Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FIQH MUNAKAHAT

DOSEN PENGAMPU : DR. BAKRUN SYAFI’I MA.

KELOMPOK E :
GUMAWANG AMARULLAH SAKTI
RENDY ANSHOR RITONGA
DENI ALFIRIZI RITONGA
LUFFY RIANO
REFERENSI:
. (SYAIKH ABDURRAHMAN AL JUZAIRI, AL FIQH ALA AL MADZAHIB AL- ARBA’AH, AL MAKTABAH AT TAUFIQIYAH, KAIRO)
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
TALAK DAN BERBAGAI MACAM
PERMASALAHANNYA
Definisi Talak
nurut bahasa berarti memudarkan ikatan, baik bersifat fisik, maupun bersifat maknawi, seperti
ikatan pernikahan, yaitu ikatan yang terjadi antara suami-istri.
Dalam bahasa dikatakan thalaqoh an naaqah, artinya memudarkan onta dari ikatannya dan
melepaskannya, dengan kata dasar thalaq seperti atthalaqo dengan kata dasar thalaaq. Demikian
pula dikatakan thalaqaat al mar’ah atau thaluqhoot al mar’ah. Adapun kata tathliq adalah kata
dasar dari thalaaqa seperti kallama takliim, penggunaannya seperti thalaqa dengan arti
melepaskan ikatan, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat maknawi. Kemudian,
meskipun thalaaq adalah kata Masdar dari thalaqo , namun thalaaqa juga merupakan ism
masdhar dari thallaqa. Oleh karena itu dikatakan thallaqa ar rojulu imro’atahu, laki-laki itu
menceraikan istrinya, dengan ism masdhar thallaq dan bentuk masdharnya tathliiq
MACAM-MACAM PERMASALAHAN TALAQ

• 1. Talak orang yang • 3. Talak orang yang tidak


terpaksa. sengaja
• 2. Talak orang yang • 4. Talak orang yang
mabuk. bercanda
TALAQ ORANG YANG TERPAKSA
MADZHAB HANAFI

• Mereka berpendapat, bahwa talaq orang yang terpaksa dinyatakan berlaku, berbeda • Madzhab Hanafi berpendapat bahwa ada hal-hal lain yang sah meskipun
dengan pendapat 3 imam madzhab lainnya. dengan paksaan. Diantaranya adalah illa’. Dengan demikian, jika dia
• Seandainya dia memaksa orang lain untuk menceraikan istrinya dengan ancaman akan memaksa orang lain untuk bersumpah tidak akan menyetubuhi istrinya
dipukul, dipenjara, atau diambil hartanya, maka talaq yang dijatuhkan oleh orang selama 4 bulan (illa’) lantas orang itu benar-benar menunaikan sumpah ini,
tersebut dinyatakan berlaku. Jika istri yang dijatuhi talaq tersebut telah melakukan maka sumpahnya dinyatakan sah, jika waktu 4 bulan berlalu dan orang yang
interaksi fisik dengan suami maka suami tidak mendapatkan apapun. Jika istri belum bersumpah tersebut belum mendekati istrinya, maka istrinya dipisahkan
mengalami interaksi fisik dengannya maka dia dapat membebankan seperdua mahar darinya jika ini terjadi sebelum dia melalukan hubungan fisik dengan istrinya,
kepada orang yang memaksanya. Disyaratkan bahwa pemaksaan ditujukan agar maka dia dapat membebankan seperdua mahar kepada orang yang
seseorang mengucapkan talaq jika dipaksa untuk menulis talaq lantas dia menulisnya memaksanya.
maka ditalaq dengan tulisan ini dianggap tidak berlaku.
َ َ ‫ق فَإِنَّ هَّللا‬
• ‫س ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫َوإِنْ َع َز ُموا الطَّاَل‬ ْ َ‫ص أَ ْربَ َع ِة أ‬
• ٌ‫ش ُه ٍر ۖ فَإِنْ فَا ُءوا فَإِنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحيم‬ َ ِ‫لِلَّ ِذينَ يُ ْؤلُونَ ِمنْ ن‬
ُ ُّ‫سائِ ِه ْم تَ َرب‬
• Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha • Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Qs Al Baqoroh 2/227
(lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs Al Baqoroh
2/226.
MADZHAB • Adapun paksaan untuk menjatuhkan talaq maka sama
sekali tidak berlaku baik secara hukum formal maupun
MALIKI keyakinan agama, menurut pendapat yang disepakati,
hingga sekalipun dia terpaksa untuk menjatuhkan talaq
satu lantas dia menjatuhkan talaq yang lebih dari satu,
maka talaqnya tetap tidak berlaku sama sekali karena
orang yang terpaksa tidak berwenang dan tidak
menguasai dirinya sendiri seperti orang gila.
Mereka berpendapat talaq tidak berlaku bagi
• Namun dengan syarat bahwa dia tidak berniat secara
orang yang terpaksa. Selanjutnya, tindak
pemaksaan terkait dalam dua macam. Yaitu bathin hendak melepaskan ikatan pernikahan. Jika dia
pemaksaan untuk menjatuhkan talaq dengan berbuat demikian, maka talaqnya dinyatakan berlaku,
ucapan, dan tindak pemaksaan untuk melakukan
karena niat tidak mungkin dapat dipaksakan.
perbuatan yang berimplikasi pada jatuhnya
talaq. Kemudian perbuatan ini bisa berkaitan
dengan hak orang lain atau tidak berkaitan
MADZHAB ASY SYAFI’I

Mereka berpendapat bahwa talaq yang dilakukan oleh orang yang terpaksa tidak berlaku dengan beberapa
syarat :
1. Bila diancam akan disakiti oleh orang yang mampu melaksanakan ancamannya dengan segera. Misalnya
orang itu memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadapnya. Jika orang yang memaksa tidak demikian, namun
dia tetap menjatuhkan talaq atas ancaman orang seperti itu, maka talaknya berlaku baginya. Seandainya
yang mengancam berkata kepadanya ; jika kamu tidak menjatuhkan talaq, maka besok saya akan
memukulmu, lantas dia langsung menjatuhkan talaq, maka talaqnya berlaku karena tindakan yang diancam
tidak disegerakan.

2. Orang yang dipaksa tidak mampu melakukan pembelaan dengan melarikan diri atau meminta bantuan
kepada orang yang mampu menghindarkan gangguan darinya.
3. Orang yang di paksa menduga bahwa jika dia menolak menjatuhkan talaq maka dia akan mengalami
tindakan menyakitkan sebagaimana yang diancamkan kepadanya.
4. Pemaksaan tidak berkaitan dengan hak. Jika dia dipaksa untuk menjatuhkan talaq terkait hak, maka talaqnya
berlaku. Ini sebagaimana jika dia menikahi dua wanita dan salah satu dari keduanya memiliki hak pembagian
padanya namun dia menceraikan istri yang meiliki hak ini sebelum mengambil haknya, kemudian dia menikahi
saudara perempuannya, dan yang dicerai tersebut memperkarakannya terkait haknya lantas hakim memaksanya
untuk menceraikan saudara perempuannya dan mengembalikannya hingga dia memenuhi haknya maka talaq ini
dinyatakan sah karena ini berkaitan dengan hak. Ini serupa dengan jika dia bersumpah untuk tidak mendekati istrinya
selama enmpat bulan dan waktu empat bulan ini berlalu tanpa kembali pada istrinya dan dia menolak berjanji untuk
kembali kepada istrinya, maka dia dapat dipaksa untuk menjatuhkan talaq. Ini adalah paksaan berkaitan dengan hak
maka dinyatakan berlaku.

5. Tidak tampak pada orang yang terpaksa semacam inisiatif sendiri. Ini sebagaimana jika dia dipaksa untuk
menjatuhkan talaq tiga atau talaq bain, lantas dia menjatuhkan talaq satu atau dua atau talak raj’I , maka talaqnya
dinyatakan berlaku karena indikasinya menunjukkan bahwa dapat disimpulkan dia berinisiatif karena syaratnya dia
hanya melakukan apa yang dipaksakan kepadanya saja berbeda dengan madzhab maliki.

6. Dia tidak berniat untuk menjatuhkan talaq. Jika dia meniatkan talaq dalam hatinya maka talaq sah.
MADZHAB HAMBALI

Mereka berpendapat, talaq orang yang dipaksa tidak berlaku dengan syarat-syarat :
Pertama, paksaan tidak berkaitan dengan hak jika hakim memaksanya untuk menjatuhkan talaq
lantaran haq maka talaqnya dinyatakan berlaku sebagaimana jika hakim menjatuhkan talaq atas
orang yang melakukan illa’ terhadap istrinya dan setelah empat bulan dia tidak berujuk kepada
istrinya dan kasus lainnya semacam ini.
Kedua, pemaksaan disertai dengan ancaman yang menyakitkan seperti pemaksa mengancamnya
akan melakukan berbagai tindakan membahayakan terhadapnya seperti pembunuhan, potong
tangan atau kaki, pukulan keras, pukulan ringan bagi orang yang punya kehormatan, atau
penahanan yang lama, berbeda dengan madzhab maliki atau perampasan harta yang banyak,
pengusiran dari rumah atau penyiksaan terhadap anaknya, berbeda dengan bila penyiksaan
ditujukan kepada kerabatnya yang lain karena ancaman akan menyakiti mereka bukanlah sebagai
paksaan.
Ketiga, orang yang menyampaikan ancaman mampu melaksanakan apa yang diancamkannya.
Keempat, harus ada dugaan kuat dari orang yang dipaksa bahwa jika dia tidak menjatuhkan
talaq maka akan mengalami tindakan membahayakannya sebagaimana yang diancamkan
kepadanya. Jika dia tidak meiliki dugaan yang kuat seperti ini maka dia dinyatakan tidak dalam
keadaan terpaksa.
Kelima, orang yang dipaksa tidak mampu melakukan pembelaan dengan melarikan diri dari
pemaksanya, misalnya jika dia dipaksa dengan dipukul, atau dicekik atau diikat kakinya atau
dibenamkan kedalam air meskipun tanpa disertai ancaman tidak pula peringatan, maka talaqnya
tidak berlaku dalam kondisi-kondisi ini.
KESIMPULAN

Setelah mengetahui pendapat para Imam Madzhab, jelas bahwa mayoritas


mengatakan talak orang yang terpaksa tidak berlaku, dengan beberapa syarat-
syarat tertentu, sebagaimana yang dikemukakan oleh Asy Syafi’iyyah dan Hambali.
Adapun madzhab Maliki tidak mensyaratkan, kecuali hanya dalam permasalahan
niat.

‫اق ال ُْعل ََما ِء ؛ َفإِ ْن ن َ َوى ِبقَل ْ ِب ِه َول َْم يَتَكَل َّ ْم ِبل ِ َسا ِن ِه أ َ ْج َزأَتْ ُه النِ ّيَّ ُة ِبا ِتّفَا ِق ِه ْم‬ ُ ‫َوالنِ ّيَّ ُة َم َحل ُّ َها الْقَل‬
ِ َ‫ْب ِبا ِتّف‬
Artinya: “Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang
berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap
sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” [Majmu’ah Al-Fatawa, 18:262]

Anda mungkin juga menyukai