Anda di halaman 1dari 12

PERAN KESMAS DALAM PENANGANAN

TB PARU

Disusun oleh :
RICHA VIRGIA NPM. 215130042P
NIESFU SYAKHRA NPM. 215130032P
TRIANTINPM. 215130068P
SRI WAHYUNI NPM. 215130024P
SANTIA SARI NPM. 215130070P
SELLI PERTIWI NPM. 215130041P
Latar Belakang

Tuberkulosis yang selanjutnya disebut TBC adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya
penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak tahun
1995.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015,
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000
penduduk).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan apa saja yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Gambaran penanggulan TB Paru di Indonesia ?
2. Bagaimana peran serta seorang Kesmas dalam penanggulangan TB
Paru ?

TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
3. Untuk mengetahui gambaran penanggulangan TB Paru di Indonesia.
4. Untuk menggambarkan peran serta seorang Kesmas dalam
penangulangan TB Paru.
PEMBAHASAN

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama


menyerang penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel
yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan
membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat
menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang
ditularkan melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain
yang rentan (Ginanjar, 2008).
Penyebab utama yang mempengaruhi meningkatnya beban TB antara lain:
Belum optimalnya pelaksanaan program TB selama ini diakibatkan karena masih kurangnya
komitmen pelaksana pelayanan, pengambil kebijakan, dan pendanaan untuk operasional, bahan
serta sarana prasarana.
Belum memadainya tata laksana TB terutama di fasyankes yang belum menerapkan layanan TB
sesuai dengan standar pedoman nasional dan ISTC seperti penemuan kasus/diagnosis yang tidak
baku, paduan obat yang tidak baku, tidak dilakukan pemantauan pengobatan, tidak dilakukan
pencatatan dan pelaporan yang baku.
Masih kurangnya keterlibatan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan TB baik
kegiatan maupun pendanaan.
Belum semua masyarakat dapat mengakses layanan TB khususnya di Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), serta daerah risiko tinggi seperti daerah kumuh di perkotaan,
pelabuhan, industri, lokasi permukiman padat seperti pondok pesantren, asrama, barak dan
lapas/rutan.
Belum memadainya tatalaksana TB sesuai dengan standar baik dalam penemuan kasus/diagnosis,
paduan obat, pemantauan pengobatan, pencatatan dan pelaporan.
Besarnya masalah kesehatan lain yang bisa berpengaruh terhadap risiko terjadinya TB secara
signifikan seperti HIV, gizi buruk, diabetes mellitus, merokok, serta keadaan lain yang
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
Meningkatnya jumlah kasus TB Resistant Obat (TB-RO) yang akan meningkatkan pembiayaan
program TB.
Faktor sosial seperti besarnya angka pengangguran, rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan
per kapita, kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang tidak memadai yang berakibat pada
tingginya risiko masyarakat terjangkit TB.
PENANGGULANGAN TB PARU DI INDONESIA
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat bertanggung jawab
menyelenggarakan Penanggulangan TB. Penyelenggaraan
Penanggulangan TB dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan. Penanggulangan TB secara terintegrasi
dilakukan melalui kegiatan kolaborasi antara program yang
bersangkutan, Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan:
1. Promosi Kesehatan
2. Surveilans TB
3. Pengendalian faktor risiko
4. Penemuan dan penanganan kasus TB
5. Pemberian kekebalan
6. Pemberian obat pencegahan
PERAN SERTA KESMAS DALAM PENANGGULANGAN TB

Mengajak masyarakat berperan serta dalam upaya Penanggulangan Tuberkulosis dengan


cara:
a. Mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
b. Mengupayakan tidak terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap kasus TB di
masyarakat
c. Membentuk dan mengembangkan Warga Peduli Tuberkulosis.
d. Memastikan warga yang terduga TB memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
e. Penyebarluasan informasi yang benar mengenai TB ke masyarakat
f. Melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan influencer media sosial untuk
menyebarkan materi komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai TBC
h.Menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai layanan TBC yang sesuai
standar.
Kesimpulan

1. TB Paru masih menjadi masalah Kesehatan di Indonesia


2. Penanggulangan TB Paru di Indonesia sudah diatur didalam
Permenkes No. 67 Tahun 2016 dan Perpres No. 67 Tahun 2021
3. Seorang Kesmas dapat berperan aktif dalam Penanggulangan TB Paru
dengan melakukan kegiatan peran serta masyarakat, mengintervensi
perilaku individu, melakukan investigasi kasus (surveilan),
melakukan advokasi dan kemitraan, serta mendorong terciptanya
kebijakan yang mendukung penatalaksanaan TB di lapangan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai