrikel Kiri

Faktor resiko independen dalam perkembangan penyakit vaskular dini :


- Usia lanjut
- Peningkatan kolesterol total serum
- Penurunan kadar HDL serum
- Peningkatan glukosa serum
- Perokok
- Hipertrofi ventrikel kiri
the Canadian Recommendation for The Management of Hypertension 2014
the Canadian Recommendation for The Management of Hypertension 2015
TERAPI HIPERTENSI

TERAPI FARMAKOLOGI TERAPI NON FARMAKOLOGI


TERAPI FARMAKOLOGI
TERAPI HIPERTENSI
Modifikasi gaya hidup
reduksi BB, alkohok, garam,
Rokok, Olahraga teratur
Respon yg ↓ tak memadai
Modifikasi gaya hidup; Seleksi obat awal
Diuritik atau ß bloker terbukti turunan sAakit & kematian
Inhibitor ACE , calsium antagonis, reseptor α blocker & α ß bloker belum terbukti
turunkan kesakitan & kematian
Respon yg ↓ tak memadai

Tingkatkan Subtitusi Tambah agen ke dua dr


dosis obat obat lain klas berbeda

Respon yg ↓ tak memadai


Tambahan agen kedua & ketiga dan/ atau
diurutik jika belum dpt
Terapi Non Farmakologi Untuk Hipertensi
Modifikasi Gaya
Hidup

Terapi Non
Farmakologi
Pengaturan Pola
Makan

DASH (Dietary
Approches to Stop
Hypertension)
Modifikasi Gaya Hidup

Menguruskan Badan

Berat badan berlebihan (obesitas)


menyebabkan bertambahnya volume-
darah dan perluasan sistem sirkulasi. Di
anjurkan BMI antara 18,5-24,9 kg/m2.

Pengurangan berat badan ekstra setiap 10


kg dapat menurunkan tekanan darah
hingga 5-20 mmHg.
Aktivitas Fisik

Walaupun tekanan darah meningkat pada


waktu mengeluarkan tenaga akut, namun
olahraga secara teratur dapat menurunkan
tekanan darah tinggi, karena syaraf
parasimpatik (dengan efek
vasodilatasinya) akan menjadi relatif lebih
aktif dari pada sistem simpatik (efek
vasokonstriksi).

Telah dibuktikan bahwa jalan (agak


cepat) setiap hari minimal 3 kali
seminggu atau aktifitas olahraga aerobik
(jogging) sekitar 30 menit lebih dari
sekali dalam seminggu diperkirakan dapat
menurunkan tekanan diastolik 4-9 mmHg.
Berhenti Merokok

Tembakau mengandung nikotin yang


memperkuat kerja jantung dan
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi
darah berkurang dan tekanan darah
meningkat. Penderita hipertensi sangat
dianjurkan untuk berhenti merokok.

Pengurangan Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol tidak lebih dari dua


jenis minuman beralkohol atau bahkan
penghentian penggunaan alkohol
diperkirakan dapat menurunkan tekanan
diastolik 2-4 mmHg.
Membatasi Minum Kopi

Kofein dalam kopi berkhasiat menciutkan


pembuluh yang secara akut dapat
meningkatkan tekanan darah dengan
terjadinya gangguan ritme (sementara).
Minum lebih dari 5 cangkir sehari
meningkatkan risiko infark sampai 70%,
terutama pada wanita dengan angina
pectoris atau hipertensi.

Membatasi minum kopi sampai


maksimum 3 cangkir sehari dapat
menurunkan tekanan darah.
Mengurangi Asupan Garam

Bila kadar Na di filtrat glomeruli rendah,


maka lebih banyak air akan dikeluarkan
untuk menormalisasi kadar garam dalam
darah. Akibat pengeluaran ekstra air
tersebut, tekanan darah akan turun

Pengurangan diet garam tidak lebih dari


100 mmol perhari atau 6 gram garam
setiap hari dapat menurunkan tekanan
darah 2-8 mmHg
Pengaturan Pola Makan Berdasarkan
DASH

Memperbanyak Konsumsi Sayur


dan Buah

Sayur dan buah yang mengandung banyak


serat dan kaya akan antioksidan baik
untuk mencegah pembuluh darah dari
kerusakan

Konsumsi makanan yang mengandung


banyak buah dan sayur setiap hari dapat
menurunkan tekanan diastolik 8-14
mmHg
Mengkonsumsi Makanan Rendah
Lemak

Membatasi konsumsi lemak terutama


yang mengandung lemak jenuh berguna
untuk membatasi risiko atherosclerosis.

Mengurangi asupan lemak diperkirakan


dapat menurunkan tekanan diastolik 8-14
mmHg.
Terapi Farmakologi
obat antihipertensi .
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas ).Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak
dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan
sepertiasma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana
kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya).Pada orang
tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan
akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
e. ACE inhibitor
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan
ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek
samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
g. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang
termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor
resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Limitations on use of antihypertensives in patients with
coexisting disorders
Coexisting Diuretic b-blocker ACE All CCB a1-
blocker
Disorder inhibitor antagonist
Diabetes Caution/xCaution/x    
Dyslipidaemia x x    
CHD      
Heart failure  3/Caution   Caution 
Asthma/COPD  x  /Caution   
Peripheral  Caution Caution Caution  
vascular
disease
Renal artery   x x  
stenosis
Advantages of fixed-dose
combination therapy
• Better blood pressure control
• Lesser incidence of individual drug’s side-effects
• Neutralisation of side-effects
• Increased patient compliance
• Lesser cost of therapy
Drugs in special conditions

Condition Preferred Drugs

• Pregnancy • Nifedipine, labetalol, hydralazine,


beta-blockers, methyldopa,
prazosin

• Beta-blockers, ACE inhibitors,


• Coronary heart disease Calcium channel blockers

• ACE inhibitors,
• Congestive heart failure beta-blockers
Terapi Kombinasi
Rasional kombinasi obat antihipertensi:
Ada 6 alasan mengapa pengobatan kombinasi pada
Hipertensi dianjurkan
1. Mempunyai efek aditif
2. Mempunyai efek sinergisme
3. Mempunyai sifat saling mengisi
4. Penurunan efek samping masing-masing obat
5. Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target tertentu
6. Adanya “fixed dose combination” akan meningkatkan kepatuhan pasien (adherence)
Fixed-dose combination yang paling efektif adalah sebagai
berikut:
1. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dengan diuretik
2. Penyekat reseptor angiotensin II (ARB) dengan diuretik
3. Penyekat beta dengan diuretik
4. Diuretik dengan agen penahan kalium
5. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dengan antagonis kalsium
6. Agonis α-2 dengan diuretik
7. Penyekat α-1 dengan diuretic

Anda mungkin juga menyukai