Anda di halaman 1dari 28

BAB II

JENIS-JENIS
HEAT TRANSFER
Transfer Panas: Perpindahan panas dari satu benda ke benda lain atau dari satu
tempat ke tempat lain pada benda yang sama

Besarnya laju perpindahan panas ditentukan oleh besarnya driving force (beda suhu)
dan konduktivitas medianya

rate  conductivity.(driving force)n Joule/sekon atau Watt (W).


n
(driving force)
rate 
resistance (R)

Jenis-jenis Perpindahan Panas


Ada tiga macam cara panas berpindah:
Konduksi : Perpindahan panas melalui medium yang tidak bergerak
Konveksi : Perpindahan panas karena adanya pergerakan medium
Radiasi : Perpindahan panas tanpa medium penghantar, tapi melalui gelombang sinar
KONDUKSI / CONDUCTION
• Perpindahan panas dari satu bagian ke bagian lain dalam satu benda
• Perpindahan panas dari satu benda ke benda lain yang saling bersentuhan (direct
contact)
Perpindahan yang terjadi terutama pada padatan, dimana pergerakan dari suatu
material tidak terjadi atau terjadi tapi sangat lambat.
hot cold

Heat flow

heat

Energi vibrasi memindahkan energi panas dari molekul ke molekul.

Kecepatan perpindahan panas konduksi dinyatakan dalam hukum Fourier

dQ T
  k.A.
dt x dT/dx = gradien suhu ke arah
perpindahan panas
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Konduksi
 Perbedaan temperatur (temperature difference)

 Konduktivitas panas (thermal conductivity) k = a + bT


Sifat bahan yang menentukan seberapa bagus ia menghantarkan panas

Substance Thermal Conductivity (W/mK)


Pure copper 386
Pure aluminium 229
Duralumin 164 Good
Cast iron 52 Conductors
Mild steel 48,5
Lead 34,6
Stainless Steel 14
Glass 1,0
Concrete 0,85 to 1.4
Water 0,55
Building brick 0,35 to 0,7
Wood 0,15 to 0,2 Good
Rubber 0,15 Isulator
Cork 0,043
Glass wool 0,03
Air 0,024
 Luas permukaan (area)
Laju perpindahan panas akan meningkat dengan peningkatan luas
permukaan perpindahan panas

Thermal
conductivity

Area Temperature
difference
Thicknes
s across material

 Ketebalan (thickness)
Akan mengakibatkan bertambahnya hambatan pada perpindahan panas.
Konduksi pada Steady State
T dT
q  k . A.  k . A.
x dx
T T
q 
x / k . A R
Tahanan Seri
T1 T2 T3
TB – TA = T = T1 + T2 +T3
x1 x 2 x 3 TA
T1  q1 T 2  q 2 T3  q3
k1.A k 2.A k 3.A
q Q
x1 x 2 x3 TB
T = T1 + T2 + T3  q1  q2  q3
k1. A k 2. A k 3. A
x q1=q2=q3 =q x1 x1 x2
R
k.A
T =q (R1+R2+R3)

T
q RTOTAL = R1 + R2 + R3
R1  R 2  R3
Tahanan Paralel
(T1  T2 ) (T1  T2 ) T1
q1  k1. A1 
x x1 R1
R
k.A (T  T ) (T  T )
q2  k 2 . A2 1 2  1 2 q1 A1
x 2 R2 q
q
1 1 
q  q1  q2    (T1  T2 ) A2
q2
 R1 R2  x
T2
1 1 1
 
Rtotal R1 R 2

Konduksi di Silinder
Aout  Ain
L Amean 
ln( Aout / Ain )
Ain Aout ( rout  rin )
rin Amean  2L
rout q ln(rout / rin )
r
R 
k . Alm

Tin  Tout
q  kAmean
rout  rin
MATERIAL
(o F) CONDUCTIVITY, K

Building Materials: Btu / hr


Asbestos 212 0.111
(ft 2 )( o F/ft)
Asphalt 68 0.43
Building Brick 68 0.4
Brick, Insulating 392 0.05
Coke 212 3.4
Cork 86 0.025
Wood, Pine 59 0.087

Metals:
Aluminum 212 119
Brass 212 60
Copper 212 218 2L(T1  T4 )
Cast Iron 212 30 q
ln(r2 / r1 ) ln(r3 / r2 ) ln(r4 / r3 )
Steel 212 26  
kA kB kC
Liquids:
Gasoline 86 0.078
Kerosene 68 0.086
Toluene 68 0.086
Water 86 0.356

Gases:
Air 212 0.0183
Ammonia 212 0.0185
Butane 212 0.0185
Carbon dioxide 212 0.0133
Contoh Soal

Pada penentuan konduktivitas termal suatu bahan, temperatur diukur pada kedua
permukaan flat slab (tebal 22 mm) menghasilkan harga 318,4 dan 303,2 K. flux panas
terukur sebesar 35,1 W/m2. Hitung konduktivitas termal (k) dalam W/m.K

T Δx=22mm
q  k . A
x
q.x
k
A.T
35,1W 2 .0,022m q/A=35,1 W/m2
k m  0,0508W
(303,2  318,4) K m.K

T1=318,4 K T2=303,2 K
Contoh 4.2-1 (Geankoplis, 1987).
Panjang tabung untuk koil pendingin
• Tabung silinder berdinding tipis dari karet dengan IR 5 mm dan OR 20 mm digunakan
sebagai koil pendingin. Air pendingin dalam tabung mengalir pada suhu 274,9 K. Sebanyak
14,65 W panas harus dipindahkan dengan pendinginan ini. Hitung panjang tabung yang
diperlukan, jika suhu permukaan luar tabung 297,1 K.

Penyelesaian:
Dari App. A-3 Geankoplis, 1987:
Khardrubber= 0,151 W/m.K
r1 = 5/1000 = 0,005 m; r2 = 20/1000 = 0,02 m
Ambil L= 1 m.
A1  2Lr1  2 (1)(0,005)  0,0314m2
A2  2Lr2  0,1257m 2
A2  A1
Arata  rata   0,0680m 2
ln( A2 / A1 )
(T1  T2 )  274,9  297,1 
q  k . Arata  rata .  0,151.(0,0682)   15,2W
(r2  r1 )  0,02  0,005 
14,65W
Panjang tabung yang diperlukan:   0,964m
15,2W / 1m
Contoh 4.3-1 (Geankoplis, 1987).
Aliran panas melalui dinding isolasi ruang pendingin
Ruang pendingin dilapisi dengan 12,7 mm kayu pine; 101,6 mm cork board dan
lapisan terluar 76,2 mm concrete.Temperatur permukaan luar kayu 255,4 K (ruang
pendingin) dan permukaan luar concrete 297,1 K.
Jika Nilai:

kpine = 0,151 W/m.K

kcorkboard = 0,0433 W/m.K

kconcrete = 0,762 W/m.K
Hitung panas yang hilang (dalam W) untuk 1 m2, dan temperatur antara pine dan cork
board.
T2 T3
T1 = 255,4 K
Penyelesaian
T1 = 255,4 K; T4= 297,1 K;
kA= 0,151 ; xA= 0,0127 m

kB= 0,0433
ka= 0,151

kc= 0,762
kB= 0,0433 ; xB= 0,1016 m
kC= 0,762 ; xC= 0,0762 m

Tahanan masing-masing material: T4= 297,1 K


x A 0,0127 m RB  2,346 K / W
RA    0,0841K / W

k A . A  0,151W m. K1m 2 RC  0,1K / W
Panas yang hilang
T1  T4 (255,4  297,1) K
q   16,48W
RA  RB  RC (0,0841  2,346  0,1) K
W

Untuk menghitung temperatur T2, antara pine dan cork board:


q A  qB  qC  q
T1  T2
q
RA
255,4  T2
 16,48 W 
0,0841W K
T2  256,79 K
Contoh 4.3-2 (Geankoplis, 1987).
Panas yang hilang dari isolasi pipa.
Pipa stainless stell berdinding tipis (A) mempunyai k= 21,63 W/m.K dengan
ID=0,0254 m dan OD = 0,0508 m. Pipa dilapisi asbestos (B) sebagai isolasi setebal
0,0254 m dengan k=0,2433 W/m.K. Temperatur permukaan dalam pipa 811 K dan
permukaan luar isolasi 310,8 K. Untuk pipa 0,305 m panjang, hitung:
 Panas yang hilang ke lingkungan
 Temperatur antara pipa dengan isolasi

Penyelesaian:
T2 0,0254
T1 =811 K T3 =310,8 K r1  D   0,0127m
2 2
r2  0,0254m
r3  r2  0,0254  0,0508m
isolasi

 Luas permukaan pada L=0,305 m:

q A1  2Lr1  2 (0,305)(0,0127)  0,0243m 2


A2  2Lr2  0,0487 m 2
r1 r2 r3 A3  2Lr3  0,0974m 2
A2  A1 Aout  Ain
Amean 
AA,rata rata   0,0351m 2 ln( Aout / Ain )
ln( A2 / A1 )
(rout  rin )
A3  A2 Amean  2L
AB ,rata rata   0,0703m ln(rout / rin )
ln( A3 / A2 )

Tahanan masing-masing:
r2  r1 0,0127
RA    0,01637 K / W
k A . Alm 21, 63( 0, 0351)
r3  r2
RB   0,0254  1,491K / W
k B . AB ,lm 0, 2423( 0,0703)
 Laju perpindahan panas:
T1  T3 811  310,8
q   331,7W
RA  RB 0,01673  1,491
 Untuk menghitung temperatur T2:
T1  T2 811  T2
q 331,7W  ; T2  805,5 K
RA 0,01673 WK

Hanya terjadi penurunan T yang kecil melintasi pipa, karena nilai k yang tinggi.
PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
Terjadi pada fluida (cair / gas), yang disebabkab oleh adanya
pencampuran antara fluida yang panas dengan fluida yang lebih dingin

Pencampuran dapat terjadi dengan dua cara:


1. Konveksi Alami (Natural Convection)
Terjadi karena adanya perbedaan temperatur fluida yang
mengakibatkan perbedaan densitas fluida fluida panas
dan dingin sehingga terjadi pecampuran

2. Konveksi Paksaan (Forced Convection)


Untuk meningkatkan pencampuran digunakan alat
mekanik (fan, pengaduk), sehingga perpindahan panas
berlangsung lebih cepat
Konveksi dan Konduksi Simultan
Konduksi merupakan perpindahan energi kinetik (akibat panas) dari satu molekul ke
molekul lainnya.

Dalam konveksi terdapat sebagian panas yang berpindah secara konduksi, karena
antara bagian fluida yang panas dan yang dingin saling bersentuhan
Untuk pendekatan,
Pada bagian terbesar dari fluida (the bulk of the fluid) perpindahan panas yang
signifikan terjadi secara konveksi,
Pada daerah yang dekat dengan dinding penukar panas fluida bergerak semakin
lambat, sampai pada suatu keadaan di mana fluida diam. Di sini perpindahan panas
terjadi secara konduksi.
Variabel yang berpengaruh pada transfer panas konveksi
Nama Bilangan Formula Keterangan
Nusselt (Nu) h.D/k - Rasio antara tahanan panas konduksi dg konveksi
- Makin besar Nu makin dominan pp. konveksi
Reynolds (Re) Ρ.v.D/µ - Laminer (Re < 2100), Transisi (2100< Re <6000
Turbulen (Re > 6000)
Prantl (Pr) Cp.µ/k - Sifat fluida
Grashoft (Gr) gL3 βΔTρ2µ-2 - Diabaikan pada konveksi paksaan
- sebanding dengan derajat konveksi natural

Laju Transfer Panas Secara Konveksi


hc = koefisien transfer panas konveksi
Q

 q  hc . A. Tw  T f AT ==  Luas transfer panas
suhu dinding padatan (wall)
t w
Tf = suhu badan fluida
Pada boundary layer, pp. konduksi

T k Nu 
h.D k D D
 
q   k . A. h k x k x
x x
Tahanan Gabungan antara konveksi dan konduksi

ro
Ti To
ri

T
q
1 r 1
 
hsteam . Ai k . Amean hcairan . Ao
Cairan
Cairan Ai  2. .ri .L
Ao  2. .ro .L
T  To  Ti

Steam To  Ti
q
ln o 
r
Steam 1  ri  1
 
hs kp hc hsteam .(2. .ri .L) 2. .k .L hcairan .(2. .ro .L)
q To  Ti

ln o 
L r
1 r 1
  i 
hsteam .(2. .ri ) 2. .k hcairan .(2. .ro )
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh:
 Jika terjadi konduksi dan konveksi secara berturutan, maka berbagai
tahanan panas yang tersangkut dapat dijumlahkan untuk memperoleh
koefisien pindah panas keseluruhan U. Persamaan perpindahan panas
menjadi:
q  UA(T1  T2 )  U . A.(Th  Tc )
 Th= suhu fluida panas
 Tc=suhu fluida dingin
 Th – Tc = gaya dorong atau beda suhu lokal menyeluruh

T1  T4 T1  T4
q 
R 1 x A 1 T1  T4
  q
hi . A k A . A ho . A 1 r r 1
A.T  o i 
q  U . A.T hi . Ai k A . Amean ho . Ao
1 X A 1
  q  U i . Ai .T  U o . Ao T
hi kA ho
1 1
U Ui 
1 X A 1 1 (ro  ri ). Ai A
    i
hi kA ho hi k A . Amean Ao .ho
1
Uo 
Ao (ro  ri ). Ao 1
 
Ai hi k A . Amean .ho
Suatu panci pemanas air terbuat dari bahan tertentu mempunyai luas
permukaan yang bersentuhan dengan air 200 cm 2. Jika suhu bahan tersebut
90oC dan suhu air 80oC dan menghasilkan jumlah kalor yang dipindahkan
secara konveksi per sekonnya sebesar 0,8 J/s maka hitunglah besar nilai
koefisien konveksi bahan tersebut di atas.

Diketahui:
A = 200 cm2
Th = 90c C
Tc = 80c C
q = 0,8 J/s

Tentukan h…….
Sebuah ruang pendingin akan dibuat dari dua lapisan dinding, pada bagian dalam
terbuat dari baja (k=45 W/mK) dengan ketebalan 5 cm dan isolasi asbestos (k=0,2423
W/mK) pada bagian luarnya setebal 15 cm. Temperatur dalam ruangan harus dijaga
200C, sedangkan pada bagian luar udara dengan suhu 35oC berhembus sehingga
diperkirakan akan memberikan koefisien perpindahan panas konveksi 2 W/m2K. Jika
luas permukaan ruangan 25 m2, Berapa koefisien perpindahan panas overall-nya (U)
dan panas yang hilang ke lingkungan.
Ruang
pendingin Udara A.T
q  U . A.T
X baja X asbestos 1
 
asbestos

kbaja k asbestos hudara


asbestos
baja

1
U
X baja X asbestos 1
 
kbaja k asbestos hudara
20oC 35oC
1
U  0,89 W 2 o
0,05m 0,15m 1 m .K
 
q  U . A.T 45 W mK 0,2423 W mK 2 W m 2 K
 0,89 W m 2 .K .25m 2 .(308  293) K
 333,75 W
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Perpindahan panas karena sinar panas (heat rays), atau perpindahan panas melalui
ruang oleh gelombang- gelombang elektromagnetik yang dapat merambat tanpa
medium penghantar
Contoh: Sinar matahari yang sampai ke bumi terdiri dari banyak komponen - UV,
infra merah, microwave, dll.
High temperature rise Incident
rays
q = A. . .(T 4 Hot - TCold
4
)
A = Luas Transfer Panas
Reflected
ε = Emisifitas, yaitu perbandingan daya serap panas benda
rays
terhadap benda hitam yang memiliki emisivitas 1,0.
Large mount
δ = konstanta Boltzman, 5.676 10-8 W/m2.K
of absorbed rays
Faktor-faktor yang mempengaruhi radiasi
1. Surface reflectivity (permukaan halus, mengkilap memantulkan sinar panas)

Incident Incident
rays rays No
Transmitted rays
Small
Reflected reflected rays
rays
Shiny surface Matt surface
2. Surface Geometri.

Small exposure to
rays
Large exposure to
rays

3. Surface temperature.
Jika ada dua benda pada temperatur 10 oC (283 K) dan 110 oC (383 K), maka ΔT
(3834 - 2834) = 1,5 x 1010K
Dengan meningkatkan temperatur atas (the upper temperature) sebesar 20%
memberikan ΔT (4054 - 2834) = 2,69 x 1010K.
Peningkatan laju perpindahan panas antara permukaan panas dan dingin naik
sebesar 155%
Kombinasi Transfer Panas Konveksi dan Radiasi
Ketika panas radiasi mengenai suatu permukaan maka akan cenderung diikuti
dengan terjadinya transfer panas konveksi kecuali bila keadaan vacuum/hampa zat.
Karena itu total transfer panas yang terjadi adalah jumlah dari transfer panas
konveksi dan radiasi.

qTotal  qkonveksi  qradiasi


qTotal  hc . A.(Thot  Tcold )  A. . .(Thot
4
 Tcold
4
)

 (Thot
4
 Tcold
4
)
hr 
(Thot  Tcold )

qTotal  (hc  hr ). A.(Thot  Tcold )


q  A. . .T 4
q
T4 
A. .
q
T 4
A. .
400W
T 4
(2. .0,04 2 )m 2 .5,67 x10 8 W .1
m2
T  915,3756 K
T  915,3756  273  642,3756O C
Contoh Soal

Sebuah plat tipis memiliki total luas permukaan 0,02 m2. Plat tersebut di
panaskan dengan sebuah tungku hingga suhunya mencapai 1.000 K. Jika
emisitas plat 0.6, maka tentukan laju radiasi yang dipancarkan plat tersebut ke
lingkungan yang mempunyai temperatur 300 K!

Diketahui
A = 0,02 m2
T = 1.000 K
ε = 0,6
δ = 5,676 × 10-8 W/mK4
Ditanyakan : q = ...?
Jawab :
q = A.ε. δ (Th4 – Tc4)
= 0,02 m2 × 0,6 × (5,67 × 10-8 W/m2K4) × (10004 – 3004)K4
= 674,88 W
Jadi, laju radiasi yang dipancarkan plat sebesar 674,88 W.

Berapa kecepatan perpindahan panas plat terhadap lingkungan jika perpindahan


panas konveksi tidak bisa diabaikan. (diperkirakan udara saat itu memiliki koefisien
perpindahan pans konveksi sebesar 2 W/m2K )
SOAL LATIHAN

1. Suatu tube terbuat dari stainless steel yang mempunyai harga k = 21,63
W/m.K dengan ukuran ID = 0,0254 m dan OD = 0,0508 m dilapisi dengan
asbestos setebal 0,0254 m; k = 0,2423 W/mK. Temperatur dinding dalam
tube adalah 900 K dan temperatur permukaan luar isolasi adalah 200 K.
Hitung heat loss tiap satuan panjang pipa dan temperatur antara logam
dan isolasi.

2. Heat transfer in Steam Heater. Air dipanaskan dari temperatur 60oF


menjadi 80oF yang mengalir dalam steel pipe 2-in SC 80 (k = 26 Btu/h-ft-
oF). Steam pada temperatur 220oF mengalami kondensasi di luar pipa.
Koefisien konveksi untuk air di dalam pipa adalah hi = 500 Btu/h-ft2-oF dan
koefisien kondensasi steam di luar pipa ho = 1500 Btu/h-ft2-oF. (1 ft = 12
in)
a. Hitung Overall heat transfer coefficient (Ui) berdasarkan luas
bagian dalam
b. Hitung Overall heat transfer coefficient (Uo) berdasarkan luas
bagian luar
3. Suatu campuran reaksi (cp = 2.85 kJ/kg.K) mengalir dengan laju 7260 kg/jam, akan
didinginkan dari suhu 377.6 K menjadi 344.3 K. Cooling water tersedia pada suhu
288.8 K dan dialirkan dengan laju 4536 kg/jam. Koefisien menyeluruh U adalah 653
W/m2.K
a. Bila aliran counter-flow, hitung suhu air yang keluar, LMTD dan luas
permukaan A dari heat exchanger.
b. Hitung luas yang diperlukan bila alirannya co-current.

4. Minyak panas (cp = 2.01 kJ/kg.K) mengalir pada laju 7258 kg/hr, didinginkan dari
suhu 394.3 K menjadi 338.9 K dalam double pipe heat exchanger dengan pendingin
air yang masuk pada suhu 294.3 K dan keluar pada 305.4 K, mengalir secara
counterflow. Hitung laju alir air pendingin yang digunakan (dalam kg/hr), LMTD
dan overall coefficient U (dalam W/m2.K) jika luas permukaan perpindahan panas
HE tersebut 5.11 m2.

Anda mungkin juga menyukai