Anda di halaman 1dari 26

Monitoring Hama

Herry Marta Saputra, M.Si


Pendahulan
• Pengamatan adalah suatu bentuk yang saling berkaitan dengan
pengendalian hama terpadu (PHT)
• Pengamatan dilakukan sebelum tindalan pengendalian
• Tujuan:
1. Untuk memperkirakan apakah tindakan pengendalian perlu
dilakukan atau tidak
2. Dilakuan setelah pengendalian untuk mengevaluasi atau
menganalisi hasil dari pengendalian yang telah dilakukan
Definisi
• Pengamatan (Monitoring) adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan data atau keterangan dengan jalan mengamati,
melakukan perhitungan atau pengukuran terhadap objek yang diteliti
• Pengamatan adalah serangkain kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pengamat untuk
a. Mendapatkan data
b. Mencocokkan data
c. Mendapatkan informasi
d. Menyusun laporan
• Pengamatan dapat dijadikan patokan untuk menentukan
1. Perlu atau tidaknya suatu kegiatan pengendalian OPT dilakukan
2. Metode pengendalian yang dipilih dan bagaimana cara aplikasinya
3. Menentukan tindakan yang harus dipilih untuk mengatasi terjadinya
seraggan OPT agar serangannya tidak makin meluas
• Dengan pengamatan diperoleh data:
1. Kehadiran hama dipertanaman
2. Jenis hama yang ada dipertanaman budidaya
3. Tingkat kerusakan hama
4. Luas daerah seranggan
5. Daerah penyebaran
6. Kepadatan populasi hama
7. Faktor abiotic yang berpengaruh terhadap perkembangan populasi
hama
8. Kerugian hasil yang disebangkan oleh hama
Rancangan Penarikan Contoh
• Program atau rancangan penarikan contoh adalah prosedur
menerapkan Teknik penarikan contoh untuk memperoleh suatu
contoh dan membuat penduga
• Program / rancangan penarikan contoh memberi arahan kepada kita
bagaimana suatu contoh diambil (apa yang diamati, jumlahnya, dan
kapan, dsb)
Kriteria program penarikan contoh yang
terpercaya
• Representatif: memberikan gambaran nyata tentang kelimpahan
hama di petakan tersebut, tidak ada bias
• Dapat diandalkan (realible): tidak tergantung pada siapa yang
mengamati, juga tidak dipengaruhi oleh faktor luar seperti cuaca atau
prilaku harian dari hama
• Relevan: nilai penduga kelimpahan hama mempunyai hubungan yang
kuat dengan besarnya kehilangan hasil
• Praktis: prosedur sederhana dan mudah dipahami, waktu
pelaksanaan sesuai dengan kegiatan pengguna
• Pengamatan dibagi berdasarkan
a. Sifatnya
b. Frekuensinya
c. Berdasarkan sampelnya
Pengamatan berdasarkan sifatnya
1. Kualitatif
Pengamatan tentang macam OPT, lokasi penyerangan dan keadaan
umum
2. Kuantitatif
Pengamatan untuk mendapatkan keterangan yang lebih rinci
misalkan tentang intensitas serangannya dan luas areal yang
diserang
Pengamatan berdasarkan Frekuensinya
1. Pengamatan tetap/regular
Pengamtan yang dilakukan secara terus menerus dari waktu ke
waktu sehingga akan dapat menunjukkan gambaran mengenari
perkemabnag tingkat seranggan. Misalnya dinamika populasi hama
2. Pengamtan incidental
Pengamatan untuk mengetahui tingkat serangan OPT pada waktu
dan tempat tertentu saka jika suatu tanaman pada areal
pertanaman menunjukkan gejala terjadinya sertangan OPT baru
dilakukan pengamatan
Berdasarkan sampelnya
1. Pengamatan global
Pengamatan dilakuan secara garis besar, pada areal yang luas
tetapi sampel yang digunakan relatif sedikit minimal 10% sampel
tanaman per luasan lahan
2. Pengamatan halus
Pengamatan yang dilakukan dengan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi, pengamatan lebih detail yang dilakukan setelah diketahui
melalui pengamatan globa; bahwa suatu wilayah pertanaman
terserang OPT
Pengamatan dan Penilaian Serangan Hama
• Langkah taktis dan sistematis yang harus ditempuh untuk
mengimplementasikan PHT adalah
1. Mengidentifikasi dan menganalisi status hama yang akan dikelola.
Hama-hama yang menyerang dikategorikan menjadi hama utama,
hama minor, hama potensial atau hama migran. Dengan diketahui
status hama dapat ditentukan jenjang toleransi ekonomi untuk masing-
masing hama
2. Mempelajari hubungan tritropik (hama, inang, tritropik) serta faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan hama utama. Bentuk kegiatan: Inventarisasi musuh
alami, tumbuhan inang, dsb
Pengamatan dan Penilaian Serangan Hama
3. Penetapan dan pengembangan ambang ekonomi.
Ambang ekonomi/amabang pengendalian adalah ketetapan tentang waktu
pengendalian hama dengan pestisida. Jika populasi atau kerusakan hama
belum mencapai aras tersebut, penggunaan pestisida belum diperlukan.
Pengamatan dan monitoring hama dilakukan secara rutin dan terorganisir
dengan baik. Metode pengambilan sampel perlu dikembangkan agar data
lapangan yang diperoleh dapat dipercaya secara statistik dengan cara
pengumpulan data yang mudah dikerjakan.
Mengembangkan sistem pengamatan dan monitoring hama, untuk
mengetahui letak dan keadaan suatu jenis hama pada waktu dan tempat
tertentu terhadap ambang ekonomi hama tersebut.
Pengamatan dan Penilaian Serangan Hama
4. Mengembangkan model deskriptif dan peramalan hama.
Jika gejolak populasi hama dan hubungannya dengan
komponen-komponen ekosistem lain telah diketahui, dapat
dikembangkan model kuantitatif yang dinamis yang mampu
meramalkan gejolak populasi dan kerusakan dengan tingkat
probabilitas tertentu.
5.  Mengembangkan strategi pengelolaan hama.
Strategi dasar PHT adalah menggunakan taktik ganda
pengendalian dalam suatu kesatuan sistem yang terkoordinasi, yang
mengusahakan agar populasi atau kerusakan karena hama
Klasifikasi tingkat serangan hama pada
tanaman
Skala atau skor Deskripsi

Pertanaman yang sehat Tingkat serangan 0%

Kerusakan ringan Tingkat serangan <25%

Kerusakan sedang Tingkat serangan 25%-50%

Kerusakan berat Tingkat serangan 50%-85%

Puso Tingkat serangan >85%

Tingkat serangan fatal atau puso yang menyebabkan tingkat kehilangan hasil tidak dapat diselamatkan lagi,
sedangkan pertanaman yang sehat digambarkan bahwa tingkat serangan yang mungkin terjadi adalah jauh
dibawah ambang ekonomi
Teknik Pengambilan Contoh
1. Teknik sampling acak
2. Teknik sampling terpilih
Teknik sampling acak
• Dasar pemikiran Teknik ini adalah untuk mendapatkan data yang
dapat mewakili objek secara keseluruhan dapat dilakukan dengan
pengambilan sampel secara acak
• Pengambilan contoh sampek secara acak menyebabkan setiap objek
yang diteliti memiliki peluang dan kesempatan yag sama untuk dipilih
menjadi objek dari sampel sehingga sifat memihak atau bias dihindari
• Jenis sampling acak ini terbagi menjadi sampling acak sederhana,
kelompok, sistematis, berlapis, bertingkat
• Sampling acak sederhana yaitu pengambilan sampling dengan cara
yang sederhana, misalkan dengan cara lotre atau tabel acak.
• Sampling acak kelompok yaitu pengambilan yang berkelompok yang
disebabkan karena banyaknya populasi sehingga dalam pengambilan
sample secara acak akan mengalami kesulitan. Untuk
menyederhanakan pengacakan secara menyeluruh dapat dilakukan
dengan membagi objek menjadi kelompok-kelompok tertentu, hal ini
dapat mengurangi pemberian nomer. Pengacakan selanjutnya dapat
dilakukan pada sample kelompok yang telah diambil.
• Sampel acak sistematis. Pengacakan dilakukan hanya pada sampel
pertama, sedangkan untuk pengambilan sampel selanjutnya dapat
dilekukan dengan cara memberiakn skala jarak tertentu antar sampel
yang sudah ada.
• Sampel acak berlapis (stratified) adalah pengambilan sampel yang
didasarkan pada pengambilan sampel dengan melihat pada tingkat
serangan. Karena di alam, umumnya dalam satu populasi tidak dapat
diseragamkan tingkat serangnnya, sehingga kita dapat menggunakan
sampel acak berlapis.
• Sampel acak bertingkat dapat dilakukan survai terhadap wilayah
tertentu misalkan suatu kabupaten tertentu, untuk mengetahui
terjadinya serangan hama, baik mengenai kepadatan intensitas
serangan, luas serangan serta mengenai kepadatan populasinya.
Untuk menetapkan sampai kepada unit pengamatan, seringkali perlu
dilakukan sampling secara acak berngkat.
Teknik sampling terpilih
 Pengamatan dapat dilakukan pada cakupan wilayah tertentu dengan
ketelitian yang cukup jelas jadi sifat pengamatan adalah ekstensif.
 Pengamatan dengan teknik sampling terpilih umumnya relatif lebih
sedikit. Karena sampel yang digunakan relatif sedikit maka kita harus
benar-benar memilih sampel yang dapat mewakili keadaan di wilayah
tersebut secara umum. Pengamatan yang seperti ini hanya dapat
dilakukan apabila kita telah faham betul tentang keadaan objek.
 Pengamatan yang demikian hanya untuk membuktikan bahwa sampel
pengamatan dapat mewakili kondisi secara umum. Jadi secara
ringkas, kita harus mengambil sampel secara acak yang kemudian
langsung dipetak-petakkan yang kondisinya dapat merupakan
gambaran dari kondisi umum atau global. Pada petak yang telah
dipilih dapat langsung dilakukan pengamatan secara lebih detail
Tipe kerapatan Populasi
1. Kerapatan absolut: kerapatan populasi per unit lahan. Ex. Per ha / m2 / m3
(Dinamika populasi)
2. Intesitas populasi : Kerapatan populasi per unit habitat. Exp. 120 ekor
WBC/rumpun padi
3. Populasi dasar: kerapatan populasi hama per unit habitat dan unit lahan.
Kedelai: 1 baris tanaman terdapat x ulat
4. Kerapatan relatif: kerapatan populasi per unit usaha.Exp. Jumlah ekor
serangga/perangkap
5. Indeks populasi: kerapatan populasi berdasarkan aktivitas hama. Exp.
Pengamtan hasil gejala seranggan/ jejak tikus/ kotoran serangga
S.prugiferda pada jagung
Teknik Penarikan Contoh
 Teknik atau cara untuk mengumpulkan informasi dari suatu contoh
 Berdasarkan objek yang diamati
• Teknik langsung: organisme yang diamati
• Teknik tidak langsung: hasil aktivitas yang diamati (gejala serangan /
kerusakannya)
 Berdasarkan cara pengamatannya
• Destructive sampling
• Non-destructive sampling : Sampel tidak dirusak / dicabut
Teknik langsung
 Perhitungan di tempat (in situ) organisme yang diamati
• Tidak memerlukan perlatan khusus, lebih mengandalkan “kejelian mata”
(pengalaman)
• Untuk hama yang tampak jelas dan mudah dihitung (ukuran cukup
besar)
• Pemeriksaan seluruh tubuh tanaman (bila kerapatan hama rendah,
tanaman berukuran kecil, tajuk saling terpisah)
• Pemerikasaan bagian tanaman (bila tanaman berukuran besar)
• Pemerikasaan berdasarkan Panjang barisan atau luasan lahan (bila tajuk
saling menutup, hama mudah berpindah)
• Hama dapat diamati dengan perontokan bagian tanaman. Cara ini
dengan meletakan penampung dengan ukuran tertentu ( 1 m x 1 m,
biasanya berwarna putih) pada bawah tajuk tanaman, lalu ditepuk-
tepuk tajuknya. Contoh: pengamatan populasi ulat Spodoptera pada
tanaman kedelai
• Hama dapat diamati dengan Teknik penjaringan. Teknik digunakan
untuk hama yang aktif terbang. Contoh: penggunaan jarring ayun
serangga untuk menangkap hama walang sangit (Leptocorisa spp.)
pada padi
• Pengisapan juga dapat digunakan untuk pemantauan populasi hama
ulat
Pemerangkapan
 Pemerangkapan dilakukan pada serangga yang bergerak
 Perangkap aktif: memiliki kemampuan memikat secara fisik ataupun kimia
• Sticky trap: perangkap warna yang diberi perekat
• Pheromone trap: perangkap diberi feromone sex / paraferomon
• Light trap : perangkap cahaya
 Perangkap pasif: bekerjanya lebih bersifat kebetulan
• Pitfall trap: perangkap lubang sumuran untuk serangga permukaan tanah
• Malaise trap: perangkap serangga yang terbang. Serangga bersifat geotropism negative,
dan berjalan/terbang menuju perangkap yang dipasang diatas perangkap
• Window pan trap : untuk serangga aktif terbang, seraangga menaprak kaca/bisang
bening dan jatuh ketempat penampungan serangga yang terletak dibawah

Anda mungkin juga menyukai