Pemicu 1
Pemicu 1
CANTIKA MONICA
405200189
13
LI 1
Sistem Imun Spesifik dan nonspesifik
What is immune system ?
• Istilah "kekebalan" dalam konteks biologis secara historis mengacu
pada resistensi terhadap patogen; Namun, reaksi terhadap beberapa
zat tidak menular termasuk: molekul lingkungan yang tidak
berbahaya, tumor, dan bahkan komponen host yang tidak berubah
juga dianggap sebagai bentuk kekebalan (alergi, kekebalan tumor, dan
autoimunitas). Kumpulan sel, jaringan, dan molekul yang memediasi
reaksi ini disebut imun sistem, dan respon terkoordinasi dari sel-sel ini
dan molekul patogen dan zat lain terdiri dari: suatu respon imun.
• Imunitas pertahanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2020. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Ke-enam. Elsevier : Indonesia
Pertahanan tubuh dikelompokkan menjadi 2 :
1. Innate immunity (kekebalan bawaan) yang memberikan
perlindungan langsung terhadap invasi mikroba.
2. Adaptive immunity (kekebalan adaptif) yang berkembang lebuh
lambat dan memberikan pertahanan yang lebih khusus melawan
infeksi.
Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis. Imunologi Dasar FK UI
Abbas A, Lichtman A. Basic immunology 4th ed. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier; 2015
LI 2
Organ dan Jaringan Limfatik
Organ limfoid
Primer
1. Sumsum tulang
2. Timus
Sekunder
3. Kelenjar limfonodus
4. Limpa
5. Sistem imun kutaneus dan mukosa (regional immune system)
Copyright © 2016 Wolters Kluwer Health
Histology - A Text and Atlas
Tempat limfosit T dan B
Organ limfoid mengalami maturase dan
generative/primer menjadi kompeten untuk
merespons antigen.
Jaringan system imun
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Organ limfoid generative/primer : timus
• Letak mediastinum anterior
• Organ berkapsul berukuran kecil yang terdiri atas 2 lobus
• Limfosit T memasuki Timus memperoleh kompetensi imunologis
• Timus terus tumbuh hingga pubertas
berinvolusi (atrofi) dan menjadi
terinfiltrasi oleh sel lemak tetapi
tetap dapat berfungsi sampai dewasa
tua
• Fungsi utama mengarahkan sel T
yang imunokompeten untuk mencapai
imunokompetensi
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 2014
Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas, 13 th Ed. Indiana: Lange, 2013
Sumsum Tulang
(Hematopoiesis)
Organ limfoid perifer/sekunder : kelenjar
limfe
• Struktur oval, berkapsul, berukuran kecil
• Bertindak sebagai saringan untuk pengeluaran bakteri dan zat asing lainnya
• Lokasi: leher, aksila, inguinal, mesenterium
• Parenkim tersusun atas limfosit T dan B,
APC, dan makrofag
• Permukaan cembung yang ditembus oleh
pembuluh limf aferen yang mempunyai katup
• Permukaan cekung nodus tempat
arteri dan vena masuk dan keluar dari nodulus
keluar melalui pembuluh limf eferen
• Secara histologis dibagi menjadi 3 daerah:
korteks, parakorteks, dan medula
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 2014
Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas, 13th Ed. Indiana: Lange, 2013
• Korteks
• Terdapat nodulus limfatikus primer kumpulan limfosit B (sel B dan sel B memori)
• Bagian tengah terwarnai pucat sentrum germinativum (nodulus limfatikus sekunder)
terbentuk sebagai respons antigen yang masuk tempat pembentukan sel B dan plasma
• Daerah perifer sentrum germinativum corona
• Parakorteks
• Antara korteks dan medulla
• Mengandung sebagian besar sel T dan zona dependen-timus dari limfonodus
• APC bermigrasi ke daerah parakorteks limfonodus menyajikan kompleks epitop-MHC II
kepada Th menyebar sampai ke medulla
• Medula
• Sel (limfosit, sel plasma dan makrofag) terbenam dalam jejaring serat reticulum dan sel
reticulum
Organ limfoid perifer/sekunder : limpa
• Organ di dalam perut dengan vaskularisasi yang banyak, yang
memiliki peran yang sama dalam respons terhadap antigen yang
dibawa melalui darah dengan peran kelenjar limfe dalam memberikan
respons terhadap antigen yang dibawa melalui limfe.
• Darah yang memasuki limpa mengalir melalui suatu jejaring kanal
(sinusoid).
• Antigen yang dibawa oleh darah ditangkap dan dikonsentrasikan oleh
sel-sel dendritic serta makrofag di dalam limpa.
• Mengandung bayak sekali fagosit, yang memakan serta
menghancurkan mikroba dalam darah.
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Limpa
• Organ limfoid terbesar
• Penyaring darah menghancurkan eritrosit tua
• Pembuatan Antibodi
• Proliferasi sel T dan B
• Pembuluh limfa eferen
• Pulpa Putih
Berhubungan erat dgn arteriol sentralis (arteriol
sentralis dikelilingi oleh PALS)
• Pulpa Merah
Tersusun atas sinus splenikus dan korda splenikus
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 201
Organ limfoid perifer/sekunder : system imun
kutaneus dan mukosa
• Tempat terjadinya respons imun terhadap antigen yang menembus
epitel.
• Mampu merespons pathogen tetapi tidak bereaksi terhadap banyak
sekali mikroba komensal yag biasanya tidak berbahaya di lapisan
epitel.
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
LI 3
Komponen yang berperan dalam respon Imun/Sistem Imun
• Imunogen adalah stimulus yang menghasilkan
respon imun humoral atau sel-mediated,
sedangkan antigen adalah zat yang mengikat
khusus untuk antibodi atau reseptor sel-T.
• Semua imunogen adalah antigen, tetapi semua
antigen mungkin bukan imunogen, beberapa
molekul kecil yang disebut haptens dapat
digunakan untuk antibodi atau reseptor sel B
tetapi mereka tidak dapat memulai respon imun.
• Biasanya, antigen yang di bawah 20 kDa (~ 200 asam
amino) tidak akan imunogenik. Mereka akan perlu
terkonjugasi ke protein pembawa.
https://www.creative-diagnostics.com/blog/index.php/immunogen-antigen-hapten-epitope-and-adjuvant/
Jenis-jenis sitokin
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Respon Imun Humoral
Primer dan Sekunder
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Presentasi Antigen Oleh MHC
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Pathway Presentasi Antigen MHC kelas I
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Pathway Presentasi Antigen MHC Kelas II
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Perubahan Struktur Antibodi
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Aksi Lokal dan Sistemik Sitokin
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
LI 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Imun
Faktor yang mempengaruhi system imun :
• Spesies
perbedaan kerentanan thd mikroba, cth tikus resisten terhadap difteri sementara manusia sangat rentan
• Genetik
Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen hla/mhc.
Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikandangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa
pasangan anak kembar homozigot lebihrentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yang
heterozigot. Hal ini membuktikan bahwa factor hereditas mempengaruhi system imun
• Usia
Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-anak system imun belum matang di usia muda dan
system imun akan menjadi matang di usia dewasadan akan menurun kembali saat usia lanjut
• Olahraga berlebihan
Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.Pembakaran yang berlebihan menghasilkan
radikal bebas yang menyerang sel sistemkekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.
• Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormonseperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan
katekolamin. Stres bahkan bisa berdampak buruk pada produksi antibodi
• Faktor Gizi
1. Kolostrum, cairan yg pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara mengandung tissue
debris dan residual material yg terdapat dlm alveoli dan duktus dari kelenjar payudara.
Memiliki lebih banyak antibodi dibandingkan dgn ASI yg matur, terdapat tripsin
inhibitor sehingga hidrolisis protein dlm usus bayi menjadi kurang sempurna, hal ini
akan lebih banyak menambah kadar antibodi pd bayi.
2. Air Susu peralihan, merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
Memiliki kadar protein yg semakin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak yang
makin meninggi.
3. ASI matur, merupakan ASI yg disekresi pd hari ke-10 dan seterusnya. Terdapat
antimikrobial faktor antara lain : antibodi trhdp bakteri dan virus, sel (fagosit
granulosit, makrofag & limfosit tipe T ), enzim ( lisozim, lipase ,dsb), protein (laktoferin,
B12 binding protein), dll.
• Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas.
1. Sistem komplemen
2. Khasiat seluler
3. Imunoglobulin
https://promkes.kemkes.go.id/
https://promkes.kemkes.go.id/
https://promkes.kemkes.go.id/
THANK YOU