Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR PRODUKSI TEH

PADA TAHUN 2008-2018


Mutiara Hikmah Fajar Mentari
163112500150008
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: 
teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-
rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, 
krisan dan jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau


teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia.
Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun, masih
jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan
negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.
SEJARAH TEH
Negeri Tiongkok menjadi tempat lahirnya teh. Di sanalah pohon teh Tiongkok (Camellia sinensis)
ditemukan dan berasal, tepatnya di provinsi Yunnan, bagian barat daya Tiongkok. Iklim Yunnan yang tropis
dan subtropis, yaitu hangat dan lembap menjadi tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh. Yunnan
memiliki banyak hutan purba, bahkan ada tanaman teh liar yang berumur 2,700 tahun dan selebihnya
tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun juga ditemukan di tempat ini.
Sebuah legenda, salah satu bentuk dokumentasi yang paling tua, menceritakan bahwa Shennong
yang menjadi cikal bakal pertanian dan ramuan obat-obatan, juga yang menjadi penemu teh. Dikatakan
dalam bukunya bahwa dia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan menggunakan teh sebagai
obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum
ramuan yang beracun dan tidak sempat meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam
tubuhnya meradang.
Teh China pada awalnya memang digunakan untuk bahan obat-obatan (abad ke-8 SM). Orang-orang
Tiongkok pada waktu itu mengunyah teh (770 SM–476 SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan
dari sari daun teh. Teh juga sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sup.
Perkembangan Luas Areal Perkebunan Teh
Perkembangan luas areal perkebunan teh di Indonesia
selama lima tahun terakhir cenderung menunjukkan sedikit
penurunan yakni berkisar antara (-11,02) dan (0,67) persen.
Pada tahun 2008 lahan perkebunan teh Indonesia tercatat
seluas 139.417 hektar, kemudian pada tahun 2009 menjadi
124.056 hektar atau berkurang sekitar 11,02 persen. Sementara
itu, pada tahun 2010 luas areal perkebunan teh tercatat seluas
122.797 hektar atau mengalami penurunan sebesar 1,01 persen
terhadap tahun sebelumnya. Demikian pula tahun 2011 luas
areal mengalami penurunan kembali sebesar 0,28 persen atau
menjadi 122.458 hektar. Sehingga apabila dilihat dari tahun
2008 sampai dengan 2011 perkembangan luas areal
perkebunan teh mengalami penurunan sebesar 13,85 persen.
Perkembangan luas areal perkebunan teh menurut status
pengusahaan tahun 2008-2013** dilihat pada tabel A di
samping ini.
Pada tahun 2011 diperkirakan luas areal Apabila dilihat dari status pengusahaannya, perkebunan teh di
perkebunan teh tersebar di 11 provinsi yakni Indonesia dapat dibagi menjadi Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Negara (PBN), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Pada tahun 2011 luas
areal perkebunan teh di Indonesia sebesar 122.458 hektar sekitar 45,72
Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa
persen atau 55.983 hektar diantaranya diusahakan oleh perkebunan rakyat,
Barat, Banten, Jawa Tengah, D.I. sedangkan yang diusahakan oleh perkebunan besar negara seluas 37.640
Yogyakarta, Jawa Timur, serta Kalimantan hektar (30,74 %) dan perkebunan besar swasta hanya seluas 28.835 hektar
Timur. Dari ke 11 provinsi tersebut, Provinsi (23,55%). Perkembangan luas areal perkebunan teh menurut status
Jawa Barat merupakan provinsi dengan areal pengusahaan tahun 2008-2013** disajikan pada Gambar A berikut.
perkebunan teh yang terluas di Indonesia.
Pada tahun 2011 luas areal perkebunan teh
yang berada di Provinsi Jawa Barat tercatat
seluas 95.574 hektar atau merupakan 78,04
persen dari total luas areal perkebunan teh di
Indonesia. Sementara itu, provinsi lainnya
yang juga memiliki luas areal perkebunan
teh yang cukup besar yakni Jawa Tengah
seluas 10,039 hektar (8,20 %) dan Sumatera
Barat seluas 4.924 hektar (4,02 %).
Pada tahun 2014 luas areal PBN Teh Indonesia tercatat
seluas 37.399 hektar, menurun menjadi 33.124 hektar pada
tahun 2015 atau terjadi penurunan sebesar 11,43 persen.
Pada tahun 2016 diperkirakan menurun sebesar 10,77 persen
dari tahun 2015 menjadi 29.558 hektar. Sedangkan luas areal
PBS Teh Indonesia pada tahun 2014 tercatat seluas 28.143
hektar, meningkat menjadi 28.219 hektar pada tahun 2015
atau terjadi peningkatan sebesar 0,27 persen dan pada tahun
2016 diperkirakan akan menurun sebesar 34,01 persen
dibandingkan tahun 2015 menjadi 18.623 hektar.

Data PR Teh di Indonesia merupakan data yang diperoleh


dari Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian. Data tahun
2016 merupakan data sementara. Pada tahun 2014 luas areal
yang diusahakan oleh PR seluas 53.358 hektar, meningkat
sekitar 0,36 persen menjadi seluas 53.549 hektar pada tahun
2015, dan diperkirakan menjadi 53.141 hektar pada tahun
2016. Perkembangan luas areal perkebunan teh menurut
status pengusahaan tahun 2014 - 2016 disajikan pada
Gambar A.
Pada tahun 2016 luas areal PBN Teh Indonesia tercatat
seluas 33.428 hektar, penurunan menjadi 31.660 hektar pada
tahun 2017 atau terjadi penurunan sebesar 5,29 persen.
Namun pada tahun 2018 menurun sebesar 15,39 persen dari
tahun 2017 menjadi 26.788 hektar. Sedangkan luas areal
PBS Teh Indonesia pada tahun 2016 tercatat seluas 27.842
hektar, turun menjadi 27.308 hektar pada tahun 2017 atau
terjadi penurunan sebesar 1,92 persen dan pada tahun 2018
kembali menurun sebesar 6,71 persen dibandingkan tahun
2017 menjadi 25.476 hektar. Data PR Teh di Indonesia
merupakan data yang diperoleh dari Dirjen Perkebunan,
Kementerian Pertanian. Data tahun 2018 merupakan data
sementara. Pada tahun 2016 luas areal yang diusahakan oleh
PR seluas 52.384 hektar, menurun sekitar 0,28 persen
menjadi seluas 52.237 hektar pada tahun 2017, dan menjadi
52,156 hektar pada tahun 2018 atau sekitar 0,16 persen.
Perkembangan luas areal perkebunan teh menurut status
pengusahaan tahun 2016 - 2018 disajikan pada Gambar A.
Luas areal perkebunan teh tersebar di beberapa provinsi di Pulau Jawa dan
Sumatera. Dilihat dari luas areal terbesar, provinsi Jawa Barat merupakan provinsi
dengan luas areal PB Teh terluas di Indonesia yaitu 40.349 hektar (68,43 %) pada
tahun 2017 dari total luas areal PB Teh di Indonesia. Pada tahun 2018 luas areal PB
Teh di Provinsi Jawa Barat sebesar 33.979 hektar atau terjadi penurunan sebesar
15,79 persen (table 3.1 dan 3.2).

Luas areal Perkebunan Rakyat (PR) Teh terdapat di Provinsi Sumatera Barat
dan seluruh provinsi di Pulau Jawa. Dilihat dari besarnya luas areal menurut
provinsi, provinsi Jawa Barat juga merupakan provinsi dengan luas areal PR Teh
terluas di Indonesia yaitu 45.203 hektar (86,39 %) pada tahun 2017 dari total luas
areal PR Teh di Indonesia. Pada tahun 2018 luas areal PR Teh di Provinsi Jawa
Barat sebesar 44.890 hektar atau terjadi penurunan sebesar 0,96 persen (table 39).
Perkembangan Produksi Teh
Perkembangan produksi teh di Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia menurut status pengusahaan tahun
selama lima tahun terakhir berfluktuasi. Pada 2008-2013** dapat dilihat pada Tabel B berikut ini.
tahun 2008 total produksi teh indonesia dalam
bentuk daun kering sebesar 153.282 ton. Pada
tahun 2009 produksi teh mengalami penurunan
volume produksi sebesar 0,45 persen atau
menjadi 152.588 ton, sedangkan pada tahun 2010
produksi teh sebesar 151.012 ton yang berarti
turun sekitar 1,03 persen. Produksi teh
mengalami penurunan kembali sekitar 1,03
persen pada tahun 2011 sehingga menjadi
sebesar 146.603 ton. Prediksi pada tahun 2012
total produksi teh indonesia sebesar 150.127 ton.
Hal ini berarti akan mengalami penurunan
produksi sekitar 2,40 persen dari tahun 2011.
Sama halnya luas areal perkebunan teh, produksi teh Persentase produksi teh yang diusahakan oleh perkebunan rakyat selama
yang terbesar juga berasal dari Provinsi Jawa Barat. periode tahun 2008 - 2011 yakni berkisar 25,18 s/d 35,13 persen, sedangkan
Pada tahun 2011 produksi teh yang berasal dari perkebunan besar negara berkisar 41,68 s/d 53,17 persen dan untuk
Provinsi Jawa Barat sebesar 104.905 ton, yang perkebunan besar swasta berkisar 21,22 s/d 23,45 persen. Produksi teh
berarti sekitar 85,67 persen dari total produksi teh Indonesia tahun 2011 sebesar 146.603 ton yang berasal dari perkebunan
Indonesia. Sementara itu provinsi lainnya yang juga rakyat sebesar 51.507 ton atau sekitar 35,13 persen, perkebunan besar negara
merupakan penghasil teh yang cukup besar yakni sebesar 61.110 ton (41,68 %), dan perkebunan besar swasta sebesar 33.986
Jawa Tengah sebesar 14.680 ton (11,99 %) dan ton (23,18 %). Perkembangan produksi teh menurut status pengusahaan tahun
Sumatera Barat sebesar 7.289 ton (4,97 %). 2008-2013** disajikan pada Gambar B di bawah ini.

Dilihat dari status pengusahaannya, pada tahun 2011


persentase luas areal perkebunan teh yang
diusahakan oleh perkebunan rakyat mencapai 45,72
persen terhadap total luas areal perkebunan teh
Indonesia, namun produksi dari perkebunan rakyat
hanya sekitar 35,13 persen dari total produksi teh
Indonesia. Hal itu dikarenakan produktivitas dari
perkebunan rakyat umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan produktivitas perkebunan
besar negara maupun swasta.
Perkembangan produksi daun teh kering Perkebunan Besar Dilihat dari produksi terbesar, produksi daun teh kering yang
(PB) dari tahun 2014 sampai dengan 2016 cenderung dihasilkan oleh PB terbesar pada tahun 2015 dan tahun 2016
mengalami penurunan. Pada tahun 2014 produksi daun teh berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan masing-masing
kering sebesar 103.513 ton, menurun menjadi 83.142 ton pada produksi sebesar 50.469 ton (60,70 %) dan 35.670 ton (47,69
tahun 2015 atau terjadi penurunan sebesar 19,68 persen. Tahun %) dari total produksi PB teh di Indonesia. Produksi daun teh
2016 produksi daun teh kering diperkirakan menurun kembali kering perkebunan besar teh di Indonesia menurut provinsi
menjadi 74.793 ton atau menurun sebesar 10,04 persen (lihat
tahun 2015 dan tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar B).
Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Untuk Perkebunan Rakyat (PR),
produksi daun teh kering dari tahun 2014 sampai 2016
cenderung mengalami penurunan setiap tahun. Produksi daun
teh kering pada tahun 2014 sekitar 50.856 ton, pada tahun
2015 menjadi 49.473 ton atau menurun 2,72 persen. Pada
tahun 2016 diperkirakan mencapai 49.364 ton atau menurun
0,22 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Dilihat
menurut produksi terbesar, produksi daun teh kering PR pada
tahun 2016 terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Barat yang
mencapai 40.575 ton atau sekitar 82,20 persen dari total
produksi PR teh di Indonesia.
Perkembangan produksi daun teh kering Perkebunan Dilihat dari produksi terbesar, produksi daun teh kering
Besar (PB) dari tahun 2016 sampai dengan 2018 yang dihasilkan oleh PB terbesar pada tahun 2017 dan tahun
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2016 produksi daun 2018 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan masing-
teh kering sebesar 91.039 ton, menaik menjadi 91.926
ton pada tahun 2016 atau terjadi kenaikan sebesar 0,97
masing produksi sebesar 57 921 ton (63,01 %) dan 54 387
persen. Tahun 2017 produksi daun teh kering ton (60,42 %) dari total produksi PB teh di Indonesia (table
mengalami penurunan sebesar 90.016 ton atau naik 3.1dan 3.2).
sebesar 2,08 persen (lihat Gambar B).
Untuk Perkebunan Rakyat (PR), produksi daun teh kering
dari tahun 2016 sampai 2018 cenderung mengalami
kenaikan setiap tahun. Produksi daun teh kering pada tahun
2016 sekitar 47.732 ton, pada tahun 2017 menjadi 48.661
ton atau menaik 1,95 persen. Pada tahun 2018 diperkirakan
mencapai 49.269 ton atau turun 1,25 persen dibandingkan
dengan tahun 2017. Dilihat menurut produksi terbesar,
produksi daun teh kering PR pada tahun 2018 terbanyak
berasal dari Provinsi Jawa Barat yang mencapai 41.928 ton
atau sekitar 85,10 persen dari total produksi PR teh di
Indonesia.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai