Anda di halaman 1dari 42

TUGAS STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN INDAH ARMANITA S1

FARMASI 211048201037
Dosen Pengampu Ramdani M.Farm
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang


dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
bertujuan untuk:
melindungi pasien dan
menjamin kepastian masyarakat dari
meningkatkan mutu
hukum bagi tenaga penggunaan Obat yang tidak
Pelayanan Kefarmasian
kefarmasian rasional dalam rangka
keselamatan pasien.

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:

pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat
pelayanan farmasi klinik
Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

pemilihan; pengkajian dan pelayanan Resep;

perencanaan kebutuhan; penelusuran riwayat penggunaan Obat;

pengadaan; rekonsiliasi Obat;


penerimaan; Pelayanan Informasi Obat (PIO);

penyimpanan; konseling;

pendistribusian; visite;

pemusnahan dan penarikan; Pemantauan Terapi Obat (PTO);

pengendalian; dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO);


administrasi. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

dispensing sediaan steril; dan


Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
BAB I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan pasien
Bertujuan mengidentifikasi,
mencegah, dan menyelesaikan
masalah terkait obat
penyediaan sediaan

Meliputi: Penyediaan alat kesehatan

Bahan medis habis pakai

Drug oriented -> patient oriented


Pelayanan farmasi klinik
Apoteker perlu
Efisiensi tenaga dan Pelayanan rumah
meningkatkan
waktu sakit diatur oleh:
kompetensi

UU no 44 tahun 2009 PP no 51 tahun 2009


• Kegiatan manajerial
• Pengelolaan alat farmasi
RUANG • Alat kesehatan
LINGKUP • Bahan medis habis pakai
• Pelayanan farmasi klinik

Perlu
manajemen
resiko
BAB II
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit

Pengelolaan tersebut merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,


perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi
yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.

Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan
Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem
satu pintu
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

Penyimpanan
Pemilihan

Pendistribusian
Perencanaan Kebutuhan

Pemusnahan dan penarikan


Pengadaan
Pengendalian

Penerimaan
Administrasi
Pemilihan
Kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan, meliputi :

Formularium Standar Pola penyakit

Efektifitas dan Pengobatan


Mutu
kemanan berbasis bukti

Ketersediaan
Harga
di pasaran
Perencanaan Kebutuhan
Kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Mempertimbangan :

Penetapan
Anggaran Sisa persediaan
Prioritas

Data pemakaian
Waktu tunggu Rencana
periode yang
pemesanan Pengembangan
lalu
PENGADAAN
ialah kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan
Pemilihan

Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari


Pemilihan pemasok
Penentuan jumlah yang dibutuhkan

Penentuan spesifikasi kontrak

Penyesuaian antara kebutuhan dan Pemantauan proses

dana

Pengadaan

Pembayaran
Pemilihan metode pengadaan
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
Pengadaan dapat dilakukan melalui :

Pembelian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian


a. kriteria umum dan kriteria mutu
b. persyaratan pemasok;
c. penentuan waktu pengadaan dan kedatangan
d. pemantauan rencana pengadaan

Produksi Sediaan Farmasi


Syarat :
a. Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;
b. Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
c. Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
d. Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/repacking;
e. Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan
f. Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/harus dibuat baru (recenter paratus).

Sumbangan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang harus disimpan terpisah

Bahan yang mudah terbakar


disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya

Gas medis


disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan pengambilan
jenis gas medis.
PENERIMAAN
Merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan
dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang harus disimpan terpisah:

Bahan yang mudah terbakar


Disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya

Gas medis


Disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan
pengambilan jenis gas medis.
BAB III
Pelayanan Farmasi Klinik
Meliputi:
Pelayanan Farmasi Klinik 1. Pengkajian dan pelayanan
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung resep
yang diberikan Apoteker kepada pasien 2. Riwayat penggunaan obat
3. Rekonsialisasi obat
4. PIO
1. Pengkajian dan pelayanan resep
5. Konseling
Dilakukan sebagai upaya
2. Riwayat penggunaan obat 6. Visite
pencegahan terjadinya kesalahan
Didapatkan dari wawancara dan 7. PTO
pemberian obat (medication error)
8. MESO
melihat data rekam medik pasien
9. EPO
10. Dispending sediaan steril
3. Rekonsialisasi obat 11. PKOD
Membandingkan instruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapatkan pasien 4. Pemberian Informasi Obat (PIO)
Kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang
independen, akurat, tidak bias, terkini dan
5. Konseling
komprehensif
Pemberian nasihat/saran terkait obat
Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan
langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien

6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO) 8. Monitoring Efek Samping Obat
Pengamatan kondisi klinis pasien
Pemastian pemberian terapi obat (MESO)
rawat inap secara langsung maupun
yang aman, efektif dan rasional untuk Pemantauan setiap respon terhadap
kepada pasien yang sudah keluar
meningkatkan efektivitas terapi dan obat yang tidak dikehendaki pada dosis
Rumah Sakit
meminimalkan risiko reaksi obat yang lazim
tidak dikehendaki (ROTD).
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) 11. Pemantauan Kadar Obat
Untuk mendapatkan pola penggunaan dalam Darah (PKOD)
obat pada periode waktu tertentu dan 10. Dispensing sediaan steril Interpretasi hasil pemeriksaan
memberikan masukan untuk perbaikan Dilakukan secara aseptik untuk kadar obat tertentu untuk
penggunaan obat, serta menilai menjamin sterilitas dan stabilitas mengetahui Kadar Obat dalam
pengaruh intervensi pola penggunaan produk Darah dan memberikan
obat.  Pencampuran Obat Suntik rekomendasi kepada dokter yang
 Penyiapan Nutrisi Parenteral merawat.
 Penanganan Sediaan Sitostatik
Manajemen Risiko Analisa risiko baik
Pelayanan Farmasi Klinik secara kualitatif, semi
kualitatif, kuantitatif dan
semi kuantitatif dan
Evaluasi risiko

Karakteristik Kondisi Farmakoterapi Penanganan Risiko:


Penyakit Pasien a. Sosialisasi terhadap kebijakan
Klinik Pasien Pasien
pimpinan Rumah Sakit

b. Identifikasi pilihan tindakan

c. Penetapan kemungkinan pilihan (cost


benefit analysis)

Umur, gender, etnik, ●
Tingkat keparahan ●
Toksisitas
ras, status kehamilan, ●
Profil reaksi obat tidak d. Analisa risiko yang mungkin masih

Persepsi pasien
status nutrisi, status terhadap tingkat dikehendaki ada
sistem imun, fungsi ●
Rute dan teknik
ginjal, fungsi hati dan
keparahan pemberian
e. Implementasi rencana tindakan

Kemungkinan

Tingkat cidera yang ●
Persepsi pasien (penghindaran, pengurangan,
terjadinya kesalahan ditimbulkan oleh terhadap toksisitas pemindahan, penahanan, dan
dalam terapi keparahan penyakit ●
Ketepatan terapi. pengendalian risiko)

f. Pembinaan dan Edukasi


BAB IV
Sumber Daya Kefarmasian
Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM Instalasi Farmasi
diklasifikasikan sebagai berikut:
Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:
1) Apoteker
2) Tenaga Teknis Kefarmasian

Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:


1) Operator Komputer/Teknisi yang memahami kefarmasian
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana
Persyaratan Sumber Daya Manusia
Instalasi Kepala
Farmasi Instalasi
Rumah Farmasi.
Sakit
Rumah
harus
dikepalai
Sakit
oleh diutama
seorang kan
Apoteker telah
yang memilik
merupak i
an pengala
Apoteker man
penangg
bekerja
ung
jawab
di
seluruh Instalasi
Pelayana Farmasi
n Rumah
Kefarmas Sakit
ian di minimal
Rumah 3 (tiga)
Sakit. tahun.
Beban Kerja dan Kebutuhan
Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap Pelayanan Kefarmasian Rawat Jalan

Pengkajian resep ●
Pengkajian resep


Penelusuran riwayat penggunaan obat


Penyerahan obat


Rekonsiliasi obat


Pencatatan penggunaan obat (PPP) dan konseling


Pemantauan terapi obat


1 Apoteker untuk 50 pasien


Pemberian informasi obat


Konseling
Pelayanan Kefarmasian Diruang
Tertentu

Edukasi


UGD


Visite


ICU/ICCU/NICU/PICU

1 Apoteker untuk 30 pasien


PIO
Sarana dan Peralatan
SARANA
Fasilitas utama dalam kegiatan pelayanan di Instalasi Farmasi, terdiri dari:

Ruang penyimpanan dan Ruang


distribusi Sediaan Farmasi, Alat
Ruang Kantor/Administrasi Ruang Konsultasi/Konseling Obat
Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai

Ruang Pelayanan Informasi Obat Ruang Produksi Ruang Aseptic Dispensing


Kondisi Umum Ruang Penyimpanan Kondisi Khusus Ruang Penyimpanan
• Obat jadi • Obat termolabil
• Obat produksi • Bahan laboratorium dan
• Bahan baku obat reagensia
• Alat kesehatan • Sediaan farmasi yang mudah
terbakar
• Obat/bahan obat
berbahaya(narkotik/psikotropik)
Macam-macam Peralatan
• Peralatan Kantor
• Peralatan Sistem Komputerisasi
– Jaringan, perangkat keras, perangkat lunak (aplikasi)
• Peratalan Produksi
• Peralatan Aseptic Dispensing
• Peralatan Penyimpanan
– Peralatan penyimpanan kondisi umum, kondisi khusus, peralatan
pendistribusian, konsultasi, peralatan ruang informasi obat, ruang
arsip
BAB V
Pengorganisasian
Pengorganisasi
an Rumah Sakit

Tim Lain
yang terkait

Tim Farmasi Instalasi


dan Terapi Farmasi
Instalasi Farmasi
Tugas Fungsi
• Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
• Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
dan Bahan Medis Habis Pakai
mengawasi seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian
• Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Memilih, merencanakan, mengadakan,
Medis Habis Pakai memproduksi, menerima, menyimpan,
• Mengkaji dan memantau penggunaan Sediaan Farmasi, Alat mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan,
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna
memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta
bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan
meminimalkan risiko
• Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta • Pelayanan Farmasi Klinik
memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien
• Aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi Memberikan konseling pada pasien atau
• Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan keluarganya, melaksanakan visite, mengkaji dan
Pelayanan Kefarmasian melaksanakan pelayanan resep atau permintaan
• Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar obat
pengobatan dan formularium Rumah Sakit
Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) merupakan unit kerja yang
memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit
mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit yang
anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi
yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta
tenaga kesehatan lainnya. Ketua TFT dapat diketuai oleh seorang
dokter atau seorang Apoteker.
Tim Lain yang Terkait
Tim lain yang terkait dengan tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat dibentuk sesuai dengan peran dan
kebutuhan.
Adapun peran Apoteker dalam Tim lain yang terkait penggunaan Obat di Rumah Sakit antara lain:
• Tim Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
• Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
• Tim Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
• Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri
• Tim penanggulangan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndromes)
• Tim Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS)
• Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
• Tim Transplantasi
• Tim PKMRS
• Tim Rumatan Metadon
BAB VI
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Mutu adalah mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan,
secara terencana dan sistematis, sehingga dapat
diidentifikasi peluang untuk peningkatan mutu
serta menyediakan mekanisme tindakan yang
diambil.

Tujuan
Untuk menjamin Pelayanan Kefarmasian yang
sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
upaya perbaikan kegiatan yang akan datang.
Perencanaan Pelaksanaan
rencana kerja
kerja;
memberikan umpan balik

terhadap hasil capaian.

Kegiatan
Tindakan Hasil
Monitoring dan
Evaluasi
Tahapan Program
Mendefinisikan kualitas Pelayanan Kefarmasian yang diinginkan dalam bentuk kriteria

Penilaian kualitas Pelayanan Kefarmasian yang sedang berjalan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan bila diperlukan

Penilaian ulang kualitas Pelayanan Kefarmasian

Update kriteria
memili h s ub yek d ar i p ro gram

Langkah tent ukan jen is Pelayan an Kefarmas ian yang akan d ipi lih

men defin isi kan krit er ias uatu Pelayan an Kefarmas ian sesu ai dengan ku alit as p elayan an yan g d iin gin kan

Aplikasi men so sialisasi kan krit eria Pelayan an K efarmas ian yan g d ikehend aki

d ilakukan sebelu m pr ogr am d imu lai dan d is os iali sas ikan p ada semu ap er so n il s ert amen jalin ko n sen su s dan komit men bers amau nt u k men capainya

Pengenda melaku kan evaluasi ter hadap mu tu p elayan an

ap ab ila di temu kan kekur an gan memasti kan p en yebabn ya

lian Mutu mer en can akan fo rmu lau nt u k men gh ilangkan kekur angan

men gimp lement asi kan fo rmu la yan g telah di ren canakan

reevalu asi dari mut u p elayanan


Indikator Pencapaian Standar
Syarat

rasion sesuai
dengan

ndikator persyaratan minimal al tujuan

untuk mengukur terpenuhi tidaknya standar masukan, tak


menimbulkan
informasin
ya mudah
proses, dan lingkungan berbagai
interpretasi didapat

singkat,
jelas,
lengkap
Jenis Program Evaluasi Pengendalian Mutu
Prospektif Konkuren Retrospektif


program dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakan ●
program dijalankan bersamaan dengan pelayanan dilaksanakan ●
program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan dilaksanakan

contoh: standar prosedur operasional, dan pedoman ●
contoh: memantau kegiatan konseling Apoteker, peracikan Resep oleh Asisten Apoteker ●
contoh: survei konsumen, laporan mutasi barang, audit internal

Metode Evaluasi

dilakukan ●
terhadap

terhadap

untuk mengukur
terhadap kecepatan
pelayanan yang kepuasan pasien,
Audit Review pelayanan
proses hasil telah diberikan, dilakukan dengan Observ
(penga (penilai Survei angket atau
misalnya lama
kegiatan penggunaan asi
wasan) an) antrian,
apakah sudah sumber daya, wawancara
ketepatan
penulisan Resep langsung
sesuai standar penyerahan Obat

Anda mungkin juga menyukai