Struktur Jembatan - 3
Struktur Jembatan - 3
Beban permanen
Beban Beban transient
1
2
• Beban transient meliputi beban gravitasi akibat
kendaraan, kereta api, pedestrian traffics, juga
beban lateral akibat air atau angin, tumbukan kapal
dan gempa bumi.
3
• Transient load berubah berdasarkan waktu dan dapat
diterapkan dari beberapa arah dan lokasi.
• Beban transient sangat bervariasi, oleh karena itu
perencana harus mengantisipasi beban mana yg paling
berpengaruh, juga besarnya beban dan bagaimana
beban tsb diterapkan utk mendapatkan efek kritis
terbesar.
• Beberapa beban bekerja secara kombinasi, shg bbrp
kombinasi beban harus diperhatikan untuk kondisi limit
state yg sesuai.
• Pedoman pembebanan : AASHTO (American
Association of State Highway and Transportation
Officials).
4
• Gravity Loads : beban yg disebabkan oleh berat
suatu obyek pada jembatan dan berat sendiri jembatan.
Beban ini (meliputi beban permanen dan transient)
diterapkan arah ke bawah (ke pusat bumi).
Beban permanen
Beban transient
5
Beban permanen
6
7
Beban transient
• Meskipun mobil mrpkan beban kendaraan paling umum
pd jembatan, tetapi efeknya jauh lebih kecil daripada
kendaraan truk, sehingga truk yg dijadikan beban kritis
jembatan.
• Beban utama yg diperhitungkan adalah beban gravitasi
truk.
• Tetapi bbrp efek yg lain juga diperhatikan : efek
dinamik, breaking force, centrifugal force, dan efek
adanya truk lain pd jembatan.
8
9
10
Standar Pembebanan untuk Jembatan
RSNI T-02-2005
11
Beban Tetap
Beban tetap merupakan beban yang diakibatkan oleh
berat sendiri dari bagian-bagian struktur jembatan.
Berat dari bagian-bagian bangunan merupakan massa
dikalikan dengan percepatan gravitasi g.
Percepatan gravitasi yang digunakan dalam tata cara ini
adalah 9,8 m/det2.
Besarnya kerapatan massa dan berat isi untuk berbagai
macam bahan diberikan dalam Tabel 3.1.
12
Tabel 3.1 Berat isi dan kerapatan massa untuk berat sendiri
14
Beban-beban yang termasuk dalam beban tetap adalah
sebagai berikut:
a. Berat sendiri
15
Tabel 3.2 Faktor beban untuk berat sendiri
FAKTOR BEBAN
JANGKA S U
K MS K MS
WAKTU
Biasa Terkurangi
16
b. Beban mati tambahan
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang
membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan
elemen non struktural, dan mungkin besarnya berubah
selama umur jembatan seperti:
1. Pelapisan ulang dengan tebal 50 mm aspal beton
2. Sandaran, pagar pengaman, dan penghalang beton.
3. Perlengkapan umum seperti pipa air dan penyaluran
Faktor beban yang digunakan untuk beban akibat beban
mati tambahan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
17
Tabel 3.3 Faktor beban untuk beban mati tambahan
FAKTOR BEBAN
JANGKA S U
K MA K MA
WAKTU Biasa Terkurangi
Keadaan umum 1,0 2,0 0,7
Tetap
Keadaan khusus 1,0 1,4 0,8
18
Beban Lalu Lintas
19
Beban Lalu Lintas (lanjutan)
20
Tabel 3.5 Faktor beban untuk akibat beban lajur “D”
FAKTOR BEBAN
JANGKA
WAKTU S U
K TD K TD
21
Tabel 3.6 Jumlah lajur lalu lintas rencana
8,25 – 11,25 3
11,3 – 15,0 4
Banyak arah
15,1 – 18,75 5
18,8 – 22,5 6
22
a. Beban Lajur “D”
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi merata (BTR) dan
beban garis (BGT) seperti terlihat pada Gambar 3.9.
Beban garis satu BGT dengan intensitas P sebesar 49 kN/m
harus ditempatkan tegak lurus dari arah lalu lintas
jembatan.
23
a. Beban Lajur “D” (lanjutan)
L 30m : q 9,0kPa
15
L 30m : q 9,0 0,5 kPa
L
24
Gambar 3.9 Beban lajur “D”
25
Penyebaran beban “D” pada arah melintang
27
Gambar 3.10 Penyebaran pembebanan lajur “D” pada arah melintang
28
b. Pembebanan Truk “T”
29
Posisi dan penyebaran pembebanan truk “T”
dalam arah melintang
30
Gambar 3.11 Pembebanan Truk “T” (550 kN)
31
Respon terhadap beban lalu lintas “T”
32
Respon terhadap beban lalu lintas “T” (lanjutan)
33
Tabel 3.7 Faktor distribusi untuk pembebanan truk “T”
Jenis bangunan atas Jembatan jalur tunggal Jembatan jalur majemuk
Pelat lantai beton diatas:
Balok baja I atau balok S/4,2 S/3,4
beton pratekan (bila S > 3,0 lihat Catatan 1) (bila S > 4,3 lihat Catatan 1)
Balok beton bertulang T S/4,0 S/3,6
(bila S > 1,8 lihat Catatan 1) (bila S > 3,0 lihat Catatan 1)
Balok kayu
S/4,8 S/4,2
(bila S > 3,7 lihat Catatan 1) (bila S > 4,9 lihat Catatan 1)
34
CATATAN 1 Dalam hal ini beban pada tiap balok memanjang
adalah reaksi beban roda dengan menganggap lantai
antara gelagar sebagai balok sederhana
CATATAN 2 Geser balok dihitung untuk beban roda dengan reaksi
2S yang disebarkan oleh S/faktor ≥ 0,5
CATATAN 3 S adalah jarak rata-rata antara balok memanjang (m)
35
c. Faktor Beban Dinamis (FBD)
Faktor beban dinamis (FBD) merupakan interaksi antara
kendaraan yang bergerak dengan jembatan.
Untuk pembebanan “D”: FBD merupakan fungsi dari
panjang bentang ekivalen seperti dalam Gambar 3.12.
Untuk bentang tunggal panjang bentang ekuivalen diambil
sama dengan panjang bentang sebenarnya.
36
37
Gambar 3.12 Faktor beban dinamis untuk pembebanan lajur “D”
38
c. Faktor Beban Dinamis (FBD) (lanjutan)
LE Lav Lmax
Lav = panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus.
Lmax = panjang bentang maksimum dalam kelompok bentang yang
disambung secara menerus.
Untuk pembebanan truk “T” : FBD diambil sebesar 30%
39
d. Gaya Rem
40
41
e. Pembebanan untuk Pejalan Kaki
42
Gambar 3.13 Pembebanan untuk pejalan kaki
43
44
3.4.3 Beban Lingkungan
Aksi lingkungan termasuk pengaruh temperatur, angin,
banjir, gempa, dan penyebab-penyebab alamiah lainnya.
Yang termasuk dalam aksi lingkungan antara lain:
a. Pengaruh Temperatur
Perubahan merata pada suhu jembatan menghasilkan
perpanjangan atau penyusutan seluruh panjang jembatan.
Gerakan tersebut umumnya kecil di Indonesia.
Suhu rencana dan koefisien muai akibat suhu diberikan
dalam Tabel 3.9 dan Tabel 3.10 sebagai berikut:
45
46
Tabel 3.9 Temperatur jembatan rata-rata nominal
Catatan:
(1) Temperatur jembatan rata-rata minimum bisa dikurangi 50 C untuk lokasi
yang terletak pada ketinggian lebih besar 500 m di atas permukaan laut.
47
Tabel 3.10 Sifat bahan rata-rata akibat pengaruh temperatur
Koefisien perpanjangan
Bahan Modulus elastisitas MPa
akibat suhu (per 0C)
Baja
12 x 10-6 200.000
Beton :
Kuat tekan <30 MPa 10 x 10-6 25.000
Kuat tekan >30 MPa 11 x 10-6 34.000
Aluminium
24 x 10-6 70.000
48
b. Beban Angin
Tipe Jembatan CW
Catatan:
b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar sandaran
d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian sandaran yang
masif untuk harga antara dari b/d bisa diinterpolasi linier. 51
Kecepatan angin rencana harus diambil sesuai dengan nilai
dalam Tabel 3.12
Luas ekivalen bagian samping jembatan adalah luas total
bagian yang masif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang
jembatan
Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh
bangunan atas
Apabila suatu kendaraan sedang berada di atas jembatan,
beban garis merata tambahan arah horisontal harus
diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan
rumus:
TEW 2 0,0012 x C W x VW x Ab kN
2
Lokasi
Keadaan Batas Sampai 5 km dari >5 km dari
pantai pantai
53
3.4.4 Beban Gempa
• Pengaruh gempa hanya ditinjau pada keadaan batas
ultimit.
• Pada struktur jembatan sederhana dapat disimulasi oleh
suatu beban statik ekuivalen, sedangkan untuk jembatan
besar (bentang panjang), jembatan yang rumit atau
penting diperlukan analisis dinamika lengkap.
Kh C S
T*EQ = gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau
(kN)
Kh = koefisien beban gempa horisontal
C = koefisien geser dasar (pada Gambar 3.14)
I = faktor kepentingan (pada Tabel 3.13)
S = faktor tipe bangunan (pada Tabel 3.14)
WT = berat total nominal bangunan yang
mempengaruhi percepatan gempa, diambil sebagai
beban mati ditambah beban mati tambahan (kN) 55
Tabel 3.13 Faktor kepentingan (I)
Klasifikasi Harga
Jembatan memuat lebih dari 2000 kendaraan/hari,
jembatan pada jalan raya utama atau arteri dan
jembatan dimana tidak ada rute alternatif. 1,2
56
Tabel 3.14 Faktor tipe bangunan (S)
Faktor Tipe Bangunan S
Jembatan dengan Daerah Sendi Beton
Tipe Prategang
Jembatan dengan
Jembatan
Daerah Sendi Beton
Prategang Parsial Prategang Penuh
Bertulang atau Baja
57
Catatan:
F = Faktor perangkaan
= 1,25 – 0,025 n ; dan F 1,00
59
Contoh gambar koefisien geser dasar
60
Faktor- faktor beban yang digunakan pada aksi lingkungan
dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Pengaruh
Gempa TEQ Transient - 1,0 -
61
3.4.5 Beban lain-lain
• Gesekan pada perletakan :
Dihitung dengan menggunakan beban tetap dan harga
rata-rata dari koefisien gesekan pada tumpuan yang
bersangkutan (atau kekakuan geser apabila digunakan
perletakan elastomer).
Dengan nilai koefisien gesek () adalah sebagai berikut:
62
• Perletakan rol tunggal dan pelat perletakan dari baja
mutu tinggi khusus dan tahan karat yang diperkeras
seluruhnya dengan permukaan halus dan kekerasan tidak
kurang dari 350 HB …………………………..... 0,01
• Geseran baja tidak berkarat pada PTFE murni yang tidak
dilumas untuk nilai tegangan tekan rata-rata berikut
(dihitung hanya untuk pengaruh permanen):
5 MPa ............................................. 0,15
15 MPa ............................................. 0,10
30 MPa ............................................. 0,05
• Nilai koefisien gesek alternatif dapat digunakan untuk
jenis perletakan di atas dan lainnya, berdasarkan
pengujian yang berlaku atau data memadai yang
menetapkan nilai yang diambil.
63
Pengaruh getaran yang diakibatkan oleh adanya
kendaraan yang lewat di atas jembatan apabila
tingkat getaran menimbulkan bahaya dan
ketidaknyamanan.
Beban pelaksanaan terdiri dari:
• Beban yang disebabkan oleh aktivitas
pelaksanaan
• Aksi lingkungan yang mungkin timbul selama
pelaksanaan
64
3.5 Kombinasi Pembebanan
65
3.5.1 Keadaan batas kelayanan
(serviceability limit state)
70
Tabel 3.18 Kombinasi Umum untuk Keadaan Batas Kelayanan dan
Ultimit Kelayanan Ultimit
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Aksi
Aksi Permanen : x x x x x x x x x x x x
berat sendiri
beban mati tambahan
susut, rangkak
pratekan
pengaruh beban tetap pelaksanaan
tekanan tanah
penurunan
Aksi Transien :
beban lajur "D" x o o o o x o o o o
atau Beban Truk "T"
gaya rem atau
gaya Sentrifugal x o o o o x o o o
beban pejalan kaki x x
gesekan perletakan o o x o o o o o o o o
pengaruh suhu o o x o o o o o o o o
aliran/hanyutan/batang kayu dan
hidrostatik/apung o o x o o o x o o
beban angin o o x o o o x o
Aksi Khusus :
gempa x
beban tumbukan
pengaruh getaran x x
beban pelaksanaan x x
"x" berarti beban yang selalu aktif (1) = aksi permanen "x" KBL + beban aktif “x”
"o" berarti beban yang boleh dikombinasi KBL + 1beban "o" KBL
dengan beban aktif, tunggal atau (2) = aksi permanen "x" KBL + beban aktif “x”
Aksi permanen “x” KBU + beban aktif “x” KBU
seperti ditunjukkan KBL + 1beban "o" KBL + 0,7 beban “o” KBL
+ 1 beban “o” KBL
(3) = aksi permanen "x" KBL + beban aktif “x”
KBL + 1beban "o" KBL + 0,5 beban “o” KBL +
0,5 beban “o” KBL 71
Bagan alir untuk
perencanaan
beban jembatan
72