Anda di halaman 1dari 13

UU CIPTA KERJA

1. TIARA ELSAVIRA (2019-335)

2. MUHAMAD FAJAR RAMADHAN (2019-363)

3. TRIANA DEWI CAHYANINGRUM (2019-370)


01
Uji formil MK terkait UU Cipta Kerja
dinyatakan inkonstitusional/bertentangan
dengan UUD 1945

Pemerintah mempersiapkan RUU Cipta Kerja


dengan menggunakan konsep Omnibus Law,
untuk dijadikan sebuah skema membangun
perekonomian agar mampu menarik investor
menanamkan modalnya di Indonesia.
Lanjutan...

konsep Omnibus Law Sejauh ini tidak diatur secara jelas didalam
Undang- Undang nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan
perundang-undangan. Pemerintah berupaya menerapkan omnibus
law untuk cipta lapangan kerja. Tetapi tidak diimbangi dengan
substansi regulasi yang mampu menghindari konflik-konflik yang
telah terjadi selama ini. RUU Cipta Kerja ini masih memiliki banyak
kelemahan Masalah ini ada pada perubahan ketentuan cuti,
pemberian pesangon dan lain lain. perubahan tersebut semakin
mempersempit ruang gerak para buruh untuk memperjuangkan
hak-hakya. Sehingga terbit Putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020
Dalam Putusan Nomor
91/PUU-XVIII/2020

02 “Menyatakan pembentukan UU Cipta Kerja


bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat secara
bersyarat sepanjang tidak dimaknai ‘tidak
dilakukan perbaikan dalam waktu 2 (dua) tahun
sejak putusan ini diucapkan'. Menyatakan UU
Cipta Kerja masih tetap berlaku sampai dengan
dilakukan perbaikan pembentukan sesuai dengan
tenggang waktu sebagaimana yang telah
ditentukan dalam putusan ini,”
Lanjutan...
Tangguhkan Kebijakan, MK pun
memerintahkan Pemerintah untuk
menangguhkan segala tindakan atau
kebijakan yang bersifat strategis dan
berdampak luas serta tidak dibenarkan
pula menerbitkan peraturan pelaksana
baru yang berkaitan dengan Undang- Cacat Formil, Dalam pertimbangan hukum
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang yang dibacakan oleh Hakim Konstitusi
Cipta Kerja. Suhartoyo,  tata cara pembentukan UU Cipta
Kerja tidak didasarkan pada cara dan metode
yang pasti, baku, dan standar, serta
sistematika pembentukan undang-undang.
Kemudian, dalam pembentukan UU Cipta
Kerja, terjadi perubahan penulisan beberapa
substansi pasca persetujuan bersama DPR
dan Presiden.
Lanjutan...
Hindari Ketidakpastian Hukum, Mahkamah
pun menjelaskan alasan UU Cipta Kerja
dinyatakan inkonstitusional bersyarat. Hal
tersebut dikarenakan Mahkamah hendak Tidak Perlu Nomenklatur Baru, Hakim Konstitusi
menghindari ketidakpastian hukum dan Enny Nurbaningsih menyebutkan bahwa Mahkamah
dampak lebih besar yang ditimbulkan. Di menemukan fakta bahwa penamaan UU Cipta Kerja
samping itu, juga harus ternyata menggunakan nama baru yaitu UU tentang
mempertimbangkan tujuan strategis dari Cipta Kerja. Terlebih, dalam ketentuan Pasal 1
dibentuknya UU Cipta Kerja. angka 1 UU Cipta Kerja dirumuskan pula
nomenklatur Cipta Kerja adalah upaya penciptaan
kerja melalui usaha kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi dan
kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah
Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.
Lanjutan...
Tidak Dapat Diakses Masyarakat, berkenaan dengan asas
keterbukaan, Dalam persidangan terungkap fakta pembentuk
undang-undang tidak memberikan ruang partisipasi kepada
masyarakat secara maksimal. Sekalipun telah dilaksanakan
berbagai pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakat,
pertemuan dimaksud belum membahas naskah akademik
dan materi perubahan UU Cipta Kerja.
KAITANNYA DALA

03
DUNIA FILSAFAT

terkhusus dasar-dasar yang


membangun argumen tersebut
(darimana sumber pengetahuan
"argumen" itu didapat?), yakni:
Lanjutan…
1. SUMBER AKAL / RASIO 2. SUMBER PENGALAMAN EMPIRIS
Cita-cita bangsa Indonesia adalah menciptakan lahir UU tersebut yang oleh akal tadi dianggap
keadaan masyarakat yang adil dan makmur. bertentangan dengan nilai Pancasila. Hal ini
Sesuai dengan nilai kelima pancasila, yaitu kemudian mendorong kembali opini masyarakat
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat terkait Omnibus Law, yang dirasa tak akan
Indonesia”, maka seharusnya peraturan yang membawa keadilan bagi masyarakat kecil,
dibuat juga untuk memenuhi keadilan dan sebagaimana yang sudah-sudah terjadi, dan
kemakmuran rakyat Indonesia. terbukti di lapangan, sehingga penolakan
Penggunaan akal dan rasio yang sehat ini, dianggap perlu dilakukan oleh masyarakat untuk
menjadi dasar masyarkat berargumen. Dengan menuntut dan mempertahankan
peraturan yang dikatakan membuat rakyat kesejahteraannya.
menderita tersebut, maka hal itu dinyatakan
tidak sesuai dan tidak bisa diterima akal sehat
manusia apabila dibandingkan dengan nilai
pancasila yang menginginkan kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia.
Lanjutan…
3. SUMBER WAHYU 4. SUMBER INSTUISI
Wahyu, pada dasarnya memiliki gagasan Seseorang yang mendapat intuisi ini bisa tiba-
yang mengisahkan makna dan jalan tiba mendapatkan jawaban atas suatu
kehidupan manusia, serta mengandung permasalahan yang sebelumya sudah
nilai etika dan moral, yakni; bagaimana diusahakan namun malah menemui kebuntuan,
bisa juga memperoleh intuisi tanpa melewati
seharusnya manusia hidup, hubungannya
proses berpikir yang berliku-liku yang datang di
secara vertikal kepada tuhan, maupun luar kesadarannya.
horizontal kepada sesama atau Begitulah yang dapat juga terjadi sehingga
lingkungan. memunculkan argumen di tengah-tengah
Argumen masyarakat tersebut dapat juga masyarakat ini. Dari luar kesadarannya, bisa
didasarkan atas wahyu tuhan, bila sesuatu saja tiba-tiba masyarakat terpikirkan atau
yang bertentangan dengan kehendak merasakan kecemasan, kejanggalan atau
tuhan, maka perlu dibenahi dan apapun yang membuatnya menyatakan
diluruskan, agar tidak menimbulkan argumen tersebut terhadap pengesahan UU ini.
kerugian.
SARAN

04 Kita hidup di negara demokrasi.


Pemerintah mestinya dapat lebih bijak
memperdengarkan aspirasi masyarakat,
agar apa yang dijadikan putusan dapat
sejalan dengan kehendak dan cita-cita
rakyat, supaya nantinya tidak
menimbulkan kontroversi dan perpecahan
lagi.
Lanjutan...
Bila tak dibenahi dan selalu seperti ini saja, yang ada
hanya keraguan, kemarahan, ketidaksukaan, dan ketidak
percayaan lagi terhadap pemerintah, bagaimana bisa
mewujudkan cita-cita bersama yang terkandung dalam nilai
pancasila, apabila rakyat dengan pemerintahnya saja
sudah tak saling sinkron. Bagaimana bisa menciptakan
Indonesia yang rakyatnya merasakan keadilan,
ketentraman, dan kesejahteraan, jika pemerintah dan
rakyatnya saja sering berseteru, hendaknya kita sama-
sama merenunginya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai