Anda di halaman 1dari 23

Sejarah Muhammadiyah, Matan

Keyakinan dan Cita-cita


Hidup Muhammadiyah
Anggota Kelompok B
1. Wahidaini 21340239
2. Astutik 21340240
3. Nita Setianingsih 21340250
Faktor Obyektif (Kondisi Social Dan
Keagamaan Bangsa Indonesia Pada Zaman
Kolonial)
a. Kondisi Keagamaan
Saat itu pemahaman umat islam masih sangat lemah dalam mempraktikkan
agama islam, Sehingga banyak terjadi Kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan
yang terprogram dan Sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik
muslim atau bukan menjadi Kristen. Hal inilah yang membawa pengaruh
besar lahirnya Muhammadiyah
b. Kondisi Sosial

Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi

perkembangan Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik,

ekonomi maupun kebudayaan. Di bidang sosial masyarakat hidup menderita

dan adanya eksploitasi besar-besaran yang di Sebut kerja RODI.


Faktor Subyektif (Keprihatinan Dan Keterpanggilan KH.
Ahmad Dahlan Terhadap Umat Dan Bangsa)

Faktor Subyektif yang paling kuat, bahkan dikatakan sebagai


faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya
Muhammadiyah adalah :
 Hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an dalam
menelaah, membahas,Dan meneliti serta mengkaji kandungan
isinya. Sikap K.H. Ahmad Dahlan seperti ini Sesungguhnya dalam
rengka melaksanakan firman Allah dalam Q.S An Nisa’ : 82 dan
Q.SMuhammad : 24 yaitu melakukan tadabbur atau
memperhatikan dan mencermati denganPenuh ketelitian terhadap
apa yang tersirat dalam ayat di atas.
 Melaksanakan misi dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Sikap ini pula
dilakukan KH.Ahmad Dahlan ketika menatap Q.S Ali Imran : 104 sehingga
Beliau tergerak untukMembangun sebuah perkumpulan, organisasi atau
persyarikatan yang teratur dan rapiYang tugasnya berkhidmat di tengah
masyarakat untuk melaksanakan misi amar ma’rufNahi munkar.
 Kerisauan K.H. Ahmad Dahlan terhadap permasalahan yang
dihadapi umat islam yaituKeterbelakangan, kemiskinan dan
kebodohan
Profil KH.A. Dahlan Dan
Pemikirannyaa
Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis ( Lahir di yongyakarta, 1 Agustus
1868 Meninggal di yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah
seorang pahlawan Nasional indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh
bersaudara dari keluarga K.H.Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah sesorang ulama
dan khatib termuka di masjid Besar Kasultanan Yongyakarta pada masa itu, dan
ibu dari K.H.Ahmad Dahlan adalah puteri dari H.Ibrahim yang juga menjabat
penghulu kesultanan ngayongyakarta hadiningrat pada masa itu.
Pemikiran-pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang isinya
adalah
1. Pandangan KH. Ahmad Dahlan dalam bidang aqidah sejalan dengan pandangan
ulama salaf.
2. Beragama adalah beramal. 
KH. Ahmad Dahlan lebih suka mempraktekkan ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah dari
pada menulis atau sekedar menghafal saja.
3. Dasar Hukum Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah
4. Dalam memahami Al Qur’an ditempuh 5 jalan yaitu :
 Mengerti artinya
 Memahami maksudnya
 Selalu bertanya pada diri sendiri apakah larangan agama yang telah diketahui telah
ditinggalkan
 Apakah perintah agama yang dipelajari sudah dikerjakan
 Tidak tergesa-gesa mencari ayat lain sebelum isi ayat sebelumnya dikerjakan
5. Bahwa tindakan nyata adalah wujud kongkrit dari penerjemahan
  Al Qur’an dan organisasi adalah wadah dari tindakan nyata
tersebut.

6. Sesuai dengan dasar pemikiran bahwa seseorang itu perlu suka


dan bergembira, maka orang tersebut harus yakin bahwa mati
adalah bahaya, akan tetapi melupakan kematian adalah bahaya
yang jauh lebih besar dari kematian itu sendiri.

7. Kunci persoalan kehidupan adalah peningkatan kualitas hidup


dan kemajuan yang sedang berkembang dalam tata kehidupan
masyarakat.
8. Pembinaan generasi muda (kader) dengan jalan interaksi
langsung.

9. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah


merujuk kembali kepada Al Qur’an, menghilangkan sikap
fatalisme dan taqlid.
Islam dalam keyakinan Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
muka bumi.
1. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada RasulNya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil, duniawi dan ukhrawi.
2. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan; Al-Qur’an:
Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Sunah
Rasul; Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal
pikiran sesuai jiwa ajaran Islam.
3. Muhammadiyaah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam
yang meliputi bidang-bidang: aqidah,
akhlak, ibadah dan muammalah
Duniawiyah
4. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa
Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa
tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia
yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-
 sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur
dan diridhai Allah SWT sebagai Baldatun Thayyibatun
Wa Rabbun Ghafur.
Pemikiran dan gerakan
Muhammadiyah
dibagi menjadi 4 bidang

1. Aqidah
2. Ibadah
3. Akhlak
4. Muamalah
Duniawiyah
1. Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah

Aqidah Islam dalam Muhammadiyah merupakan beberapa perkara yang


wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun
dengan keraguan.

.
Karakteristik aqidah muhammadiyah itu
secara umum

Pertama, nash sebagai dasar rujukan Ketiga, kecondongan berpandangan


Kedua, keterbatasan peranan akal ganda terhadap perbuatan manusia
dalam soal aqidah Muhammadiyah Keempat, percaya Qada dan Qadar
termasuk kelompok yang memandang kelima, menetapkan sifat-sifat Allah
kenisbian akal dalam masalah aqidah
2. Muhammadiyah Dalam Bidang Ibadah
Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan
pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah
diri) kepada Allah, dengan mentaati segala
perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan
mengamalkan semua yang diizinkan Allh SWT.”

21
o ber 20
24 Okt
Muhammadiyah membedakan
ibadah menjadi dua yaitu:

Ibadah umum yaitu segala


amalan keduniaan yang
diizinkan Allah.

Ibadah umum ini dalam bidang politik,


Ibadah khusus atau ibadah
ekonomi, sosial, kebudayaan,
mahdlah, yakni ibadah yang telah
ditetapkan secara pasti, baik pendidikan, pertahanan dan
perinciannya, tingkah laku, maupun keamanan.
tata caranya. Contohnya thaharah,
shalat, umrah dan haji.
3. Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi pada
nilai-nilai ciptaan manusia.

Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
4. Muhammadiyah Dalam Bidang
Muamalah Duniawiyah
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan.
Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata
aturan illahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia
dengan benda. Dalam hal ini agama islam memberikan berbagai pedoman
baik dalam bentuk qaidah-qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran
islam.
Alhamdulillah
Bismillah
menjadi
mudah

Anda mungkin juga menyukai