Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN PELAKSANAAN RAAT/RAAR

Paparan Kasubdit Perencanaan OP


Semarang, 21 September 2015

DIREKTORAT
BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974
Tentang Pengairan
 Pasal 3 :

1. Air, sumber air termasuk kekayaan alam di dalamnya
dikuasai oleh Negara.
2. Pemerintah berwenang untuk :
a.Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan
atau sumber-sumber air;
b.Menyusun mengesahkan, dan atau memberi izin
berdasarkan perencanaan dan perencanaan teknis tata
pengaturan air dan tata pengairan;
c.Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin
peruntukan, penggunaan, penyediaan air, dan atau
sumber-sumber air;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974
Tentang Pengairan (LANJUTAN)


d. Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin
pengusahaan air, dan atau sumber-sumber air;
e. Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum
dan hubunganhubungan hukum antara orang dan atau
badan hukum dalam persoalan air dan atau sumber-
sumber air;

3. Tetap menghormati hak yang dimiliki oleh masyarakat adat


setempat, sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan Nasional.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974
Tentang Pengairan (LANJUTAN)

 Pasal 8

1.Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan serta Pembangunan
Pengairan disusun atas dasar perencanaan dan perencanaan
teknis yang ditujukan untuk kepentingan umum.
2.Hasil perencanaan dan perencanaan teknis yang berupa
rencana-rencana dan rencana-rencana teknis tata,
pengaturan air dan tata pengairan serta pembangunan
pengairan disusun untuk keperluan rakyat disegala bidang
dengan memperhatikan urutan prioritas
PERMEN PUPR NOMOR 06 TAHUN 2015
TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN
SUMBER AIR DAN BANGUNAN PENGAIRAN


 Operasi prasarana sumber daya air terdiri atas kegiatan
pengaturan dan pengalokasian air dan sumber air;

 Tujuan Operasi prasarana sumber daya air adalah untuk


mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air dan
prasarana sumber daya air.
PERMEN PUPR NOMOR 06 TAHUN 2015
TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN
SUMBER AIR DAN BANGUNAN PENGAIRAN


 Prinsip Dasar Pengalokasian air dan sumber air:
a. Mengutamakan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan
pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada;
b. Menjaga kelangsungan alokasi air untuk pemakai air lain
yang sudah ada; dan
c. Memperhatikan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan
pokok sehari-hari bagi penduduk yang berdomisili di
dekat sumber air dan/atau sekitar jaringan pembawa air
PERMEN PUPR NOMOR 06 TAHUN 2015
TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN
SUMBER AIR DAN BANGUNAN PENGAIRAN

 Ruang Lingkup Wilayah :



Rencana alokasi sumber daya air disusun pada setiap
wilayah sungai.

 Ruang Lingkup Studi:


Rencana alokasi sumber daya air terdiri atas rencana
alokasi sumber daya air tahunan dan rencana alokasi
sumber daya air rinci.
Tata Cara Penyusunan, Penetapan dan
Perubahan Rencana Alokasi
Sumber Daya Air Tahunan (RAAT)

1.RAAT disusun berdasarkan ketersediaan air pada musim
kemarau dan musim hujan.
2.RAAT ditetapkan oleh Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota dengan pertimbangan dari wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air.
3.RAAT yang telah ditetapkan dapat diubah apabila terjadi:
a.perubahan ketersediaan air yang diakibatkan oleh
peristiwa alam; atau
b.perubahan kondisi lingkungan hidup dan/atau kerusakan
jaringan sumber air yang tidak terduga.
Tata Cara Penyusunan, Penetapan dan
Perubahan Rencana Alokasi
Sumber Daya Air Tahunan (RAAT)

4. Perubahan rencana alokasi sumber daya air tahunan
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota

5. Apabila wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air


tidak atau belum terbentuk, pertimbangan diberikan oleh
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi
atau kabupaten/kota.
RENCANA ALOKASI
SUMBER DAYA AIR RINCI (RAAR)


 RAAR merupakan rencana operasional dari RAAT pada
setiap sumber air yang menggambarkan besaran volume,
lokasi, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan air dalam
periode yang ditetapkan sesuai dengan kondisi setempat.
 RAAR ditetapkan dengan periode antara lain 7 (tujuh)
harian, 10 (sepuluh) harian, atau 15 (lima belas) harian.
 RAAR diselenggarakan oleh pengelola sumber daya air
pada wilayah sungai yang bersangkutan.
 Pengelola sumber daya air dapat melakukan
pengurangan, penambahan, atau penggiliran alokasi
sumber daya air.
RENCANA ALOKASI
SUMBER DAYA AIR RINCI (RAAR)

 RAAR tidak dapat dilaksanakan apabila:
a.Ketersediaan air berkurang yang disebabkan oleh peristiwa
alam (seperti: musim kemarau panjang akibat anomali iklim);
b.Kerusakan jaringan sumber air dan prasarana sumber daya air
yang tidak terduga (seperti: tanah longsor yang menutupi
jaringan sumber air, tanggul jebol atau rusak); atau
c. Hal lain di luar pengelolaan sumber daya air berdasarkan
perintah dari Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota
(seperti: penanggulangan wabah penyakit, penanggulangan
kebakaran, evakuasi korban kecelakaan pada sumber air dan
prasarana sumber aya air).
PROSES PENGELOLAAN SDA SECARA MENYELURUH DAN TERPADU

POLA DAN RENCANA RENCANA RINCI DAN O&P, PEMANTAUAN,


PENGEL SDA PELAKSANAAN EVALUASI PENGEL SDA

OLEH:
Yang berwenang

KONSERVASI
Oleh: Kehut, Pertan, PU,
OLEH:
Pengelola
Perindtr, LH, masy, dsb Pras .SDA/PU
Kegiatan: agro dan sipil,
KEGIATAN: pengel kualitas air, dsb.
Konservasi SDA (fisik dan nonfisik) KEGIATAN:
Pendayagun SDA menerus:
Pengend Daya PENDAYAGUNAAN pengaturan,
Rusak Oleh: PU, Pertan, PLN, pengalokasian,
PDAM, Perhub, masy,
BERBASIS: WS dsb
penyediaan,
Kegiatan: pengemb pemeliharaan,
SIFAT/CIRI:
Komprehensif irigasi, pengemb air pemantauan,
minum, PLTA,, dsb evaluasi,
Lintas Sektor
Antisipatif
PENGENDALIAN
Koordinatif
DAYA RUSAK AIR
BERBASIS: WS
Partisipatif (kecuali pemel.
Oleh: PU, masy,
7 ASAS Kegiatan: strukrur prasarana)
dan nonstruktur

UMPAN
UMPAN
BALIK
ALUR PIKIR PENYUSUNAN
NERACA AIR DAN PENYELENGGARAAN ALOKASI AIR PADA
WILAYAH SUNGAI

A POLA WILAYAH
C D

Belum SUNGAI
ada Neraca Air 20-30
Tahunan

Ada
RENCANA
Belum PENGELOLAAN
ada WILAYAH SUNGAI
Neraca Air 5 Tahunan

ALOKASI AIR
HIDROLOGI
SEMENTARA Ada

POLA
ALOKASI AIR/ DATA &
NERACA AIR INFORM
Ada ASI

RAAG/RAAD
Tahunan
TKPSDA WS

REKOMTEK UNTUK IZIN (SIPPA)


BBWS/BWS

IZIN (SIPPA)

B DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


PETUNJUK TEKNIS
(SE DIRJEN SDA NOMOR 04 TAHUN 2012)


NERACA AIR DAN ALOKASI AIR

Teknis penyelenggaraan

penyediaan air adalah rangkaian
kegiatan pengaturan air yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pemantauan-
evaluasi, serta koordinasi. Neraca air merupakan informasi awal
yang disusun pada tahapan perencanaan dalam rangkaian
kegiatan penyelenggaraan alokasi air.
ILUSTRASI PENGGUNAAN AIR

ILUSTRASI PEMANFAATAN AIR


PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI
PLTA
DATARAN
PENGEMBANGAN & BANJIR
O&P OLEH
PENGEMBANG

PLTA
PENGEMBANGAN & O&P OLEH
PEMERINTAH/PENGELOLA,
(KECUALI SISTEM IRIGASI TERSIER)

IRIGASI
PLTA

X
INDUSTRI PDAM

DATARAN
BANJIR

LAUT
MUATAN SURAT EDARAN DIRJEN SDA
NO. 04 TANGGAL 28 MEI 2012

Tata Cara Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air


ini meliputi :

1. Teknis penyusunan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan alokasi air
c. Pengawasan dan Pengendalian
d. Pemantauan dan Evaluasi

2. Kelembagaan
a. Pengaturan kewenangan
b. Pembiayaan
c. Koordinasi
MUATAN SURAT EDARAN DIRJEN SDA
NO. 04 TANGGAL 28 MEI 2012

3. Sistem pelaporan

a. Laporan pelaksanaan
b. Laporan bulanan
c. Laporan khusus

 Sesuai dengan program Reformasi Birokrasi Ditjen Sumber


Daya Air Penyusunan Rencana Alokasi Air merupakan
kegiatan wajib Balai dan diimplementasikan mulai tahun
2013, selanjutnya di update dan ditetapkan setiap tahun
sebelum musim tanam.
Tahapan Kegiatan Penyusunan
Pengumpulan&
updating database
RAAT
ANALISA DATA


Ketersediaan &
Kebutuhan

PENYUSUNAN MODEL AA
Pembuatan model Neraca
Air dengan
mempertimbangkan skala
prioritas dan skenario tahun
PENETAPAN PRIORITAS
Penetapan urutan dan
batasan prioritas yang
SOSIALISASI & UJI dapat ditoleransi
COBA

SIMULASI MODEL AA
Simulasi model Neraca Air
dengan mempertimbangkan
skala dan batasan prioritas
dan skenario tahun basah,

PEMBAHASAN DALAM RAPAT


Dokumen KOMISI PEMANFAATAN DAN
Dokumen Neraca Air PENDAYAGUNAAN SDA
Neraca air

PEMBAHASAN DALAM
SIDANG PLENO TKPSDA

Berita acara
Rekomendasi
Dokument
RAAT

Penetapan
Draft
Penyiapan Dokumen Dokumen penyusunan RAAT
dokumen
RAAT RAAT RAAT
Pelaksanaan Alokasi Air
Dokumen
RAAR
Penetapan
SOP

Kalibrasi dan
uppdating tabel debit


DOK. PEMBAGIAN AIR
Pemberitahuan
besarnya distribusi air
di masing-masing titik
pemanfaat SDA

Persiapan &
Pelaksanaan Operasi

Pengawasan

Pengendalian

PEMBAHASAN DALAM RAPAT


KOMISI PEMANFAATAN DAN
penyimpangan PENDAYAGUNAAN SDA
Ya
>
batas toleransi

Masih dalam batas toleransi Perlu ya Penyusunan/


perbaikan Penyesuaian
RAAT RAAT
pembuatan laporan
pembuatan laporan pelaksanaan
bulanan tidak
EVALUASI
Penyelenggara
an AA dan
penyusunan Evaluasi usulan Rencana
rencana tindak Tindak Lanjut
lanjut

DOK Laporan
Penyelenggaraan
AA
OUTLINE
RENCANA ALOKASI AIR TAHUNAN

 Outline Rencana Alokasi Air Tahunan
PELAKSANAAN KEGIATAN
RAAT/RAAR

STATUS PELAKSANAAN KEGIATAN
ALOKASI AIR


Progres Pelaksanaan Alokasi Air
Tahun 2014-2015
18% (6 B/BWS)
Keterangan:
Dokumen sudah ditetapkan oleh TKPSDA dan sudah
43% (14 B/BWS) A dilaksanakan di lapangan
12% (4 B/BWS) (Rekomtek, Irigasi, dll)
Dokumen sudah ditetapkan oleh TKPSDA tetapi
B belum dilaksanakan di lapangan
27% (9 B/BWS) Dokumen sudah disusun tetapi belum ditetapkan
C oleh TKPSDA
Dokumen belum disusun / belum sesuai outline
arahan Direktur Bina OP
D

No. Nama Balai Progres Progres Progres


Pelaksanaan No. Nama Balai Pelaksanaan No. Nama Balai Pelaksanaan
1 BWS Sumatera I D 12 BBWS Cimanuk Cisanggarung A 23 BWS Nusa Tenggara I A
2 BWS Sumatera II D 13 BBWS Citanduy A 24 BWS Nusa Tenggara II D
3 BWS Sumatera III D 14 BBWS Citarum C 25 BBWS Pompengan Jeneberang B
4 BWS Sumatera IV D 15 BBWS Serayu Opak C 26 BWS Sulawesi I C
5 BWS Sumatera V D 16 BBWS Bengawan Solo A 27 BWS Sulawesi II C
6 BWS Sumatera VI D 17 BBWS Pemali Juana A 28 BWS Sulawesi III C
7 BWS Sumatera VII C 18 BBWS Brantas A 29 BWS Sulawesi IV C
8 BBWS Sumatera VIII D 19 BWS Kalimantan I D 30 BWS Maluku C
9 BBWS Mesuji Sekampung B 20 BWS Kalimantan II B 31 BWS Maluku Utara D
10 BBWS Ciliwung Cisadane D 21 BWS Kalimantan III D 32 BWS Papua D
11 BBWS Cidanau Ciujung Cidurian B 22 BWS Bali Penida C 33 BWS Papua Barat D
Sumber: Lokakarya Alokasi Air, Lombok 2015
SANDINGAN LOKASI STUDI ALOKASI AIR
SUMBER DANA APBN dan WISIMP II
 Tahun
No BBWS/BWS* 2014-2015   2015-2016
APBN WISMP II   APBN WISMP II
DAS Deli, Percut,
1 BWS Sumatera II DAS Belawan DAS Padang   Ular DAS Padang
 DAS Arau, Kuranji, Air DAS Pariaman,
2 BWS Sumatera V Dingin, Anai, Batang Mangar DAS Anai   Bungus DAS Anai

3 BBWS Mesuji-Sekampung Way Sekampung-Argoguruh DAS Sekampung    DAS Sekampung


4 BBWS Citanduy DAS Citanduy DAS Citanduy   DAS Citanduy DAS Citanduy
DAS Serayu dan
5 BBWS Serayu-Opak   DAS Serayu dan DAS Progo   DAS Progo DAS Progo
DAS Serang-Lusi
6 BBWS Pemali-Juana DAS Serang-Lusi DAS Serang-Lusi   dan Tuntang DAS Serang-Lusi
DAS Babak dan
7 BWS Nusa Tenggara I DAS Jangkok DAS Babak dan Pelapelardo     Pelapelardo
BBWS Pompengan- DAS Maros, Segeri,
8 Jeneberang DAS Saddang DAS Saddang   Bajo, Kanjiro DAS Saddang

* BBWS/BWS cakupan WISMP II


TINDAK LANJUT


1. BBWS/BWS menunjuk dan menetapkan penanggung jawab
penyelenggaraan alokasi sumber daya air
2. Menyiapkan perangkat pendukung (SDM, peralatan, pendanaan)
3. Menyiapkan RAAT dengan mengacu pada SE Dirjen SDA No.
04/SE/D/2012) dan Modul Alokasi Air
4. Prioritas pada wilayah sungai atau DAS yang penggunaan air relatif tinggi
5. Pembahasan RAAT di TKPSDA untuk mendapatkan rekomendasi.
6. Menyusun RAAR dengan masing-masing Pengguna air (misalnya untuk
irigasi setiap 10-15 hari)
7. Inventarisasi jenis, jumlah dan kepemilikan infrastruktur SDA (bendung,
bendungan dsb) yang dipakai dalam penyelengaraan alokasi air
8. KSO dengan instansi lain (BMKG) dan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota terkait kewenangan pengelolaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai