Anda di halaman 1dari 93

PEMICU 1

CANTIKA MONICA
405200189
13
LI 1
Sistem Imun Spesifik dan nonspesifik
What is immune system ?
• Istilah "kekebalan" dalam konteks biologis secara historis mengacu
pada resistensi terhadap patogen; Namun, reaksi terhadap beberapa
zat tidak menular termasuk: molekul lingkungan yang tidak
berbahaya, tumor, dan bahkan komponen host yang tidak berubah
juga dianggap sebagai bentuk kekebalan (alergi, kekebalan tumor, dan
autoimunitas). Kumpulan sel, jaringan, dan molekul yang memediasi
reaksi ini disebut imun sistem, dan respon terkoordinasi dari sel-sel ini
dan molekul patogen dan zat lain terdiri dari: suatu respon imun.
• Imunitas  pertahanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.

• Sistem imun  kumpulan sel-sel, jaringan dan molekul-molekul yang


berperan dalam pertahanan infeksi.

• Respons imun  reaksi terkoodinasi sel-sel dan molekul tersebut


dalam pertahanan terhadap infeksi.

• Fungsi fisiologis system imun  mencegah serta membasmi infeksi.

IMUNOLOGI DASAR ABBAS EDISI INDONESIA KELIMA


Pentingnya sistem kekebalan dalam
kesehatan dan penyakit.
Peran system imun Implikasi
Pertahanan terhadap infeksi Imunitas yang rendah mengakibatkan
peningkatan kerentanan terhadap infeksi;
contohnya AIDS.
Vaksinasi meningkatkan kekebalan tubuh
pertahanan dan perlindungan terhadap
infeksi.
Pertahanan terhadap tumor Potensi untuk imunoterapi kanker
Kontrol jaringan regenerasi dan jaringan Perbaikan jaringan rusak
parut
Sistem imun dapat melukai sel dan Respon imun adalah penyebab dari
menginduksi peradangan patologis terjadinya alergi, autoimun, dan penyakit
radang lainnya.
Sistem kekebalan tubuh mengenali dan Respo imun merupakan hambatan untuk
merespon untuk cangkok jaringan dan transplantasi dan terapi gen.
protein yang baru diperkenalkan

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2020. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Ke-enam. Elsevier : Indonesia
Pertahanan tubuh dikelompokkan menjadi 2 :
1. Innate immunity (kekebalan bawaan) yang memberikan
perlindungan langsung terhadap invasi mikroba.
2. Adaptive immunity (kekebalan adaptif) yang berkembang lebuh
lambat dan memberikan pertahanan yang lebih khusus melawan
infeksi.
Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis. Imunologi Dasar FK UI
Abbas A, Lichtman A. Basic immunology 4th ed. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier; 2015
LI 2
Organ dan Jaringan Limfatik
Organ limfoid
Primer
1. Sumsum tulang
2. Timus
Sekunder
3. Kelenjar limfonodus
4. Limpa
5. Sistem imun kutaneus dan mukosa (regional immune system)
Copyright © 2016 Wolters Kluwer Health
Histology - A Text and Atlas
Tempat limfosit T dan B
Organ limfoid mengalami maturase dan
generative/primer menjadi kompeten untuk
merespons antigen.
Jaringan system imun

Tempat respon imun


Organ limfoid
adaptif terhadap mikroba
perifer/sekunder
diawali

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Organ limfoid generative/primer : timus
• Letak  mediastinum anterior
• Organ berkapsul berukuran kecil yang terdiri atas 2 lobus
• Limfosit T  memasuki Timus  memperoleh kompetensi imunologis
• Timus terus tumbuh hingga pubertas
 berinvolusi (atrofi) dan menjadi
terinfiltrasi oleh sel lemak  tetapi
tetap dapat berfungsi sampai dewasa
tua
• Fungsi utama  mengarahkan sel T
yang imunokompeten untuk mencapai
imunokompetensi
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 2014
Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas, 13 th Ed. Indiana: Lange, 2013
Sumsum Tulang
(Hematopoiesis)
Organ limfoid perifer/sekunder : kelenjar
limfe
• Struktur oval, berkapsul, berukuran kecil
• Bertindak sebagai saringan untuk pengeluaran bakteri dan zat asing lainnya
• Lokasi: leher, aksila, inguinal, mesenterium
• Parenkim tersusun atas  limfosit T dan B,
APC, dan makrofag
• Permukaan cembung yang ditembus oleh
pembuluh limf aferen yang mempunyai katup
• Permukaan cekung nodus  tempat
arteri dan vena masuk dan keluar dari nodulus
 keluar melalui pembuluh limf eferen
• Secara histologis dibagi menjadi 3 daerah:
korteks, parakorteks, dan medula

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 2014
Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas, 13th Ed. Indiana: Lange, 2013
• Korteks
• Terdapat nodulus limfatikus primer  kumpulan limfosit B (sel B dan sel B memori)
• Bagian tengah  terwarnai pucat  sentrum germinativum (nodulus limfatikus sekunder) 
terbentuk sebagai respons antigen yang masuk  tempat pembentukan sel B dan plasma
• Daerah perifer sentrum germinativum  corona
• Parakorteks
• Antara korteks dan medulla
• Mengandung sebagian besar sel T dan zona dependen-timus dari limfonodus
• APC bermigrasi ke daerah parakorteks limfonodus  menyajikan kompleks epitop-MHC II
kepada Th  menyebar sampai ke medulla
• Medula
• Sel (limfosit, sel plasma dan makrofag) terbenam dalam jejaring serat reticulum dan sel
reticulum
Organ limfoid perifer/sekunder : limpa
• Organ di dalam perut dengan vaskularisasi yang banyak, yang
memiliki peran yang sama dalam respons terhadap antigen yang
dibawa melalui darah dengan peran kelenjar limfe dalam memberikan
respons terhadap antigen yang dibawa melalui limfe.
• Darah yang memasuki limpa mengalir melalui suatu jejaring kanal
(sinusoid).
• Antigen yang dibawa oleh darah ditangkap dan dikonsentrasikan oleh
sel-sel dendritic serta makrofag di dalam limpa.
• Mengandung bayak sekali fagosit, yang memakan serta
menghancurkan mikroba dalam darah.

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Limpa
• Organ limfoid terbesar
• Penyaring darah menghancurkan eritrosit tua
• Pembuatan Antibodi
• Proliferasi sel T dan B
• Pembuluh limfa eferen

• Pulpa Putih
Berhubungan erat dgn arteriol sentralis (arteriol
sentralis dikelilingi oleh PALS)

• Pulpa Merah
Tersusun atas sinus splenikus dan korda splenikus

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore: Elsevier, 201
Organ limfoid perifer/sekunder : system imun
kutaneus dan mukosa
• Tempat terjadinya respons imun terhadap antigen yang menembus
epitel.
• Mampu merespons pathogen tetapi tidak bereaksi terhadap banyak
sekali mikroba komensal yag biasanya tidak berbahaya di lapisan
epitel.

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
LI 3
Komponen yang berperan dalam respon Imun/Sistem Imun
• Imunogen adalah stimulus yang menghasilkan
respon imun humoral atau sel-mediated,
sedangkan antigen adalah zat yang mengikat
khusus untuk antibodi atau reseptor sel-T.
• Semua imunogen adalah antigen, tetapi semua
antigen mungkin bukan imunogen, beberapa
molekul kecil yang disebut haptens dapat
digunakan untuk antibodi atau reseptor sel B
tetapi mereka tidak dapat memulai respon imun.
• Biasanya, antigen yang di bawah 20 kDa (~ 200 asam
amino) tidak akan imunogenik. Mereka akan perlu
terkonjugasi ke protein pembawa.

• Sifat Imunogenitas dari suatu agen ditentukan oleh :


Keasingan, ukuran molekul, susunan kimia, cara Abbas A. K.,
Lichtman A. H., Shiv
memasukkan, dosis pemberian, kualitas genetik Pillai. Imunologi
Dasar Abbas. Ed. 5.
Indonesia: Elsevier;
2016.
• Hapten adalah suatu senyawa kimia kecil yang dapat mengikat
antibodi tetapi harus melekat pada makromolekul (pembawa) untuk
merangsang respons kekebalan adaptif spesifik pada senyawa kimia
tersebut.
• Contoh : imunisasi dengan dinitrophenol (DNP) saja tidak akan
merangsang respons antibodi anti DNP, tetapi imunisasi dengan
protein yang terikat secara kovalen DNP akan menimbulkan respon
antibodi anti DNP. Dalam hal tersebut DNP adalah haptem dan
protein adalah pembawa.

https://www.creative-diagnostics.com/blog/index.php/immunogen-antigen-hapten-epitope-and-adjuvant/
Jenis-jenis sitokin

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19262/3/Chapter%2D0IPI.MpdfFK UNTAR


Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19262/3/Chapter%20II.pdf
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19262/3/Chapter%20II.pdf
LI 4
Tahap pengenalan, aktivasi, dan regulasi sistem Imun
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Tahap – tahap Respon Imun Adaptive
Fase-fase
Respon Sel T

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman.


2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi
Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Respon Imun Humoral

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Respon Imun Humoral
Primer dan Sekunder

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar


Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Peran MHC pada pengenalan CD8+ dan CD4+

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Presentasi Antigen Oleh MHC

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Pathway Presentasi Antigen MHC kelas I

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Pathway Presentasi Antigen MHC Kelas II

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Perubahan Struktur Antibodi

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
Aksi Lokal dan Sistemik Sitokin

Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima. Elsevier : Indonesia
LI 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Imun
Faktor yang mempengaruhi system imun :
• Spesies
perbedaan kerentanan thd mikroba, cth tikus resisten terhadap difteri sementara manusia sangat rentan
• Genetik
Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen hla/mhc.
Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikandangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa
pasangan anak kembar homozigot lebihrentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yang
heterozigot. Hal ini membuktikan bahwa factor hereditas mempengaruhi system imun
• Usia
Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-anak system imun belum matang di usia muda dan
system imun akan menjadi matang di usia dewasadan akan menurun kembali saat usia lanjut
• Olahraga berlebihan
Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.Pembakaran yang berlebihan menghasilkan
radikal bebas yang menyerang sel sistemkekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.
• Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormonseperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan
katekolamin. Stres bahkan bisa berdampak  buruk pada produksi antibodi

Imunologi FKUI Edis-11


• Hormon
Pada saat sebelum masa reproduksi, sistem imun lelaki dan perempuan adalah sama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi,
system imun antara keduanya sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya beberapa hormon yang muncul. Pada wanita telah
diproduksi hormon estrogen yang mempengaruhi sintesis IgGdan IgA menjadi lebih banyak (meningkat). Dan peningkatan produksi IgG
dan IgA menyebabkan wanita lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria telah diproduksi hormon androgen yang bersifat
imunosupresan sehingga memperkecil resiko penyakit autoimun tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap infeksi. Oleh karenanya,
wanita lebih banyak terserang penyakit autoimun dan pria lebih sering terinfeksi.
• Nutrisi
nutrisi buruk menurunkan resistensi terhadap infeksi
• Flora bakteri normal
di kulit produksi antimikrobial seperti bakteriosin dan asam.
• Fungsi : menyingkirkan mikroba lain atau pathogen

• Faktor Gizi

• Keadaan gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap status imun seseorang.


• Tubuh membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
• Keenam komponen  protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
• Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting untuk berfungsinya system imun secara normal.
• Kekurangan gizi merupakan penyebab utama timbulnya imunodefisiensi.
Imunologi FKUI Edis-11
LI 6
Macam-macam Imunisasi
Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan (Kemeskes RI,2013).
Tujuan
• Mencegah terjadinya penyakit tertentu dan kematian bayi akibat PM
(memberikan kekebalan kepada bayi) 
• Menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada balita.
• Tercapainya Herd Community
Imunisasi
• Imunisasi adalah proses memasukkan antibodi ke dlm tubuh agar
didaptkan kekebalan yg bersifat pasif, kekebalan yg bersifat pasif
adalah kekebalan yg tidak dibentuk oleh tubuh kita sendiri tetapi
diperoleh dari luar tubuh. 
• Vaksinasi adalah tindakan memberikan vaksin untuk merangasang
pembentukan imunitas secara aktif pd tubuh kita sehingga akan
didapatkan kekebalan aktif.

Ikatan Dokter Anak Indonesia : Panduan imunisasi anak


Manfaat Vaksin
• 1. Melindungi bayi dan anak dari penyakit berbahaya
• 2. Mencegah terjadinya sakit berat, cacat atau kematian
• 3. Mencegah meluasnya penyebaran penyakit tertentu
• 4. Memberantas penyakit-penyakit tertentu
• 5. Memberikan kekebalan secara tidak langsung kepada orang

Ikatan Dokter Anak Indonesia : Panduan imunisasi anak


Kandungan Vaksin
• Semua vaksin mengandung zat aktif dan zat tidak aktif, vaksin mengadung zat aktif berupa
antigen. Antigen Adalah zat aktif yg merangsang tubuh untuk membentuk kekebalan guna
melindungi tubuh terhadap infeksi pd masa yg akan datang. 
• Antigen dapat berupa : 
• Virus yg dilemahkan, misalnya vaksin campak mengadung virus campak yg dilemahkan. Virus tsb
tidak dpt berkembang biak dlm tubuh tetapi dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh
• Virus inaktif/ virus yg dimatikan, vaksin polio, hep A, influenza, dan rabies mengandung virus
inaktivasi. Virus tsb tidak dapat menimbulkan penyakit tetapi karena tubuh sudah mengenali
virus tsb maka tubuh membentuk kekebalan thdp virus tsb.
• Bagian virus, misalnya pada hep B dan vaksin HPV mengandung bagian virus yg merupakan
protein spesifik yg akan merangsang kekebalan tubuh.
• Bagian bakteri, misalnya pd Haemophilus influenze type B , pneumokokus yg dibuat dari lapisan
luar yg berisi rangkain gula bakteri (polisakarida)

Ikatan Dokter Anak Indonesia : Panduan imunisasi anak


Jenis-jenis vaksin : 
• Vaksin yg terbuat dari kuman/ virus hidup yg dilemahkan : BCG, Polio,
Campak, MMR
• Vaksin yg terbuat dari kuman/virus mati atau komponenya : hepatitis A dan
B , DTP, Hib, pneumokokus, influenza, tifoid, dan HPV
• Vaksin kombinasi adalah gabungan dari beberapa vaksin tunggal menjadi satu
vaksin untuk mencegah beberapa penyakit yg berbeda. Cthnya : vaksin DTP-
Hib.
SASARAN IMUNISASI
SASARAN IMUNISASI
SASARAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI
KLASIFIKASI VAKSIN
PENGGOLONGAN VAKSIN
JENIS IMUNISASI
• Imunisasi Wajib
• Imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai
dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan
dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
• Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan
imunisasi khusus.
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
• imunisasi rutin 🡪 kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-
menerus sesuai jadwal.
• Imunisasi rutin 🡪 imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
• Imunisasi Lanjutan
• Imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk memperpanjang masa perlindungan.
• Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun
(Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur.
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (RUTIN)
IMUNISASI WAJIB (TAMBAHAN)
• Imunisasi tambahan
• diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling berisiko
terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu.
• Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN,
Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB
(Outbreak Response Immunization/ORI).
IMUNISASI WAJIB (KHUSUS)
• Imunisasi khusus
• kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat
terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu.
• Situasi tertentu 🡪 persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit
tertentu dan kondisi kejadian luar biasa.
• Jenis imunisasi khusus 🡪 Imunisasi Meningitis Meningokokus,
Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.
JENIS IMUNISASI
• Imunisasi Pilihan
• Imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari
penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela,
Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese
Ensephalitis, dan HPV.
Imunisasi Wajib bagi Bayi
Permenkes No. 12 Tahun 2017 :
1. Vaksin Hepatitis B
2. Vaksin Polio
3. Vaksin BCG
4. Vakin Campak
5. Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB)
LI 7
Peran ASI dalam Sistem Imun
ASI
• Makanan utama bayi hingga berusia 2 tahun
• ASI eksklusif : satu-satunya makanan bayi hingga usia 6 bulan
• Kandungan :
• Enzim pencernaan
• Enzim untuk antibakteri : lisozim, katalase, peroksidase
• Hormon ACTH, TRH, TSH, EGF, Prolaktin, kortikosteroid, prostaglandin
• AA & DHA
• Kolostrum
Air susu ibu menurut stadium laktasi
• Kolostrum : - Mengandung lebih banyak protein
- Cairan yang pertama kali disekresi (gamma globulin), antibodi,
kelenjar payudara (hari 1 -3 atau mineral (natrium, kalium, klorida)
4) dibandingkan asi matur
- Komposisi tiap harinya berubah - Sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak lebih rendah
- Kental, kekuning-kuningan
- Dipanaskan  menggumpal
- Pencahar ideal (bersihkan
meconium pd usus bayi baru lahir) - Antibodi lebih banyak (ada tripsin
inhibitor  hidrolisis protein tidak
- Membantu dalam mempersiapkan
sempurna)
pencernaan makanan bayi
Air susu ibu menurut stadium laktasi
- Air Susu Masa Peralihan - Air Susu Matur
- Disekresi hari 4-10 dari masa - Diseskresi hari 10 dan seterusnya
(konstan mulai minggu 3-5)
laktasi
- Makanan satu-satunya yang paling
- Protein rendah, karbohidrat balik hingga bayi berusia 6 bulan
makin tinggi - Cairan putih kekuning-kuningan (Ca-
caseinat+riboflavin+karoten)
- Dipanaskan  tidak menggumpal
- Laktoferin  mengikat Fe sehingga
bakreri tidak bisa melakukan
pertumbuhan
ASI menurut stadium laktasi :

1. Kolostrum, cairan yg pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara mengandung tissue
debris dan residual material yg terdapat dlm alveoli dan duktus dari kelenjar payudara.
Memiliki lebih banyak antibodi dibandingkan dgn ASI yg matur, terdapat tripsin
inhibitor sehingga hidrolisis protein dlm usus bayi menjadi kurang sempurna, hal ini
akan lebih banyak menambah kadar antibodi pd bayi.

2. Air Susu peralihan, merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
Memiliki kadar protein yg semakin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak yang
makin meninggi.

3. ASI matur, merupakan ASI yg disekresi pd hari ke-10 dan seterusnya. Terdapat
antimikrobial faktor antara lain : antibodi trhdp bakteri dan virus, sel (fagosit
granulosit, makrofag & limfosit tipe T ), enzim ( lisozim, lipase ,dsb), protein (laktoferin,
B12 binding protein), dll.

Rizki Natia Wiji : ASI dan Panduan Ibu Menyusui


Manfaat ASI
• Bayi yang minum ASI mengalami pertumbuhan usus yang lebih
menyehatkan. Hal ini dikarenakan ASI ternyata mendorong koloni
mikrobiotik flora unik untuk meningkatkan pengembangan sistem imun.

• Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas.

• Mengandung antibodi, bayi baru lahir secara ilmiah mendapatkan


imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dapat
dgn cepat akan menurun segera setelah lahir, saat kadarnya menurun
terjadi kesenjangan immunoglobulin yg hanya dpt dihilangkan/ dikurangi
dgn pemberian ASI karena ASI mengandung kekebalan dan daya tahan
tubuh.

Rizki Natia Wiji : ASI dan Panduan Ibu Menyusui


Faktor kekebalan non spesifik
1. Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus
2. Laktoferin
3. Lisozim (muramidase)
4. Laktoperoksidase

Soetjiningsih : ASI-Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan


Faktor kekebalan spesifik dalam air susu Ibu

1. Sistem komplemen
2. Khasiat seluler
3. Imunoglobulin

Soetjiningsih : ASI-Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan


• SIgA disintesis oleh sel-sel alveoli dlm kelenjar payudara dan
juga dilepaskan oleh limfosit dlm ASI.
• Aktivitas utama daripada SIgA adalah di dalam lumen usus
dengan mencegah melekatnya kuman-kuman dan virus pada
dinding mukosa usus. selain daripada itu SIgA dapat
mengaktifkan sistem komplemen melalui jalan samping
(alternative pathway) dan bersama-sama dgn makrofag
memfagositosis kuman.

Soetjiningsih : ASI-Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan


LI 8
Manfaat dan kegiatan GERMAS
GERMAS

•  GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS
harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian.
• Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk
memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta
pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan
infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup
sehat https://promkes.kemkes.go.id/germas
https://www.kemkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-indonesia-sehat.html
7 Langkah Gerakan Masyarakat Hidup
1.
Sehat
Melakukan aktifitas fisik
2. Mengonsumsi sayur dan buah
3. Tidak merokok
4. Tidak mengonsumsi alkohol
5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala
Contoh :
Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
Secara Rutin
Cek Lingkar Perut Secara Berkala
Cek Tekanan Darah
Cek Kadar Gula Darah Berkala
Cek Kolesterol Tetap
Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban https://promkes.kemkes.go.id/germas
https://www.kemkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-indonesia-sehat.html
GERMAS saat Pandemi
COVID 19

https://promkes.kemkes.go.id/
https://promkes.kemkes.go.id/
https://promkes.kemkes.go.id/
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai