Anda di halaman 1dari 31

DRUG RELATED PROBLEM

Nama : Puji Santoso


Nim : 1913206037
Prodi S1 Farmasi
STIKES
KARYA PUTRA BANGSA
DEFINISI

Kejadian atau keadaan yang melibatkan terapi obat yang


secara nyata atau berpeluang mengganggu pencapaian
hasil pengobatan pasien tertentu secara optimal (ASHP,
1993)
OUT COME
DRP  PHARMACEUTICAL CARE

Pharmaceutical care merupakan tanggung jawab profesi terhadap


penggunaan/terapi obat yang digunakan untuk untuk mendapatkan outcome
tertentu yang dapat menaikkan kualitas hidup pasien. Sedangkan outcome
Yang diharapkan antara lain:

1. Pasien sembuh dari penyakit


2. Eliminasi/pengurangan gejala-gejala yang ada
3. Memperlambat/menekan perkembangan suatu penyakit
4. Mencegah timbulnya penyakit atau gejala penyakit
Skema pharmaceutical care

DATABASE PASIEN
Interview Riwayat Pengobatan SUBYEKTIF Penelusuran rekam medik
OBYEKTIF

ASSESSMENT Prinsip farmakoterapi &


PROBLEM MEDIK X TERAPI guideline terapi

DRUG RELATED PROBLEM

CARE PLAN

MONITORING REKOMENDASI TERAPI KONSELING


Farmasis dalam kaitannya dengan Pharmaceutical care harus memastikan
bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang tepat dan efisien serta aman.
Hal ini melibatkan tiga fungsi umum,yaitu:

1. Mengidentifikasi DRPs yang terjadi (aktual) dan potensial yang terjadi


2. Mengatasi DRPs yang terjadi
3. Mencegah terjadinya DRPs yang potensial terjadi (Rovers et al, 2003)
DRP

AKTUAL POTENSIAL

DRP aktual
adalah DRP yang sudah terjadi sehingga harus diatasi dan dipecahkan. Dalam hal ini pasien
sudah Mengalami DRP misalnya dosis teralu besar sehingga dosis harus disesuaikan dengan
kondisi pasien.

DRP potensial
adalah DRP yang kemungkinan besar dapat terjadi dan akan dialami oleh pasien apabila tidak
dilakukan pencegahan, misalnya pasien apabila diberikan suatu obat akan mengalami
kontraindikasi sehingga harus diganti dengan obat lain (Rovers et al, 2003).
Faktor yang memberi kecenderungan
terjadinya DRP
• Umur (pediatrik dan geriatrik),
• Pasien dengan multiple drug therapy,
• Jenis kelamin,
• Pasien dengan penyakit dalam, misalnya penyakit ginjal dan hati
yang dapat mempengaruhi eliminasi obat
KLASIFIKASI DRPS
PCNE (Pharmaceutical
Care Network Europe ), 2006

ROTD/ADR

Masalah Pemilihan
Masalah Lainnya
Obat

Masalah Pemberian
Interaksi Obat
Dosis Obat

Masalah Penggunaan
Obat
• Pasien mengalami reaksi obat yang tidak dikehendaki
seperti efek samping atau toksisitas
ROTD / ADR

• Pasien memperoleh atau tidak memperoleh obat untuk penyakit dan


kondisinya.
• Contoh : Obat diresepkan tapi indikasi tidak jelas, Bentuk sediaan tidak sesuai,
Masalah Pemilihan
Obat
Kontraindikasi dengan obat yang digunakan, Obat tidak diresepkan untuk
indikasi yang jelas

• Pasien memperoleh dosis yang lebih besar atau lebih kecil daripada yang
Masalah
Pemberian Dosis dibutuhkannya, durasi terlalu panjang atau pendek
Obat
• tidak memberikan/tidak menggunakan obat sama sekali
atau
Masalah • memberikan/menggunakan yang tidak diresepkan.
Pemberian
Obat

• terdapat interaksi obat-obat atau obat-makanan yang terbukti terjadi atau


potensial
Interaksi Obat

• pasien tidak puas dengan terapi,


• kesadaran yang kurang mengenai kesehatan dan penyakit,
• keluhan yang tidak jelas (memerlukan klarifikasi lebih lanjut),
Masalah • kegagalan terapi yang tidak diketahui penyebabnya,
Lainnya • perlu pemeriksaan laboratorium.
ASHP Classification DRPs

Untreated Indication

Medication use witout


indication Improrer drug Selection

Sub-therapeutic dosage
Drug Interaction

Failure to receive
Adverse Drug Reaction medication

Overdose
1 Untreated indications

• Pasien memiliki masalah medis yang memerlukan terapi


pengobatan (indikasi penggunaan obat) namun tidak
menerima pengobatan untuk indikasi tersebut.

Obat tidak ada, indikasi ada


2
Medication use without indication

• Pasien sedang minum obat tanpa indikasi yang


benar secara medis

Indikasi tdk ada, obat ada


3
Improper drug selection

• Pasien memiliki indikasi pengobatan namun


menggunakan obat yang salah.

Ketidak tepatan pemilihan obat


4 Sub-therapeutic
dosage

• Pasien memiliki masalah medis yang diobati


dengan obat yang benar, namun dosisnya
terlalu kecil.

Under dose
5
Overdosage

• Pasien memiliki masalah medis yang telah


diobati dengan obat yang benar, namun
dosisnya terlalu banyak (toksisitas).
6
Failure to receive medication

• Pasien memiliki masalah medis yang


merupakan hasil dari tidak menerima
pengobatan (mis., karena alasan farmaseutik,
psikologis, sosiologis, atau ekonomi).

Ketidak patuhan
7
Adverse drug reactions

• Pasien memiliki masalah medis yang


merupakan akibat dari reaksi obat yang
merugikan atau efek samping

Efek samping
8
Drug Interactions

• Pasien memiliki masalah medis akibat


interaksi obat- makanan, obat-obatan.

Interaksi obat
DRPs

DOKUMENTASI
Ada beberapa sistem dokumentasi yang digunakan dalam dunia kesehatan antara
lain:

a. SOAP (subjective, objective, Assessment, Plan)


b. SOAPER (subjective, objective, Assessment, Plan, Education and Return)
c. SOAPIE (subjective, objective, Assessment, Plan, Intervention and Evaluation)
d. SNOCAMP (Subjective, Nature of presenting problem, Objective, Counseling,
Assessment, Medical decision making, and Plan)
Salah satu metode sistematis yang umum digunakan
dalam PTO adalah Subjective Objective Assessment
Planning (SOAP)
SOAP
S : Subjective • Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Contoh : pusing, mual, nyeri,
sesak nafas.
O : Objective • Data obyektif adalah tanda/gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan. Tandatanda
obyektif mencakup tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh,
denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
A : Assessment • Berdasarkan data subyektif dan
obyektif dilakukan analisis untuk menilai keberhasilan terapi, meminimalkan efek yang tidak dikehendak
dan kemungkinan adanya masalah baru terkait obat.
P : Plans • Setelah dilakukan SOA maka langkah
berikutnya adalah menyusun rencana yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
SOAP

• Penulisan SOAP harus menyatakan kesinambungan dan keterkaitan antara data subyektif dengan
data obyektif. Selanjutnya data yang ditulis sebaiknya mencerminkan hal-hal yang akan dianalisa dalam
asesmen.
• Assessment mencantumkan Drug Related Problem (DRP) yang ditemukan dari analisis. Proses
analisis hingga menghasilkan DRP tidak perlu dituliskan, karena prinsip penulisan dalam rekam medik
adalah singkat, jelas, rapi.

• Selanjutnya Plan ditulis berurutan sesuai dengan hasil assessment (bila DRP lebih dari satu). Plan
merupakan solusi kita dalam mengatasi DRP yang ditemukan dalam asesmen. Oleh karenanya Plan
memuat rekomendasi dan atau monitoring dan atau edukasi tergantung DRP yang ditemukan
SYUKRON
Tugas Tanya Jawab

• Mengapa pd HF dpt timbul udem ….???


• Apakah obat sudah rasional …???
• Mengapa di+ spironolakton …???
• Bagaimana dg penggunaan beta bloker …???
• Obat-obat u/ penyakit penyerta …???
• Metformin vs gagal jantung …???
• Digoksin …???
Pada HF terjadi udema karena pada saat jantung mulai gagal berfungsi, satu atau
kedua bilik organ tersebut mulai kehilangan kemampuan memompa darah secara
efektif, sehingga sehingga terjadilah penimbunan cairan/udema

Pada HF furosemide merupakan obat dengan nilai DDD tertinggi yang menunjukkan
obat ini paling banyak digunakan sebagai terapi pasien rawat inap gagal jantung di
rumah sakit

spironolakton pada pasien yang menerima terapi furosemid dan ACE-Inhibitor


bertujuan untukmengeluarkan penumpukan cairan dengan mekanisme
memberikan efek sinergis dalam penghambatan RAAS yaitu peniadaan efek RAAS
terhadap sistem kardiovaskular diantaranya remodeling ventrikel kiri,
vasokonstriksi/ hipertensi, dan hipertrofi ventrikel.
Beta Bloker berfungsi menurunkan tensi dengan vasodilatasi pembuluh darah dan
merupakan terapi yang direkomendasikan diberikan pada pasien heart failure
dengan ejection fraction menurun. Obat golongan beta bloker membantu
mencegah gejala heart failure, meningkatkan remodeling ventrikel kiri,menurunkan
resiko rawat inap dan kematian dini (Dezsi & Sezentes, 2017).

Obat – obatan untuk penyakit penyerta harus dipilih dengan tepat, yakni diseuailan
dengan penyakit penyerta dan tidak terkontraindikasi dengan keadaan pasien

Pemberian metformin pada penderita gangguan ginjal bisa aman dilakukan, bisa
juga tidak, tergantung dari jenis dan keparahan gangguan ginjalnya sendiri untuk itu
pemberiannya harus dalam monitoring yang ketat
Digoksin merupakan obat glikosida jantung yang bekerja dengan cara
memengaruhi beberapa jenis mineral yang penting dalam kerja jantung, yaitu
natrium dan kalium. Cara kerja ini akan membantu mengembalikan irama
jantung yang tidak normal dan memperkuat detak jantun
Alhamdulillaahirobbil’aalaamiin

Anda mungkin juga menyukai