Anda di halaman 1dari 106

Eksplorasi Airtanah

“EKSPLORASI AIRTANAH”
Eksplorasi Airtanah
Maksud dan Tujuan Eksplorasi Airtanah:
Untuk mengetahui keberadaan airtanah, sistem airtanah,
dan potensi airtanah, serta kualitas airtanah di suatu daerah
tertentu, beserta karakteristiknya

Dilakukan
• Desk study (morfologi, geologi, iklim, dll)
• pemetaan langsung
• survey geofisika
• pemboran eksplorasi & pumping test
• sampling dan pengujian laboratorium
• pemodelan sistem hidrogeologi
Investigasi Potensi
Airtanah

Studi Literatur
Peta Topografi
Peta Geologi
Log Bor
Data Iklim dan Curah Hujan

· Rekonstruksi Model Awal Sistem


Hidrogeologi
· Perkiraan Neraca Air dan Potensi Resapan
dan Luahan Airtanah

· Pemetaan Geologi dan Hidrogeologi


· Survey Geofisika (Tahanan Jenis dan IP)

Lokasi Potensi Akuifer


Dimensi, sebaran akuifer, dan Kedalaman
Lokasi Titik Pengeboran

· Pengeboran Sumur Eksplorasi/


Eksploitasi dan Sumur Pantau
· Uji Akuifer dengan Pumping Test
· Simulasi Drawdown dengan Pemodelan

· Kemampuan Akuifer dan


Sumur · Rekomendasi dan Saran
· Debit Optimum Sumur
Desk Study/Studi Pendahuluan
 Interpretasi Peta/Foto Rupa Bumi
 Peta Geologi Regional
 Peta Hidrogeologi Regional
 Data iklim
Contoh Data Awal
102°15'30" 102°20'40" 102°25'50" 102°31'00" 102°36'10"

PETA GEOLOGI REGIONAL


Pulau Padang dan sekitarnya
1°7'10" 1°7'10"
N

Pedas
Kurau

PULAU PADANG PULAU MERBAU 4000 0 4000 8000 M


1°2'00" 1°2'00"

1 1
BU
Meranti
Bunting
Lukit Keterangan
0°56'50" 0°56'50" Jalan
Kontur

PULAU SUMATERA Legenda

Endapan Aluvium Muda


PULAU TEBING TINGGI
0°51'40" 0°51'40" Aluvium Tua
Mekikit / AI

0°46'30" 0°46'30"

Sumber :
1. Peta Geologi Regional Lembar Bengkalis
& Siak Sri Indrapura, Sumatera 1 : 250.000
102°15'30" 102°20'40" 102°25'50" 102°31'00" 102°36'10" 2. Peta Rupa Bumi, Bakosurtanal, 1 : 50.000

Peta Geologi Regional (Cameron, N. R., dkk., 1982)


Review Data Awal
Zaman Kala Formasi Deskripsi Perkiraan
Hidrostratigrafi

Endapan aluvium (Qa)

Holosen Qa
Terdiri dari endapan sedimen sungai dan
Aquifer potensial,
Kuarter

pantai. Endapan ini terdiri dari lempung dan


lanau, serta pasir dan kerikil. produktivitas tinggi

Plistosen
Sebagian Aquifer
potensial,
Formasi Kampung Baru (Tmpk) produktivitas rendah
Pliosen Tmpk Formasi ini terdiri dari lempung, pasiran, batu
pasir dengan sisipan batubara dan tuff

Sebagian Aquitard
Tersier

akhir
Formasi Balikpapan (Tmba) Dominan Aquitard,
Tmba Terdiri dari lempung, pasir lepas, lanau, tuf dan sebagian aquifer dengan
batubara. produktivitas rendah
Miosen

tengah Formasi Pulau Balang (Tmpb) Sebagian Aquitard,


Tmpb Formasi ini terdiri atas perselingan batu pasir dengan
batu lempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis
sebagian aquifer pada
lignit, batugamping atau batupasir gampingan anggota batupasir

awal Formasi Pamaluan (Tmp) Aquiclude


Tmp Formasi ini terdiri dari batulempung dengan
sisipan tipis napal, batupasir dan batubara.
Gambar 2.2. Peta Hidrogeologi lembar Bengkalis 1 : 250.00 ( Mudiana, W., 2004)
Interptretasi foto udara / Citra Satelit
Interpretasi struktur

Sd Airtanah Sem II
10 eS-eN 2008/2009
Analisis Hidrometeorologi

Tahun
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Jan 87.8 10 43.6 6 142.6 15 157.3 21 110.7 14 120.6 16
Feb 66.5 5 36.6 6 94.5 16 177.2 19 143.1 16 175.3 14
Mar 111.5 9 109.6 8 115.8 14 198.2 17 133.8 23 234.8 16
Apr 144 14 195.2 15 146.7 16 144.1 8 144.3 20 255.4 18
May 219.4 12 109.7 11 289.5 13 78.6 12 33.7 9 131.4 14
Jun 15.8 3 84.2 16 159.9 13 116.8 16 196.9 14 40.1 9
Jul 46.2 8 192.6 16 34.8 4 142.6 19 177.3 21 104.8 12
Aug 45.7 8 100.9 13 60.9 6 123.6 11 129.7 20 92.9 12
Sep 110.3 12 94.3 10 267.2 8 169.5 10 111.1 17 73.7 5
Oct 85.5 4 263.9 20 57.2 5 77.3 15 68.2 17 218.6 15
Nov 134.1 6 146 20 141.5 17 73.2 12 324 16 119 10
Dec 84.6 13 231.1 23 69.1 18 113.4 14 164.8 19 137.2 19
 Eksplorasi langsung :
 Pemetaan geologi/ hidrogeologi
 Pemetaan lapangan dan sampling batuan/ air
 Pengukuran parameter akuifer di lapangan
 Pengukuran parameter akuifer di laboratorium
 Analisa kimia air/ analisa isotop air

Sd Airtanah Sem II
12 eS-eN 2008/2009
Pemetaan dan Sistem Aliran Airtanah

 Pembagian berdasarkan unit Hidrostratigrafi


Cross Sections Hidrogeologi
 Peta Kontur Muka Airtanah
 Daerah Recharge & Discharge
 Interaksi dengan Surface Water
Pemetaan dan Pembagian Unit Batuan
Berdasarkan Unit Hidrogeologi
Definisi

Hidrostratigrafi adalah identifikasi unit geologi yang


dapat dipetakan berdasarkan/basis properti fisik dan
hidraulik-nya (aquifer-aquitard-aquifug) dan
penyebaran/interpretasi lateral, untuk penyusunan
sistem hidrogeologi daerah tersebut.
Contoh Pembagian
Unit Hidrostratigrafi
Stratigraphic Lithologic
Hydrostratigraphic
Clay
Surficial Deposits Surficial Aquitard
Sand
Porous media
Aquifer
Till
Floral Fm
Sand & Gravel Floral Aquitard

Empress Gp Empress Aquifer


Shale / Mudstone
Bearpaw Fm Bedrock Aquitard
Hidrogeologi Regional
 Pada saat melakukan investigasi dan pemetaan
satuan hidrogeologi, kondisi regional (geologi dan
hidrogeologi) sangat penting untuk menjadi dasar
(awal) pembagian zona aquifer-aquitard.

 Untuk tujuan lebih detil dan lengkap perlu diketahui


nilai parameter hidraulik dari pengujian meliputi
analisis thin-sections, core studies, slug tests, and
pump tests, jika ada isotopes
 Satu sistem unit aquifer (hidrostratigrafi) dapat
disusun dari satu atau unit litologi
 Keberadaan aquitard yang tipis dan melensa
pada saat pembagian unit hidrostratigrafi dapat
diabaikan (dan masuk sebagai unit aquifer)
Aquifer dan Unit Hidrostratigrafi

Regional (Cekungan / Sub Cekungan) 


(skala > 1: 100.000)
Skala Detil
Skala Project / Kerja

*Tergantung data, kebutuhan, tingkat keakuratan yang diperlukan


Pembuatan kontur muka airtanah

Sd Airtanah Sem II
20 eS-eN 2008/2009
Peta Kontur Muka Airtanah dan Aliran Airtanah

Sd Airtanah Sem II
21 eS-eN 2008/2009
Rekonstruksi Sistem Akuifer Dari Data Pemboran 
Hidrostratigrafi

