Pertemuan 05 Bisnis Profesi Yang Luhur
Pertemuan 05 Bisnis Profesi Yang Luhur
Pertemuan 05 Bisnis Profesi Yang Luhur
Menuju
Bisnis sebagai Profesi Luhur
Belakangan ini Bisnis dianggap sebagai suatu profesi, bahkan
bisnis seakan memonopoli sebuah profesi, tetapi sekaligus
menyebabkan pengertian profesi menjadi rancu atau
kehialngan pengertian dasarnya. Hal ini terjadi karena Bisnis
Modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku Bisnis
untuk menjadi orang professional.
Persaingan Bisnis yang dewasa ini cukup ketat menuntut dan
menyedarkan para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang
profesioanl.
Sikap professional dan profesionalisme yang dimaksud dalam
dunia bisnis terbatas pada kemampuan teknis menyangkut
keahlian dan keterampilan yang terkait dengan bisnis ;
manajemen, produksi, pemasaran, keuangan,
personalia, hal ini dikaitkan dengan prinsip efisiensi
untuk mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya.
Untuk melihat tepat/tidaknya kata profesi yang
digunakan untuk dunia bisnis dan untuk melihat
apakah bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang
luhur.
Ada 2 pandangan dan penghayatan yang berbeda
mengenai pekerjaan dan kegiatan yang dianut oleh
para pelaku bisnis.
1. Pandangan Praktis-Realistis
Menegaskan bahwa tujuan utama bisnis, bahkan
tujuan satu-satunya adalah mencari keuntungan
atau bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making,
dasar pemikirannya adalah bahwa orang yang
terjun ke dalam dunia bisnis tidak punya keinginan
dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan.
Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan
bukan kegiatan social.
Umumnya pandangan ini dianggap sebagai
pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan
ekonomi neo klasik ( Milton Friedman).
2. Pandangan Ideal
Menurut pandangan ini bisnis adalah suatu kegiatan
manusia menyangkut kegiatan memproduksi, menjual dan
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pandangan ini tidak menolak bahwa keuntungan adalah
tujuan bisnis, tanpa keuntungan bisnis tidak bisa bertahan.
Keuntungan dilihat dari segi konsekuensi logis kegiatan
bisnis adalah memenuhi kebutuhan masyarakat secara
baik, dengan demikian keuntungan akan datang dengan
sendirinya. Masyarakat akan merasa terikat membeli
barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang
memenuhi kebutuhan mereka dengan mutu dan harga
yang baik.
Dasar pemikiran tersebut adalah pertukaran timbal balik
secara fair diantara pihak yang terlibat.
Paham pandangan ini menganut keadilan komutatif,
khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yang fair.
Sumber pandangan ini adalah ekonomi klasik.