Disusun Oleh
Kelompok 5
d. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil diarahkan untuk melihat seberpa jauh hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,
diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan. Evaluasi hasil ditujukan untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Evaluasi berdasarkan scope kegian pembelajaran
a. Evaluasi program pembelajaran
Pembelajaran yang mencakup evaluasi terhadap tujuan pembelajran, evaluasi terhadap isi program pembelajaran,
evaluasi terhadap strategi belajar mengajar, dan aspek-aspek program pembelajaran lainnya.
b. Evaluasi proses pembelajaran
Mencakup evaluasi terhadap kesesuaian antara proses pembelajran dengan garis-garis besar program pembeljaran
yang ditetapkan.
c. Evaluasi hasil belajar
Mencakup evaluasi mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tingkat
penguasaan siswa bias ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Masukan lingkungan
Dalam upaya meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan terhadap penerimaan pelayanan, maka para pengelola program pelatihan
keterampilan berusaha mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas yang ada, baik di lingkungan pemukiman maupun lingkungan desa. Lingkungan
disini merupakan segala sesuatu yang memberi dukungan atau hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk mengembangkan bakat, minat,
aspirasi dan kreativitas.
4. Proses transformasi
Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah, masih ada 2 masukan lain. Yang pertama berfungsi membantu atau memperlancar
terjadinya proses, sedangkan yang kedua berupa lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.
5. Keluaran, hasil transformasi itu sendiri
Komponen keluaran merupakan kualitas dan kuantitas peserta didik hasil pendidikan dan penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemukiman. Kualitas dan
kuantitas yang dimaksudkan disini ditujukan pada aspek perubahan pola hidup dan perilaku hidup sehat yang terjadi pada para peserta didik, baik aspek
kognitif, apektif maupun psikomotor.
2.5 Pengertian Tentang Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku
yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan
oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-
prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan
pada kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental
internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan
penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Dalam pandangan belajar sosial “manusia” itu tidak didorong oleh kekuatan-
kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus
lingkungan.
2.6 Teori Pemodelan Bandura
Bandura dan Walters menggunakan sekumpulan kanak- kanak tadika
berumur 3- 6 tahun untuk menjalankan kajian dan berjaya membuktikan
bahawa kanak- kanak keseluruhannya meniru model yang ditonton dengan
gaya yang lebih agresif. Beliau merumuskan bahawa pelbagai tingkah laku
sosial seperti keagresifan, persaingan, peniruan model dan sebagainya adalah
hasil pemerhatian daripada gerak balas yang ditonjolkan oleh orang lain. Teori
pembelajaran sosialis menekankan pembelajaran melalui proses permodelan
iaitu pembelajaran melalui pemerhatian atau peniruan. Teori ini terdiri daripada
teori permodelan Bandura.
2.7 Ciri- Ciri Teori Pemodelan Bandura :
• Unsur-unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
• Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, misalan dan teladan
• Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kecekapan demonstrasi guru
sebagai model dan akan menguasai kemahiran itu jika dia memperoleh
kepuasan dan peneguhan yang berpatutan.
• Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, pemikiran, peringatan, peniruan
dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai.
2.8 Hubungan yang signifikan antara pengalaman praktik kerja industri
dengan kesiapan kerja
Pengalaman praktik kerja industri memberikan wawasan dan tambahan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia lulus dari
SMK. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan keadaan
dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, dengan adanya praktik kerja industri
peserta didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori- teori yang
telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap
bekerja setelah lulus dari SMK.
2.9 Hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan kesiapan kerja
Selain faktor dari pengalaman kerja industri, maka salah satu yang dapat
mempengaruhi kesiapan kerja adalah prestasi belajar peserta didik. Sebuah prestasi
dapat diraih dengan belajar atau latihan, pengertian belejar itu sendiri adalah
proses meningkatkan pengetahuan atau perubahan tingkah laku menjadi lebih baik
atau sebaliknya Purwanto (2014:85). Perubahan tersebut dapat berupa suatu hasil
yang baru atau penyempurnan terhadap hasil yang telah diperoleh. Peserta didik
yang belajar disekolah mendapatkan rapor diakhir semester dengan mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, Instalasi
Penerangan Listrik, Instalasi Tenaga Listrik, Produk Kreatif dan Kewirausahaan
sebagai bukti hasil pegukuran prestasi belajar yang mereka peroleh di sekolah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan
pengukuran dan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Guru dalam kegiatan evaluasi memiliki peran penting. Peran
tersebut dapat digambarkan sebagaimana seperti peran hakim, jaksa, dan pembela dalam suatu ruang sidang pengadilan.
Tujuan akhir evaluasi hasil belajar yakni membuat keputusan, menurut Purwanto, dalam evaluasi hasil belajar ada lima
prinsip yaitu: Prinsip Keobjektifan, Prinsip Keadilan, Prinsip Keberlanjutan, Prinsip Keseluruhan, Prinsip Kependidikan.
Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada komponen
kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain
dan lingkungannya.
3.2 Saran
Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-
syarat dalam penyusunan evaluasi tersebut serta memilih teknik evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan sasaran yang tepat agar pembelajaran yang
dilakukan lebih efektif. Teori pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Albert
Bandura merupakan teori pembeljaran yang cukup berkembang, dalam model
pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting.
Artinya bahwa keyakinan dan kemampuan diri harus ditingkatkan untuk
menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
• http://ceritapgz.blogspot.com/2012/10/makalah-teori-pembelajaran-sosial.ht
ml
• http://repository.unj.ac.id/5305/2/BAB%201_PDF.pdf
• https
://www.google.com/url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP
%2FJUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN%2F196105011986011
ZAINAL_ARIFIN%2FSilabus_Evaluasi_Pembelajaran%2FEvaluasi_Pembel
ajaran__Makalah_.pdf
TERIMAKASIH