Anda di halaman 1dari 16

EKSTRAKSI

EKSTRAKSI CAIR-CAIR
EKSTRAKSI PADAT CAIR
EKSTRAKSI
Ekstraksi cair-cair adalah operasi pemisahan dari
campuran cairan melalui perlakuan dengan pelarut
(solven) dimana satu atau lebih bahan yang
diinginkan dapat melarut.
contoh:
pemisahan senyawa aromatis dari kerosene

Pada operasi ini, penting jika umpan masuk (feed) dan solven
hanya sedikit atau tidak dapat melarut sama sekali, dan
setidaknya ada tiga tahapan yang terlibat, yaitu:
1. Membawa feed dan solven untuk berkontak secara baik.
2. Pemisahan akan menghasilkan dua fase.
3. Penghilangan dan recovery solven pada setiap fase.

*) Dimungkinkan untuk menggabungkan tahap (1) dan (2)


dalam alat tunggal, semisal kolom distilasi.
EKSTRAKSI VS
DISTILASI
Seringkali ekstraksi lebih dipilih dibandingkan
distilasi dan lebih disukai pada kasus berikut ini:

1. Ketika distilasi memerlukan jumlah panas yang


berlebihan, seperti ketika volatilitas relatifnya
mendekati satu.
2. Ketika adanya azeotrop membatasi jumlah pemisahan
dalam distilasi.
3. Ketika panas harus dihindari.
4. Ketika bahan yang akan dipisahkan cukup berbeda
karakteristiknya.

Pada semua proses ekstraksi, hal terpenting adalah pemilihan pelarut


yang sesuai, dimana pemisahan bahan berdasar atas perbedaan kelarutan
(solubilitas), sedangkan distilasi berdasar perbedaan volatilitas.
JENIS-JENIS EKSTRAKSI
Jika ke dalam larutan biner yang terdiri dari C (solute) dan A (diluen)
ditambah dengan B (solvent) maka akan terjadi dua kemungkinan :

1. Ekstraksi Insoluble Liquid


Solvent B hanya akan melarutkan C tetapi
sama sekali tidak melarutkan A (insoluble
liquid). Pada kemungkinan ini, Ekstrak
hanya mengandung B dan C sedangkan
Rafinat hanya mengandung A dan C saja.

2. Ekstraksi Soluble Liquid


Solvent B dapat melarutkan C sekaligus
melarutkan A (soluble liquid). Oleh
karena itu, dalam Ekstrak maupun
Rafinat terdapat A, B maupun C.
Proses ekstraksi dilakukan jika titik didih A dan C berdekatan,
sehingga pemisahan dengan menggunakan distilasi tidak dapat
diterapkan.
Hasil proses ekstraksi :
a. Larutan Ekstrak (E), yaitu larutan yang kaya akan
solute dengan sedikit diluen.
b. Larutan Rafinat (R), yaitu larutan yang kaya akan diluen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi :


a. Suhu operasi.
b. Tekanan operasi.
c. Konsentrasi feed.
d. Waktu operasi.
e. Banyaknya stage.
f. Jumlah solven.
g. Pemilihan solven.
PEMILIHAN SOLVEN

Pertimbangan pemilihan solven diantaranya sebagai berikut :


a. Solven dapat melarutkan solute tetapi sedikit atau tidak sama sekali
melarutkan diluen.
b. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup besar dengan solute.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pemisahan lanjutan
yang biasanya melalui distilasi.
c. Tidak bereaksi dengan solute maupun diluen.
d. Mempunyai kemurnian yang tinggi.
e. Tidak beracun.
f. Tidak meninggalkan bau.
g. Mudah di-recovery.
h. Mempunyai perbedaan densitas yang tinggi dengan diluen.
Hal ini dimaksudkan supaya terbentuk dua lapisan fase (atas dan
bawah) sehingga mudah dipisahkan, misal dengan decanter.
JENIS OPERASI
EKSTRAKSI
a. Single Stage

Pada operasi batch single-stage, solven dan campuran dikontakan


kemudian didiamkan sampai terpisah menjadi dua fase (Ekstrak dan
Rafinat). Ilustrasi dari operasi ektraksi single-stage dapat dilihat di
bawah ini (perhatikan bahwa proses mixing (pencampuran) dan
pemisahan terjadi dalam satu tempat).
b. Counter Current Multiple Contact (Secara Arus Berlawanan Arah)

Melalui operasi ini, arus


rafinat dari stage
sebelumnya dikontakkan
dengan dengan ekstrak
dari stage berikutnya.
c. Cross Current Multiple Contact (Secara Arus Saling Silang)

Pada operasi multi-stage


ini, arus rafinat dari setiap
stage dikontakkan dengan
arus solven yang selalu
baru.
Koefisien Distribusi (K)

Jika suatu peristiwa perpindahan massa C ke dalam B dibiarkan dalam waktu


yang relatif lama, maka suatu ketika akan terjadi keseimbangan dimana
banyaknya C yang akan keluar dari fase B sama dengan banyaknya C yang masuk
ke dalam fase B.
Pada keseimbangan, kandungan C dalam A dan kandungan C dalam B
mempunyai harga yang tetap yang disebut sebagai koefisien distribusi (K).

XE
K
XR
dimana XE adalah fraksi solute dalam ekstrak.
XR adalah fraksi solute dalam rafinat.
KLASIFIKASI ALAT EKSTRAKSI

In most industrial applications, multistage countercurrent contacting is


required. The hydrodynamic driving force necessary to induce
countercurrent flow and subsequent phase separation may be derived from
the differential effects of either gravity or centrifugal force on the two phases
of different densities. Essentially there are two types of design by which
effective multistage operation may be obtained:

(a) stage-wise contactors, in which the equipment includes a series of


physical stages in which the phases are mixed and separated, and
(b) differential contactors, in which the phases are continuously brought
into contact with complete phase separation only at the exits from the
unit.
LEACHING
Leaching merupakan operasi pemisahan solute (komponen
melarut) dari campuran padat-cair melalui kontak dengan
solven berupa cairan. Secara prinsip, operasi leaching memiliki
persamaan dengan ekstraksi cair-cair. Operasi ini sering
dijumpai di dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya
pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian logam,
produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu.

Secara umum, proses leaching dapat dibagi menjadi 3 langkah:


pertama, perubahan fase solute saat terlarutkan ke dalam solven,
kedua, difusi melalui solven mengikuti pori-pori padatan menuju bagian
luar partikel,
ketiga, transfer solute dari larutan yang berkontak dengan partikel menuju
badan utama larutan.
Setiap tahap ini dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kecepatan
ekstraksi, walaupun tahapan pertama biasanya sangatlah cepat sehingga
tidak banyak mempengaruhi nilai kecepatan total, oleh karena itu nilainya
dapat diabaikan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN LEACHING
Ukuran partikel
Semakin kecil ukurannya maka semakin besar luas permukaan kontak
antara padatan dan cairan sehingga kecepatan ekstraksi akan semakin
tinggi. Akan tetapi ukuran yang terlalu kecil perlu dihindari karena
menyebabkan butiran berdesakan dan mampat sehingga menghalangi
sirkulasi solven.
Solven
Cairan yang dipilih untuk solven haruslah bersifat selektif dan memiliki
viskositas rendah sehingga mempermudahkan sirkulasi secara bebas.
Temperatur
Pada banyak kasus, kelarutan dari komponen yang diekstrak akan
semakin naik dengan naiknya temperatur sehingga memberikan
kecepatan ekstraksi yang semakin tinggi pula.
Agitasi dari fluida
Agitasi (pengadukan) solven sangatlah penting karena dapat
menaikan transfer komponen dari permukaan partikel padat menuju bulk
larutan. Lebih jauh lagi, agitasi dari suspensi partikel halus dapat
menghindari terjadinya sedimentasi dan membuat proses lebih efektif.
OPERASI LEACHING
Tiga tahap yang biasanya terlibat dalam operasi leaching:
1. Melarutkan material melarut.
2. Memisahkan larutan yang terbentuk dari residu padatan insoluble.
3. Mencuci residu padatan, dengan tujuan membersihkannya dari material
terlarut lain yang tidak diinginkan, atau untuk mendapatkan lebih
banyak lagi material soluble sebagai produk.

Saat ini, dikenal 2 jenis alat pengontak padatan dengan pelarut:


1. Alat dengan unggun tetap (fixed bed), dimana pelarut dilewatkan
melalui partikel padatan, yang tersusun dalam suatu unggun tetap
2. Alat dengan kontak terdispersi (dispersed contact), dimana partikel
padatan didispersikan dalam pelarut, sehingga di samping terjadi
pergerakan relatif antara partikel padatan dan pelarut terdapat pula
pergerakan relatif antara partikel padatan itu sendiri.

Metode operasi untuk leaching mirip dengan


ekstraksi:
1. Single stage
2. Counter Current
3. Cross Current
PERALATAN LEACHING

Anda mungkin juga menyukai