Bab 25 Foodborne Infection
Bab 25 Foodborne Infection
N i K e t u t Yu r ia n i ( 1 9 3 3 0 7 2 4 )
Kelompok Ch r is ty I . Tal a ba ( 1 9 3 3 0 7 2 5 )
15
K r i s te l y P. A . K a r is a ( 1 9 3 3 0 7 2 8 )
N ik ita P. T. N a j o an (19330729)
Karakteristik Foodborne Infection
Pendahuluan • Sel hidup dari pathogen enteric harus
dikonsumsi melalui makanan.
• Sel tersebut berpenetrasi melalui membrane
dan hidup di sel epitel usus, bermultiplikasi,
dan memproduksi toksin.
• Level dosis yang dapat menyebabkan infeksi
sangat bervariasi.
• Gejala akan timbul setelah 24 jam
bergantung dari jenis pathogen dan dapat
berupa gejala enteric maupun nonenterik
• Gejala enteric bersifat lokal dan sesuai
dengan infeksi enteric dan efek dari toksin
• Gejala nonenterik terjadi ketika pathogen
Foodborne Infection (Infeksi bawaan
atau toksinnya melewati usus dan
makanan) terjadi akibat menginvasi organ internal lainnya atau
mengkonsumsi makanan (dan air) jaringan . Gejala tergantung pada
yang terkontaminasi oleh bakteri dan organ/jaringan yang terinfeksi disertai
virus enterik yang patogen demam
Salmonellosis by
Salmonella Yersiniosis by Yersinia
enterocolitica
Listeriosis by Listeria
monocytogenes Gastroenteritis by Vibrio
spp
Pathogenic Escherichia coli
Enteric Viruses
Shigellosis (Bacillary
Dysentery) by Shigella spp.
Other Foodborne
Campylobacteriosis by Infections
Campylobacter spp.
Salmonella hanya memiliki satu spesies
yaitu, Salmonella enterica dan enam SALMONELLOSIS
subspesies, dua di antaranya berasal dari
kelompok Arizona oleh Salmonella
Salmonella enterica Serotipe yang sering dikaitkan dengan
subsp. enterica keracunan makanan salmonellosis
Salmonella enterica
Salmonella
subsp. Salamae
Dua dari lebih dari 2000 serotipe,
Salmonella enterica terlibat dalam frekuensi yang lebih
subsp. Arizonae tinggi di seluruh dunia.
Salmonella enterica
Salmonella enterica
subsp. Diarizonae
1.Serotipe Typhimurium (pada makanan
Salmonella enterica hewan dan hewan peliharaan)
subsp. Houtenae 2.Serotipe Enteritidis (menginfeksi
ovarium unggas, terutama ayam, dan
Salmonella enterica dapat ditularkan melalui telur)
subsp. bongori
Gram-negatif
Karakteristik
•
• Bakteri alami dari saluran
Habitat
• Batang motil pencernaan hewan peliharaan,
• Non-sporulasi hewan liar, burung dan serangga
• Anaerob fakultatif • Pada hewan, burung, dan manusia
• Mesofilik dapat menjadi pembawa/carrier
• Memfermentasi Dulcitol setelah terinfeksi dan menyebarkan
• Sensitif terhadap pH rendah (≤ patogen melalui feses waktu yang
4,5) lama
• Tidak dapat bermultiplikasi • Salmonella juga didapat dari tanah,
pada Aw 0,94 air, dan limbah yang
• Sel-selnya dapat bertahan terkontaminasi dengan fases.
hidup dalam keadaan beku dan
kering dalam waktu yang lama
Toksin Gejala dan Penyakit
Gejala timbul dalam
Sel Salmonella tertelan Salmonelosis ≠ tifus
8-42 jam (umumnya
dan demam paratifoid
24-36 jam)
Patogen menginvasi
mukosa usus kecil Gejala akan muncul
bervariasi tergantung
Gejala berlangsung
keadaann individu
selama 2-3 hari (dapat
Berploriferasi di sel epitel terjadi lebih lama)
yang terinfeksi (fatal:
orang sakit, bayi dan
lansia)
Produksi toksin
Individu tersebut tetap Gejala umum: kram
menjadi carrier untuk perut, diare, mual,
Reaksi inflamasi dan beberapa bulan setelah muntah, meriang,
pulih demam, dan lemah
akumulasi cairan di usus
Asosiasi dengan Makanan
Makanan Jumlah Wabah Makanan Jumlah Wabah
Daging Sapi 77 Produk Roti 12
Ayam 30 Buah dan Sayuran 9
Kalkun 36 Minuman 4
Daging Babi 25
Makana Cina 2
Telur 16
Makanan Meksiko 10
Produk-Produk Susu 50
Makanan Lainnya 191
Metode Deteksi
• Metode ini melibatkan pra-penyuburan sampel makanan dalam Nutrient Broth, kemudian
penyububuran, pada media agar-selektif diferensial, dan konfirmasi biokimia dan serologis.
Beberapa metode cepat, berdasarkan karakteristik imunologis spesifik dan urutan basa
nukleotida dalam asam nukleat, telah dikembangkan
LISTERIOSIS oleh
Listeria monocytogenes
Listeriosis cenderung dianggap sebagai penyakit oportunistik. Banyak tumbuh pada
makanan dingin dan makanan yang terkontaminasi setalah pemanasan.
Metode Deteksi
Pencegahan dan
Kontrol
yang berasal dari hewan digunakan melipitu
dengan benar preenrichment dan langkah
• mencuci sayuran mentah pemerkaya dari kaldu yang
sebelum makan; direkomendasikan dan goresan
• memisahkan daging mentah pada pelat media agar-selektif
dari sayuran, makanan matang, diferensial
dan makanan siap saji; • Koloni yang dicurigai
• tidak mengkonsumsi susu kemudian diperiksa profil
mentah atau makanan yang biokimia dan serologi-nya.
dibuat dengan susu mentah;
• mencuci tangan, pisau, dan
talenan setelah digunakan
untuk makanan mentah.
Kejadian diare pada bayi di seluruh
dunia, terutama di tempat-tempat Escherichia coli
dengan sanitasi yang buruk.
Gejala utama : gastroenteritis
Manusia sebagai carrier baik
Patogenik Penyebab utama diare pada
pelancong, serta pada bayi di
banyak negara berkembang
langsung maupun tidak
dengan sanitasi yang buruk.
Gejala : gastroenteritis
Enteropathogenic Esc. coli Enterotoxigenic Esc. coli seperti kolera ringan.
(EPEC) (ETEC) Manusia sebagai carrier baik
langsung maupun tidak
Escherichi
a coli
Enteroinvasive Esc. coli Enterohemorrhagic Esc.
(EIEC) coli (EHEC)
EIEC dan EHEC tampak sesuai
menyebabkan disentri yang serupa dengan
dengan patogen
enterik yang
Penyebab diare berdarah yang parah (colitis hemoragik)
penyebab shigellosis berhubungan dengan
dan foodborne
hemorrhagic uremic syndrome (HUS) pada manusia
Kemampuanya memproduksi faktor invasive infection
Hewan, khususnya sapi perah, dianggap sebagai carrier
yang dicurigai menyebabkan penyakit
Tiga enterotoksin (verotoksin) diproduksi oleh serotipe ini
Manusia sebagai carrier baik langsung maupun
yang menyebabkan gejala penyakit
tidak
Gastroenteritis karena EIEC
• Patogen menghasilkan beberapa polipeptida, gen yang dikodekan dalam plasmid. Patogen menyerang sel epitel
dan mengatur infeksi pada usus besar.
1. Toksin
• Penyakit dan gejalanya mirip dengan shigellosis. Setelah menelan patogen (sekitar 106 sel) dan masa inkubasi,
gejala muncul sebagai kram perut, diare yang banyak, sakit kepala, kedinginan, dan demam. Sejumlah besar
2. Gejala patogen diekskresikan dalam tinja. Gejala dapat berlangsung selama 7 hingga 12 hari
dan Penyakit
• Manusia yang dikenal sebagai inang patogen dan makanan dapat terkontaminasi secara langsung atau tidak
3. Asosiasi langsung melalui kontaminasi tinja
dengan
Makanan
• Patogen sensitif terhadap suhu pasteurisasi. Dengan demikian, pemanasaan yang tepat, penghilangkan
kontaminasi.Selain itu, sanitasi yang layak di semua tahapan pengolahan dan penanganan makanan merupakan
4. faktor penting. Individu yang dicurigai sebagai pembawa tidak boleh menangani makanan, terutama makanan
Pencegahan siap saji
Gastroenteritis karena EHEC
• Tumbuh cepat pada suhu 30 – 42oC, pertumbuhan kurang baik pada suhu 44 - 45
o
C, dan tidak tumbuh pada suhu 10 oC atau di bawahnya, dapat tahan dalam kondisi
Karakteristik pH 4,5 atau di bawahnya. Hancurkan oleh suhu dan waktu pasteurisasi dan mati
pada 64,3 oC dalam 9,6 detik. Sel-sel bertahan dengan baik dalam makanan pada
suhu -20 oC.
• Sel-sel mungkin berkoloni di usus dengan menempel pada sel-sel epitel dan
Toksin menghasilkan racun, yang kemudian bekerja pada usus besar. Racun juga diserap ke
dalam aliran darah dan merusak pembuluh darah kecil di usus, ginjal, dan otak
• Daging sapi, makanan lain, seperti susu mentah, sari apel, beberapa buah-buahan, sosis
Asosiasi dengan Makanan mentah, kecambah, dan salad.
• Sanitasi yang baik, masakan atau pemanasan pada suhu yang sesuai, pendinginan
yang tepat, dan pencegahan kontaminasi silang harus dilakukan untuk
Pencegahan mengendalikan keberadaan Escherichia coli O157: H7 dalam makanan siap saji.
V. Shigellosis (Bacillary Disentry)
Transmisi: oleh Shigella Spp.
Secara langsung : rute fekal-oral
Secara tidak langsung : makanan dan air yang
terkontaminasi tinja.
Karakteristik
Shigella • Gram negatif, tidak motil,
anaerob fakultatif berbentuk
dysenteria batang.
e • Memfermentasi gula biasanya
tanpa membentuk gas
• Tumbuh pada suhu antara 7
dan 46oC (suhu optimum :
Shi sonnei
Shigell Shi
37oC)
• Dapat bertahan hidup selama
Shi boydii
Habitat : Usus manusia dan beberapa primate.
Toksin
• Shigella dapat menyerang mukosa epitel usus kecil dan besar dan akan menghasilkan
eksotoksin yang memiliki sifat enterotox-igenik.
• Sel Shigellae yang tertelan akan membunuh sel epitel dan menyerang sel sehat yang
kemudian menyebabkan luka dan lesi.
Pencegahan
• penggunaan standar sanitasi untuk mencegah kontaminasi silang dari makanan siap saji,
penggunaan air yang diklorinasi dengan baik untuk mencuci sayuran untuk digunakan
sebagai salad, dan pendinginan makanan untuk mengurangi shigellosis bawaan makanan.
Campylobacteriosis oleh Campylobacter SPP.
(Enteritis campylobacter dan Campylobacter jejuni
enteritis)
Karakteristik
• bakteri berbentuk batang gram negatif,
motil, nonsporulasi,sel kecil, rapuh,
dan melengkung spiral
• Strain bersifat mikroaerofilik katalase
dan oksidase positif
• Tumbuh pada suhu 32°C & 45°C ,
suhu opimum yaitu 42°C
• Bakteri bertumbuh lambat dan tidak
dapat bersaing dengan bakteri lain.
Namun, dapat bertahan dibawah
pendinginan
• Cam. jejuni memiliki enterotoksin
termolabil yang berperan pada gejala
penyakit enterik.
• Strainnya menghasilkan faktor invasif
Gejala dan
Habitat Toksin
Penyakit
Cam. Jejuni merupakan • gejala muncul dalam 2-5 hari.
organisme enterik. • Gejala umumnya bertahan selama 2-3
Diiisolasi pada frekuensi hari, tetapi dapat bertahan selama 2
yang tinggi dari feses minggu atau lebih
Hewan dan burung. • Gejala utamanya adalah enterik dan
termasuk kram perut, diare, mual, dan
muntah
• Cam. Jejuni telah diisolasi • Sanitasi yang sesuai
Asosiasi dengan Makanan
Pencegahan
pada frekuensi yang standar
sangat tinggi dari daging • Mencegah mengonsumsi
mentah (daging sapi, makanan mentah dari
domba, babi, ayam, dan hewan
kalkun), susu, telur, • tidak menggunakan pupuk
sayuran, jamur, dan dari feses dan
kerang • tidak menggunakan air
• Penggunaan kotoran yang telah terkontaminas
hewan sebagai pupuk untuk mencuci sayuran
membuat Sayuran
terkontaminasi
Yersiniosis
oleh Yersinia Enterocolitica
Yersiniosis adalah salah satu bentuk
gastroenteritis yang paling umum. Tiga wabah
dicatat, satu dari konsumsi tahu terkontaminasi
yang dikemas dengan mata air yang
terkontaminasi dan dua lainnya dari konsumsi
susu pasteurisasi yang terkontaminasi.
Vibrio parahaemolyticus
Yang dibahas
pada bab ini
Vibria vulnificus
Vibrio cholera
Vibro parahaemolyticus gastroenteritis
Karakteristik
• Selnya gram-negative, nonsporulasi, motil,
batang melengkung
• umumnya katalase dan oksidase positif
• Strain tumbuh pada medium mengandung
glukosa tanpa menghasilkan gas
• Tumbuh pada suhu 5-42°C, suhu optimal 30-
37°C
• Sel-sel berkembang biak dengan cepat di
hadapan 3-5% NaCl tetapi peka terhadap garam
10%.
• Pertumbuhan pada ph ≤ 5.0
tersebar pada Mengandung Sel sensitive pada
perairan pantai hemolysin yang stabil pH rendah perut.
terhadap panas yaitu Gejala dapat
seluruh dunia, di kangawa positif. tumbuh ketika
lingkungan Kanagawa positif mengonsumsi 10
Ada 2 metode:
Pencegahan 1. membunuh virus yang mengkontaminasi makanan
2. memberlakukan sanitasi dan menjaga kebersihan pribadi
Demam Q