Anda di halaman 1dari 47

Aspek Tumbuh kembang pada

Diagnosis dan Tatalaksana Stunting


pada anak

1
Pendahuluan
• Stunting  gangguan pertumbuhan dan
perkembangan  kekurangan gizi  infeksi
berulang
• Stunted  height for age < -2sd
• Stunting  perawakan pendek

2
Penelitian
longitudinal

3
Kasus
SG, Perempuan, 14 Tahun, masuk ke IGD RSUP HAM

4 bulan yang lalu 4 hari yang lalu 30 Juni 2021

•Bintik – bintik •Pasien dirujuk dari RSUD Keluhan utama : kulit


kemerahan pada Dr. M. Thomsen Nias menebal seluruh
telapak tangan dengan diagnosis DEG tubuh.
•Rasa gatal •Kulit sudah menebal pada
dijumpai seluruh tubuh •Disertai rasa gatal
•Berobat ke •Rambut rontok dijumpai •Menggigil dijumpai
puskesmas  •Riwayat demam dijumpai •Demam hilang timbul
pengobatan •Karena tidak ada
dijumpai
tidak jelas perbaikan  pasien dirujuk
•Nafsu makan
berkurang 4
Riwayat
Riwayat Kehamilan
RPT RPO
Ibu
• Riwayat alergi • Puskesmas  • Anak bungsu dari
disangkal. Deksametason, 4 bersaudara
• Riwayat parasetamol, • Usia ibu saat
menderita salep ketokonazol hamil 26 tahu,
keluhan sama • RSUD Dr. M. rutin ANC
sebelumnya Thomsen Nias  • Riwayat sakit
disangkal Prednison, sebelumnya
Cetirizine disangkal
5
Riwayat
Riwayat Tumbuh
Riwayat Kelahiran Riwayat Keluarga
Kembang dan Imunisasi
• Pasien lahir cukup • Tumbuh kembang  • Rwiayat sakit kulit
bulan, PSP, langsung kesan normal dikeluarga tidak ada
menangis • Anak pertama,
• BB: 3000 gram, PBL • Imunisasi  Lengkap perempuan, 21 tahun,
50 cm sehat
• Anak kedua,
perempuan, 19 tahun,
sehat
• Anak ketiga,
perempuan, 17 tahun,
sehat

6
Pemeriksaan Fisik
Sensorium: Compos mentis; Temperatur: 36.8 0C; BB : 25 kg; TB : 150 cm
BB/U : 49 % TB/U : 93 % BB/TB : 64% (kesan : gizi buruk)

Kepala : Rambut : Efluvium dijumpai

Mata : refleks cahaya +/+, pupil isokor, konjungtiva palpebra inferior


pucat (-/-)

Telinga / Hidung / Mulut : kesan normal

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Dada : simetris fusiformis, tanpa retraksi


Frekuensi jantung : 98 kali/menit , reguler, tanpa desah
Frekuensi napas : 20 kali/menit, reguler, tanpa ronkhi/wheezing
7
Pemeriksaan Fisik
Sensorium: Compos mentis; Temperatur: 36.8 0C; BB : 25 kg; TB : 150 cm
BB/U : 49 % TB/U : 93 % BB/TB : 64% (kesan : gizi buruk)

Abdomen: soepel, peristaltik dijumpai, hati dan limpa tidak teraba


Urogenital : Perempuan , pasien sudah menarche
Stadium Tanner : A2M3P2

Ekstremitas: Nadi 98 kali/menit, reguler, tekanan/ volume cukup, CRT < 3


detik, tekanan darah : 110/70 mmHg (p50-90 : 107-122 / 63 -78 mmHg)
Pemeriksaan Dermatologi :
Ditemukan plak eritematosa disertai skuama generalisata disertai rasa
gatal. Terdapat fisura berbatas tegas diantara lesi plak eritematosa
dengan adanya pus. Pada kuku jari tangan dan kaki ditemukan adanya
onikodistrofi.
8
Gambaran Klinis Pasien

A B C

Gambar 1. Gambaran klinis pasien saat masuk IGD RSUP HAM. Tampak plak eritematosa disertai
skuama generalisata pada seluruh tubuh (A,B, C) 9
Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 30/06/2021
Parameter Satuan Hasil Rujukan
Darah Lengkap      
Hemoglobin g/dL 12,7 10.3-15.6
Hematokrit % 37,8 31-59
Leukosit /mm3 22.110 5000-19.000
Trombosit /mm3 467.000 229,000-553,000
MCV fl 89 82-126
MCH pg 29,9 26-38
MCHC g/dl 33,6 25-37
E/B/N/L/M % 0,19/0,08/77,2/36,2/1,13 1-5/0-1/25-60/25-50/1-6
Fungsi Hati        
Albumin g/dl 2.1 3.5-5.0
Serologi
Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif
Elektrolit
Kalsium mg/dl 8,5 8.4-10.2
Natrium mEq/L 138 135-155
Kalium mEq/L 3,3 3.6-5.5
10
Klorida mEq/L 106 96-106
Hasil foto toraks RSUP HAM Tanggal 30/06/2021

Gambar 2. Foto toraks


Kesimpulan : Tidak dijumpai kelainan pada jantung dan paru 11
Diagnosis Banding Tatalaksana Awal
1. DEG (ICD10 L.26) dd/ -IVFD D5% NaCl 0.45% 20 cc/jam
- psoriasis eritroderma (ICD10 -Inj. Paracetamol 300 mg (k/p)
L40.8) -Cetirizine 1 x 10 mg
- skabies krustosa (ICD10 B86) -Jaga kehangatan
- sezary syndrome (ICD10 C84.10)
2. Infeksi sekunder (ICD10 L08.9) Rencana
3. Hipoalbuminemia (ICD10 E88.09)
4. Gizi buruk (ICD10 E43) -Cek Fungsi hati dan ginjal, PCT, CRP,
ANA tes, kultur darah
-Koreksi hipoalbumin
-Pemberian antibiotik setelah ambil
Diagnosis Kerja kultur darah
-Konsul divisi infeksi dan penyakit tropis
DEG + Infeksi sekunder + -Konsul divisi nutrisi dan penyakit
Hipoalbuminemia + Gizi buruk metabolik
-Konsul departemen dermatovenerologi12
Pemantauan Tanggal 01/07/2021 – 02/07/2021
S Kulit menebal masih ada disertai rasa gatal, demam dijumpai, nafsu makan menurun

Sensorium : CM T : 37,8oC
Rambut : Efluvium dijumpai
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor kanan=kiri, ø 2mm/2mm,
Kepala
Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga / Hidung / Mulut : kesan normal / kesan normal / kesan normal
Leher Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
0 Simetris fusiformis, tanpa retraksi.
Frekuensi Jantung : 100 kali/menit, reguler, tanpa desah (N : 60-110
Dada x/menit)
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, reguler, tanpa ronki/wheezing (N : 16-20
x/menit
Perut Soepel, peristaltik dijumpai, hati dan limpa tidak teraba
Alat gerak Frekuensi nadi 100 kali/menit, t/v cukup, akral hangat, CRT <2 detik
13
Ditemukan plak eritematosa disertai skuama generalisata dan terasa
Pemeriksaan
gatal. Fisura berbatas tegas diantara lesi plak eritematosa dengan
Dermatologis
adanya pus. Pada kuku jari tangan dan kaki masih terdapat onikodistrofi.

A B C
Gambar 3. Plak eritematosa dan skuama sudah mulai mengelupas (A), terdapat fisura pada tangan (B),
efluvium dijumpai (C) 14
Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 01/07/2021
Parameter Satuan Hasil Rujukan
Darah Lengkap      
Hemoglobin g/dL 10,6 10.3-15.6
Hematokrit % 31,4 31-59
Leukosit /mm3 24.880 5000-19.000
Trombosit /mm3 351.000 229,000-553,000
MCV fl 90 82-126
MCH pg 30,2 26-38
MCHC g/dl 33,8 25-37
E/B/N/L/M % 0,4/12,1/62,6/19,2/5,7 1-5/0-1/25-60/25-50/1-6
Fungsi Hati        
SGOT U/L 17 5-34
SGPT U/L 10 0-55
Fungsi Ginjal
BUN mg/dl 5 7-19
Ureum mg/dl 11 15-40
Kreatinin mg/dl 0,54 0,6-1,1
Autoimun      
ANA test g/dL 11,1 10.3-15.6
15
Lanjutan Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 01/07/2021
Parameter Unit Hasil Rujukan
Anti ds-DNA % 33,3 31-59
CRP Kuantitatif mg/dl 2,8 <0,7
Procalcitonin ng/ml 0,29 <0,05

Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 02/07/2021


Parameter Satuan Hasil Rujukan
Urinalisis
Warna Kuning jernih Kuning
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Berat Jenis 1,005 1,005-1,030
pH 7 5-8
Protein Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Eritrosit LPB 0-1 <3
Leukosit LPB 0-1 <6
Epitel LPB 0-1
Casts LPB Negatif Negatif 16
Kristal LPB Negatif Negatif
Hasil Konsultasi
Divisi Nutrisi dan Penyakit
Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Dermatovenerologi
Metabolik
• Diagnosis : Gizi buruk tanpa • Diagnosis : Infeksi sekunder + • Diagnosis : DEG dd psoriasis
edema + DEG DEG ertiroderma, skabies krustosa,
• Anjuran : • Anjuran : sezary syndrome
• Inj. Albumin 5% 13 cc/jam/IV • Inj. Ampisilin sulbaktam 1gr/6 • Anjuran :
selama 3 hari jam/IV (selama 5-7 hari) • Metilprednisolon 4 mg 2-0-1
• Vitamin A 1x 200.000 IU (1 kali • Kultur darah • Cetirizine 1x10 mg
pemberian) • Salep hidrokortison 2,5% 1 kali
• Vitamin B kompleks 1x1 sehari seluruh tubuh (pagi)
• Vitamin C 1x 100 mg • Krim urea 2 kali sehari seluruh
• Asam folat 1x5 mg (H1) tubuh (sore dan malam)
selanjutnya 1x1 mg • Salep kulit kloramfenikol 2 kali
• Diet F75 300 cc/ 3 jam/ oral + sehari di bagian yang xerosis
mineral mix 6 cc • Kompres dengan kasa yang
dibasahi dengan cairan NaCl
0,9% setiap 8 jam pada daerah
erosi dan krusta selama 15
menit.
• Pemeriksaan kerokan kulit
skabies 17
Pemantauan Tanggal 03/07/2021 – 05/07/2021
S Kulit menebal sudah terkelupas, rasa gatal masih ada, demam (-), makan habis

Sensorium : CM T : 37oC BB : 25,5 kg; TB : 150 cm


Rambut : Efluvium dijumpai
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor kanan=kiri, ø 2mm/2mm,
Kepala
Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga / Hidung / Mulut : kesan normal / kesan normal / kesan normal
Leher Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
0 Simetris fusiformis, tanpa retraksi.
Frekuensi Jantung : 98 kali/menit, reguler, tanpa desah (N : 60-110
Dada x/menit)
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, reguler, tanpa ronki/wheezing (N : 16-20
x/menit
Perut Soepel, peristaltik dijumpai, hati dan limpa tidak teraba
Alat gerak Frekuensi nadi 98 kali/menit, t/v cukup, akral hangat, CRT <2 detik
18
Ditemukan plak eritematosa sudah menipis disertai skuama
Pemeriksaan generalisata dan terasa gatal. Fisura berbatas tegas diantara lesi plak
Dermatologis eritematosa dengan adanya pus. Pada kuku jari tangan dan kaki masih
terdapat onikodistrofi.

Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 05/07/2021


Parameter Unit Hasil Rujukan
Darah Lengkap      
Hemoglobin g/dL 11,7 10.3-15.6
Hematokrit % 34,6 31-59
Leukosit /mm3 20.720 5000-19.000
Trombosit /mm3 403.000 229,000-553,000
MCV fl 89 82-126
MCH pg 30,2 26-38
MCHC g/dl 33,8 25-37
E/B/N/L/M % 19,6/0,5/60/16/3,9 1-5/0-1/25-60/25-50/1-6
    
Procalcitonin ng/ml 0,04 3,5-5,0
CRP mg/ml 2,8 <0,7
19
Pemantauan Tanggal 03/07/2021 – 05/07/2021
Hasil kerokan kulit : Negatif skabies, Hasil kultur darah dan kerokan kulit : TAP
Diagnosis Kerja :
A DEG ec sangkaan psoriasis eritroderma, sezary syndrome + Infeksi sekunder +
Hipoalbuminemia (sudah dikoreksi) + Gizi buruk tanpa edema

- IVFD D5% NaCl 0.45% 20 cc/jam/IV


- Inj. Ampicillin Sulbactam 1 gr/6 jam/IV
- Inj. Paracetamol 300 mg/IV (k/p)
- Metilprednisolon 4 mg 2-0-1
- Cetirizine 1x 10 mg
- Vitamin B kompleks 1x1
- Vitamin C 1x100 mg
P - Asam folat 1x1 mg
- Salep hidrokortison 2,5% 1 kali sehari seluruh tubuh (pagi)
- Krim urea 2 kali sehari seluruh tubuh (sore dan malam)
- Salep kulit kloramfenikol 2 kali sehari di bagian yang xerosis
- Kompres dengan kasa yang dibasahi dengan cairan NaCl 0,9% setiap 8 jam pada daerah
erosi dan krusta selama 15 menit
- Diet F100 250 cc/3 jam + mineral mix 5 cc
20
Pemantauan Tanggal 06/07/2021 – 10/07/2021
S Kulit menebal sudah berkurang, rasa gatal tidak ada, demam (-), makan habis

Sensorium : CM T : 36,9oC BB : 25,7 kg; TB : 150 cm


Rambut : mulai tumbuh
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor kanan=kiri, ø 2mm/2mm,
Kepala
Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga / Hidung / Mulut : kesan normal / kesan normal / kesan normal
Leher Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
0 Simetris fusiformis, tanpa retraksi.
Frekuensi Jantung : 94 kali/menit, reguler, tanpa desah (N : 60-110
Dada x/menit)
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, reguler, tanpa ronki/wheezing (N : 16-20
x/menit
Perut Soepel, peristaltik dijumpai, hati dan limpa tidak teraba
Alat gerak Frekuensi nadi 94 kali/menit, t/v cukup, akral hangat, CRT <2 detik
21
Pemeriksaan Ditemukan skuama eritematosa dengan adanya pus minimal. Pada kuku
Dermatologis jari tangan dan kaki onikodistrofi membaik.

A B C

Gambar 4. Skuama pada wajah sudah minimal dan tampak kemerahan (A), skuama mulai berkurang
pada lengan dan kaki (B,C) 22
Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 07/07/2021
Parameter Satuan Hasil Rujukan
Darah Lengkap      
Hemoglobin g/dL 12,2 10.3-15.6
Hematokrit % 37,4 31-59
Leukosit /mm3 22.330 5000-19.000
Trombosit /mm 3
570.000 229,000-553,000
MCV fl 93 82-126
MCH pg 30,3 26-38
MCHC g/dl 32,6 25-37
E/B/N/L/M % 34,9/0,6/30,9/28,6/5   1-5/0-1/25-60/25-50/1-6
    
Albumin g/dL 1,9 3,5-5,0
Sediaan Darah Tepi Eritrosit: Normokrom Normositer
(09/07/2021) Leukosit: Atypical Lymphocyte
Trombosit: Bentuk Normal

23
Pemantauan Tanggal 06/07/2021 – 10/07/2021
Diagnosis Kerja :
A DEG ec sangkaan psoriasis eritroderma, sezary syndrome + Infeksi sekunder +
Hipoalbuminemia + Gizi buruk tanpa edema

- IVFD D5% NaCl 0.45% 20 cc/jam/IV


- Inj. Ampicillin Sulbactam 1 gr/6 jam/IV
- Inj. Paracetamol 300 mg/IV (k/p)
- Metilprednisolon 4 mg 2-0-1
- Cetirizine 1x 10 mg
- Vitamin B kompleks 1x1
- Vitamin C 1x100 mg
- Asam folat 1x1mg
P - Salep hidrokortison 2,5% 1 kali sehari seluruh tubuh (pagi)
- Krim urea 2 kali sehari seluruh tubuh (sore dan malam)
- Salep kulit kloramfenikol 2 kali sehari di bagian yang xerosis
- Kompres dengan kasa yang dibasahi dengan cairan NaCl 0,9% setiap 8 jam pada daerah
erosi dan krusta selama 15 menit
- Diet F100 250 cc/3 jam + mineral mix 5 cc
- Jaga kehangatan
Rencana : Multiple Punch Biopsy 24
Pemantauan Tanggal 11/07/2021 – 15/07/2021
S Kulit terkelupas pada seluruh tubuh, ruam baru tidak ada, makan habis

Sensorium : CM T : 37oC BB : 26 kg; TB : 150 cm


Rambut : mulai tumbuh
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor kanan=kiri, ø 2mm/2mm,
Kepala
Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga / Hidung / Mulut : kesan normal / kesan normal / kesan normal
Leher Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
0 Simetris fusiformis, tanpa retraksi.
Frekuensi Jantung : 96 kali/menit, reguler, tanpa desah (N : 60-110
Dada x/menit)
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, reguler, tanpa ronki/wheezing (N : 16-20
x/menit
Perut Soepel, peristaltik dijumpai, hati dan limpa tidak teraba
Alat gerak Frekuensi nadi 96 kali/menit, t/v cukup, akral hangat, CRT <2 detik
25
Pemeriksaan Ditemukan skuama eritematosa dengan krusta. Pada kuku jari tangan
Dermatologis dan kaki onikodistrofi membaik.

A B C

Gambar 5. Skuama sudah berkurang pada wajah (A), krusta sudah mengering pada lengan dan kaki
(B,C) 26
Hasil laboratorium RSUP HAM Tanggal 15/07/2021
Parameter Satuan Hasil Rujukan
Darah Lengkap      
Hemoglobin g/dL 11,6 10.3-15.6
Hematokrit % 34,7 31-59
Leukosit /mm3 12.970 5000-19.000
Trombosit /mm3 535.000 229,000-553,000
MCV fl 90 82-126
MCH pg 30,2 26-38
MCHC g/dl 33,4 25-37
E/B/N/L/M % 17,3/0,7/56,2/18,2/7,6   1-5/0-1/25-60/25-50/1-6
    
Procalcitonin g/dL 0,08 3,5-5,0

27
Hasil Multiple Punch Biopsy Tanggal 15/07/2021

Mikro abses
Monro

Mikroskopik : Sediaan jaringan kulit dengan pelapis epitel tatah berlapis yang mengalami hiperkeratosis,
akantosis, reteridge yang memanjang. Sel dengan inti bulat oval, kromatin halus, sitoplasma banyak dan
eosinofilik. Tampak mikro abses monro pada lapisan sub korneal dan supra pappilary thickening. Stroma
terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen yang diinfiltrasi sel-sel radang PMN dan MN. Tampak pula proliferasi.

Kesimpulan:
Mendukung suatu diagnosis DEG Psoriasis Eritroderma 28
Pemantauan Tanggal 11/07/2021 – 15/07/2021
Diagnosis Kerja :
A Psoriasis Eritroderma + Skin and soft tissue infection + Hipoalbuminemia (sudah dikoreksi) +
Gizi buruk tanpa edema

- IVFD D5% NaCl 0.45% 20 cc/jam/IV


- Klindamisin 3x300mg
- Metilprednisolon 4 mg 2-0-1
- Cetirizine 1x 10 mg
- Vitamin B kompleks 1x1
- Vitamin C 1x100 mg
- Asam folat 1x1mg
P - Salep hidrokortison 2,5% 1 kali sehari seluruh tubuh (pagi)
- Krim urea 2 kali sehari seluruh tubuh (sore dan malam)
- Salep kulit kloramfenikol 2 kali sehari di bagian yang xerosis
- Kompres dengan kasa yang dibasahi dengan cairan NaCl 0,9% setiap 8 jam pada daerah
erosi dan krusta selama 15 menit
- Diet MB 1800 kkal + 50 gr protein
- Diet F100 3x250 cc
- Jaga kehangatan
29
Pada tanggal 19 Juli 2021, pasien diperbolehkan pulang berobat
jalan dengan pemberian obat berupa klindamisin 3x300 mg,
metilprednisolon 4 mg (2-0-1) dan dilakukan tappering off dengan
catatan yang sudah diberi kepada pasien, pemakaian salep
hidrokortison 2,5% 1 kali seluruh tubuh pagi hari, krim urea 2 kali
sehari pada seluruh tubuh sore dan malam hari, dan salep kulit
kloramfenikol 2 kali sehari pada bagian yang xerosis. Pasien dan
keluarga diedukasi tata cara pemberian terapi dan perawatan kulit
selama dirumah. Pasien dianjurkan kontrol kembali ke poliklinik
Alergi dan Imunologi, poli Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dan poli
Endokrinologi.

30
Diskusi
• Psoriasis eritroderma  varian yang sangat jarang dari DEG (kulit,
kuku, sendi).
Talat H, Wahid Z. 2018

• Pada kasus ini, pasien berjenis kelamin perempuan, usia 14 tahun.


• •Data
Pasien menderita
epidemiologi pada penyakit psoriasis
anak masih sangateritroderma
minim. untuk pertama
kalinya. Grant-Kels J, Fedeles F, Rothe M. 2011
• Pada kasus ini, faktor pemicu psoriasis eritroderma belum dapat
diduga.
• Penyakit ini memiliki sifat kekambuhan.

• Penyebab : penggunaan obat, faktor lingkungan, infeksi, atopi,


keganasan.
Sarkar S, Dhar S, Raychaudhuri SP. 2019
31
Patogenesis of DEG

• Pada kasus ini, proliferasi keratinosit dan vaskularisasi terjadi dalam


jangka waktu 4 bulan.
• Pemeriksaan imunofenotip tidak dapat dilakukan karena
ketidaksediaan alat.

Kim H, Kang S, Kim J, Park C, Chung B. 2021


32
Sarkar R, Garg B. 2020
Manifestasi Klinis DEG

Lesi kulit Gejala sistemik

• Eritema generalisata dengan skuama lebih • Takikardia


dari 90% permukaan tubuh.
• Pada kasus ini, terdapat plak eritematosa disertai • skuama
Gangguan
generalisata
• disertaiputih
Skuama adanya efluviumyang
kekuningan dan onikodistrofi.
tebal, termoregulasi
terutama pada lipatan kulit. • Hepatomegali
• Kulit
Temuan yang dijumpai pada pasien saat • Splenomegali
pemeriksaan sistemik pada
• terkelupas membuat dasar kulit
pasien yaitu gangguan • Edema pretibial
kemerahan dan sangat sensitif. termoregulasi dimana pasien menggigil.

• Edema kronik dan likenifikasi.

• Onikodistrofi
Zhang X, Zheng J, Yang Z, Zheng M, Gu J, Zhang B et al. 2019
33
Ott H. 2019
Pemeriksaan Penunjang DEG

• Anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia,,


Hasil laboratorium penurunan albumin, dan peningkatan LED.
• Eosinofilia dapat ditemukan pada 20% pasien.

• Pada kasus ini, hasil dari tes punch


• Multiple laboratorium adalah
biopsy sebagai leukositosis,
baku emas dalaa
eosinofilia, dan hipoalbuminemia.
Histopatologi
membuat Hasil lain dalam batas normal.
diagnosis.
• Hiperkertosis, parakeratosis, akantosis, infiltrat
inflamasi kronik, mikro abses monro
• Baku emas pemeriksaan  histopatologis (adanya abses Monro
menandakan bahwa tegak diagnosis psoriasis eritroderma)
• Pemeriksaan radiologis dapat dilakukan untuk
Pemeriksaan melihat kondisi paraneoplastik.
khusus • CD4 : CD8 ratio, Sezary cell count, and immune
phenotyping kulit dan darah.

Grant-Kels J, Fedeles F, Rothe M. 2011


34
Cho J, Elyaman S, Avera S, Iyamu K. 2019
Diagnosis Banding Psoriasis Eritroderma

• Sezary syndrome  varian keganasan dimana terjadi proliferasi klonal limfosit T


 eritroderma ( pembesaran kel. Limfe (+))
Silvani F. 2020

• Pada kasus ini, pasien didiagnosis banding dengan Sezary Syndrome,


skabies
• Leiner krustosa,
disease dan Leiner
 komplikasi Disease,
dermatitis . Namun,
seboroik dikasus universal
 eritema ini lesi tidak dan
terdapat
skuama, ada pembesaran kelenjar
koinfeksi bakteri kelenjar limfe, usia remaja, sehingga
(usia bayi)
dapat dieksklusi. Guttman-Yassky E, Krueger J. 2017

• Skabies Krustosa  hasil kerokan kulit KOH  ditemukan terowongan dan


Sarcoptes scabiei
35
Tatalaksana Psoriasis Eritroderma
 Psoriasis eritroderma  membutuhkan perawatan medis yang baik,
(dihospitalisasi)
• Pada kasus ini, pasien diberikan pengobatan untuk diagnosis DEG berupa
pemberian kortikosteroid metilprednisolon 4 mg (2-0-1), kemudian diberikan
 Prinsip tatalaksana pasien meliputi :
perbaikan nutrisi untuk gizi buruknya.
 Manajemen awal
• Menghindari
Setelah hasil faktor
biopsirisiko
histopatologi keluar, pasien sudah dalam keadaan
 Pencegahan
membaik baik hipotermia
dari klinis maupun nutrisinya, sehingga pasien tidak diberikan
 Diet proteinmetotreksat.
pengobatan tinggi
 Menjaga kelembapan kulit
• Hindari
Kemudian, dalam persiapan
menggaruk kulit pasien berobat jalan, dilakukan tappering off
metilprednisolon
 Mencegah dansekunder
infeksi edukasi kepada keluarga
baik lokal untuksistemik
maupun menjaga kebersihan kulit
dan asupan nutrisi secara adekuat.
 Menurunkan edema
 Penggunaan kortikosteroid atau agen biologis.
Bertelsen T, Iversen L. 2015
36
Conrad C, Gilliet M. 2018
Prognosis Psoriasis Eritroderma

 Banyak faktor yang mempengaruhi  seperti penyakit yang mendasari,


komorbiditas, usia, awitan gejala, dan pengobatan sebelumnya.

 Pada pasien anak dengan psoriasis eritroderma disertai demam, beberapa


kondisi seperti usia anak remaja, nafsu makan tidak baik, adanya fokal infeksi,
dan hasil lab yang mendukung) dapat digunakan untuk memprediksi adanya
gangguan hemodinamik.

• Pada kasus ini, prognosis pasien adalah quo ad Vitam ad Bonam, quo
ad Functional ad Bonam, quo ad Sanationam Dubia ad Bonam.

37
Kesimpulan

Telah dilaporkan sebuah kasus psoriasis eritroderma pada seorang anak


perempuan usia 14 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan histopatologi sebagai
baku emas. Pasien mengalami perbaikan baik dari klinis dan nutrisi
sehingga dapat pulang berobat jalan dan diedukasi untuk kontrol kembali.
Diagnosis psoriasis eritroderma dan tatalaksana yang tepat dapat
memberikan prognosis yang baik.

38
Kedokteran Berbasis Bukti
(Evidence-Based Practice)
 
Pertanyaan klinis
Bagaimanakah tingkat kualitas hidup anak dengan psoriasis?

Component of foreground questions (PICO)


Patient : anak dengan psoriasis
Intervention : Tidak ada intervensi
Comparison : Tidak mendapatkan terapi
Outcome : tingkat kualitas hidup

39
Metode penelusuran

Kami melakukan penelusuran dengan kata kunci “psoriasis”


AND “quality of life” AND “pediatric” pada mesin pencari
Pubmed. Kami menemukan satu jurnal yang dapat menjawab
pertanyaan PICO tersebut dengan judul “Association between
quality of life and improvement in psoriasis severity and
extent in pediatric patients” yang diambil dari JAMA
Dermatology 2019;156(1):E1-E7.

40
KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI
ASPEK PROGNOSIS
 
Apakah bukti tentang prognosis ini valid?
Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas dan taat asas?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Hal ini dapat dilihat pada metode penelitian, dengan jumlah sampel sebanyak 319
pasien anak dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas. Sampel diambil berdasarkan
data dari Child-CAPTURE (Continuous Assessment of Psoriasis Treatment Use Registry)
sejak tahun 2008 – 2018.

Apakah pemantauan dilakukan secara memadai?


√ Ya Tidak Tidak jelas
Sampel diambil berdasarkan data Child-CAPTURE yang telah diikuti secara prospektif
observasional pada pasien anak yang terdiagnosis psoriasis. Semua catatan episode
pengobatan dimasukkan dalam analisis.
41
Apakah luaran dinilai dengan kriteria obyektif, bila mungkin
tersamar
√ Ya Tidak Tidak jelas
Luaran yang dinilai secara obyektif yaitu untuk mengidentifikasi hubungan
antara derajat perbaikan klinis pada anak dengan psoriasis dan menilai
hubungan pengobatan dengan kualitas hidupnya.

Apakah identifikasi kelompok dengan terapi yang berbeda?


√ Ya Tidak Tidak jelas
Pada penelitian ini mengidentifikasi kelompok untuk menilai perubahan
rata-rata skor Children’s Dermatology Life Quality Index (CDLQI) per
kategori respon Psoriasis Area Severity Index (PASI) dan Body Surface Area
(BSA) dan rata-rata perubahan CDLQI per tiap kategori pengobatan.
42
Apakah hasil sudah divalidasi pada kelompok subyek yang
lain?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Hasil sudah divalidasi dengan melakukan analisis regresi linear dan logistik
dan penelitian ini menilai 4 analisis yaitu mengidentifikasi perubahan skor
CDLQI antara kategori respon PASI dan BSA, perubahan skor domain CDLQI
dan PASI, perbedaan persentase pencapaian CDLQI antara kategori PASI
dan BSA, dan perbedaan perubahan CDLQI antara kategori pengobatan.

43
Apakah bukti tentang prognosis yang valid ini penting?
Berapa besar terjadinya luaran dari waktu ke waktu?
Berdasarkan analisis regresi linear dan logistik, didapatkan peningkatan
terbesar skor CDLQI terlihat pada kategori PASI 90 (Interval Kepercayaan
(IK) 95%)

Berapa tepatkah estimasi terjadinya luaran yang diteliti?


Berdasarkan analisis regresi linear dan logistik, didapatkan perubahan
terbaik kualitas hidup dihubungkan dengan PASI 90 atau penurunan
keterlibatan BSA ≥ 90% dapat membantu anak dengan psoriasis mencapai
kualitas hidup optimal.

44
Apakah kita dapat menerapkan bukti tentang prognosis yang
valid dan penting ini kepada pasien kita?
Apakah pasien kita mirip dengan subyek penelitian?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Pasien merupakan pasien anak yang didiagnosis dengan psoriasis
eritroderma dan telah mendapatkan terapi pengobatan berupa
kortikosteroid topikal dan oral.

Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila


disampaikan kepada pasien dalam tatalaksana secara
keseluruhan?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat pada pasien kita dimana dengan
adanya diagnosis dan pengobatan yang tepat akan bermakna secara klinis
dalam membantu anak mencapai kualitas hidup yang lebih optimal. 45
Kesimpulan
• Hasil penelitian ini valid, penting dan dapat diterapkan dalam
menangani dan mengevaluasi pasien dengan psoriasis
eritroderma.

46
Terima Kasih

47

Anda mungkin juga menyukai