Anda di halaman 1dari 42

GANGGUAN

SENSORI
PERSEPSI :
HALUSINASI
PENDAHULUAN
Adaptif
Persepsi adalah:
respons dari reseptor sensoris
terhadap stimulus eksternal juga
pengenalan dan pemahaman terhadap
sensasi sehingga individu dapat
mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang
diterima.
PENDAHULUAN
Maladaptif
1. Ilusi : Ada stimulus, persepsi yang salah.
2. Halusinasi : Tidak ada stimulus, ada persepsi
PENGERTIAN
Halusinasi :
Keadaan dimana individu mengalami perubahahan
dalam jumlah atau pola rangsang yang datang atau
mendekat yang dikaitkan dengan
penurunan/peningkatan distorsi atau kerusakan
respons terhadap rangsangan (keliat, 2012).
Pengertian
 Halusinasi adalahdistorsi persepsi palsu yang
terjadi pada respon neurobiologis maladaptif
(Stuart, 2013)
KARAKTERISTIK
 Disorientasi (waktu/ tempat/ orang)
 Konsentrasi kurang
 Penyimpangan pendengaran/ penglihatan
 Gelisah
 Mudah tersinggung
 Perubahan kemampuan memecahkan masalah
 Perubahan pola perilaku
 Perubahan pola komunikasi
 Halusinasi
Respon kognitif
 Mendengar suara
 Melihat bayangan/sinar
 Menghidu bau-bauan (bunga, kemenyan,
darah,feses, urine)
 Merasakan rasa pahit, asem, asin di lidah
 Merasakan sensasi tidak nyaman di kulit
 Ambivalen
 Tidak dapat memfokuskan pikiran
 Tidak dapat memfokuskan pikiran
 Mudah lupa
 Tidak mampu mengambil keputusan
 Tidak mampu memecahkan masalah
 Tidak dapat berpikir logis
 Inkoheren
 Disorientasi
 Sirkumtansial
 Flight of idea
 Mendengar suara hati
 Blocking pikiran
 Daya tilik diri jelek
Afektif
 Senang
 Sedih
 Merasa terganggu
 Khawatir
 Curiga
 Merasa terbelengu/terikat
 Afek datar/tumpul
Fisiologis
 Sulit tidur
 Kewaspadaan meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Denyut nadi meningkat
 Frekuensi pernapasan meningkat
 Muka tegang
 Keringat dingin
 Pusing
 Keletihan/kelelahan
sosial
 Tidak tertarik dengan kegiatan sehari – hari
 Tidak mampu berkomunikasi secara spontan
 Acuh terhadap lingkungan
 Tidak dapat memulai pembicaraan
 Tidak dapat mempertahankan pembicaraan
 Tidak dapat mempertahankan kontak mata
Perilaku
 Bicara sendiri
 Tertawa sendiri
 Menyeringai
 Menggerakan bibir/komat-kamit
 Diam sambil menikmati halusinasinya
 Perilaku menyerang
 Kurang mampu merawat diri
 Perilaku mengikuti isi halusinasinya
 Mamalingkan muka ke arah suara
 Menarik diri
 Penampilan tidak sesuai
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA
HALUSINASI
Level Karakteristik Perilaku Klien
TAHAP I
Memberi rasa nyaman. Mengalami ansietas kesepian, rasa Tersenyum/tertawa sendiri
Tingkat ansietas sedang bersalah dan ketakutan. Menggerakkan bibir tanpa suara.
 Secara umum halusinasi Mencoba berfokus pada pikiran Penggerakan mata yang cepat
merupakan suatu kesenangan. yang dapat menghilangkan ansietas Respon verbal yang lambat
Pikiran dan pengalaman sensori Diam dan berkonsentrasi
masih ada dalam kontrol kesadaran
(jika kecemasan dikontrol)

TAHAP II
Menyalahkan; tingkat kecemasan Pengalaman sensori menakutkan Peningkatan SSO, tanda-tanda
berat secara umum halusinasi Mulai merasa kehilangan kontrol ansietas peningkatan denyut
menyebabkan rasa antipati Merasa dilecehkan oleh jantung, perna-fasan, dan tekanan
pengalaman sensori tersebut. darah.
Menarik diri dari orang lain. Rentang perhatian me-nyempit
NON PSIKOTIK Konsentrasi dengan pengalaman
sensori
Kehilangan kemampuan
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA
HALUSINASI
TAHAP III
Mengontrol tingkat kecemasan Klien menyerah dan menerima Perintah halusinasi ditaati.
berat pengalaman sensori tidak pengalaman sensorinya. Sulit berhubungan dengan
dapat ditolak lagi. Isi halusinasi menjadi atraktif orang lain.
Kesepian bila penga-laman Rentang perhatian hanya
sensori berakhir. beberapa detik / menit.
PSIKOTIK. Gejala fisika ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak
mampu mengikuti perintah.
TAHAP IV
Menguasai tingkat kecemasan Pengalaman sensori menjadi Perilaku panik.
panik secara umum diatur dan ancaman. Potensial tinggi untuk bunuh diri
dipengaruhi oleh waham. Halusinasi dapat berlangsung atau mem-bunuh.
selama beberapa jam atau hari (jika Tindakan kekerasan agi-tasi,
tidak diinvensi) menarik diri atau katatun.
PSIKOTIK Tidak mampu berespon terhadap
perintah yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap
lebih dari satu orang.
Kerusakan komunikasi

Bicara, tersenyum, tertawa sendiri, konsentrasi mudah Resiko mencederai diri,


berubah, kakacauan arus pikir orang lain dan lingkungan

Perubahan proses piker, arus bentuk dan isi

Mempengaruhi neurotransmitter otak Mendengar bisikan yang


menyuruh membunuh/dibunuh

Stimulus SSO, internal meningkat dan eskternal


menurun
Perubahan persepsi sensori
Tidak peduli dengan lingkungan sekitar halusinasi

Fokus pada diri sendiri


Merangsang keluarnya zat
halusinogen
HDR

Koping mal adaptif

PATHWAY HALUSINASI
Stress psikologis
JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penghidu/penciuman
4. Pengecapan
5. Perabaan
DEFENISI JENIS HALUSINASI
 Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
 Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
 Halusinasi penghidu/penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu
tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak
menciumnya.
 Halusinasi pengecapan
Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
 Halusinasi perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus
yang nyata.
RENTANG RESPON

ADAPTIF MALADAPTIF
- PIKIRAN LOGIS - Pikiransesekali - Gangguan
- Persepsi akurat terdistorsi pemikiran/waham/
- Emosi konsisten - Ilusi haluasinasi
dengan pengalaman - Reaksi emosi berlebihan - Kesulitanpengolahan
- Perilaku sesuai atau tidak bereaksi emosi
- Berhubungan sosial - Perilaku aneh atau - Perilaku kacau
penarikan tidak biasa - Isolasi sosial
FAKTOR PREDISPOSISI
BIOLOGI
 Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22
 Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal, temporal, dan
area limbik, serta gangguan regulasi neurotransmitter yg bekerja di
area-area tsb
 Pemeriksaan diagnostik
melalui CT dan MRI menunjukkan adanya penurunan volume otak,
melebarnya ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus
frontal, serebelum, struktur limbik, serta peningkatan ukuran sulkus
pada permukaan otak. Menggunakan PET terlihat terjadinya
penurunan aliran darah ke lobus frontal
FAKTOR PREDISPOSISI
 Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
 Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak
yg mungkin disebabkan karena adanya masalah pada
masa prenatal dan perinatal
 Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
FAKTOR PREDISPOSISI
PSIKOLOGIS
 Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
 Ibu dgn kecemasan, overprotektif, dingin
 Ayah yg “jauh”
 Konflik keluarga dan perkawinan
 Komunikasi yg “double bind”
 Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan
sebelumnya
FAKTOR PREDISPOSISI
SOSIOKULTURAL DAN LINGKUNGAN
 Kemiskinan
 Kondisi masyarakat
 Ketidakseimbangan dengan budaya
 Tinggal menyendiri (isolasi)
FAKTOR PRESIPITASI
BIOLOGIS
 Prosesing informasi yang overload
 Mekanisme abnormal dari “gate control”

Tanda-tanda yg stres berkaitan dgn :


 Kesehatan
 Lingkungan
 Sikap atau perilaku
FAKTOR PRESIPITASI
 Kesehatan
gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama sirkadian,
fatique, infeksi, kurang olahraga, menggunakan obat-obatan
 Lingkungan
isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan,
kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal, stigma,
perubahan dalam kehidupan
 Sikap/perilaku
HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi,
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual
MEKANISME KOPING
 Regresi
 Proyeksi
 Menarik diri
Proses terjadinya masalah
Data fokus
 Persepsi
 Isi
 Frekuensi
 Waktu terjadinya
 Respon pasien
 Tindakan yang dilakukan
MASALAH KEPERAWATAN
 Harga Diri Rendah
 Gangguan sensori persepsi : halusinasi
 Isolasi sosial
 Gangguan proses pikir : waham
 dll
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI
PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI
 Kaji gejala halusinasi.
 Fokus pada gejala dan minta klien menjelaskan apa yang terjadi.
 Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat dan atau
alkohol.
 Jika klien bertanya, nyatakan sederhana bahwa anda tidak
mengalami stimulus yang sama.
 Bantu klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi (saat ini maupun
yang lalu).
 Bantu klien identifikasi hubungan antara halusinasi dan kebutuhan
yang direfleksikannya.
 Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
 Identifikasi cara gejala-gejala psikosis lainnya.
INTERVENSI GENERALIS
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
 Pasien mengaenali halusinasi yang dialaminya.
 Pasien dapat mengontrol halusinasinya
 Pasien mengikuti program pengobatan secara
optimal.
MANAJEMEN HALUSINASI
 OBSERVASI  Terapeutik
 Monitor perilaku yang  Lingkungan aman
mengindikasikan  Lakukan Tindakan
halusinasi keselamatan pasien
 monitor dan sesuaikan  Diskusikan perasaan
tingkat aktivitas dan dan respon
stimulasi lingkungan  Hindari perdebatan
 Monitor isi halusinasi
MANAJEMEN HALUSINASI
 EDUKASI  KOLABORASI
 Monitor situasi  OBAT
 Anjurkan berbicara
dengan oran yang
dipercaya
 Distraksi
 Ajarkan keluarga
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX tujuan Kriteria evaluasi intervensi
Pasien mampu : Setelah … pertemuan SP. 1
-Mengenali halusinasi yang pasien dapat -Bantu pasien mengenal
dialaminya menyebutkan : halusinasi : isi, waktu terjadinya,
-Mengontrol halusinasinya -isi, waktu, frekuensi, frekuenai, perasaan saat terjadi
-Mengikuti program situasi pencetus, halusinasi
pengobatan secara optimal perasaan -Latih mengontrol halusinasi
-Mampu dengan menghardik
memperagakan cara Tahapan tindakannya meliputi :
dalam mengontrol -Jelaskan cara menghardik
halusinasi dengan hasulinasi
menghardik -Peragakan cara menghardik
-Minta pasien memperagakan
ulang
-Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
-Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
DX Tujuan Kriteria evaluasi intervensi
Setelah…pertemuan pasien SP. 2
mampu : -Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1)
-Menyebutkan kegiatan yang -Latih mengontrol halusinasi dengan
sudah dilakukan bercakap-cakap dengan orang lain
-Memperagakan cara bercakap- -Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
cakap dengan orang lain.

Setelah … pertemuan pasien Sp.3


mampu : -Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2)
-Mmenyebutkan kegiatan yang -Latih mengontrol halusinasi dengan
sudah dilakukan beraktivitas
-Membuat jadwal kegiatan sehari Tahapannya :
– hari dan mampu -Jelaskan pentingnya aktivitas yang
memperagakannya teratur untuk mengatasi halusinasi
-Latih pasien melakukan aktivitas
-Susun jadwal aktivitas sehari – hari
sesuai dengan aktivitas yang dilatih
Dx Tujuan Kriteria evaluasi intervensi
Setelah .. Pertemuan pasien SP. 4
mampu -Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1, 2 dan
-Menyebutkan kegiatan yang 3)
sudah dilakukan -Tanyakan program pengobatan
-Menyebutkan manfaat dari -Jelaskan pentingnya penggunaan obat
program pengobatan pada gangguan jiwa
-Jelaskan akibat bila tidak digunakan
sesuai dengan program
-Jelaskan akibat putus obat
-Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
-Jelaskan program (5B)
-Latih pasien minum obat
-Masukan dalam jadwal harian pasien
DX Tujuan Kriteria EValuai Intervensi
Keluarga mampu Setelah …. Pertemuan Sp.1
merawat pasien di keluarga mampu -identifikasi masalah keluarga dalam
rumah dan menjadi menjelaskan tentang merawat pasien
sistem pendukung halusinasi -Jelaskan tentang halusinasi
yangefektif untuk Pengertian halusinasi
pasien Jenis halusinasi yang dialami pasien
Tanda dan gejala halusinasi
Cara merawat pasien halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian obabt dan
pemberian aktivitas kepada pasien)
-Sumber- sumber pelayanan kesehatan
yang bisa dijangkau
-Bermain peran cara merawat
-Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat pasien
DX Tujuan Kriteria evaluasi intervensi
Setelah … pertemuan keluarga Sp.2
mampu : -Evaluasi kemampuan keluarga (Sp.1)
-Menyelesaikan kegiatan yang -Latih keluarga merawat pasien
sudah dilakukan -RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
-Memperagakan cara merawat merawat pasien
pasien

Setelah … pertemuan kleuarga SP.3


mampu : -Evalusi kemampuan keluarga (Sp.1 dan
-Menyebutkan kegiatan yang 2)
sudah dilakukan -Latih keluarga merawat pasien
-Memperagakan cara merawat -RTLkeluarga/jadwal klg merawat pasien
pasien serta mempu membuat
RTL

Setelah … pertemuan klg Sp. 4


mampu : -Evaluasi kemampuan klg
-Menyebutkan kegiatan yang -Evaluasi kemampuan pasien
sudah dilakukan -RTL keluarga :
-Melaksanakan Follow up Follow up
rujukan rujukan
EVALUASI
Untuk mengevaluasi intervensi keperawatan, ada bbrp
pertanyaan yg harus dijawab :
 Apakah klien mampu menjelaskan karakteristik perilaku jika
masalah muncul kembali?
 Apakah klien mampu menjelaskan obat yang diterima,
frekuensi, dan efeknya?
 Apakah klien sudah menjalin hubungan interpersonal
 Apakah keluarga waspada terhadap gejala yang
dimunculkan klien?
 Apakah klien dan keluarga mengetahui adanya support yang
bisa diperoleh di lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai