Anda di halaman 1dari 8

HUKUM KELUARGA

Dosen: Fitri Wahyuni, S.H., M.Kn.


Pengertian Menurut Beberapa Ahli
 Istilah hukum keluarga berasal dari terjemahan kata  familierecht (Belanda)
atau law of familie (Inggris). Berikut beberapa pengertian hukum keluarga
 Menurut Prof. Mr. Dr. L.J van Apeldoorn ; Hukum keluarga (familierecht) adalah
peraturan hubungan hukum yang timbul dari hubungan keluarga.
 Menurut Prof Soediman Kartohadiprodjo, SH., Hukum keluarga adalah
kesemuanya kaidah-kaidah hukum yang menentukan syarat-syarat dan caranya
mengadakan hubungan abadi serta seluruh akibatnya.
 Menurut Prof. Ali Afandi, SH., Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan
ketentuan yang mengenai hubungan hukum yang bersangkutan dengan ke­
keluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan (per­kawinan,
kekuasaan orang tua, perwalian, pengampuan, keadaan tidak hadir
 Dalam Ensiklopedi Indonesia, Algra, dkk, menuliskan bahwa Hukum keluarga
adalah mengatur hubungan hukum yang timbul dari ikatan keluarga. Yang
termasuk dalam hukum keluraga ialah peraturan perkawinan, pengaturan
kekuasaan orang tua dan peraturan perwalian
 Dari beberapa definisi di atas terlihat bahwa hukum keluarga mengatur
hubungan hukum atau peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak yang
berkaitan dengan keluarga yang sedarah dan keluarga karena perkawinan. Hal
ini meliputi perkawinan, perceraian, harta benda dalam perkawinan, kekuasaan
orang tua, pengampuan, perwalian, dan lainnya yang berhubungan dengan
keluarga.
 Hukum keluarga dapat diartikan sebagai keseluruhan ketentuan atau
aturan-aturan yang mengenai hubungan hukum yang bersangkutan
dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan
 Hukum Keluarga adalah Hukum yang mengatur tentang  perkawinan dan
segala akibat hukumnya.Hukum perkawinan termasuk hukum
keluarga.Keluarga adalah Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami,istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya,atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau kebawah
sampai derajad ketiga (Pasal 1 butir 3 UU No 23 Tahun 2002).
 Hubungan keluarga dapat terjadi karena adanya hubungan perkawinan
dan hubungan darah.Hubungan keluarga yang terjadi karena adanya
hubungan perkawinan disebut dengan hubungan semenda.Misalnya :
Hubungan antara ipar,mertua,anak tiri,menantu.sedangkan hubungan
yang terjadi karena pertalian darah misalnya : Hubungan dengan
bapak,ibu,nenek,kakek,puyang (garis lurus ke atas/garis
leluhur),hubungan dengan anak,cucu,cicit (garis lurus ke bawah/garis
keturunan), Hubungan dengan saudara kandung dan anak-anak saudara
kandung (garis ke samping).
 Kekeluargaan sedarah adalah pertalian keluarga yang terdapat antara
beberapa orang yang mempunyai keluhuran yang sama. Kekeluargaan
karena perkawinan adalah pertalian keluarga yang terdapat karena
perkawinan antara seorang dengan keluarga sedarah dari istri (suaminya).
Pengertian Hukum Keluarga itu ada bermacam-
macam diantaranya :

 Keluarga ialah kesatuan masyarakat kecil


yang terdiri dari suami istri dan anak yang
berdiam dalam suatu rumah tangga.
 Hukum keluarga ialah mengatur hubungan

hukum yang bersangkutan dngan


kekeluargaan sedarah dan perkawinan.
 Jauh dekat hubungan darah mempunyai arti

penting dalam perkawinan, pewarisan dan


perwakilan dalam keluarga.
 Kekeluargaan disini terdapat dua macam,
yang pertama di tinjau dari hubungan darah
 dan yang kedua ditinjau dari hubungan
perkawinan.
◦ Kekeluargaan ditinjau dari hubungan darah atau
bisa disebut dengan kekeluargaan sedarah ialah
pertalian keluarga yang terdapat antara beberapa
orang yang mempunyai keluhuran yang sama.
◦ Kekeluargaan karena perkawinan ialah pertalian
keluarga yang terdapat karena perkawinan antara
seseorang dengan keluarga sedarah dari istri
(suaminya).
Secara luas hukum keluarga
meliputi ;
 Keturunan
 Kekuasaan orang tua
 Perwalian (voogdij)
 Pengampuan (curatele)
 Perkawinan
Dasar hukum perkawinan di
Indonesia yang berlaku adalah:
 Buku 1 KUH Perdata yaitu Bab IV sampai dengan Bab XI
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1974 Tentang
Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
 Undang-Undang No. 3 tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Undang Undang No 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama
 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1990 Tentang
Perubahan dan penambahan PP No. 10 Tahun 1983
tentan Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai
Negeri Sipil
 Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia (Pasal 1-170 KHI)
Hubungan Hukum Keluaga dan
Hukum Waris
 Hukum Waris adalah suatu hukum yang mengatur peninggalan harta
seseorang yang telah meninggal dunia diberikan kepada yang
berhak, seperti keluarga dan masyarakat yang lebih berhak.
 Hukum kewarisan merupakan hukum harta kekayaan dalam sebuah
keluarga, yang karena wafatnya seseorang maka terjadi pemindahan
harta kekayaan yang ditinggalkan. Dalam hukum kewarisan mengatur
tentang siapa ahli waris yang berhak mewarisi peninggalan harta
kekayaan/warisan, kedudukan ahli waris, dan perolehan masing-
masing ahli waris secara adil.
 Orang yang menjadi ahli waris harus memiliki hubungan keluarga
atau garis keturunan .Hukum waris perdata yang paling umum di
Indonesia, warisan dapat diberikan kepada ahli waris yang terdapat
dalam surat wasiat atau keluarga yang memiliki hubungan keturunan
atau kekerabatan seperti anak, orangtua, saudara, kakek, nenek
hingga saudara dari keturunannya.
 Dengan demikian pewarisan akan terjadi jika terdapat hubungan
keluarga atau karena hubungan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai