Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

FRAKTUR TERBUKA DAN FRAKTUR TERTUTUP


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

NAMA KELOMPOK 2 :

ARI WIRANTA ( 17100038)


ATIN SAGITA (17100030)
BELLA PRATIKA PUTRI (17100042)
CINDY NOLITA (17100043)
DEA FASYASYAFITRI (17100052)
DEFINISI
 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Syamsuhidayat. 2004: 840).
 Fraktur Tertutup (Simple Fracture). Fraktur tertutup
adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus
kulit sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan / tidak mempunyai hubungan dengan dunia
luar
 Fraktur Terbuka (Compound Fracture). Fraktur terbuka
adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia
luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat
berbentuk from within (dari dalam), atau from without
(dari luar).
ETIOLOGI

 Cedera dan benturan seperti pukulan langsung,


gaya meremuk, gerakan punter mendadak,
kontraksi otot ekstrim.
 Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi
energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.
 Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau
osteoporosis pada fraktur patologis.
NEXTTT….

Penyebab Fraktur adalah :

 Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah


tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering
bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
 Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung
menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat
terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang
paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
 Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot
sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran,
penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan.
PATOFISIOLOGI

 Patahtulang biasanya terjadi karena benturan


tubuh, jatuh atau trauma Baik itu karena trauma
langsung misalnya: tulang kaki terbentur bemper
mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang
yang jatuh dengan telapak tangan menyangga.
Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot
misalnya: patah tulang patela dan olekranon,
karena otot trisep dan bisep mendadak
berkontraksi.
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai


fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang
menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang
dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tulang.
 Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada
eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan
membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas
tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal
otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya obat.
NEXTTT….

 Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat


diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling
melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
 Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan
tangan, teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba
akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti
fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau
beberapa hari setelah cedera.
KLASIFIKASI
 Fraktur Tertutup (Simple Fracture). Fraktur tertutup adalah
fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit
sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan /
tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar
 Fraktur Terbuka (Compound Fracture). Fraktur terbuka
adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia
luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat
berbentuk from within (dari dalam), atau from without
(dari luar).
 Fraktur dengan komplikasi (Complicated Fracture).
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai
dengan komplikasi, misalnya mal-union, delayed union,
non-union, dan infeksi tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Radiologi :
 X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan
metalikment. Venogram/anterogram menggambarkan
arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi struktur
fraktur yang kompleks.
 Laboratorium :

 Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb,


hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap
darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P mengikat
darah
KONSEP ASUHAN KEPARAWATAN

1. Pengkajian
 Identitas Pasien

 Riwayat Penyakit Sekarang

 Nyeri pada daerah Fraktur, Kondisi fisik yang lemah, tidak bisa
melakukan banyak aktivitas, mual, muntah, dan nafsu makan
menurun, (Brunner & suddarth, 2002)
 Riwayat Penyakit dahulu

 Ada tidaknya riwayat DM pada masa lalu yang akan mempengaruhi


proses perawatan post operasi, (Sjamsuhidayat & Wim Dejong)
 Riwayat Penyakit Keluarga

 Fraktur bukan merupakan penyakit keturunan akan tetapi adanya


riwayat keluarga dengan DM perlu di perhatikan karena dapat
mempengaruhi perawatan post operasi
2. Pola Kebiasan
 Pola Nutrisi : Tidak mengalami perubahan, namun beberapa
kondisi dapat menyebabkan pola nutrisi berubah, seperti nyeri
yang hebat, dampak hospitalisasi
 Pola Eliminasi : Pasien dapat mengalami gangguan eliminasi
BAB seperti konstipasi dan gangguan eliminasi urine akibat
adanya program eliminasi
 Pola Istirahat : Kebutuhan istirahat atau tidur pasien tidak
mengalami perubahan yang berarti, namun ada beberapa kondisi
dapat menyebabkan pola istirahat terganggu atau berubah seperti
timbulnya rasa nyeri yang hebat dan dampak hospitali
 Pola Aktivitas : Hampir seluruh aktivitas dilakukan ditempat
tidur sehingga aktivitas pasien harus dibantu oleh orang lain,
namun untuk aktivitas yang sifatnya ringan pasien masih dapat
melakukannya sendiri,
Diagnosa

 Nyeri akut
 Kerusakan integritas jaringan  b.d fraktur

 Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar


fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
 Resiko infeksi b/d tindakan invasif

 
1. Diagnosa nyeri akut
Noc : Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri.

 Mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk


mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen  nyeri
  Wajah rileks

 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

 Tanda vital dalam rentang normal


Evaluasi :

S: klien mengatakan nyeri berkurang


O: Ekspresi wajah tenang
A:  Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Nic : Managemen Nyeri
 Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

 Ajarkan tentang teknik non farmakologi, tehnik relaksasi

 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan


tindakan nyeri tidak berhasil
 Atur posisi pasien yang nyaman  
Evaluasi :

S: Klien mengatakan cukup nyaman pada posisinya


O: keadaan klien membaik
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan
2. Diagnosa Resiko infeksi b/d tindakan invasif
Noc : Kriteria Hasil :
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

 Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi


 Jumlah leukosit dalam batas normal

Nic : Infection Control (Kontrol infeksi)


 Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
 Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan  keperawatan
 Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung
3. Diagnosa Kerusakan integritas jaringan  b.d fraktur
Noc : Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat
diatasi setelah tindakan perawatan.
Kriteria hasil:
Penyembuhan luka sesuai waktu
Tidak ada laserasi, integritas kulit baik

Nic :
 Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda
infeksi atau drainage
 Monitor suhu tubuh

 Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang


yang menonjol
 Lakukan alih posisi, pertahankan kesejajaran tubuh

 Kolaborasi pemberian antibiotic


 Implementasi
Merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah menyusun rencana keperawatan.
rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa
yang tepat.
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status
kesehatan.
Evaluasi :

S: Klien mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari hari


masih sdikit dibantu.
O: Pemenuhan kebutuhan  klien sebagian dibantu.
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai