Tingkat serangan fatal atau puso yang menyebabkan tingkat kehilangan hasil tidak dapat diselamatkan lagi,
sedangkan pertanaman yang sehat digambarkan bahwa tingkat serangan yang mungkin terjadi adalah jauh
dibawah ambang ekonomi
Teknik Pengambilan Contoh
1. Teknik sampling acak
2. Teknik sampling terpilih
Teknik sampling acak
• Dasar pemikiran Teknik ini adalah untuk mendapatkan data yang
dapat mewakili objek secara keseluruhan dapat dilakukan dengan
pengambilan sampel secara acak
• Pengambilan contoh sampek secara acak menyebabkan setiap objek
yang diteliti memiliki peluang dan kesempatan yag sama untuk dipilih
menjadi objek dari sampel sehingga sifat memihak atau bias dihindari
• Jenis sampling acak ini terbagi menjadi sampling acak sederhana,
kelompok, sistematis, berlapis, bertingkat
• Sampling acak sederhana yaitu pengambilan sampling dengan cara
yang sederhana, misalkan dengan cara lotre atau tabel acak.
• Sampling acak kelompok yaitu pengambilan yang berkelompok yang
disebabkan karena banyaknya populasi sehingga dalam pengambilan
sample secara acak akan mengalami kesulitan. Untuk
menyederhanakan pengacakan secara menyeluruh dapat dilakukan
dengan membagi objek menjadi kelompok-kelompok tertentu, hal ini
dapat mengurangi pemberian nomer. Pengacakan selanjutnya dapat
dilakukan pada sample kelompok yang telah diambil.
• Sampel acak sistematis. Pengacakan dilakukan hanya pada sampel
pertama, sedangkan untuk pengambilan sampel selanjutnya dapat
dilekukan dengan cara memberiakn skala jarak tertentu antar sampel
yang sudah ada.
• Sampel acak berlapis (stratified) adalah pengambilan sampel yang
didasarkan pada pengambilan sampel dengan melihat pada tingkat
serangan. Karena di alam, umumnya dalam satu populasi tidak dapat
diseragamkan tingkat serangnnya, sehingga kita dapat menggunakan
sampel acak berlapis.
• Sampel acak bertingkat dapat dilakukan survai terhadap wilayah
tertentu misalkan suatu kabupaten tertentu, untuk mengetahui
terjadinya serangan hama, baik mengenai kepadatan intensitas
serangan, luas serangan serta mengenai kepadatan populasinya.
Untuk menetapkan sampai kepada unit pengamatan, seringkali perlu
dilakukan sampling secara acak berngkat.
Teknik sampling terpilih
Pengamatan dapat dilakukan pada cakupan wilayah tertentu dengan
ketelitian yang cukup jelas jadi sifat pengamatan adalah ekstensif.
Pengamatan dengan teknik sampling terpilih umumnya relatif lebih
sedikit. Karena sampel yang digunakan relatif sedikit maka kita harus
benar-benar memilih sampel yang dapat mewakili keadaan di wilayah
tersebut secara umum. Pengamatan yang seperti ini hanya dapat
dilakukan apabila kita telah faham betul tentang keadaan objek.
Pengamatan yang demikian hanya untuk membuktikan bahwa sampel
pengamatan dapat mewakili kondisi secara umum. Jadi secara
ringkas, kita harus mengambil sampel secara acak yang kemudian
langsung dipetak-petakkan yang kondisinya dapat merupakan
gambaran dari kondisi umum atau global. Pada petak yang telah
dipilih dapat langsung dilakukan pengamatan secara lebih detail
Tipe kerapatan Populasi
1. Kerapatan absolut: kerapatan populasi per unit lahan. Ex. Per ha / m2 / m3
(Dinamika populasi)
2. Intesitas populasi : Kerapatan populasi per unit habitat. Exp. 120 ekor
WBC/rumpun padi
3. Populasi dasar: kerapatan populasi hama per unit habitat dan unit lahan.
Kedelai: 1 baris tanaman terdapat x ulat
4. Kerapatan relatif: kerapatan populasi per unit usaha.Exp. Jumlah ekor
serangga/perangkap
5. Indeks populasi: kerapatan populasi berdasarkan aktivitas hama. Exp.
Pengamtan hasil gejala seranggan/ jejak tikus/ kotoran serangga
S.prugiferda pada jagung
Teknik Penarikan Contoh
Teknik atau cara untuk mengumpulkan informasi dari suatu contoh
Berdasarkan objek yang diamati
• Teknik langsung: organisme yang diamati
• Teknik tidak langsung: hasil aktivitas yang diamati (gejala serangan /
kerusakannya)
Berdasarkan cara pengamatannya
• Destructive sampling
• Non-destructive sampling : Sampel tidak dirusak / dicabut
Teknik langsung
Perhitungan di tempat (in situ) organisme yang diamati
• Tidak memerlukan perlatan khusus, lebih mengandalkan “kejelian mata”
(pengalaman)
• Untuk hama yang tampak jelas dan mudah dihitung (ukuran cukup
besar)
• Pemeriksaan seluruh tubuh tanaman (bila kerapatan hama rendah,
tanaman berukuran kecil, tajuk saling terpisah)
• Pemerikasaan bagian tanaman (bila tanaman berukuran besar)
• Pemerikasaan berdasarkan Panjang barisan atau luasan lahan (bila tajuk
saling menutup, hama mudah berpindah)
• Hama dapat diamati dengan perontokan bagian tanaman. Cara ini
dengan meletakan penampung dengan ukuran tertentu ( 1 m x 1 m,
biasanya berwarna putih) pada bawah tajuk tanaman, lalu ditepuk-
tepuk tajuknya. Contoh: pengamatan populasi ulat Spodoptera pada
tanaman kedelai
• Hama dapat diamati dengan Teknik penjaringan. Teknik digunakan
untuk hama yang aktif terbang. Contoh: penggunaan jarring ayun
serangga untuk menangkap hama walang sangit (Leptocorisa spp.)
pada padi
• Pengisapan juga dapat digunakan untuk pemantauan populasi hama
ulat
Pemerangkapan
Pemerangkapan dilakukan pada serangga yang bergerak
Perangkap aktif: memiliki kemampuan memikat secara fisik ataupun kimia
• Sticky trap: perangkap warna yang diberi perekat
• Pheromone trap: perangkap diberi feromone sex / paraferomon
• Light trap : perangkap cahaya
Perangkap pasif: bekerjanya lebih bersifat kebetulan
• Pitfall trap: perangkap lubang sumuran untuk serangga permukaan tanah
• Malaise trap: perangkap serangga yang terbang. Serangga bersifat geotropism negative,
dan berjalan/terbang menuju perangkap yang dipasang diatas perangkap
• Window pan trap : untuk serangga aktif terbang, seraangga menaprak kaca/bisang
bening dan jatuh ketempat penampungan serangga yang terletak dibawah