Ventilator Fix
Ventilator Fix
DENGAN VENTILATOR
1. Elsa Leolita 6. Ester Yuanita
2. Ely Prasetyana 7. Evert Candra
3. Elysa Sriwidiastuti 8. Evie Herlinda
4. Erni Wahyuni 9. Fallentina Bengan
5. Erpiana 10. Farida Haryani
11. Gabriella Grasiana
1
Pengertian
Ventilator mekanik merupakan alat bantu
pernapasan bertekanan positf atau negatif yang
menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan
napas pasien sehingga mampu mempertahankan
ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka
waktu yang lama (Purnawan & Saryono, 2010)
2
Fisiologi Pernafasan
Ventilator
○ Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara
dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi
adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada
akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif
3
Tujuan Pemasangan
Ventilator
○ Memperbaiki ventilasi paru
○ Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk
mempertahankan ventilasi yang fisiologis
○ Membantu otot nafas yang lelah/lemah
○ Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas
(Brunner and Suddarth, 2002)
4
Indikasi & Kontra
Indikasi
Pada Pasien Dengan
Gangguan Ventilasi Fraktur Basal Tengkorak
Gangguan Oksigen rentan terpasang
Ventilator
Perbaikan Secara
Fisiologis
Indikasi Lain
5
Klasifikasi Berdasarkan Cara Kerja Alat di Volume
Bagi Menjadi 2 Kategori : Cycled
Ventilator
Ventilator Ventilator
Tekanan Tekanan
Negatif Positif
Time Pressure
Cycled Cycled
Ventilator Ventilator
6
Efek Ventilator
1. Resiko Terjadinya Pneumothorax
2. Peningkatan Tekanan Intrakranial
Komplikasi Ventilator
Jika Perawatan tidak tepat maka akan terjadi komplikasi :
Pada Paru :
1. Baro Trauma
2. Infeksi Paru
3. Keracunan Oksigen
4. Jalan Nafas Buatan
5. Aspirasi Cairan Lambung
7
Lanjut Komplikasi
Pada Cardiovaskuler : Menurunnya Cardiac Output
8
Prosedur Pemasangan
Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk
memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal
adalah sebagai berikut:
9
Prosedur Pemasangan
Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk
memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal
adalah sebagai berikut:
10
Pemasangan Endotracheal Tube
( ETT )
Intubasi Trakhea adalah tindakan memasukkan pipa trakhea kedalam
trakhea melalui rima glotis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira
dipertengahan trakhea antara pita suara dan bifurkasio trakhea (Latief,
2007)
11
indikasi intubasi Trachea
Indikasi intubasi trakhea sangat bervariasi dan umumnya
digolongkan sebagai berikut (Latief, 2007) :
12
kontra indikasi intubasi Trachea
Menurut Morgan (2006) ada beberapa kondisi yang diperkirakan
akan mengalami kesulitan pada saat dilakukan intubasi, antara lain:
1. Benda asing
2. Trauma : Fraktur laring, fraktur maxila/ mandibula, trauma
tulang leher
3. Tumor : Higroma kistik, hemangioma, hematom
4. Infeksi : Abces mandibula, peritonsiler abces, epiglotitis
13
Pemasangan Intubasi Endotrakheal
Persiapan Alat
1. Scope : Laringoscope, Stetoscope
2. Tubes : Endotrakheal Tube (ETT) sesuai ukuran
3. Airway : Pipa orofaring / OPA atau hidung-faring/NPA
4. Tape : Plester untuk fiksasi dan gunting
5. Introducer : Mandrin / Stylet, Magill Forcep
6. Conector : Penyambung antara pipa dan pipa dan peralatan anestesi.
14
Persiapan Alat
7. Suction : Penghisap lendir siap pakai.
8. Bag dan masker oksigen (biasanya satu paket dengan mesin anestesi
yang siap pakai, lengkap dengan sirkuit dan sumber gas).
9. Sarung tangan steril
10. Xylocain jelly/ Spray 10%
11. Gunting plester
12. Spuit 20 cc untuk mengisi cuff
13. Bantal kecil setinggi 12 cm
14. Obat- obatan (premedikasi, induksi/sedasi, relaksan, analgesi dan
emergency).
15
Pelaksanaan
1. Mesin siap pakai
2. Cuci tangan
18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN VENTILATOR
A.Pengkajian
1.Identitas pasien/ biodata
2.Keluhan Utama
3.Riwayat Kesehatan Sekarang
4.Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5.Riwayat Penyakit Keluarga
19
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sesuai Review of System:
1.B1 (Breathing)
2.B2 (Blood)
3.B3 (Brain)
4.B4 (Bladder)
5.B5 (Bowel)
6.B6 (Bone)
20
B.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI 2017) adalah :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0149) berhubungan dengan
Spasme jalan Nafas.
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003) berhubungan dengan perubahan
membran alveoulus-kapiler
3. Gangguan penyapihan ventilator (D.0002) berhubungan dengan
hambatan upaya napas.
4. Intoleransi aktivitas (D.0054) berhubungan dengan kelemahan
5. Risiko aspirasi (D.0006) dibuktikan dengan terpasang endotracheal
tubeMasalah kolaboratif /Komplikasi Potensial
21
C. Intervensi Keperawatan
22
Terima
Kasih
“ semoga Bermanfaat “