Anda di halaman 1dari 32

PARAGRAF

Pengertian Paragraf

1. Paragraf adalah kelompok kalimat yang merupakan bagian


langsung dari sebuah karangan, terdiri atas satu pikiran utama
yang dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas, dan
tersusun secara sistematis-logis.
2. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik .
3. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa
kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu
kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu.
4. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya.
Fungsi Paragraf
• Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis, dalam suatu kesatuan
• Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang
terdiri beberapa paragraf.
• Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
• Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-
satuan unit pikiran yang lebih kecil
• Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri
atas beberapa variabel.
Syarat Pembentukan Paragraf

Kesatuan: dalam satu paragraf hanya terdapat satu


pokok pikiran atau gagasan

Contoh 1:
1)Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru.
2) Beberapa siswa tingkat SD sampai dengan SMU berhasil menjuarai olimpiade
fisika dan matematika. 3) Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif rendah,
beberapa siswa berhasil memenangkan kejuaraan dunia dalam lomba tersebut.

Contoh 2 :
1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2)
Dengan kebebasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai
dengan basis kompetensi dan lingkungannya. 3) Kondisi kekebasan tersebut
menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa
termotivasi untuk berkembang.
Syarat Pembentukan Paragraf
Kepaduan: Penyusunan kalimat secara logis dan
melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat

• Pengulangan kata kunci


1)Budaya merupakan sumber kreativitas baru. 2) Budaya baik yang berupa sistem ideal, sistem,
sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. 3)Budaya yang
bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas konsep-konsep pemikiran filsafat.
• Kata Ganti
Kata ganti = pengusaha – ia; pengusaha-pengusaha – mereka; seorang gadis – ia; banyak gadis
– mereka; saya dan dia – kami; saya dan kamu – kita.
Padanan = Ekonomi Indonesia segera bangkit. Hal ini ditandai dengan stabilnya nilai rupiah
terhadap mata uang asing.
• Kata Transisi
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan,
baik intrakalimat maupun antarkalimat. (sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu)
• Struktur Paralel (kesejajaran)
Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukkan tanda-tanda yang serius.
Menurut presiden Jokowi, pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para penegak hukum di
lapangan.
Syarat Pembentukan Paragraf

• Kelengkapan; Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk


menunjang kejelasan kalimat utama
• Ketuntasan atau kesempurnaan bahan.
• Konsistensi sudut pandang (cara penulis menempatkan diri dalam
karangan).
Unsur-Unsur Paragraf
Transisi
Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata,
kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti akan tetapi,
dengan demikian, jadi, dan oleh sebab itu dapat digunakan sebagai transisi.

Pikiran Utama (PU)


Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan
dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat
tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf
bersangkutan.

Pikiran Penjelas (PP)


Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti
persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat.

Penegas
Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama
dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU
dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan
kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).
Skema Paragraf
Transisi

PU

PP

Penegas

Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir


serempak;
(2) Urutan tidak selalu sama dengan
skema
Jenis Paragraf

A. Berdasarkan Pola Pikir

1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai
dengan inti uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan
kata lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti
pikiran penjelas.
Contoh:
“ Arang aktif ialah sejenis arang yang diperoleh dari suatu
pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air.
Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-zat tertentu,
seperti ampas tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung.
Jenis arang ini banyak digunakan dalam beberapa industri
pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan arang
aktif adalah industri kimia dan farmasi.”
2. Paragraf Induktif

Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari


deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di
awal kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.
Contoh:
“ Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan Jenderal
Sudirman. Seminggu kemudian seorang anak wanita hilang
ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian polisi
menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang mobil
John. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang
tewas di Jalan Jenderal Sudirman di dalam kantong celana
John. Dengan demikian, John adalah orang yang dapat
dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.”
3. Paragraf Campuran

Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian


(pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan
penegasan atau pengulangan inti uraian.

Contoh:
“Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut kaisar,
sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba
melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap
hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan
dan menu makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci
mulai dari para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau hampir
dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul.
Jadi, manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi”.
4. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskriptif merupakan paragraf yang inti


uraian atau pikiran utamanya tersirat di seluruh
bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut baru
bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian
paragraf tersebut dan menyimpulkannya. Paragraf
deskripsi menggambarkan suatu objek dengan kata-
kata yang mampu merangsang indra pembaca.
Penulis ingin membuat pembaca melihat.
Mendengar maupun merasakan apa yang sedang
mereka baca dari suatu paragraf.
Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
• Menggambarkan atau melukiskan suatu benda,
tempat atau suasana;
• Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca
indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan dan perabaan;
• Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau
merasakan sendiri objek yang dideskripsikan
• Menjelaskn ciri-ciri objek seperti warna, ukuran,
bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Contoh Paragraf Deskripsi
• Contoh
• “Letak kampus universitas itu kurang lebih
seratus meter dari sebuah bukit yang di sekitar
kakinya terhampar pepohonan yang rindang.
Tepat di tengah kampus itu menjulang gedung
utama dengan gaya arsitektur khas Indonesia
lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah
perpustakaan yang tampak dari luar seperti
tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik
dengan bacaan masing-masing. Di setiap
halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-
pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.
Paragraf Narasi

Paragraf narasi ialah jenis paragraf yang


menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu.
Dalam paragraf narasi terdapat alur
cerita, tokoh, setting dan konflik.
Contoh Paragraf Narasi

• Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya


Marta tampak bersandar lesu. Tangannya
dibalut dan terikat dileher. Mobil itu berhenti di
depan rumha. Lalu bawahan suaminya
beserta istri-istri mereka keluar rumah untuk
menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya
yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan
berlomba menyambut kedatangan Nyonya
Marta.
Paragraf Eksposisi

• Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang


bertujuan untuk memparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan
menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan tujuan untuk memberikan informasi
sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Ciri-ciri Paragraf eksposisi

• Memaparkan definisi dan memaparkan


langkah-langkah, metode atau melaksanakan
suatu tindakan.
• Gaya penulisannnya bersifat informatif
• Paragraf eksposisi umumnya menjawab
pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi

• Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah


mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya
bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya
sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi
kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memiliki ciri
fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang
dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna
hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai
daging. Lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai
ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai
minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya
yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan.
Paragraf Argumentasi

• Paragraf Argumentasi ialah jenis


paragraf yang mengungkapkan ide,
gagasan, atau pendapat penulis dengan
disertai bukti dan fakta (benar-benar
terjadi). Tujuannya adalah agar
pembaca yakin bahwa ide, gagasan,
atau pendapat tersebut adalah benar
dan terbukti.
Ciri-ciri Paragraf Argumentasi

• Menjelaskan suatu pendapat agar


pembaca yakin
• Memerlukan fakta untuk membuktikan
pendapatnya biasanya berupa
gambar/grafik
• Mengggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian
• Penutup berisi kesimpulan
Contoh Paragraf Argumentasi

• Kemarau tahun ini cukup panjang.


Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai
penyerap air banyak ditebang. Di samping itu,
irigasi di desa tidak lancar. Ditambah lagi
dengan harga pupuk yang semakin mahal
dan kurangnya pengetahuan para petani
dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh
karena itu, tidak mengherankan panen di
desa selalu gagal.
Paragraf Persuasi

• Paragraf Persuasi ialah bentuk


paragraf yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan penulisnya.
Agar tujuannya dapat tercapai, penulis
harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan fakta.
Ciri-ciri Paragraf Persuasi

• Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran


manusia dapat diubah
• Harus menimbulkan kepercayaan para
pembacanya
• Persuasi harus dapat menciptakan
kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
• Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik
agar kepercayaan tidak hilang
• Persuasi memerlukan fakta dan data
Contoh Paragraf Persuasi

Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang


sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk
wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut
dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upavcara
pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang
yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya
membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang
cukup besar, maka tidak semua orang meninggal bisa
langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya
akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua
perlengakapan ngaben telah siap dan lengkap.
5. Paragraf Perbandingan
Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan dua hal,
persamaan dan perbedaannya.

Contoh
“Kedua orang itu selain memiliki persamaan, juga memiliki
perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama menyukai olah
raga bulu tangkis. Juga mereka sama menyukai piknik ke
pantai atau menonton film humor. Namun, dalam memilih
warna pakaian mereka berbeda. Aminah lebih menyukai
warna merah, sedangkan Hindun menyukai warna biru”.
6. Paragraf Analogi
Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau
memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan
sifat.

Contoh
“Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,
kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu
mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan
sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu
penuh goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan
lubang-lubang yang dalam. Adakalanya roda itu harus
mendaki tanjakan yang sangat tajam, namun tidak jarang
juga harus meluncuri turunan yang licin”.
7. Paragraf Sebab-Akibat

Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau


akibat dari pernyataan-pernyataan.
Contoh:
“Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai-
sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang
makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan.
Semua faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia.
Faktor pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan
permukiman. Faktor kedua merupakan akibat keserakahan
dalam meraup Keuntungan sehingga hutan ditebang
sewenang-wenang. Faktor ketiga sebagai akibat rendahnya
kesadaran lingkungan yang mungkin pula disebabkan
kurangnya pendidikan”.
8. Paragraf Kronologi

Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan


secara terperinci dari A sampai Z.
Contoh:
Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah
sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primat, muncul
pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun
yang lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat
puluh juta tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di
antaranya sejenis cabang yang disebut hominoid. Setelah
menempuh waktu selama lima belas juta tahun, dari hominoid
itu lahirlah sejenis kera yang disebut pongid. Setelah
menempuh kurun waktu lima belas juta tahun lagi, dari
pongid lahirlah makhluk baru yang disebut hominid
(manusia).
9. Paragraf Perincian

Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian


secara rinci.
Contoh
“Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untuk
mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk
mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal
suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah
untuk mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal
halus atau kasarnya sesuatu”.
10. Paragraf Definisi

Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utama


memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraian
demikian disebut paragraf definitisi.
Contoh
“Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar,
sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak sedang
mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan
secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih
antara dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik
buruknya menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan
demikian, dapat didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari
tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas
untuk dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam suatu
masyarakat”.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai