Resusitasi Cairan Dan Elektrolit Power Poin
Resusitasi Cairan Dan Elektrolit Power Poin
ELEKTROLIT,MONITORING
HEMODINAMIKA,DRUGS DAN
DEFIBRILATOR
Definisikan masalah
penyebab
Kristaloid :
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan (volume expanders)
ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera.
berisi elektrolit (RL NaCl, dll.)
30-60 mnt di IV.
Kelompok cairan non ionik yang kebanyakan
bersifat iso-osmolar
Volume interstisiil:
Turgor kulit dan membran mukosa
Volume intra sel: Osmolalitas
QUntuk pengkajian tingkat berat-ringannya dehidrassi
harus dengan memperhatikan susunan cairan tubuh
PRINSIP
resusitasi syock secepat mungkin
Koloid digunakan jika memungkinkan & rasional.
Tujuan Resusitassi
Mean Atrial Pressure( MAP ) > dari 65 mmHg,
urin output > 0.5 ml/kgBB/jam.
Selama resusitasi cek :
heart rate ( HR ) , tekanan darah , u/o harus terus
menerus dipantau
TRANSFUSI DARAH :
Pneumothorax
Nerve injury
Arterial puncture
Infeksi local/sistemik
Thrombosis
Emboli udara
PHLEBOSTATIK AXIS
Phlebostatik axis adalah mengatur posisi
tidur pasien dengan posisi head-up 30˚Hal
yang penting dalam pengukuran CVP adalah
menjaga kesetabilan dan konsistensi “ZERO
POINT” (titik nol).zero point
menggambarkan posisi atrium, yaitu pada
garis mid axilla intercosta keenam
DAERAH PEMASANGAN
Vena subclavia
Vena jugularis
Vena antecubital
Vena femoralis
PULMONARY ARTERY CATETER/PA
( CATETER SWANS GANS )
Natrium bikarbonat
Setelah melakukan ventilasi efektif dan kompresi dada
serta memberikan epinefrin, dapat dipertimbangkan
pemberian natrium bikarbonat untuk henti jantung
yang memanjang
joule.
Beberapa penelitian melakukan kardioversi
Komplikasi :
Cedera miokardial
Takiaritmia
Emboli
Luka bakar
Peralatan :
Defibrilator. - Pasta / gel.
Monitor jantung.
- Trolley emergency.
Ambu bag. - Oral airway.
Alat hisap.
1. Prosedur :
2. Periksa takikardi atau fibrilasi ventrikel.
3. Raba nadi.
4. Hubungkan defibrilator dengan sumber listrik.
5. Nyalakan, kontrol synchronizer off.
6. Paddle diolesi dengan pasta.
7. Set energi 200 joule.
8. Tekan tombol pengisian.
9. Letakkan paddle di atas dada.
10. Tekan tombol pengeluaran pada paddle secara
simultan.
11. Instruksikan kepada semua penolong untuk
berdiri bebas.
12. Periksa nadi dan irama jantung.
13..Jika defibrilasi tidak berhasil, segera
mesin diisi sampai 300 dan ulangi langkah 7
sampai 11.
14.Jika defibrilasi kedua gagal, segera mesin diisi
sampai 360 Joule dan ulangi langkah 7 sampai
11.
Follow Up :
Nilai status respirasi.
Monitor jantung.
Monitor tanda-tanda vital.
Akses intravena.
Cari pencetus takikardi atau FV.
EKG 12 lead.
Luka bakar è terapi.
ASUHAN KEPERAWATAN
D.0039 Risiko Syok.
D.0039 Risiko Syok. Definisi :… Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran
darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang
mengancam jiwa.
Faktor Risiko Hipoksemia Hipoksia Hipotensi Kekurangan volume cairan
Sepsis Sindrom respons inflamasi sismetik (systemic inflamatory response
syndrome [SIRS]) Kondisi Klinis Terkait Pendarahan Trauma multipel
Pheumothoraks Infark miokard Kardiomiopati Cedera medula spinalis
Anafilaksis Sepsis Koagulasi intravaskuler diseminata Sindrom respons
inflamasi sistemik (systemic inflamatory response syndrome [SIRS])
Keterangan Diagnosis ini ditegakan pada kondisi gawat darurat yang dapat
mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk penyelamatan jiwa.
Intervensi :pencegahan syok : pemantauan cairan (siki 285}
D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
.
D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit.
Definisi :… Berisiko mengalami perubahan kadar
serum elektrolit Faktor Risiko Ketidakseimbangan
cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air) Kelebihan
volume cairan Gangguan mekanisme regulasi (mis.
diabetes) Efek samping prosedur (mis.
pembedahan) Diare Muntah Disfungsi ginjal
Disfungsi regulasi endokrin Kondisi Klinis Terkait
Gagal ginjal Anoreksia nervosa Diabetes melitus
Penyakit Chron Gastroenteritis Pankreatitis Cedera
kepala Kanker Trauma multipel Luka bakar Anemia
sel sabit
D0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan.
Definisi :… berisiko mengalami penurunan,
peningkatan atau percepatan perpindahan
cairan dari intraveskuler, interstisial atau
intraselular.
Faktor Risiko Prosedur pembedahan mayor
Trauma/pembedahan Luka bakar Aferesis
Obstruksi intestinal Peradangan pankreas
Penyakit ginjal dan kelenjar Disfungsi
intestinal Kondisi Klinis Terkait Prosedur
pembedahan mayor Penyakit ginjal dan
kelenjar Perdarahan Luka bakar
D0034 Risiko Hipovolemia. Definisi :…
Beresiko mengalami penurunan volume
cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau
intraselular. Faktro Risiko Kehilangan cairan
secara aktif Gangguan absorbsi cairan Usia
lanjut Kelebihan beraat badan Status
hipermetabolik Kegagalan mekanisme
regulasi Evaporasi Kekurangan intake cairan
Efek agen farmakologis Kondisi Klinis
Terkait Penyakit Addison Trauma/perdarahan
Luka bakar AIDS Penyakit Crohn Muntah
Diare Kolitis ulseratif
Evident Based Practice :PENGALAMAN PERAWAT DALAM PENANGANAN
CARDIAC ARREST
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Rahmat Ismiroja Mulyadi
Maykel Kiling bulan Februari 2018 dengan mengambil partisipan perawat
IGD yang pernah menangani kasus cardiac ar- rest sebanyak 4 partisipan
. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengalaman perawat dalam penanganan cardiac
arrest di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof Dr R D
Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan
rancangan kuali- tatif fenomenologis.
Teknik pengambilan sampel dengan purposive
sampling yang melibatkan 4 partisipan.
Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth
interviewing. Teknik analisa yang digunakan
adalah metode Colaizzi.
Kesimpulan
Dan
terimakasih