Anda di halaman 1dari 14

HUKUM

LINGKUNGAN&
TATA RUANG
ARINI A. JUSTITY SULTAN(1910631010088)
ANNISA NURFADHILA (1910631010011)
ANDI WULAN (1910631010074)
VALERIE ALEXIA (1910631010281)
PERATURAN MENURUT HUKUM NASIONAL DAN HUKUM
INTERNASIONAL MENGENAI PENCEMARAN LAUT
AKIBAT OIL SPILL SERTA PENANGGULANGANNYA
LATAR BELAKANG
 

Laut merupakan perairan yang di dalam nya terkandung


beraneka ragam sumber daya alam
dan sebagai sarana transportasi yang semuanya dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Sebagai negara kepulauan,
hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki wilayah
perairan yang terdiri atas kawasan hulu dan pesisir, hal ini
merupakan sebuah anugrah yang wajib diperhatikan
dengan baik oleh manusia dan mahluk hidup lainnya demi
kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri
ketentuan lingkungan hidup dirumuskan dalam Pasal:
28H ayat (1) dan pasal 33 ayat (4) UUD 1945 Pasal 28H
ayat (1) UUD 1945 jelas menentukan.

”.
 Yang berbunyi “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”Hak untukmemperoleh lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta pelayanan kesehatan yang
baik, merupakan hak asasi manusia”. Karena itu UUD 1945
jelas sangat pro-lingkungan hidup
 Di dunia internasional menurut Ingmanson dan Wallace
(1985), ada sekitar 6 juta metrik ton minyak setiap tahun
mencemari lautan. Penyebabnya secara umum tidak lain
adalah angkutan bahan bakar minyak, pengeboran minyak
lepas pantai, pengilangan minyak dan pemakaian bahan
bakar produk minyak bumi.
 Dalam ketentuan pasal 1 angka 14 UU NO. 32 tahun
2009 tentang PPLH, Pencemaran lingkungan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
 The United States National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOOA) dalam
laporannya dalam kongres mengenai
pembuangan limbah di samudera (ocean
dumping),menyimpulkan pencemaran
samudera sebagai berikut:The unfavourable
alteration of the
marineenvironment....thought direct or
indirect effectofchanges in energy pattern,
tradition and distribution, abundance, and
quality of organisms.
 Pencemaran lingkungan laut adalah sesuatu
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya
kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk
hidup yang masuk ke daerah laut, yang dapat
menimbulkan kerugian pada sektor pariwisata
laut, sektor perikanan, sektor pertanian dan
peternakan, sektor kehidupan burung-burungan,
dan sektor binatang laut.
 Dalam ketentuan pasal 1 angka 24 UU No. 32
tahun 2009 mengenai PPLH pembuangan limbah
yang disebut Dumping; Dumping (pembuangan)
adalah kegiatan membuang, menempatkan,
dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan
dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi
tertentu dengan persyaratan tertentu ke media
lingkungan hidup tertentu
 UU 17/2008 tentang pelayaran (UUP),
membagi pencemaran laut menjadi 2
jenisyaitu pencemaran yang bersumber dari
aktivitas pelayaran dan pencemaran yang
bersumber dari aktivitas kepelabuhanan.

RUMUSAN MASALAH:
 1. Bagaimana pengaturan Hukum Nasional
dan internasional terhadap pencemaran
akibat tumpahan minyak oleh kapal tanker di
lingkungan laut?
 2. Bagaimana upaya penanggulangan
terhadap pencemaran akibat tumpahan
minyak oleh kapal tanker di lingkungan laut?
LANDASAN TEORI
 Definisi pencemaran Berdasarkan P.P. No.19/1999,
pencemaran laut diartikan sebagagai
masuknya/dimasukkannya makhluk hidup,zat, energi,
dan atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut
tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya
 Sedangkan Konvensi hukum laut III (United Nations
Convention on the Law ofthe Sea = UNCLOS III)
mengartikan bahwa pencemaran laut adalah
perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara
sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat yang
buruk sehingga dapat merusak sumber daya hayati laut
(marine living resources), bahaya terhadap kesehatan
manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut dan mutu
kegunaan serta manfaat
PEMBAHASAN
 Pencemaran lingkungan oleh tumpahan minyak dari
kapal bukan hal baru di Indonesia. Kita telah seringkali
diperlihatkan kejadian-kejadian yang sekan
memberikan daftar panjang kecelakaan kapal di tanah
air, mulai dari kapal tenggelam, kandas, terbakar
sampai pada kapal mengalami kebocoran karena alasan
operasional.
 Semua kecelakaan ini memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan laut sehingga semua pihak
mestinya tidak melepaskan tanggungjawabnya untuk
bersama-sama mengambil tindakan pengelolaan sarana
dan prasarana secara efektif dan berupaya mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan laut. Kerusakan
lingkungan, dalam konteks hukum, disebabkan oleh
perbuatan manusia, oleh karena itu, tindakan manusia
yang merusak lingkungan harus dikendalikan.
 Oleh karena itu, pengendalian dan penegakan
hukum terkait dengan lingkungan terus dibangun
oleh pemerintah, sehingga beberapa dasar hukum
pengendalian dan tanggungjawab terhadap
dampak pencemaran lingkungan antara lain :
 1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
 Hidup.
 2) Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang
Pelayaran.
 3) Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2010
tentang Perlindungan Lingkungan Maritim.
 4) Peraturan Pemerintah Nomor 10 jo Nomor 19
tahun 1999 tentang Pengendalian
 Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.
 5) Peraturan Pemerintah Nomor 18 jo No. 85 tahun 1999
tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
 6) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
 7) Peratruan Presiden Nomor109 Tahun 2006 tentang
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di
Laut.
 8) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
 9) Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 1985 tentang
Ratifikasi International Convention for the Prevention of
Marine Pollution from Ships, 1973 as modiied by the
Protocol of 1978 relating there to (MARPOL 73/78).
 10) Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2005 tentang
Pengesahan Amandement to the Bassel Convention on the
Transboundary Movement of Hazardous Waste and their
Disposal
UPAYA PENANGGULANGANNYA
 Pemerintah melalui instansi terkait antara lain
Kementerian Lingkungan Hidup, Perhubungan, Kelautan
dan Perikanan, Perindustrian, Perdagangan, Pariwisata dan
Kebudayaan, Pendidikan, TNI AL, Kepolisian, Pertamina
bersama dengan Pemerintah Daerah menjadi ujung tombak
dalam pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut.
Banyak kasus yang hanya menjadi catatan pemerintah
tanpa penanggulangan tuntas
 Didalam penanganan keadaan darurat yang bisa berakibat
meluasnya dampak pencemaran laut perlu suatu pola yang
matang dan terorganisir agar tujuan daripada penanganan
bisa tercapai secara maksimal, untuk itu dibentuk suatu
organisasi dalam operasi penanggulangan. Adapun susunan
dari organisasi tersebut adalah:
 A. MC (Mission Coordinator) adalah seorang pejabat yang
memiliki kualifikasi sebagai OSC dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan operasi dari awal sampai
berakhirnya operasi.
 B. OSC (On Scene Commander) yaitu orang yang
mempunyai kualifikasi dalam pelaksanaan
operasi penanggulan minyak dan pernah
mengikuti pelatihan
 C. Satgas Penanggulangan Tumpahan Minyak
adalah satuan yang dibentuk sesuai dengan
kebutuhan, jenis tugas operasi dan lamanya
operasi penanggulangannya.
 D. Unit Penanggulangan Minyak di mana unit ini
mempersiapkan sarana dan prasarana dalam
menghadapi operasi penanggulangan minyak di
laut akan tetapi unit ini dibagi menjadi beberapa
bagian yang berperan sebagai rescue, pemadam
kebakaran, penanggulangan minyak itu sendiri
 Pelaksanaan penanggulangan minyak
pelaksana operasi penanggulangan
pencemaran oleh minyak terdiri dari 3
tahapan, yaitu:
 A. Tahapan persiapan yaitu tim yang ditunjuk
mengadakan tindakan pencegahan dan
pengawasan terhadap tumpahan minyak yang
ada dilaut aupun sekitar pelabuhan.
 B. setelah MC menerima laporan terjadi
tumpahan minyak maka MC langsung
memberikan instruksi kepada OSC dan
mempersiapkan segala kebutuhan koperasi
termasuk personil maupun peralatannya dan
segera menuju tempat dimana terjadinya oil
spill berad

Anda mungkin juga menyukai