“EKSPLORASI AIRTANAH”
Eksplorasi Airtanah
Maksud dan Tujuan Eksplorasi Airtanah:
Untuk mengetahui keberadaan airtanah, sistem airtanah,
dan potensi airtanah, serta kualitas airtanah di suatu daerah
tertentu, beserta karakteristiknya
Dilakukan
• Desk study (morfologi, geologi, iklim, dll)
• pemetaan langsung
• survey geofisika
• pemboran eksplorasi & pumping test
• sampling dan pengujian laboratorium
• pemodelan sistem hidrogeologi
Investigasi Potensi
Airtanah
Studi Literatur
Peta Topografi
Peta Geologi
Log Bor
Data Iklim dan Curah Hujan
Pedas
Kurau
1 1
BU
Meranti
Bunting
Lukit Keterangan
0°56'50" 0°56'50" Jalan
Kontur
0°46'30" 0°46'30"
Sumber :
1. Peta Geologi Regional Lembar Bengkalis
& Siak Sri Indrapura, Sumatera 1 : 250.000
102°15'30" 102°20'40" 102°25'50" 102°31'00" 102°36'10" 2. Peta Rupa Bumi, Bakosurtanal, 1 : 50.000
Holosen Qa
Terdiri dari endapan sedimen sungai dan
Aquifer potensial,
Kuarter
Plistosen
Sebagian Aquifer
potensial,
Formasi Kampung Baru (Tmpk) produktivitas rendah
Pliosen Tmpk Formasi ini terdiri dari lempung, pasiran, batu
pasir dengan sisipan batubara dan tuff
Sebagian Aquitard
Tersier
akhir
Formasi Balikpapan (Tmba) Dominan Aquitard,
Tmba Terdiri dari lempung, pasir lepas, lanau, tuf dan sebagian aquifer dengan
batubara. produktivitas rendah
Miosen
Sd Airtanah Sem II
10 eS-eN 2008/2009
Analisis Hidrometeorologi
Tahun
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Jan 87.8 10 43.6 6 142.6 15 157.3 21 110.7 14 120.6 16
Feb 66.5 5 36.6 6 94.5 16 177.2 19 143.1 16 175.3 14
Mar 111.5 9 109.6 8 115.8 14 198.2 17 133.8 23 234.8 16
Apr 144 14 195.2 15 146.7 16 144.1 8 144.3 20 255.4 18
May 219.4 12 109.7 11 289.5 13 78.6 12 33.7 9 131.4 14
Jun 15.8 3 84.2 16 159.9 13 116.8 16 196.9 14 40.1 9
Jul 46.2 8 192.6 16 34.8 4 142.6 19 177.3 21 104.8 12
Aug 45.7 8 100.9 13 60.9 6 123.6 11 129.7 20 92.9 12
Sep 110.3 12 94.3 10 267.2 8 169.5 10 111.1 17 73.7 5
Oct 85.5 4 263.9 20 57.2 5 77.3 15 68.2 17 218.6 15
Nov 134.1 6 146 20 141.5 17 73.2 12 324 16 119 10
Dec 84.6 13 231.1 23 69.1 18 113.4 14 164.8 19 137.2 19
Eksplorasi langsung :
Pemetaan geologi/ hidrogeologi
Pemetaan lapangan dan sampling batuan/ air
Pengukuran parameter akuifer di lapangan
Pengukuran parameter akuifer di laboratorium
Analisa kimia air/ analisa isotop air
Sd Airtanah Sem II
12 eS-eN 2008/2009
Pemetaan dan Sistem Aliran Airtanah
Sd Airtanah Sem II
20 eS-eN 2008/2009
Peta Kontur Muka Airtanah dan Aliran Airtanah
Sd Airtanah Sem II
21 eS-eN 2008/2009
Rekonstruksi Sistem Akuifer Dari Data Pemboran
Hidrostratigrafi
Sd Airtanah Sem II
22 eS-eN 2008/2009
Skala Regional
Skala Regional
MODEL FISIK 3D
Tmp
Tmba
Tpkb
Qa
Holosen Qa
Terdiri dari endapan sedimen sungai dan
Aquifer potensial,
Kuarter
Plistosen
Sebagian Aquifer
potensial,
Formasi Kampung Baru (Tmpk) produktivitas rendah
Pliosen Tmpk Formasi ini terdiri dari lempung, pasiran, batu
pasir dengan sisipan batubara dan tuff
Sebagian Aquitard
Tersier
akhir
Formasi Balikpapan (Tmba) Dominan Aquitard,
Tmba Terdiri dari lempung, pasir lepas, lanau, tuf dan sebagian aquifer dengan
batubara. produktivitas rendah
Miosen
Mu k a Air t a n a h S ist em
Air t a n a h 2
Kelu a r n ya S ist em
Air t a n a h 2
DANAU MATANO
Peta
Geologi/Hidrogeologi
LITHOLOGY HYDROSTRATIGRAPHY
semi Detil dalam
AQUIFER 1
catchment kecil
ALLUVIAL (SAND DOMINATED)
CLAY CONFINED/IMPERMEABLE
LAYER
SEMI PERMEABLE LAYER
LIMONIT-SAPROLIT
AQUIFER 2
BLUE ZONE
(FRACTURED ROCK)
WATER TABLE
Sd Airtanah Sem II
31 eS-eN 2008/2009
Pembuatan Test Pit
Peran Pemetaan 3D
Geofisika
3D Mapping
Boreholes ??
Geophysics
Aim of this talk is to discuss the why, what, where, when, how of
geophysics – to better understand the role it can play in 3D mapping
Kenapa Geofisika?
• Identifikasi dan pemetaan bawah permukaan?
Sand
Clay/silt tills
Clay
Silt till
Waterloo Moraine – Interpreted seismic section
Buried bedrock valley - 30 m deep, ~400 m wide
Borehole samples little of subsurface stratigraphy
T im e (m s )
100 100
200 200
BH
P o te n tia lly e c o n o m ic d e p o s its o f k a o lin c la y
0 0
T ill
A p p ro x im a te D e p th (m )
c h a n n e l fill
C re ta c e o u s
100 100
(s a n d s a n d c la y )
B e d ro c k
200 200
0 0 .5 1 .0
D is ta n c e (k m )
g ro u n d s u r fa c e
d e p th
s u b s u r fa c e r e fle c to r
s o u rc e in s ta n t (t= 0 )
a r r iv a l o f d ire c t w a v e
tim e
a r r iv a l o f r e fle c t e d
w ave
• Tidak cukup satu survey dapat memetakan seluruh target dan kedalaman
Vertical Resolution (seismik)
Tergantung panjang gelombang
(wavelength = velocity/frequency)
T = 3 m s
T = 10 m s
T = 20 m s
A s s u m in g V = 1 5 0 0 m /s , th is tr a n s la te s in to w a v e le n g th s o f:
30 m 15 m 5 m
(lo n g
w a v e le n g th ) (s h o r t w a v e le n g th )
• Test first!
Test sites can be used to determine vertical and lateral variations
In a target horizon over a regional area
LEDA CLAY
SAND LAYERS
GLACIAL
BEDROCK
LV96-2
LV96-1
0
10 base of
to p s e t
d e p o s it s
20
30
F o re s e t s e q u e n c e
D e p th (m )
50
40
T im e (m s )
50
60
70
100
0 20 m
e x te n t o f c h a n n e l fe a tu re
CVC-1
Sd Airtanah Sem II
57 eS-eN 2008/2009
Tahapan Kerja dan Metoda
Metoda geofisika dengan menggunakan geolistrik
Tahanan jenis model bawah permukaan, meliputi perkiraan
kedalaman, ketebalan lapisan, dan nilai tahanan jenis tiap
lapisan Perkiraan Geometri dan lokasi Akuifer Potensial
Induksi Polarisasi (IP) melihat nilai chargeability Sebaran
mineral sulfida Pirit memisahkan akuifer dari batubara yang
kaya akan pirit
Konfigurasi Schlumberger
Pola arus di dalam tanah/ batuan
(Susunan Schlumberger)
Sd Airtanah Sem II
59 eS-eN 2008/2009
Kurva Sounding (Susunan Werner)
Sd Airtanah Sem II
60 eS-eN 2008/2009
Pengukuran dengan metode seismik refraksi
Sd Airtanah Sem II
61 eS-eN 2008/2009
Interpretasi data seismik (2 lapisan)
Sd Airtanah Sem II
62 eS-eN 2008/2009
Interpretasi data seismik (3 lapisan)
Sd Airtanah Sem II
63 eS-eN 2008/2009
Jejak gelombang seismik refraksi
Sd Airtanah Sem II
64 eS-eN 2008/2009
Prinsip Metode Seismik untuk Interpretasi Perlapisan Batuan
Resistivitymeter
C1 I P1 P2 C2
V Permukaan Tanah
A M N B
l
L
disesuaikan lagi jika ada data pendukung lainnya seperti data hasil
pemboran.
Depth
Litologi Satuan
From To Hidrogeologi
0 0.5 Lapisan Penutup Akifer1
0.5 0.5214 Lapisan Penutup Akifer1
0.5214 5.382 Pasir-kerikil Akifer1
5.382 5.598 Pasir-kerikil Akifer1
5.598 24.28 Lempung,Lumpur Akitard 1
24.28 26.13 Lempung,Lumpur Akitard 1
26.13 49.1 Lempung,Lumpur Akitard 1
49.1 138.2 Pasir-kerikil Akifer2
Akuifer 1
Akuifer 2 Boundary
Akuitard
Pemboran
Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran :
Penampang litologi lubang bor/ ketebalan akuifer
S, T, K, r
Sd Airtanah Sem II
73 2008/2009
Rotary drilling
energi dan bit diantar dengan pipa yang diputar
yang dipakai
core/ core barrel diambil dengan menggunakan
wire line
cuttings diangkut oleh fluida bor
ada 2 metode:
Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Airtanah (direct circulation)
Waterswivel
Mud pit
Casing
Lubang bor
Anulus
Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Airtanah
Katrol
Rig/ mast
Mesin bor
Mesin penggerak
Lubang bor
Sd Airtanah Sem II
2008/2009
Pemboran Coring
Mata Bor Untuk ‘Rotary Drill’
Sd Airtanah Sem II
79 eS-eN 2008/2009
Contoh ‘cuttings’ hasil pemboran
Sd Airtanah Sem II
80 eS-eN 2008/2009
Pengamatan kecepatan pemboran
Sd Airtanah Sem II
82 2008/2009
‘Lithologic bor log’ (rekonstruksi hasil pemboran)
Sd Airtanah Sem II
83 2008/2009
GEOPHYSICAL LOGGING
MECHANICAL METHODS
caliper logging
sonic logging
ELECTRICAL METHODS
resistivity logging
conductivity logging
spontaneous potential logging
induced polarisation
RADIOACTIVE METHODS
natural gamma rays logging
neutron porosity logging
MECHANICAL METHODS
Caliper logging
mengukur diameter lubang dan
variasinya tiap kedalaman.
Sonic logging
Mentransmisikan gelombang suara untuk
melewati formasi batuan dinding lubang
bor
Ada dua bagian:
transmitter
receivers
Resistivity
probe memberikan arus listrik ke formasi batuan dan
mencatat nilai tahanan jenis
Conductivity
Sd Airtanah Sem II
90 2008/2009
Hasil logging ‘natural gamma’ dan log bor litologi
Sd Airtanah Sem II
91 2008/2009
Hasil ‘neutron logging’
Sd Airtanah Sem II
92 2008/2009
Natural gamma log Neutron log
Sd Airtanah Sem II
93 2008/2009
Caliper logging
Sd Airtanah Sem II
94 2008/2009
Konstruksi sumur airtanah
Sd Airtanah Sem II
95 2008/2009
Penentuan Parameter Akuifer (K)
Dengan Metode Slug Test
Sd Airtanah Sem II
98 2008/2009
Uji Permeabilitas (Konduktivitas Hidraulik) Lapangan :
Sd Airtanah Sem II
99 eS-eN 2008/2009
Skema Slsug Test Pada Akuifer Tertekan
Sd Airtanah Sem II
100 2008/2009
Kurva Untuk Slug Test
(Untuk Berbagai Diameter Sumur)
Sd Airtanah Sem II
101 eS-eN 2008/2009
Metode Hvorslev (Plot Data h/h0 vs waktu)
Sd Airtanah Sem II
102 2008/2009
Contoh: Metode Hvorslev (Plot Data h/h0 vs
waktu)
Sd Airtanah Sem II
103 2008/2009
Sumur Horisontal
Sd Airtanah Sem II
104 2008/2009
Tahapan Kerja Pemboran
4" atau 6"
50 cm
Pemboran dan Desain Awal
Sumur Eksploitasi /
Sumur Pantau
10 atau 12 "
Tahapan Kerja dan Metoda
Pumping Test
Metoda pengukuran parameter aquifer di lapangan
Analisis uji pemompaan dilakukan dengan beberapa metoda yaitu:
Metoda Theis