Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 6

Nama anggota:
Muhammad Rizki NIM:21011010083
Nyimas Adheana D NIM:
Afri Syukri NIM:2101101010101
Muhammad Fazil NIM:
Rahma Ulfa NIM:2101101010031
BAGIAN 6

KALIMAT
Here starts the lesson!
6.1 pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap, kalimat
merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik secara lisan atau tulisan.

Dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,sekurang-kurangnya


harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki
unsur subjek dan unsur predikat maka pernyataan tersebut bukanlah
kalimat. Dalam wujud lisan kalimat di ucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, di sela, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat di mulai dengan huruf
kapital dan di akhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda
seru(!).
Unsur-unsur kalimat
Kalimat terdiri atas lima unsur fungsional,yaitu;
 Subjek
 Predikat
 Objek
 Pelengkap
 Keterangan
Kelima unsur tersebut tidak selalu hadir secara bersama-sama dalam suatu
kalimat. suatu kalimat dapat terdiri atas subjek dan predikat; subjek,predikat,dan
objek; subjek,predikat,dan pelengkap; subjek,predikat,dan keterangan; dan
subjek predikat,pelengkap,dan keterangan.
Dalam sebuah kalimat ada dua unsur yang selalu harus hadir di dalamnya,yaitu
subjek dan predikat.subjek berarti pokok pembicaraan,sedangkan predikat
bermakna bagian yang membicarakan pokok.
Unsur-unsur kalimat
1. Subjek
Subjek merupakan suatu bagian klausa yang Contoh:
menandai apa yang hendak di bicarakan oleh  Ibu sedang berbelanja ke pasar.
pembicara atau pengarang.secara sederhana (ibu = subjek yang berbentuk kata kerja)
subjek di sebut dengan pokok kalimat subjek
sendiri dapat berbentuk jenis-jenis kata  Ayah Andi bekerja di perusahaanConto
benda,atau bisa juga berbentuk contoh frasa multinasional. h:
nomina. (Ayah Andi= subjek yang berbentuk
frasa nomina)
2. predikat
Predikat merupakan bagian kalimat yang
Contoh:
menandai apa yang hendak diucapkan
Adik bermain bola.
oleh pembicara atau penulis tentang
(bermain= predikat yang berbentuk kata kerja)
subjek. Predikat biasanya di letakkan
setelah subjek, biasanya predikat dapat
Adik sedang bermain bola.
berupa jenis-jenis kata kerja atau contoh
(sedang bermain= predikat yang berbentuk
frasa verba dalam bahasa indonesia.
frasa verbal)
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang di Contoh:
letakkan setelah subjek. Objek biasanya  Agus sedang membaca puisi
digambarkan sebagai korban yang dikenai (puisi=objek yang berbentuk kata kerja)
perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat pasif
objek biasanya di letakkan di awal kalimat  Maya sedang mengerjakan PR matematika
menggantikan subjek sementara dalam (PR matematika= objek yang berbentuk frasa
kalimat interansitif dan kalimat nomina)
semiteransitif, unusr kalimat ini di gantikan
oleh unsur pelengkap dan keterangan.
4.Pelengkap
Contoh:
Pelengkap atau koplimen merupakan unsur
kalimat yang letaknya berada di sebelah objek •Andi mengatakan bahwa baju itu adalah
atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kepunyaannya
kalimat itu merupakan kalimat intransitif dan semi (baju itu adalah kepunyaannya = pelengkap yang
instransitif yang tidak memerlukan objek di berbentuk klusa)
dalamnya. Salah satu cara membedakan
pelengkap dan objek adalah dengan melihat kata • Wajah Andi terlihat begitu murung
atau frasa yang ada setelah predikat. (begitu murung= pelengkap yang berbentuk frasa
adjektiva)
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang
dapat diletakkan setelah pelengkap, Contoh:
objek,predikat,dan bahkan di awal kalimat • Ibu membeli sayur-sayuran di pasar
sekalipun. (di pasar = keterangan tempat)

Dikutip dari KBBI keterangan adalah kata • Amelia mengerjakan tugas sekolah di malam
atau kelompok kata yang menerangkan kata hari
atau bagian kalimat lainnya. Keterangan (di malam hari = keterangan waktu)
dapat berupa keterangan tempat, waktu, cara
dan sebagainya.
6.2 pola kalimat dasar
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa indonesia adalah
sebagai berikut.
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + Kbil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KBI + KK + KB2 : Mereka menonton film,
6. KBI + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. KBI + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat di perluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula
pola-pola dasar itu di gabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing hendaklah dibaca sebagai berikut,
Pola 1 mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P) kata
kerja (berdiskusi). Kalimat itu menjadi, Mahasiswa berdiskusi
S P
Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu ) dan
berpredikat kata sifat (ramah). Kalimat itu menjadi, Dosen itu ramah
S P
 Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) dan
berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkap nya
adalah, Harga buku itu sepuluh ribu rupiah
S P
Ketiga pola kalimat di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata
pada unsur-unsurnya.
1. Kalimat dasar yang berpola S-P
Nenek itu sedang bersenandung.
S P
2. Kalimat dasar yang berpola S-P-O
Para nelayan sedang memancing banyak ikan.
S P O
3. Kalimat dasar yang berpola S-P-Pel.
Pak David berternak kambing
S P Pel
4. Kalimat dasar yang berpola S-P-K
Para siswa akan berdarma wisata ke Yogyakarta.
S P K
5. kalimat dasar yang berpola S-P-O-Pel
Pak direktur menunjuk Angel sebagai sekretaris baru
S P O Pel

6. Kalimat dasar yang berpola S-P-O-K


Pencuri mencuri perhiasan di rumah kami
S P O K
6.3 kalimat menurut struktur gramatikalnya
Kalimat gramatikal yaitu kalimat yang disusun mengikuti kaedah bahasa Indonesia
yang berlaku. Makna gramatikal dapat muncul setelah adanya dua kata atau lebih
yang bergabung. menjadi satuan bahasa (frase bahasa), dan dapat terjadi karena
adanya afiksasi, pembentukan. kata majemuk, dalam kalimat tersebut.
Untuk memperjelas pengertian tersebut, Perhatikan kalimat dibawah ini:
"Mahasiswa seni dan desain akan ungkapkan keterampilan mereka lewat pameran
akhir semester di lorong fakultas sastra“
kalimat diatas tidak gramatikal karena bentuk kata kerja transitifnya tidak
benar.kalimat-kalimat di atas disusun berdasarkan Tatabahasa Baku Bahasa
Indonesia, maka kalimat tersebut seharusnya seperti berikut ini.
" Mahasiswa seni dan desain akan mengungkapkan keterampilan mereka melalui
pameran akhir semester di lorong fakultas sastra"
Menurut struktur gramatikal, jenis kalimat gramatikal itu dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat majemuk.Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupu
campuran (koordinatif-subordinatif).

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, dalam satu klausa tedapat unsur kalimat yaitu
subjek dan predikat yang merupakan satu kesatuan yang disertai keterangan tempat, waktu dan alat. Dengan
demikian kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud pendek. tetapi dapat juga dalam wujud kalimat panjang.Serta
kalimat yang panjang dapat dikembalikan kepada kalimat sederhana yaitu dengan cara menelusuri pola-pola
pembentuk dilihat dari unsur-unsurnya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola dasar kalimat. Pola-pola
tersebut sebagai berikut.
a Saya makan
S: KB+P: KK
b. Kakanya sangat baik
S: KB+P: KS
c. Harga buku itu seratus rupiah
S: KB+P: Kbil
d. Maria di Samarinda
S: KBP: (KD+KB)
e. Mereka meminjam buku
S: KBP: KK+0. KB.
f.Ayah membelikan saya obat
S: KBP: KKO: KB+0₂: KB
g Shahrini penyanyi
S: KB+P: KB
Penjelasan dari pola-pola di atas adalah sebagai
berikut: f. Pola kalimat yang bersubjek kata benda, predikat
a. Pola yang mengandung subjek (kata benda) dan kata kerja, objek pertama (O) kata benda, dan objek
predikat (kata kerja). kedua (0) kata benda.
Contoh: Contoh:
Orang itu bekerja Ibuku menggorengkan ayah ikan
b. Pola kalimat yang bersubjek (kata benda) dan g. Pola kalimat yang bersubjek kata benda dan
berpredikat (kata sifat). berpredikat kata benda. Baik subjek maupun
Contoh: predikat, kedua-duanya kata benda.
Komputernya rusak Contoh:
e. Pola kalimat yang bersubjek (kata benda) dan Chairil Anwar tokoh penyair kenamaan
berpredikat (kata bilangan).
Contoh:
Rumahnya dua buah
d. Pola kalimat yang bersubjek (kata benda) dan
berpredikat (kata depan dan kata benda).
Contoh:
Pisau pemotong dalam laci
e. Pola kalimat yang bersubjek kata benda
berpredikat kata kerja dan berobyek kata benda.
Contoh:
Pesawat itu menembus angkasa
2. Kalimat Majemuk
Berdasarkan sifat hubungannya kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang
dapat dibedakan atas: Kalimat majemuk setara, kalimat
mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat
majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat dan
majemuk dapat terjadi dari:
kalimat majemuk campuran.

•Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya a. Kalimat majemuk setara.


diperluas sedemikian rupa, sehingga perluasan itu Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa
membentuk satu atau lebih pola kalimat baru di kalimat tunggal menjadi sebuah kalimat yang lebih besar,
samping pola yang sudah ada. dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan itu tidak
Misalnya: Anak itu menendang bola (kalimat tunggal) kehilangan unsur unsurnya. Kalimat majemuk setara
Anak, yang kau kenalkan padaku kemarin itu diberi nama sesuai dengan jenis hubungan yang ada di
menendang bola (kalimat majemuk - subjek pada antara kalimat-kalimat yang digabungkan.
kalimat pertama diperluas)

•Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal,


sehingga kalimat yang baru ini mengandung
dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:Ayah duduk diteras (kalimat tunggal ke-1)
Ayah membaca Koran (kalimat tunggal ke -2) Ayah
duduk di teras,sambil membaca koran.
Kalimat majemuk setara terdiri atas:
•Kalimat majemuk setara menggabungkan, biasanya
memakai kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Kakak menyapu halaman, dan adik mengepel
b. Kalimat Majemuk Rapatan
lantai.
Kalimat majemuk rapatan adalah beberapa kalimat
tunggal yang mempunyai kesamaan unsur, maka
•Kalimat majemuk setara memilih, biasanya memakai kata
kalimat tunggal itu dapat digabungkan menjadi
tugas: atau, baik, maupun dan
kalimat majemuk dengan menuliskan/menyebutkan
sebagainya. Misalnya:Engkau tinggal saja disini, atau
satu kali unsur-unsur yang sama itu. Atau dengan
engkau ikut dengan ku membawa barang itu.
merapatkan unsur yang sama itu.
•Kalimat majemuk setara perlawanan, biasanya memakai
kata tugas: tetapi, melainkan dan
sebagainya. Misalnya:Kakanya sangat rajin, tetapi adiknya
pemalas.

•Kalimat majemuk setara sebab akibat, biasanya memekai


kata tugas oleh karena itu, sebab itu dan sebagainya.
Misalnya:Kendaraanya mogok ditengah jalan, oleh karena
itu ia terlambat tiba disekolah.
c. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat yang hubungan pola-polanya tidak
Kalimat majemuk rapatan diberi nama sesuai sederajat, salah satu pada bagian yang
dengan unsur kalimat yang dirapatkan. lebih tinggi kedudukannya disebut induk
Struktur itu adalah sebagai berikut. kalimat, sedangkan bagian yang lebih
1. KMR sama S, artinya subjek-subjek rendah kedudukannya disebut anak
dirapatkan. kalimat.
2. KMR sama P, artinya predikat-predikat
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat
dirapatkan.
•Kalimat majemuk bertingkat hubungan
3. KMR sama O, artinya objek-objek
waktu
dirapatkan.
1. Ayahku pulang dari Jakarta saat malam
4. KMR sama A, artinya adverbia-adverbia
dirapatkan. hari tiba.
Contoh:
KI Benteng itu ditembaki
K2-Benteng itu dibom bertubi-tubi
K3-Benteng itu diratakan dengan tanah
d. Kalimat Majemuk campuran
Kalimat Majemuk Campuran adalah kalimat
majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan
beberapa kalimat tunggal, yaitu sekurang-kurangnya
terdiri dari atas 3 pola kalimat.
Misalnya:Ketika kami tiba disana, paman sedang
membelah kayu, bibi sedang memasak di dapur dan
dibawah pohon rindang kami berteduh.
Penjelasannya adalah:
Anak kalimat:
Ketika kami tiba disana
Induk kalimat I:
Paman sedang membelah kayu
Induk kalimat II:
Bibi sedang memasak di dapur
6.4 Jenis kalimat berdasarkan retorika
1. Kalimat yang Melepas
Apabila sebuah kalimat diawali dengan induk kalimat gaya penyajian kalimat ini
disebut dengan melepas. Unsur anak kalimatnya seakan dilepaskan oleh penulis
meskipun unsur ini tidak dilepas kalimat sudah mengandung makna.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Saya akan dibelikan mobil oleh bapak apabila saya lulus ujian semester dengan
nilai yang tertinggi.

2. Kalimat yang Klimaks


Apabila kalimat disusun dengan awalan anak kalimat, maka gaya bahasa kalimat
disebut berklimaks. Pembaca belum bisa memahami kalimat apabila baru saja
dibaca anak kalimatnya.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Karena mobilnya rusak ia gagal mengikuti ujian.
3. Kalimat yang Berimbang
Apabila kalimat disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran,
maka gaya penyajian kalimat disebut berimbang. Hal ini dikarenakan strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang dituangkan dalam kalimat yang simetri.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Bursa saham tampak semakin bergairah, investor domestik serta asing saling
berlomba untuk melakukan transaksi, serta IHSG naik secara tajam.
6.5 Jenis kalimat menurut fungsinya
Jika ditilik berdasarkan fungsinya, jenis-jenis kalimat bisa diperinci menjadi
beberapa golongan. Diantaranya: kalimat pernyataan kalimat perintah,
kalimat interogasi, serta kalimat seruan. Jenis-jenis kalimat tersebut bisa
disajikan di dalam bentuk kalimat positif maupun negatif.
1. Kalimat Pernyataan atau Deklaratif
Kalimat ini bisa digunakan apabila penutur ingin menyatakan sesuatu secara
lengkap pada waktu ia akan menyampaikan informasi pada lawan bicaranya.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Presiden menyelenggarakan kunjungan ke luar negeri.
Tidak semua bank bisa memperoleh kredit yang lunak.
2. Kalimat Pertanyaan atau Interogatif
Kalimat pertanyaan digunakan apabila penutur ingin memperoleh informasi
yang diharapkan pada lawan bicara. Pertanyaan ini kerap menggunakan kata
tanya seperti: apa, bagaimana, dimana, berapa, mengapa, kapan.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Kapan anda akan berangkat ke italia?
Mengapa masih banyak orang miskin yang tidak memperoleh jaminan kesehatan di
negara ini?
3. Kalimat Perintah atau Imperatif
Kalimat perintah digunakan apabila penutur ingin menyuruh maupun melarang
seseorang untuk melakukan sesuatu.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Tolong buatkan ibu telur dadar
Jangan membuang sampah sembarangan karena bisa menyebabkan banjir
4. Kalimat Seruan
Jenis kalimat ini dipakai apabila penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau
mendadak.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Bukan main, cantiknya.
Wah ternyata istrinya cantik juga ya.
b.Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
6.6 Kalimat efektif Bagi saya soal itu kurang jelas.
c. Beberapa kata penghubung intrakalimat
kalimat efektif adalah kalimat yang disusun (seperti sehingga, dan, atau, lalu, kemudian,
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada
seperti unsur-unsur penting yang harus kalimat tunggal.
dimiliki setiap kalimat (subjek dan Contoh:
predikat); memperhatikan ejaan yang Kami datang agak terlamat sehingga tidak
disempurnakan;serta cara memilih kata dpat mengikuti acara pertama
(diksi) yang tepat dalam kalimat.
2. Keparalelan
Ciri-ciri kalimat efektif: Keparalelan adalah kesaman atau
1. Kesepadanan kesejajaran bentuk kata yang digunakan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara dalam kalimat.
pikiran (gagasan) dengan struktur bahasa Artinya, jika bentuk pertama menggunakan
yang dipakai. ungkapan nominal, maka bentuk kedua dan
Kesepadanan kalimat ini memiliki beberapa seterusnya hendaknya juga menggunakan
ciri, seperti berikut ini. bentuk nominal.
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan Contoh:
predikat yang jelas. Semakin berumur seharusnya manusia itu
Contoh: semakin bermorak, bijaksana, dan
Hadirin dimohon berdiri bertanggung jawab terusnya.
3. Kelugasan
Informasi yang disampaikan dalam
kalimat adalah pokok atau yang
penting saja.
Contoh:
Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada PT Grand Shoe
Industry yang berdiri pada tanggal 23
Maret 1975 oleh Bpk. Suwarno Kalimat efektif
Martodiharjo yang berlokasi di Jalan Berdasarkan penelitian, PT Grand Shoe Industry
Sosial No. 4, Jakarta Barat. didirikan oleh Bapak Suwarno Martodiharjo pada
tanggal 23 Maret 1975 dan berlokasi di Jalan Sosial
No. 4, Jakarta Barat.
Kesimpulan
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara
bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk
mengungkapkan gagasan, pikiran,atau perasaan yang
relatif lengkap. Dalam merangkai kata tersebut di perlukan
unsur-unsur dan pola dasar kalimat agar kalimat yang
terbentuk menjadi efektif.Kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta
dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang
di maksud penulis /pembicara sehingga mampu
menyampaikan pikran secara jelas kepada pembaca
sehingga mencapai sasarannya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai