Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olah Raga


Kementrian Kesehatan RI
LATAR BELAKANG
PENDUDUK INDONESIA
238,22 JUTA (BPS,2012)
TIDAK BEKERJA
(7,7 jt)
ANGKATAN KERJA
120,4 jt BEKERJA
(112,8 JUTA)

PEKERJA FORMAL PEKERJA INFORMAL


(42,1 JUTA) (70,7 JUTA)

INDUSTRI PERKANTORAN SARANA KESEHATAN (RS, SEKTOR INFORMAL, UMKM (SME)


PUSKESMAS, LAB0RATORIUM, KLINIK
PERUSAHAAN DLL)

Potensi Bahaya
Potensi Bahaya Ringan Potensi Bahaya Ringan,
Ringan,
Faktor risiko 1,5 kali dibanding Sedang 1-2-3, Berat
Sedang 1-2-3,
tempat kerja lain
Berat

WAJIB MENYELENGGARAKAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
• Kualitas
CONTINUUM OF Lansi • Degenera
si
a
CARE • Faktor risiko di
tempat kerja
Usia • Ancaman peny.
Sasaran Kesehatan Kerja Menular dan
tidak menular
Kerja • Polusi di Tpt
Kerja
• Produktifitas
Pelayanan bagi
anak SMP/SMA
Pelaya • Kespro
& remaja remaja
nan
• Ancaman
PUS Pemeriks Persalin Pelayanan
PM dan
aan an, nifas Pelaya Pelayanan bagi anak PTM
Kehamila nan bagi SD
& balita &
n •UKS
neonatal bagi prasekola
1000
bayi Hari
h
•Dokcil
•PMT

•Gangguan
• KIE Keceerdasan
lema
•AKI • Tumbuh
h • Usia rentan
228/100.000 • ASI <15% Kembang
• UHH • AKB 32/1000
KH • D/S 71,3% bayi/balita
KH • AKBAL 34/1000
KH
Apa itu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) ?
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Dasar Hukum
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wajib
Dilaksanakan
Kenapa Rumah Sakit
Harus Melaksanakan
Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ?
Lanjutan

• Bidang pekerjaan dengan tingkat


keterlibatan manusia yang tinggi
• Kegiatan yang terus menerus 24 jam dan 7 hari
seminggu
• Keterlibatan berbagai bidang profesi kes maupun
non kesehatan serta penggunaan teknologi
sederhana hingga yang canggih mengandung
konsekwensi (+) dan (-)
• Kewajiban melakukan perlindungan terhadap,
Karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan
RS dan Aktivitas

• Kebijakan pemerintah tentang RS di Indonesia


Meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan yang aman di RS
• Rumah Sakit kompetitif di era globalStandar
Pelayanan
• Tuntutan terhadap mutu pelayanan RS semakin
meningkat  kualitas pelayanan
• Pelaksanaan K3, berkaitan dengan citra dan
kelangsungan hidup RS
POTENSI BAHAYA DI
RS !!
Potensi bahaya
AREA PAJANAN
Klinik Biologis : Blood & Airborne pathogen, Ergonomic, Lateks
Kecelakaan : terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah S.D.A.Gas anestesi, Laser, Bahan sterilisasi, pembersih
Laboratorium Kuman, virus, jamur, Formaldehid, toluene, xylene
Kecelakaan & Ergonomi
Radiologi Radiasi Pengion & non-pengion, Patogen, kecelakaan, ergonomi

Fisioterapi Ergonomi, Kecelakaan, Biologis, Peralatan


Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising, Panas, Kecelakaan,
kebakaran, mengangkat beban
Urusan Rumah Tangga Cairan pembersih, bahan terkontaminasi, lateks, beban
mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,
Pembuangan limbah Bahan terkontaminasi, radiasi, benda tajam

Dll
Lanjutan

• SC-Amerika (1998) mencatat frekuensi angka KAK di RS


lebih tinggi 41% dibanding pekerja lain dengan angka
KAK terbesar adalah NSI (Needle Stick injuries).
• 41% perawat RS mengalami occupational low back pain,
(Harber P et al,1985).
• Keluhan subyektif low back pain didapat pada 83.3%
karyawan. Penderita terbanyak usia 30-49 : 63.3 %.
(instalasi bedah sentral di RSUD di Jakarta 2006)
• Data salah satu RS di Indonesia kejadian Kecelakaan
tertusuk jarum suntik tahun 2012: 8 kali dari januari sd
Oktober 2013.
• Data hasil skrining pemeriksaan 5 orang + hepatitis B.
Hasil Penelitian & Survey
Kasus yang sering terjadi :
tertusuk jarum, tergelincir,
terkilir, tergores/
terpotong, sakit pinggang
dll.>>> JARANG terlaporkan
(karena pelaku
pengobatan)
KEBIJAKAN KESEHATAN KERJA
LANDASAN HUKUM

• UU 36 Tahun 2009/Kesehatan Pasal 164 :

1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi


pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan
2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana diUpaya
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada maksud
pada ayat (1) meliputi pekerja disektor formal dan
informal
3) ayat (1) berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
berada di lingkungan tempat kerja
4) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) berlaku juga bagi kesehatan pada
lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut,
maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia
5) Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
21

KEBIJAKAN
KESEHATAN KERJA
Kebijakan Kesehatan Kerja
ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan
22

Arah Kebijakan
Kesehatan Kerja
Kebijakan kesehatan kerja diarahkan
pengembangan dan pemantapan pada Sektor
formal dan informal
Kebijakan Kesehatan Kerja mencakup
Pendekatan pelayanan menyeluruh (promotif,
preventif, kuratif & rehabilitatif dan terintegrasi
dengan upaya kesehatan lainnya
Perlindungan jaminan kesehatan
Pengelolaan kesehatan kerja sektor informal di
daerah menjadi tanggung jawab Pemda, pekerja
dan pemberi kerja
Pengembangan dan penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan milik pemerintah dan
swasta Memenuhi standar
23

PEKERJA
MENENGA
H/BESAR

• Tanggung Jawab Pemerintah dan


PEKERJA
masyarakat pekerja (puskesmas)
INDIVIDU/
• Pelaksanaanya dapat melalui
USAHA
pemberdayaan masyarakat pekerja
KECIL
• Pelayanan yang diberikan adalah
pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif dalam jaringan JKN
Penerapan Standar Akreditasi RS
• Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien,
• Standar Manajemen Rumah Sakit,
• Standar Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit,
• Standar Sasaran Milenium Development
Goal’s,
Join Commission International Accreditation
For Hospital of new era Accreditation for
services

• Safety Patient
• Safety Staff/visitor
• Safety Equipment, Building and
Environment
• Safety Business
Upaya terpadu seluruh karyawan
Rumah Sakit, untuk menciptakan
lingkungan kerja, proses kerja, tempat
kerja Rumah Sakit yang sehat, aman
dan nyaman termasuk pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit
dan masyarakat lingkungan Rumah
Sakit.
KEPMENKES No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010
TENTANG
STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT

KEPMENKES No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010


TENTANG
STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
Continous
Penutup

• Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja


baik di pusat, provinsi dan
Kabupaten/kota tidak mungkin
dilakukan sendiri perlu  kerjasama
dengan Dinas terkait.
• Akreditasi RS diperlukan komitment
dari semua pengandil.
• Akreditasi K3 RS emage tak terhingga

Anda mungkin juga menyukai