Henik Istikhomah
TIU
• Memahami tentang membuat perencanaan dan pengorganisasian
pelayanan kebidanan.
TIK
• Memahami tentang perencanaan
• Memahami tentang pengorganisasian
• Memahami tentang perencanaan dan pengorganisasian dalam pelayanan
kebidanan
Perencanaan Pelayanan Kebidanan
1
Definisi Perencanaan
2
Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
• Rencana jangka panjang (long term planning) yang berlaku antara 10 -25
tahun
• Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara
antara 5-7 tahun
• Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya berlaku hanya
untuk 1 tahun.
Dilihat dari tingkatannnya
4
Manfaat Perencanaan
• Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui tujuan
dan cara mencapainya
• Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan
• Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya
• Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.
Keuntungan dan
Kelemahan Perencanaan
5
Keuntungan Perencanaan
• Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
• Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
• Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena
dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
• Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama
untuk fungsi pengawasan.
kelemahan dari perencanaan
• Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta di masa
yang akan datang dengan tepat.
• Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
• Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus
menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.
• Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan
perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan berikutnya.
• Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf.
Unsur Pokok
Perencanaan
6
Input
• Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam
organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur
serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan
• Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan
merupakan unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.
Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas, tidak
sesuai standar yang ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat,
input ada 3 macam, yaitu
Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
a) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
b) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
a) Modal bergerak (working capital): uang, giro
b) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.
3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
Tatacara (prosedures)
1)Perencanaan ( P1 )
2)Pengorganisasian ( P2 )
3)Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian ( P3 )
Perencanaan (P1)
• Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara
pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
• Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan kebidanan
mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah di sepakati.
• Contoh penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian adalah:
• Pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
• Supervisi
• Stratifikasi Puskesmas
• Survey
Output
• Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Dalam kebidanan
dikenal pelayanan kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
• Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan
Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan.
Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
lanjut
• Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang sudah
menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan
(denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh:
Untuk BPS: Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan
Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider.
c. OUT – PUT
Cakupan Kegiatan Program :
• Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah
jumlah RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para
medis yang dimiliki. Data ini akan bermanfaat jika tim perencana ingin
mengadakan kerjasama dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan
kesehatan. Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan
kelemahan organisasi (pelaksana program).
• Manfaat semaksimal mungkin potensi organisasi dan lingkungan sosial yang ada
di suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang mungkin akan menjadi kendala
atau menghambat pelaksanaan kegiatan program di lapangan.
Keadaan lingkungan dan geografi
• Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu wilayah juga
mendapat perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada saat tim menyusun
rencana pebgembangan program kesehatan yang membutuhkan informasi tentang
mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistik, supervisi, kemudian rujukan pasien dan
sebagainya.
• Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan dijadikan informasi.
Berbagai jenis informasi yang sudah dihimpun dibahas bersama dengan program terkait,
dikoordinasikan, diintegrasikan, dan ditukar dengan program lainnya sehingga semua
informasi yang terkait akan menjadi pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk
menyusun perencanaan terpadu.
lanjut
• Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan
rutin organisasi kesehatan (kegiatan surveilan program puskesmas atau
dinkes kabupaten/kota) atau dapat diambil dari sektor lainnya yang ada di
desa, kantor kecamatan, atau kantor dinkes kabupaten/kota. Dari laporan
kegiatan program puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan
diperoleh data tentang jenis dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi
tenaga kesehatan, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk sektor
kesehatan.
lanjut
• Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang
kependudukan, data sosial ekonomi, data geografi dan dat organisasi
sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus dipilah-pilah lagi
agar diketahui mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan
mana yang mungkin menjadi peluang dan ancaman pada saat pelaksanaan
program.
Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya
• Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis
lebih lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan
informasi tentang distribusi di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu
tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu
dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah kesehatan
masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan
tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
lanjut
• Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses identifikasi masalah, mulai
dari langkah awal mengkaji berbagai masalah kesehatan yang berkembang di wilayah
kerja puskesmas, potensi puskesmas untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari
dinkes yang dapat diperoleh.
• Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu masalah
kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan perilaku masyarakat).
Yang perlu dibedakan adalah masalah program (input, proses, output, efek) dan yang
mana masalah kesehatan masyarakat (outcome/dampak dari sebuah sistem). Berikut ini
adalah contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk mengindentifikasi masalah
kesehatan:
lanjut
• Apa jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)
• Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem does exist)
• Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita (who is most affected
by the problem)
• Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
• Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab program akan dapat
menyusun rumusan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk menyusun
langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan penting yang perlu
dirumuskan yaitu: “Apa kemungkinan dampak (akibat) yang muncul apabila masalah
kesehatan tersebut tidak terpecahkan (What kind of impact will be happen) dan apa kegiatan
program yang bisa dikembangkan untuk menagatasi (what plan of action should be taken).
Menentukan Tujuan Program
• Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan program.
• Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukut.
• Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.
• Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang akan dicapai
pada akhir kegiatan program (deadline). Di tingkat pelaksana, tujuan program kesehatan dijabarkan dalam bentuk
tujuan operasional (jelas besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang organisasi, semakin umum rumusan
tujuannya.
• Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan
program. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari beberapa program terkait.
• Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa
depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.
Mengkaji Hambatan Dan Kelemahan Program
• Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang
tidak kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua
kendala dan hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya
dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.
• Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif merupakan kendala utama
pelaksanaan program. Di satu sisi, keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap
sebagai kendala tetapi dijadikan sebuah tantangan yang perlu diantisipasi atau
diatasi agar tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program
lanjut
• Masalah rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan, jalan rusak,
kurang air minum adalah kendala yang seharusnya ditangani oleh sektor
lain (pendidikan, pembangunan ekonomi, PU, dan PDAM).
Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
• Susun daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para pelaksana, peralatan,
informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim, dan peran serta masyarakat.
• Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dianggap sebagai tantangan
untuk dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
• Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi tetap waspada dengan
berbagai hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih untuk mencapai
tujuan program dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan kendala di lapangan
diharapkan akan memberikan hasil yang lebih optimal sehingga pelaksanaan manajemen
program di lapangan lebih efektif, efisien dan rasional.
Menyusun Rencana Kerja Operasional
(RKO)
• Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji
dahulu sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang
akan dilaksanakan akan terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di
luar organisasi seperti peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga
penting dikaji sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.
• Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan
target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan
rencana kerja operasional.
Format rencana kerja operasional
yang lengkap terdiri dari:
a. Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini
dilaksanakan-why)
• Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf yang
akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada
penjelasan tentang jumlah dan jenis kualifikasi (jenis keterampilannya)
yang perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran
kegiatan program dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan
menerima pelayanan kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target
cakupan) misalnya dibutuhkan kader aktif dan tiga petugas lapangan yang
bertugas melakukan supervisi.
e. Sumber daya pendukung (what kind of support)
• Unsur tujuan. Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan hierarkinya. Tujuan
operasional harus mengikuti kaidah penyusunan sebuah tujuan.
• Unsur kebijakan. Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin dalam strategi yang disusun
oleh pimpinan untuk mencapai tujuan program. perencanan
• Unsur prosedur. Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap
kegiatan. Pembagian tugas dan hubungan kerja akan tercermin dalam unsur perencanaan ini.
• Unsur kemajuan/progress. Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau
standar keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan.
• Unsur program. Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas alternatif
kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan.
Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:
• Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
• What: Apa tujuan yang ingin dicapai
• How : Bagaimana cara mengerjakannya
• Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas
• What kind of support : Sumber daya pendukung
• Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
• When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.
• Jika perlu ditambah dengan which: Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut (lintas sektor
walaupun lintas program yang terkait).
NO
HARI/ MATERI POKOK/ METODE WAKTU MEDIA KET.
TANGGAL SUB MATERI TUJUAN SASARAN
1 Jumat, 20 Ø Penimbangan BAlita Ø Meningkatkan Ø Ibu yang memiliki balita Ø Ceramah & Ø 2 Jam Ø Laptop
Agustus pengetahuan ibu yang n Diskusi Ø Pengeras Suara
2021 memiliki balita tentng
pentingnya
penimbangan bagi
pertumbuhan bayi
balita
METODE
PERENCANAAN
Pengertian Fishbone Diagram
• Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti
tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa
Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli
pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas
dasar (7 basic quality tools).
• Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team
cenderung jatuh berpikir pada rutinitas.
lanjut
• Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
• Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan
akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang use friendly
disukai orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana
terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan
munculnya permasalahan.
lanjut
• Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
Manfaat Diagram Fishbone
Bahaya
potensial
pembersihan
kabut oli
b. Mengidentifikasi kategori-kategori
• Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”.
Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab
ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone
seperti “tulang ikan”.
• Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga
masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
a) Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
• Product (produk/jasa),
• Price (harga),
• Place (tempat),
• Promotion (promosi atau hiburan),
• People (orang),
• Process (proses),
• Physical Evidence (bukti fisik), dan
• Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
c) Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
• Surroundings (lingkungan),
• Suppliers (pemasok),
• Systems (sistem),
• Skills (keterampilan), dan
• Safety (keselamatan).
d. Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu
mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. Kategori
pada contoh ini lihat Gambar 2.
CAUSE EFEK
Material Method
e
Bahaya
Potensial
pembersihan
kabut oli
CAKUPAN D/S
Informasi jadwal -
Cuaca musim
Peralatan posyandu -
Medan sulit
Sarana Lingkungan
d. Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
• Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab-sebab dan sub-
subnya.
• Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab
yang paling mungkin.
• Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan
tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
• Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
• Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ
sebab pokok telah terindentifikasi.
• Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat Gambar 4).
Gambar 3.Pembuatan Fishbone Diagram —
Manusia Melingkari sebab yang paling mungkin
Metode
CAKUPAN D/S
Informasi jadwal -
Cuaca musim
Peralatan posyandu -
Medan sulit
Sarana Lingkungan
lanjut
• Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa meninggalkan
fishbone diagram di dinding selama beberapa hari untuk membiarkan ide
menetas dan membiarkan orang yang lalu lalang turut berkontribusi. Jika
fishbone diagram terlihat timpang atau sempit, kita bisa mengatur
ulang fishbone diagram dengan kategori sebab utama yang berbeda. Kunci
sukses fishbone diagram adalah terus bertanya “Mengapa?”, lihatlah diagram
dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan orang-orang di “grass root”
yang terkait dengan masalah karena biasanya mereka lebih mengerti
permasalahan di lapangan.
Penetapan Prioritas Masalah dengan
menggunakan metode USG
• Definisi USG adalah suatu metode USG yang merupakan cara dalam menetapkan urutan
• prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan adanya kemungkinan
• berkembangnya masalah. keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai
• 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih
• jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
• Pedoman Manajemen Puskesmas (Buka Halaman 30)
Definisi USG :
Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah
artinya apabila masalah tidak segera masalah, apabila masalah tidak diselesaikan
ditanggulangi akan semakin gawat dengan akan berakibat serius pada masalah lain
bobot skor : dengan bobot skor :
• 5 = sangat gawat • 5 = sangat serius
• 4 = gawat • 4 = serius
• 3 = cukup gawat • 3 = cukup serius
• 2 = kurang gawat • 2 = kurang serius
• 1 = tidak gawat • 1 = tidak serius
Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau
perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani
pertumbuhannya akan berjalan terus. Dengan bobot skor :
• 5 = sangat serius
• 4 = serius
• 3 = cukup serius
• 2 = kurang serius
• 1 = tidak serius
Akar penyebab masalah FISHBONE
DIAGRAM
• bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta
• duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
• Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain (kemungkinan)
terdiri dari : material/bahan baku, mesin, manusia dan metode/cara. Semua yang
berhubungan dengan material, mesin, manusia, dan metode yang “saat ini” dituliskan dan
dianalisa faktor mana yang terindikasi “menyimpang” dan berpotensi terjadi problem.
Ingat,..ketika sudah ditemukan satu atau beberapa “penyebab” jangan puas sampai di situ,
karena ada kemungkinan masih ada akar penyebab di dalamnya yang “tersembunyi”.
Bahasa gaulnya, jangan hanya melihat yang gampang dan nampak di luar.
Penggunaan
1. Melakukan identifikasi penyebab masalah;
2. Mengkatagorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara
yang sistematik;
3. Mencari akar penyebab masalah;
4. Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu masalah.
Pedoman Pelaksanaan
1. Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data;
2. Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau
diupayakan dapat diukur;
3. Dalam diagram tulang ikan, faktor-faktor yang terkendali sedapat mungkin
seimbang peranan atau bobotnya;
4. Faktor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapatdiperbaiki, bukan yang
tidak mungkin diperbaiki ataudiselesaikan;
5. Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil,selanjutnya akan
memperbaiki faktor tulang besar yang akanmenyelesaikan masalah;
6. Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram
tulang ikan.
Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat.
Dimana dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai
berikut: 6 langkh