Anda di halaman 1dari 47

TUGAS PRESENTASI

TRANSMISI
DISTRIBUSI LISTRIK
M. Burhanuddin Yusuf/062002004002 (9-12)
Tri Swasono Adi/062002004007 (1-4)
Jeremi Sahala Sitanggang/062002004011 (5-8)
Rani Ayu Fidiasih/062002004016 (21-24)
Dewi Gita W/062002004017 (13-16)
Quratul Aini/062002004028 (17-20)
1. Jelaskan sistem tenaga listrik beserta gambar

Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang berfungsi untuk membangkitkan,
mentransmisikan dan mendistribusikan energi listrik dari pusat pembangkit sampai
konsumen.
2. Jelaskan dan gambarkan diagram satu garis sistem
tenaga listrik
Sebuah diagram atau gambar listrik yang
merepresentasikan komponen-komponen sistem
instalasi listrik yang diwakilkan oleh simbol-
simbol, dan menggambarkan bagaimana
komponen-komponen itu berhubungan. Kadang
diagram atau gambar garis tunggal instalasi listrik
ini disebut juga one-line diagram. Pada artikel ini kita
akan membahas sekilas tentang apa itu SLD kelistrikan,
jenis diagram listrik, pentingnya serta manfaat, diagram
satu garis atau single line diagram. Juga akan dibahas
apa pentingnya atau perlunya memperbaru atau
memperbarui dokumen gambar instalasi listrik secara
rutin untuk keperluan keandalahan, pengoperasian
maupun keselamatan kerja listrik (electrical safety).
3. Jelaskan perbedaan jaringan transmisi dan jaringan
distribusi
Fungsi Jaringan Letak Lokasi Jaringan
Jaringan Transmisi berfungsi untuk menyalurkan Jaringan Transmisi terletak di area antar kota atau
listrik dari pembangkit ke gardu induk (main kabupaten bahkan antar provinsi. Jaringan Distribusi
terletak di area dalam kota atau kabupaten.
substation). Jaringan Distribusi berfungsi untuk
manyalurkan listrik dari sistem transmisi atau gardu Penyangga Jaringan
distribusi ke pusat-pusat beban (konsumen). Jaringan Transmisi menggunakan penyangga jaringan
berupa menara. Jaringan Distribusi menggunakan
Sistem Penyaluran Jaringan penyangga jaringan berupa tiang.
Jaringan Transmisi menggunakan sistem penyaluran
Tinggi Penyangga Jaringan
melalui saluran udara dan saluran bawah laut karena
Jaringan Transmisi mempunyai tinggi penyangga jaringan
jarak yang ditempuh cukup jauh. Jaringan Distribusi 30 sampai 200 meter dikarenakan tegangan yang
menggunakan sistem penyaluran melalui saluran digunakan cukup tinggi sehingga dibutuhkan tinggi tiang
udara dan saluran bawah tanah. yang cukup tinggi sebagai pengaman. Jaringan Distribusi
mempunyai tinggi penyangga jaringan kurang dari 20
meter menyesuaikan dengan daerah penyaluran.
Bahan Penyangga Jaringan Komponen Rangkaian
Jaringan Transmisi menggunakan bahan penyangga Komponen rangkaian pada jaringan Transmisi
jaringan berjenis baja karena bahan yang kuat untuk adalah komponen R (Resistansi), L (Induktansi) dan
menyangga jaringan yang cukup tinggi. Jaringan C (Kapasitansi). Komponen rangkaian pada jaringan
Distribusi menggunakan bahan penyangga jaringan Distribusi adalah komponen R (Resistansi) dan L
berjenis baja, besi dan kayu. (Induktansi).

Jarak Antar Tiang Tegangan Sistem


Jarak antar tiang pada jaringan Transmisi sekitar 150- Tegangan sistem yang digunakan pada jaringan
350 meter. Jarak antar tiang pada jaringan Distribusi Transmisi adalah lebih dari 30 kV (Tegangan tinggi
sekitar 40-100 meter dikarenakan dekat konsumen hingga tegangan ekstra tinggi) karena jarak yang
atau pemukiman sehingga jarak antar tiang pada ditempuh oleh jaringan transmisi cukup jauh
distribusi lebih pendek daripada transmisi. sehingga dibutuhkan tegangan yang tinggi untuk
mengurangi rugi-rugi daya (losses). Tegangan sistem
Bentuk jaringan
yang digunakan pada jaringan Distribusi adalah
Bentuk jaringan pada Transmisi berupa Radial dan
kurang dari 30 kV (Tegangan menengah hingga
Loop. Bentuk jaringan pada Distribusi berupa Radial,
Loop dan Paralel Interkoneksi. tegangan rendah).
4. Apa saja syarat yang harus dimiliki sistem distribusi
daya listrik
5. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam
menentungan tegangan sistem suatu jaringan?

• Keamanan

Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal.

• Penyediaan Tenaga Listrik

Penggunaan yang dilakukan secara teratur, tidak melebihi kapasitas dan tidak bergejolak.

• Pertimbangan Ekonomi

Masyarakat dapat menggunakan dengan biaya yang murah dan konsumen mendapatkannya dengan
harga yang memadai.
6. Faktor apa saja yang menentukan kualitas dan
keandalan sistem jaringan distribusi tenaga listrik
6. Faktor apa saja yang menentukan kualitas dan
keandalan sistem jaringan distribusi tenaga listrik
6. Faktor apa saja yang menentukan kualitas dan
keandalan sistem jaringan distribusi tenaga listrik
6. Faktor apa saja yang menentukan kualitas dan
keandalan sistem jaringan distribusi tenaga listrik
7. Mengapa pemerintah menetapkan tegangan sistem
jaringan distribusi 275kV menjadi 500kV?
8. Mengapa Jaringan distribusi tenaga listrik di
Indonesia lebih banyak menggunakan Jaringan AC ? dan
mengapa tidak menggunakan DC?
9. Sebutkan beberapa masalah yang terjadi pada sistem
jaringan interkoneksi
10. Jelaskan klasifikasi Sistem distribusi daya listrik
11. Jelaskan klasifikasi tiang penyangga jaringan
distribusi
Berdasarkan bahannya Jenis
tiang jaringan distribusi yang digunakan untuk jaringan distribusi tenaga listrik ada
beberapa macam yaitu:

Tiang Kayu (Wood Pole)


Tiang kayu banyak digunakan sebagai penyangga jaringan karena konstruksinya yang
sederhana dan biaya investasi lebih murah bila dibandingkan dengan tiang jenis yang lain.

Tiang Baja (steel Pole)


Tiang baja yang digunakan berupa pipa-pipa baja bulat yang disambungkan dengan
diameter yang berbeda dari pangkal hiingga ujungnya. Pada umumnya ukuran
penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran penampang bagian atasnya (ujung).
Tiang Beton bertulang
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang baja
bulat. Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di daerah
pedesaan dan daerah terpencil atau tempat-tempat yang sulit dicapai. Karena tiang beton
berulang dapat dibuat ditempat tiang tersebut akan didirikan. Tiamng beton bertulang juga
dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif. Untuk pembuatan beton bertulang digunakan
campuran beton 1 : 1.5 : 3 dengan kerikil yang seragam berukuran diameter 15 mm.
Tiang beton bertulang memiliki umur yang sangat panjang dengan perawatan yang
sederhana, tetapi tiang ini berukuran besar dan cukup berat. Kelemahannya tiang ini
cenderung hancur jika ditabrak kendaraan.

Tiang Beton Pratekan Jenis


tiang ini lebih mahal diari tian gbeton bertulang. Pemasangannya lebih sulut dibandingkan
dengan tiang kayu karena sangat berat. Tiang beton bertulang memiliki umur yang
panjang dengan perawatan yang sangat sederhana. Tiang jenis ini tidak perlu di cat untuk
pengawetannya, karena tidak akan berkarat.
12. Jelaskan apa itu isolator dan apa fungsi nya, dan syarat
bahan isolator.
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang kawat penghantar jaringan pada tiang-
tiang listrik yang digunakan untuk memisahkan secara elektris dua buah kawat atau lebih agar tidak terjadi
kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik.

Fungsi utama isloator adalah :


1. Untuk penyekat / mengisolasi penghantar dengan tanah dan antarapenghantar dengan penghantar.
2. Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat penghantar dan / atau gaya tarik penghantar.
3. Untuk menjaga agar jarak antar penghantar tetap (tidak berubah).

Persyaratan bahan isolator adalah :


1. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin berat dan
besar ukuran isolator tersebut akan mempengaruhi beban penyangga pada sebuah tiang listrik.
3. Bahan yang terbuat dari bahan padat, seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik, parafin, kuarts, dan veld
spaat.
13. Jelaskan jenis jenis isolator dan keuntungan juga kelemahannya

Kelebihan isolator dari bahan porselin adalah :


1. Terbuat dari bahan campuran tanah porselin, kwartz, dan veld spaat.
2. Bagian luarnya dilapisi dengan bahan glazuur agar bahan isolator tersebut tidak berpoi-pori. Dengan lapisan glazuur ini permukaan isolator menjadi licin dan
berkilat, sehingga tidak dapat mengisap air.
3. Dapat dipakai dalam ruangan yang lembab maupun di udara terbuka
4. Memiliki sifat tidak menghantar (non conducting) listrik yang tinggi, dan memiliki kekuatan mekanis yang besar.
5. Dapat menahan beban yang menekan serta tahan akan perubahan-perubahan suhu.
6. Memiliki kualitas yang lebih tinggi dan tegangan tembusnya (voltage gradient) lebih besar, sehingga banyak disukai pemakaiannya untuk jaringan distribusi
primer. Kadang-kadang kita jumpai isolator porselin ini pada jaringan distribusi sekunder, tetapi ukurannya lebih kecil.

Kelemahan isolator dari bahan porselin adalah :


7. Tidak tahan akan kekuatan yang menumbuk atau memukul
8. Ukuran isolator porselin ini tidak dapat dibuat lebih besar, karena pada saat pembuatannya terjadi penyusutan bahan. Walupun ada yang berukuran yang lebih
besar, namun tidak seluruhnya terbuat dari bahan porselin, akan tetapi di buat berongga didalamnya, yang kemudian di isi dengan bahan besi atau baja
tempaan sehingga kekuatan isolator porselin bertambah. Cara yang demikian ini akan menghemat bahan yang digunakan.
9. Harganya lebih mahal, tetapi lebih memenuhi persyaratan yang diinginkan.

Kelebihan isolator dari bahan gelas adalah :


10.Terbuat dari bahan campuran antara pasir silikat, dolomit, dan phospat. Komposisi bahan tersebut dan cara pengolahannya dapat menentukan sifat dari
isolator gelas ini.
11.Lebih banyak dijumpai pemakaiannya pada jaringan distribusi sekunder.
12.Isolator gelas ini harganya lebih murah bila dibandingkan dengan isolator porselin.

Kelemahan isolator dari bahan gelas adalah :


13. Memiliki sifat mengkondensir (mengembun) kelembaban udara, sehingga lebih mudah debu melekat dipermukaan isolator tersebut.
14. Makin tinggi tegangan sistem makin mudah pula terjadi peristiwa kebocoran arus listrik (leakage current) lewat isolator tersebut, yang berarti me-ngurangi
fungsi isolasinya.
15. Memiliki kualitas tegangan tembus rendah, dan kekuatannya berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan temperatur.

16. Saat terjadi kenaikan dan penurunan suhu secara tiba-tiba, maka isolator gelas ini akan mudah retak pada permukaannya. Berarti isolator gelas ini bersifat

mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu disekelilingnya. Tetapi bila isolator gelas ini mengandung campuran dari bahan lain, maka suhunya akan turun.
14. Jelaskan penggunaan isolator pada jaringan distribusi.

Ditinjau dari segi penggunaan isolator pada jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi besar kecil tegangan, yaitu tegangan rendah (SUTR) dan tegangan menengah/tinggi (SUTM).

Pada Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)

Isolator SUTR adalah suatu alat untuk mengisolasi kawat penghantar dengan tiang dan traves. Isolator yang baik harus memiliki cirri-ciri, yaitu sudut dan lekukkan yang licin dan
tidak tajam, guna menghindari kerusakan kawat penghantar akibat tekanan mekanis pada saat pemasangan.

1. Bagian bagian Utama Kubikel dan Fungsinya


2. Pemutus Tegangan ( PMT ) 20 KV
3. Pengertian Transformator (Trafo) dan Prinsip kerjanya
4. Pemisah (PMS) Disconnectingswitch(DS) 20 KV
5. Tranformator Arus/CT
6. Resistor, Karakteristik, Nilai Dan Fungsinya
7. Peralatan Pengaman Kubikel 20 KV
8. Transformator Tegangan
9. Remote Control Pengaman Untuk Sepeda Motor
10. Contactor Pengertian Dan Prinsip Kerja
11. Motor listrik pengertian dan prinsipkerja
12. TRIAC pengertian dan aplikasinya
13. Motor AC : Teori Motor AC Dan Jenis Motor AC

Disamping itu isolator SUTR harus memenuhi persamaan mekanis, elektris, dan thermis, mempunyai ketahanan terhadap tembusan dan loncatan arus rambat listrik. Juga tahanan
terhadap gaya mekanis, perubahan suhu, dan cuaca sesuai dengan keadaan kerja setempat. Pada pemasangan SUTR pemakaian jenis isolator dibedakan sesuai dengan lokasi
berdiri tiang. Untuk tiang yang berdiri ditengahtengah jaringan yang lurus digunakan isolator pasak type “RM”. Sebelum isolator dipasang pada SUTR terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan secara visual mengenai bentuk ukuran, dan keadaan isolator itu sendiri. Disamping itu isolator harus terbuat dari bahan porselen yang diglasir, mempunyai kualitas
isolator arus listrik tinggi, tidak berlapis-lapis, tidak berlubang, dan tidak cacat.Bahan pin isolator harus diglavanis sehingga tidak mudah berkarat. Pemasangan pin pada poros isolator
harus lurus. Pemasangan pin pada poros idolator dilakukan dengan coran timah hitam.
15. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis kawat penghantar pada sistem distribusi

● ACSR, merupakan hantaran udara yang pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus
pada tegangan 500 kV (tegangan ekstra tinggi) atau pada tegangan 150 kV (tegangan tinggi) dari
pusat pembangkit ke gardu induk atau gardu distribusi.
● Kabel XLPE tegangan menengah atau hantaran udara (AAC, AAAC, AAAC-S), dapat
digunakan untuk menghantarkan arus dengan tegangan 6 kV-30 kV dari gardu induk atau gardu
distribusi ke gardu sub distribusi atau gardu konsumen (besar) seperti industri.
● Kabel XLPE dan kabel PVC tegangan rendah, dapat digunakan untuk menghantarkan arus
dengan tegangan 500 V-3 kV dari gardu sub distribusi ke pelanggan. Agar energi listrik yang
diproduksi di pusat-pusat pembangkit dapat dinikmati / dikonsumsi. Kabel mempunyai fungsi /
peran yang sangat vital.
16. Apa yang dimaksud dengan andongan?

Andongan adalah jarak titik terendah dari sebuah konduktor dengan garis lurus konduktor
tersebut yang dibentangkan pada dua titik. Sedangkan kekuatan tarik adalah kemampuan
menahan suatu konduktor yang dibentangkan pada dua titik.
17. Apa saja metode pengukuran dan pengecekan andongan jaringan
B. Metode Pengukuran & Pengecekan Andongan Jaringan

Pengecekan andongan dari suatu jaringan merupakan pekerjaan akhir setelah pemasangan kawat penghantar dan peralatannya. Pengecekan andongan kawat
penghantar ini dilakukan agar kekuatan lentur kawat penghantar pada tiang penyangga jaringan sesuai dengan standar yang diperkenankan. Ada beberapa
metode atau cara untuk mengukur dan mengecek lebar andongan (sag) dari suatu jaringan, yaitu :

1. Metode Penglihatan (Sigth).

Metode pengelihatan ini dapat dilakakan dengan jalan menaiki tiang akhir (deadend pole) untuk wilayah jaringan lurus (tangent). Dari tiang akhir kita
dapat melihat bentangan jaringan, dengan berpedoman pada ujung atas tiang satu dengan yang lain sebagai garis pelurus. Bila bentangan jaringan
panjangnya lebih 500 m, kita dapat melakukannya dengan menggunakan teropong

2. Metode Papan Bidik

Metode ini menggunkan papan bidik berbentuk T dan papan target bidikan. Papan bidik berbentuk T disangkutkan pada ujung tiang sesuai dengan
ukuran andongan yang telah ditetapkan sesuai standar. Sedangkan papan target disangkutkan pada ujung tiang berikutnya, sesuai dengan ukuran andongan
yang telah ditetapkan sesuai standar. Selanjutnya petugas memanjat tiang pertama yang terdapat papan bidik bentuk T untuk membidik atau
mengincar papan target yang ada pada tiang kedua. Apabila kawat penghantar melebihi target yang dibidik berarti kawat penghantar masih kendor
dan perlu ditarik lagi sehingga tepat pada sasaran (bidikan). Begitu sebaliknya jika kawat penghantar kurang dari taget bidikan, berarti tarikan kawat
penghantar terlalu kencang dan perlu dikendorkan sehingga tepat pada sasaran (bidikan).

3. Metode Dynamometer

Metode ini menggunakan alat dynamometer dan tabel andongan Martin.


18. Jelaskan apa itu pengaman pada jaringan distribusi dan apa fungsinya.

Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi melindungi atau mengamankan suatu
sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara membatasi tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih
(over current) yang mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground). Dengan
demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar kontinuitas pelayanan ke pusat
beban (load center) tidak terganggu hingga waktu yang tidak terbatas.
fungsi alat pengaman adalah :
1. Melindungi sistem terhadap kondisi beban lebih (over load) dan hubung singkat (chort circuit).
2. Melindungi sistem terhadap gangguan fisik dari luar terutama untuk saluran udara (overhead line).
Misalnya karena sambaran petir, sambaran induksi awan bermuatan listrik dan sebagainya.
3. mengisolir bagian sistem yang terkena gangguan.
4. Melindungi public/personal terhadap adanya jaringan tegangan tinggi, terutama pada tempat-tempat
yang padat penduduknya atau tempattempat dimana jaringan listrik melintasi jalan lalu lintas umum.
19. Jelaskan Jenis Jenis gangguan pada sistem distribusi

1. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit) Hubung singkat (short circuit) adalah suatu
gangguan pada sistem kelistrikan yang terjadi ketika phasa satu terhubung dengan phasa yang lain,
phasa terhubung dengan netral, phasa terhubung ke tanah.

2. Gangguan Beban Lebih (Overload) Gangguan beban lebih atau dikenal dengan sebutan
overload pada jaringan distribusi adalah kondisi sistem yang melayani beban (pelanggan) melebihi
kapasitasnya.

3. Gangguan Tegangan Lebih Gangguan tegangan lebih pada jaringan ditsribusi tegangan rendah
adalah nilai tegangan yang melebihi batas toleransi tegangan yang diizinkan. Berdasarkan peraturan
kelistrikan yang diatur dalam SPLN No.1:1978, batas toleransi tegangan pelayanan +5% dan -10%.

4. Gangguan Jatuh Tegangan (Voltage Drop) Gangguan jatuh tegangan atau drop voltage pada
jaringan ditsribusi tegangan rendah adalah nilai tegangan yang turun melewati batas toleransi
tegangan minimal yang diizinkan. Dalam peraturan SPLN No.1:1978 dijelaskan bahwa toleransi
tegangan minimal sebesar 10%.
20. Jelaskan Jenis Jenis Gardu Distribusi
1. Gardu Beton
Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching/proteksi,
terangkai di dalam bangunan sipil yang di rancang, di bangun dan difungsikan dengan
konstruksi pasangan batu dan beton. Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan
persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.
2. Gardu Portal

Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka


(out-door) dengan memakai konstruksi dua tiang atau
lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang-
kurangnya 3 meter di atas tanah dan 8 ditambahkan
platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi
operasi dan pemeliharaan.
3. Gardu Cantol
Gardu cantol mengunakan transformator yang terpasang adalah jenis CSP (Completely Self
Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam
tangki transformator.
4. Gardu Hubung

Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah gardu yang berfungsi sebagai
sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan
pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan kontinuitas pelayanan. Isi dari instalasi Gardu
Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break switch – LBS), dan atau pemutus tenaga yang
terhubung paralel.
21. Jelaskan Jenis Jenis Trafo Distribusi
1. Jenis-jenis Transformator (Trafo) Berdasarkan Level Tegangan

a. Trafo Step Up

Trafo step up merupakan trafo yang memiliki fungsi untuk menaikkan level tegangan AC dari
rendah ke level tegangan yang lebih tinggi. Tegangan sekunder berada di posisi output yang lebih
tinggi bisa di tingkatkan dengan memperbanyak jumlah di lilitan di sekundernya ketimbang jumlah
lilitan pada primernya. Jika di terapkan pada pembangkit listrik, trafo jenis ini di manfaatkan
sebagai penghubung trafo generator ke grid.

b. Trafo Step Down

Trafo step down yakni merupakan trafo yang di pakai untuk menurunkan level tegangan tinggi
(AC) ke level tegangan lebih rendah. Pada trafo jenis ini, rasio jumlah lilitan pada kumparan primer
jauh lebih banyak daripada jumlah lilitan pada kumpran sekunder. Pada jaringan distribusi, Trafo
step down di pagai untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah sehingga
dapat di gunakan untuk menyalakan perangkat elektronik rumah tangga yaitu 220V
2. Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core) yang Digunakan

a. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)

Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan pada inti
berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga. Trafo inti udara ini
biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

b. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)

Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti lempengan-
lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada
aplikasi frekuensi rendah.
3. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya
1. Trafo Daya (Power Transformer) Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan
untuk aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan di stasiun
pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.

2. Trafo Distribusi (Distribution Transformer) Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk
mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada
dasarnya, Trafo Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt
untuk keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga 440V.

3. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer) Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Measurement Transformer atau Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus
listrik dan daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.

4. Trafo Proteksi (Protection Transformer) Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik.
Perbedaan utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus
lebih akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.
22. Jelaskan Sistem Pentanahan dalam
Sistem Distribusi!
Sistem pentanahan di Indonesia (PT.PLN):
1. Pentanahan Sistem (Pentahanan Netral)
2. Pentahanan Umum (Pentahanan Peralatan)
Sistem Pentanahan di Indonesia
Sistem Pentanahan di Indonesia
Sistem Pentanahan di Indonesia
Sistem Pentanahan di Indonesia
Sistem Pentanahan di Indonesia
23. Jelaskan Klasifikasi Beban
Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban dapat diklasifikasikan ke
dalam :

1. Beban rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat
rumah tangga, seperti kipas angin, pemanas air,lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa
air dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari.

2. Beban komersial, pada umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame, kipas angin, penyejuk udara
dan alat – alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan sebagi
beban komersial (bisnis) begitu juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk
beban perkantoran dan pertokoan dan menurun di waktu sore.

3. Beban industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beropersi di
siang hari sedangkan industri besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam.

4. Beban Fasilitas Umun


Pengklasifikasian ini sangat penting artinya bila kita melakukan analisa karakteristik beban untuk suatu
sistem yang sangat besar. Perbedaan yang paling prinsip dari empat jenis beban diatas, selain dari daya
yang digunakan dan juga waktu pembebanannya.

Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih dominan pada pagi dan malam hari, sedangkan
pada heban komersil lebih dominan pada siang dan sore hari. Pemakaian daya pada industri akan lebih
merata, karena banyak industri yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya
pada industri akan lebih menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata. Sedangkan pada
beban fasi1itas umum lebih dominan pada siang dan malam hari.

Beberapa daerah operasi tenaga listrik memberikan ciri tersendiri, misalnya daerah wisata, pelanggan
bisnis mempengaruhi penjualan kWh walaupun jumlah pelanggan bisnis jauh lebih kecil dibanding
dengan pelanggan rumah tangga.
24. Jelaskan Jenis gangguan, penyebab pada sistem distribusi

1. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit) Timbulnya gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi tegangan
rendah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu temporer (sementara) dan persistant (permanen). Contoh gangguan bersifat
sementara adalah timbulnya flashover (percikan api) antar penghantar atau penghantar dengan tanah. Flashover tersebut
bisa terjadi akibat adanya sambaran petir. Lalu untuk gangguan yang bersifat permanen adalah menurunnya kemampuan
isolasi pada transformator (trafo), menipisnya minyak transformator, mengelupasnya isolasi penghantar jaringan tegangan
rendah (kabel LVTC) dan gangguan permanen lainnya.

2. Gangguan Beban Lebih (Overload) Terjadi karena Transformator yang bekerja melebihi batas kapasitasnya akan
mengalami kerusakan. Selain itu, beban lebih akan membuat arus yang mengalir pada jaringan distribusi menjadi lebih
besar dan menimbulkan panas yang berlebihan. Apabila panas berlebihan tersebut melebihi batas panas yang dapat
diterima sistem kelistrikan maka akan membuat umur peralatan menjadi berkurang, terjadi penuaan dan pada akhirnya
mengalami kerusakan.

3. Gangguan Tegangan Lebi Penyebab terjadinya tegangan lebih dibagi menjadi dua jenis, yaitu tegangan lebih akibat
power frekuensi dan tegangan lebih akibat surja.

4. Gangguan Jatuh Tegangan (Voltage Drop) Jatuh tegangan pada sistem distribusi disebabkan oleh beberapa hal
seperti penampang penghantar jaringan yang tidak sesuai, penghatar yang terlalu panjang yang menyebabkan tegangan
pada ujung jaringan mengalami drop voltage.

Anda mungkin juga menyukai