Sd Airtanah Sem II
22 eS-eN 2008/2009
Skala Regional
Skala Regional
MODEL FISIK 3D

3D pembagian unit aquifer-aquitard


dari skala regional

Kontur Muka Airtanah regional


Penampang Geologi Regional
Penampang Unit Hidrostratigrafi Regional
Review Data Awal Lokasi Studi

Tmp

Tmba

Tpkb

Qa

Peta Geologi Daerah Bengalon dan sekitarnya


Zaman Kala Formasi Deskripsi Perkiraan
Hidrostratigrafi

Endapan aluvium (Qa)

Holosen Qa
Terdiri dari endapan sedimen sungai dan
Aquifer potensial,
Kuarter

pantai. Endapan ini terdiri dari lempung dan


lanau, serta pasir dan kerikil. produktivitas tinggi

Plistosen
Sebagian Aquifer
potensial,
Formasi Kampung Baru (Tmpk) produktivitas rendah
Pliosen Tmpk Formasi ini terdiri dari lempung, pasiran, batu
pasir dengan sisipan batubara dan tuff

Sebagian Aquitard
Tersier

akhir
Formasi Balikpapan (Tmba) Dominan Aquitard,
Tmba Terdiri dari lempung, pasir lepas, lanau, tuf dan sebagian aquifer dengan
batubara. produktivitas rendah
Miosen

tengah Formasi Pulau Balang (Tmpb) Sebagian Aquitard,


Tmpb Formasi ini terdiri atas perselingan batu pasir dengan
batu lempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis
sebagian aquifer pada
lignit, batugamping atau batupasir gampingan anggota batupasir

awal Formasi Pamaluan (Tmp) Aquiclude


Tmp Formasi ini terdiri dari batulempung dengan
sisipan tipis napal, batupasir dan batubara.

Susunan Hidrostratigrafi Regional dari Interpretasi Peta Geologi


Kelu a r n ya Sis t em Mu k a Air t a n a h Sis t em
Air t a n a h 1 Air t a n a h 1

Mu k a Air t a n a h S ist em
Air t a n a h 2
Kelu a r n ya S ist em
Air t a n a h 2
DANAU MATANO

Peta
Geologi/Hidrogeologi
LITHOLOGY HYDROSTRATIGRAPHY
semi Detil dalam
AQUIFER 1
catchment kecil
ALLUVIAL (SAND DOMINATED)

CLAY CONFINED/IMPERMEABLE
LAYER
SEMI PERMEABLE LAYER
LIMONIT-SAPROLIT
AQUIFER 2

BLUE ZONE
(FRACTURED ROCK)

WATER TABLE

Penampang Hidrostratigrafi Semi Detil


Pemetaan (tipe) Mata Air

Sd Airtanah Sem II
31 eS-eN 2008/2009
Pembuatan Test Pit
Peran Pemetaan 3D
Geofisika
3D Mapping

• Kebutuhan data geologi dalam 3 Dimensi:


sumberdaya air (airtanah)
masalah lingkungan (waste dispossal/pembuangan limbah)
memahami potensi bencana geologi
Projection of surface
mapping

Boreholes ??
Geophysics

Aim of this talk is to discuss the why, what, where, when, how of
geophysics – to better understand the role it can play in 3D mapping
Kenapa Geofisika?
• Identifikasi dan pemetaan bawah permukaan?

• Geofisika memberikan beberapa informasi antara lain:


Kondisi bawah permukaan
stratigraphic relationships,
variasi materials
Example: Waterloo Moraine, southern Ontario

Borehole indicated thick fine-grained unit (15-55 m depth)

Sand

Clay/silt tills
Clay
Silt till
Waterloo Moraine – Interpreted seismic section
Buried bedrock valley - 30 m deep, ~400 m wide
Borehole samples little of subsurface stratigraphy

12-fold CMP section - horizontal trace spacing 1.25 m


S o u th N o rth
0 0

T im e (m s )

100 100

200 200

BH
P o te n tia lly e c o n o m ic d e p o s its o f k a o lin c la y
0 0
T ill
A p p ro x im a te D e p th (m )

c h a n n e l fill

C re ta c e o u s
100 100
(s a n d s a n d c la y )
B e d ro c k

200 200
0 0 .5 1 .0
D is ta n c e (k m )

Musquodoboit, N.S. - Processed CMP section (12-fold)


Metode Geofisika?
• Mengukur properti fisika material dii bawah permukaan (beda
metode, beda properti yang diukur)

g ro u n d s u r fa c e

d e p th
s u b s u r fa c e r e fle c to r

s o u rc e in s ta n t (t= 0 )

a r r iv a l o f d ire c t w a v e
tim e

a r r iv a l o f r e fle c t e d
w ave

• Mencari kontras perbedaan properti fisika dari material geologi


Electromagnetic methods
rapid means of identifying areas of high
salinities (low resisitivities - blue)
and shallow bedrock
(high resistivities - red)

Ground Probing Radar (GPR)


(mapping depth to water table in sands)
Apa yang TIDAK TERJAWAB dalam
Geofisika
• Semua metode geofisika memiliki limitasi dan batas resolusi
(tergantung, methode, instrumen dan parameter serta tingkat
kompleksitas dan ukuran struktur geologi)

• Tidak cukup satu survey dapat memetakan seluruh target dan kedalaman
Vertical Resolution (seismik)
Tergantung panjang gelombang
(wavelength = velocity/frequency)

(lo w fr e q u e n c y f = 50 Hz f = 100 H z f = 300 H z (h ig h fr e q u e n c y


s ig n a l) s ig n a l)

T = 3 m s
T = 10 m s
T = 20 m s

A s s u m in g V = 1 5 0 0 m /s , th is tr a n s la te s in to w a v e le n g th s o f:

30 m 15 m 5 m
(lo n g
w a v e le n g th ) (s h o r t w a v e le n g th )

Resolution 10-15 m 5-7 m 2-3 m


Dimana saja geofisika efektif?
• Litologi memberikan properti signal yang jelas dibedakan
• Struktur perlapisan / stratigrafi/ struktur yang memberikan kontras
• Noise dan gangguan lain dapat dibedakan

• Test first!
Test sites can be used to determine vertical and lateral variations
In a target horizon over a regional area

LEDA CLAY

SAND LAYERS

GLACIAL

BEDROCK

Optimum surface conditions – fine-grained, water-saturated


(clay belts, Champlain Sea)
Kapan Geofisika dilakukan ?
• Biasanya sebagai program awal dalam eksplorasi dan
dikombinasikan dengan pemetaan geologi

25 MHz Ground Probing Radar


(mapping thickness of surface sands)
Bagaimana Geofisika bekerja?
• Survey di permukaan (mapping)
• Melalui pemboran (lubang bor
ell logging)

• Dengan kerjasama yang baik antara hydrogeologist, dan


geophysicist sejak rencana hingga perencanaan
Untuk menghasilkan interpretasi yang baik-tepat dalam geofisika:
1. Properti fisik material yang kontras secara signifikan dengan
material sekitar

LV96-2
LV96-1

Electrical resistivity provides detailed images of subsurface conductivity structure.


2. Data dari target kedalaman tertentu bisa diukur dan dapat
membedakan dari noise/gangguan lain
3. Resolusi pengukuran dari metode yang digunakan dapat
menghasilkan interpretasi
ust allow definition of the target.
SO UTH NO RTH
0

0
10 base of
to p s e t
d e p o s it s
20

30

F o re s e t s e q u e n c e
D e p th (m )

50
40

T im e (m s )
50

60

70
100
0 20 m
e x te n t o f c h a n n e l fe a tu re

Fraser River Delta, B.C. - Topset and Foreset Beds


REKOMENDASI
1. Libatkan geophysicist(s), dan hydrogeologist(s) dalam identifikasi
target, masalah, metode dan hasil yang diharapkan dalam
perencanaan awal, operasi dan interpretasi akhir.

Pastikan semua pihak sadar dan tahu kelemahan dan kekuatan


setiap metode
2. Lakukan tes kasus, kalibrasi alat di daerah yang tatanan
geologinya sudah diketahui
3. Rencanakan lubang bor atau data test pit atau singkapan yang
menjadi verifikasi data geofisika

CVC-1

Distance from start of line (km)


4. KERJASAMA
Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Sd Airtanah Sem II
57 eS-eN 2008/2009
Tahapan Kerja dan Metoda
Metoda geofisika dengan menggunakan geolistrik
 Tahanan jenis  model bawah permukaan, meliputi perkiraan
kedalaman, ketebalan lapisan, dan nilai tahanan jenis tiap
lapisan Perkiraan Geometri dan lokasi Akuifer Potensial
 Induksi Polarisasi (IP) melihat nilai chargeability  Sebaran
mineral sulfida Pirit  memisahkan akuifer dari batubara yang
kaya akan pirit
Konfigurasi Schlumberger
Pola arus di dalam tanah/ batuan
(Susunan Schlumberger)

Sd Airtanah Sem II
59 eS-eN 2008/2009
Kurva Sounding (Susunan Werner)

Sd Airtanah Sem II
60 eS-eN 2008/2009
Pengukuran dengan metode seismik refraksi

Sd Airtanah Sem II
61 eS-eN 2008/2009
Interpretasi data seismik (2 lapisan)

Sd Airtanah Sem II
62 eS-eN 2008/2009
Interpretasi data seismik (3 lapisan)

Sd Airtanah Sem II
63 eS-eN 2008/2009
Jejak gelombang seismik refraksi

Sd Airtanah Sem II
64 eS-eN 2008/2009
Prinsip Metode Seismik untuk Interpretasi Perlapisan Batuan
Resistivitymeter
C1 I P1 P2 C2
V Permukaan Tanah

A M N B
l
L

Visualisasi Pengambilan Data Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger


 (Ohm.m) Interpretasi Litologi/ hidrologi
<1 Lempung, pasir, lumpur, kerikil / air payau atau asin
0.5-7.5 Lempung, lumpur/kedap air
5-125 Pasir-kerikil/fresh water
>25 Kerikil-kerakal/freshwater

disesuaikan lagi jika ada data pendukung lainnya seperti data hasil
pemboran.
Depth
Litologi Satuan
From To Hidrogeologi
0 0.5 Lapisan Penutup Akifer1
0.5 0.5214 Lapisan Penutup Akifer1
0.5214 5.382 Pasir-kerikil Akifer1
5.382 5.598 Pasir-kerikil Akifer1
5.598 24.28 Lempung,Lumpur Akitard 1
24.28 26.13 Lempung,Lumpur Akitard 1
26.13 49.1 Lempung,Lumpur Akitard 1
49.1 138.2 Pasir-kerikil Akifer2
Akuifer 1
Akuifer 2 Boundary

Akuitard
Pemboran

Sd Airtanah Sem II
2008/2009
 Pemboran :
 Penampang litologi lubang bor/ ketebalan akuifer

 Penampangan geofisika (kaliper, long/ short

normal, self potensial, natural gamma ray, gamma-


gamma (density)
 Pumping test :
 Transmisivitas/ permeabilitas

 Jarak pengaruh penurunan muka airtanah

 S, T, K, r

Sd Airtanah Sem II
73 2008/2009
 Rotary drilling
 energi dan bit diantar dengan pipa yang diputar

dari atas/ permukaan


 bisa dapat core atau cuttings, tergantung jenis bit

yang dipakai
 core/ core barrel diambil dengan menggunakan

wire line
 cuttings diangkut oleh fluida bor

 ada 2 metode:

• rotary table + kelly

• rotary spindle => langsung drill rod biasa (pipa)

Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Airtanah (direct circulation)

Selang air pembilas

Waterswivel

Mesin bor Pipa bor/ rod/ (kelly)

Fluida bor (mud)

Mud pit
Casing
Lubang bor

Anulus

Mata bor (bit)

Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Airtanah

Katrol

Rig/ mast

Wire rope/ seling

Mesin bor

Mesin penggerak

Lubang bor

Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Coring
Mata Bor Untuk ‘Rotary Drill’

Sd Airtanah Sem II
79 eS-eN 2008/2009
Contoh ‘cuttings’ hasil pemboran

Sd Airtanah Sem II
80 eS-eN 2008/2009
Pengamatan kecepatan pemboran

Sd Airtanah Sem II
82 2008/2009
‘Lithologic bor log’ (rekonstruksi hasil pemboran)

Sd Airtanah Sem II
83 2008/2009
GEOPHYSICAL LOGGING

 MECHANICAL METHODS
caliper logging
sonic logging

 ELECTRICAL METHODS
resistivity logging
conductivity logging
spontaneous potential logging
induced polarisation

 RADIOACTIVE METHODS
natural gamma rays logging
neutron porosity logging
MECHANICAL METHODS
Caliper logging
mengukur diameter lubang dan
variasinya tiap kedalaman.

Sonic logging
Mentransmisikan gelombang suara untuk
melewati formasi batuan dinding lubang
bor
Ada dua bagian:
transmitter
receivers

Crosshole Sonic Logging method with various kinds of defects.  (Blackhawk


GeoServices, Inc.)
ELECTRICAL METHODS

Resistivity
probe memberikan arus listrik ke formasi batuan dan
mencatat nilai tahanan jenis

Conductivity

Spontaneous potential (SP) -

Induced polarisation (IP)


.
RADIOATIVE METHODS
Natural Gamma logging
Mengukur level of pancaran radiasi gamma
rays dari batuan di sekitar dinding sumur bor
Tergantung dengan energi awal dan rock
density

Asal Signal berasal dari sotope: K-40, Th-232,


U-238 ,
Bi-214,
Tl-208 instead of U-238 and Th-232 Secondary uranium minerals associated with Gulcheru
quartzite from Gandi area, Andhra

Gamma-ray Borehoole Logging Probe (Lead Shielded)/System for


measurement of high-grade ore in borehole
RADIOATIVE METHODS

Neutron Porosity Logging

 Mengukur properti batuan di sekitar dinding


sumur, sangat aplikatif untuk mengetahui
porositas

 free neutrons almost unknown in the Earth

Neutron emission source


 Active source diberikan ke batuan di sektar
dinding sumur
 Flux of neutrons dicatat di alat detektor
digunakan untuk melihat sifat dari batuan
 Pengukuran di dalam sumur dengan
casing atau tidak?
Konfigurasi elektrode dalam ‘resistivity logging’

Sd Airtanah Sem II
90 2008/2009
Hasil logging ‘natural gamma’ dan log bor litologi

Sd Airtanah Sem II
91 2008/2009
Hasil ‘neutron logging’

Sd Airtanah Sem II
92 2008/2009
Natural gamma log Neutron log

Sd Airtanah Sem II
93 2008/2009
Caliper logging

Sd Airtanah Sem II
94 2008/2009
Konstruksi sumur airtanah

Sd Airtanah Sem II
95 2008/2009
Penentuan Parameter Akuifer (K)
Dengan Metode Slug Test

Sd Airtanah Sem II
98 2008/2009
Uji Permeabilitas (Konduktivitas Hidraulik) Lapangan :

Dilakukan pada akuifer tertentu atau selang tertentu:


 Falling head  muka air dibiarkan turun
 Constant head  muka air dijaga tetap konstan
 Slug test  metode Hvorslev
 Packer test  air dimasukkan dengan tekanan, selang
ketebalan akuifer yang ditest dibatasi dengan packer

Sd Airtanah Sem II
99 eS-eN 2008/2009
Skema Slsug Test Pada Akuifer Tertekan

Sd Airtanah Sem II
100 2008/2009
Kurva Untuk Slug Test
(Untuk Berbagai Diameter Sumur)

Sd Airtanah Sem II
101 eS-eN 2008/2009
Metode Hvorslev (Plot Data h/h0 vs waktu)

Sd Airtanah Sem II
102 2008/2009
Contoh: Metode Hvorslev (Plot Data h/h0 vs
waktu)

Sd Airtanah Sem II
103 2008/2009
Sumur Horisontal

Sd Airtanah Sem II
104 2008/2009
Tahapan Kerja Pemboran
4" atau 6"

50 cm
Pemboran dan Desain Awal
Sumur Eksploitasi /
Sumur Pantau

10 atau 12 "
Tahapan Kerja dan Metoda

Pumping Test
Metoda pengukuran parameter aquifer di lapangan
Analisis uji pemompaan dilakukan dengan beberapa metoda yaitu:
 Metoda Theis

 Metoda Jacob Straight-Line

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Muka Airtanah


model simulasi untuk cross check parameter akuifer dan
prediksi time series akibat pemompaan.

Anda mungkin juga menyukai