Anda di halaman 1dari 16

II.

IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia
C. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
D. Proses Berbangsa dan Bernegara
A. Pengertian Identitas Nasional
 Setiap bangsa memiliki karakter dan identitasnya masing-masing.
 Indonesia adalah negara yang unik, karena memiliki: pulau
terbanyak di dunia, negara tropis yang hanya 2 musim, suku, tradisi
dan bahasa terbanyak di dunia.
 Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau
jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.
 Beberapa faktor yang menjadikan setiap bangsa memiliki identitas
yang berbeda, yaitu: keadaan geografi, ekologi, demografi, sejarah,
kebudayaan, dan watak masyarakat.
B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia

• BOEDI OETOMO (1908)  berbasis subkultur jawa


• SERIKAT DAGANG ISLAM (1911) kaum entrepreneur islam yg
bersifat ekstrovert (membuka diri dg dunia luar) dan politis
• MUHAMMADIYAH (1912)  subkultur islam modernis yg bersifat
introvert dan sosial
• INDISCHE PARTY (1912)  subkultur campuran Indo Belanda, Indo
Chinese, Indo Arab dan Indonesia asli yg mencerminkan elemen politis
nasionalisme non rasial yg berslogan “Tempat yang memberi nafkah
yg menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya”
• INDISCHE SOCIAL DEMOCRATISCHE VERENIGING (1913)
mengejawantahkan nasionalisme politik radikal & berorentasi Marxist
• TRI KORO DHARMO (1915) sebagai embrio JONG JAVA (1918) &
INDONESIA MUDA (1931)  berbasis subkultur Jawa
• NAHDATOEL OELAMA (1926) subkultur santri dan ulama
• JONG AMBON, JONG SUMATRA, JONG CELEBES

1) untuk
mempersatukan
para pelajar pribumi,
2) menyuburkan minat
PERGERAKAN NASIONALISME pada kesenian dan
YG BERJATI DIRI “INDONESIANESS” bahasa nasional
serta
3) memajukan
pengetahuan umum
untuk anggotanya.

AKTUALISASI TEKAD POLITIKNYA


DALAM SUMPAH PEMUDA
• MANIFESTO POLITIK (1925)  Mahasiswa Indonesia di
Belanda
• DARI KEANEKARAGAMAN SUBKULTUR TERKRISTALISASI
 CORE CULTURE BASIS EKSISTENSI NATION-STATE
INDONESIA  NASIONALISME

APAPUN SUBKULTURNYA, MEREKA MERASA BERNUSA


SATU, BERBANGSA SATU, BERBAHASA SATU- INDONESIA 
IDENTITAS NASIONAL
Manifesto politik adalah
suatu pernyataan
terbuka tentang tujuan
dan pandangan
seseorang atau suatu
C. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
 “Identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain.
 “Nasional” menunjukkan pada sifat khas kelompok yang memiliki
ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa,
maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
 “Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat
yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang
diberi sebutan nasional.
 Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter, kharassein atau
kharax”, dalam bahasa Prancis “caractere” dalam bahasa Inggris
“character.
 Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti,
tabiat, watak yang membedakan seseorang dengan orang lain.
 Karakter bangsa dapat diartikan tabiat atau watak khas bangsa
Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa
lain.
 Indonesia sebagai masyarakat berkembang, menghadapi tiga
masalah pokok yaitu nation-building, stabilitas politik dan
pembangunan ekonomi yi:
 Nation-building adalah masalah yang berhubungan dengan
warisan masa lalu, bagaimana masyarakat yang beragam
berusaha membangun kesatuan bersama.
 Stabilitas politik merupakan masalah yang terkait dengan realitas
saat ini yaitu ancaman disintegrasi.
 Masalah pembangunan ekonomi adalah masalah yang terkait
dengan masa depan yaitu masyarakat adil dan makmur.
Karakter khas bangsa Indonesia:
1. Ramah dan santun
 Bangsa Indonesia memiliki karakter khas dibanding bangsa lain
yaitu keramahan dan sopan santun.
 Keramahan tersebut tercermin dalam sikap mudah menerima
kehadiran orang lain sehingga banyak bangsa lain yang datang ke
Indonesia merasa nyaman tinggal di Indonesia.
2. Bangsa agraris
 Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai
petani.
 Sistem kemasyarakatan di sebagian besar suku di Indonesia
adalah sistem Gemmeinschaaft (paguyuban/masyarakat
sosial/bersama). Suatu sistem kekerabatan dimana masyarakat
mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan kelompok
etnisnya.
3. Memiliki identitas bangsa yang kuat
 Warga Indonesia selalu mementingkan identitas nasional bangsa,
yang tercermin pada: bahasa nasional, bendera, lagu kebangsaan,
lambang negara gambar Garuda Pancasila dan lain-lain.
4. Religius
 Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, humanis, menyukai
persatuan/ kekeluargaan/bermusyawarah dan lebih mementingkan
kepentingan bersama.
5. Gotong royong
 Gotong royong adalah perwujudan dari kemanusiaan dan persatuan
yang kental di Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain.
 Kerjabakti bersama dan ronda, misalnya, adalah salah satu contoh
nyata karakter yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa
lain, bangsa yang komunal tanpa kehilangan hak individualnya.
 Identitas Nasional Indonesia, antara lain:
 Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
 Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
 Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
 Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila.
 Semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.
 Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila.
 Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945.
 Bentuk Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
 Konsepsi Wawasan Nusantara.
 Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan
nasional.
D. Proses Berbangsa dan Bernegara

 Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun lewat proses
panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan.
 Kepribadian, jati diri serta identitas nasional Indonesia dapat dilacak dari
sejarah terbentuknya bangsa Indonesia sejak periode kerajaan Kutai,
Sriwijaya serta kerajaan-kerajaan lain sebelum kolonialisme dan
imperialisme masuk ke Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada era
kolonial atau pasca kolonial.
 Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya menurut
Mohammad Yamin disebut fase nasionalisme lama.
 Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para
tokoh pejuang kemerdekaan yang dimulai dari tahun 1908 (berdirinya
organisasi pergerakan Budi Utomo), kemudian dicetuskannya Sumpah
Pemuda pada tahun 1928.
 Perjuangan terus bergulir hingga mencapai titik kulminasinya pada
tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik
Indonesia.
 Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama,
budaya maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk
menyatukan keragaman tersebut.
Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan identitas bangsa
Politik Identitas
 Politik identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang ditandai dengan
kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk represi
(tekanan) yang memarjinalisasikan mereka pada masa lalu.
 Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan
aspirasi kelompok
 Identitas bukan hanya persoalan sosio-psikologis namun juga politis.
 Identitas yang dalam konteks kebangsaan seharusnya digunakan untuk
merangkum kebinekaan bangsa, namun justru mulai tampak penguatan
identitas-identitas sektarian baik dalam agama, suku, daerah dan lain-lain.
 Identitas yang menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan
(citizenship) adalah kesadaran atas kesetaraan manusia sebagai
warganegara.
 Identitas sebagai warganegara ini menjadi bingkai politik untuk semua orang,
terlepas dari identitas lain apapun yang dimilikinya seperti identitas agama,
etnis, daerah dan lain-lain.
 Pada era reformasi telah dibuka kebebasan berpikir, berpendapat dan lain-
lain. Dalam perkembangannya kebebasan (yang berlebihan) ini telah
menghancurkan pondasi dan pilar-pilar yang pernah dibangun oleh
pemerintah sebelumnya. Masyarakat tidak lagi kritis dalam melihat apa yang
perlu diganti dan apa yang perlu dipertahankan. Ada euphoria untuk
mengganti semua.
 Perkembangan lebih lanjut adalah menguatnya wacana hak asasi manusia
dan otonomi daerah yang memberikan warna baru bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara yang menunjukkan sisi positif dan negatifnya.
 Perjuangan menuntut hak asasi menguat. Perjuangan tersebut muncul dalam
berbagai bidang dengan berbagai permasalahan seperti: kedaerahan, agama
dan partai politik. Mereka masing-masing ingin menunjukkan identitasnya,
sehingga tampak kesan ada ‘perang’ identitas.
 Munculnya istilah ‘putra daerah’, organisasi keagamaan baru, lahirnya partai-
partai politik yang begitu banyak, kalau tidak hati-hati dapat memunculkan
‘konflik identitas’.
 Sebagai negara -bangsa, perbedaan-perbedaan harus dilihat sebagai
realitas yang wajar dan niscaya. Untuk itu perlu dibangun relasi yang
menghubungkan keragaman sebagai upaya membangun konsep kesatuan
dalam keragaman.
 Eksistensi Pancasila diniatkan untuk itu yaitu sebagai alat pemersatu.
 Politik identitas bisa bersifat positif maupun negatif:
 Bersifat positif berarti menjadi dorongan untuk mengakui dan
mengakomodasi adanya perbedaan, bahkan sampai pada tingkat
mengakui keistimewaan suatu daerah terhadap daerah lain karena
alasan yang dapat dipahami secara historis dan logis.
 Bersifat negatif ketika terjadi diskriminasi antar kelompok satu dengan
yang lain, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas. Dominasi bisa
lahir dari perjuangan kelompok tersebut, dan lebih berbahaya apabila
dilegitimasi oleh negara. Negara harus mengatasi setiap kelompok
dengan segala kebutuhan dan kepentingannya serta mengatur dan
membuat regulasi untuk menciptakan suatu harmoni
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai