Anda di halaman 1dari 23

Skizoprenia

• Nor Yasin Al Amin/2013017003


• Risky Maulina Tome/2013017046
• Firmansyah/2013017056
• Angga gusti saputra/2013017055
• Invita Robayani Safira/2013017015
• Ahmad sanuri/2013017033
• Baiq novita wahyuni/ 2013017021
• Nadya meydita sari/2013017007
• Endang siti munawarah/ 2013017042
• Michael rendy yakubus/ 201301017050
• Nur shidiq/ 2013017053
Kasus
Tuan BL umur 47 tahun didiagnosa skizoprenia setahun
yang lalu. Pasien pernah mendapatkan pengobatan dengan
haloperidol selama 4 bulan tetapi belum memberikan
perbaikan gejala seperti masih sering marah marah dan
berbicara sendiri, dan bahkan mengalami dystoniadan
akathisia. Kepatuhan minum obat juga meragukan karena
menurut istrinya seringmenemukan obat dibawah bantal
suaminya. Dokter kemudian mengganti pengobatanya
dengan risperidone 6mg/ hariselama 2 bulan, namun
gejala psikosisnya masih sring timbul, walaupun dengan
tingkat kepatuhan pasien 1000% karena sudah diawasi
istrinya.

2
PENDAHULU
AN
Skizoprenia

3
• Skizofrenia adalah kondisi mental serius yang dapat menyebabkan


disabilitas pada penderitanya dan menurunkan performa di kehidupan
sehari-hari, terutama pada usia produktif.
• Skizofrenia telah banyak dikaji di seluruh dunia, namun masih belum
dapat dipahami secara mendalam, salah satunya tentang manifestasi
klinis skizofrenia yang ternyata disebutkan dapat berbeda pada lakilaki
dan perempuan.
• Manifestasi klinis yang dapat dialami oleh pasien dapat berupa positive
symptoms (abnormal motor behaviour, delusi, halusinasi, disorganized
thinking) atau negative symptoms (diminished emotional expression dan
avolition).
• Perbedaan yang paling menonjol pada skizofrenia berdasarkan jenis
kelamin adalah pada usia onset munculnya penyakit, di mana puncak
kemunculan penyakit terjadi. Pada perempuan, onset skizofrenia banyak
terjadi di usia yang lebih tua daripada pada laki-laki
• Karena itu, prevalensi skizofrenia pada usia 20 tahun atau ke bawah lebih
tinggi pada laki-laki daripada perempuan.

4
PATOFISIOLOGI
1 SKIZOPRENIA
Silbernagl, Stefan, Florian Lang. 2010. Color atlas of Patophysiology 2 nd ed. New Tork: Thieme
6
BIOCHEMICAL
FACTORS
2 SKIZOPRENIA
• Sistem glutamatergic adalah salah satu sistem neurotransmitter
eksitatori yang paling luas di otak, perubahan fungsi hipo atau
hiperaktif dapat menyebabkan reaksi neuron toksik.
• Persarafan dopaminergik dari glutamat di striatum ventral
menurunkan aktivitas penghambatan sistem limbik (melalui
interneuron GABA).
• Jalur glutamat kortikostriatal memiliki efek sebaliknya,
sedangkan fungsi dopaminergik dari ventral striatum
menghambat peningkatan aktivitas penghambatan dalam sistem
limbik.
• Karena interaksi antara saluran glutamatergic dan
dopaminergik, serta melalui interneuron GABA, defisiensi
glutamatergic menghasilkan gejala yang mirip dengan
hiperaktif dopaminergik dan mungkin yang terlihat pada
skizofrenia.
• Oleh karena itu, perubahan dalam interaksi antara dopamin dan
glutamat karena hipofungsi NMDA telah dikaitkan dengan
ekspresi klinis laten gejala psikotik pada masa remaja akhir atau
dewasa awal. 8
ASUHAN
KEFARMASIAN DAN
TERAPI
3 FARMAOLOGI
SKIZOPRENIA
10
DISTONIA
o Distonia adalah kontraksi otot tonik yang
berkepanjangan, (biasanya terjadi dalam 24–96
jam setelah pemberian dosis atau peningkatan
dosis);
o bisa mengancam nyawa (misalnya, distonia faring-
laring).
o Faktor risiko termasuk pasien yang lebih muda
(terutama laki-laki) dan penggunaan FGA, agen
potensi tinggi, dan dosis tinggi.
o Pengobatan termasuk antikolinergik IM atau IV
(Tabel 69–5)

• Benztropin 2 mg/diphenhydramine 50 mg(IM


atau IV)
• Ordiazepam 5 -10 mg IV dorong lambat/
lorazepam 1 -2 mg IM
Penyembuhan biasanya terjadi dalam 15 sampai 20
menit setelah injeksi IM atau 5 menit setelah
pemberian I.
11
AKATHISIA
o Akathisia terjadi pada 20% hingga 40% pasien
yang diobati dengan FGA potensi tinggi.
o Gejala termasuk keluhan subjektif (perasaan
gelisah batin) dan / atau gejala obyektif (mondar-
mandir, berpindah-pindah, menyeret, atau
mengetuk kaki).
o aripiprazole dan risperidone, quetiapine dan
clozapine tampaknya memiliki risiko paling rendah.
o Benzodiazepin dapat digunakan, tetapi tidak pada
pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat.
o dilaporkan efektif:
• Propranolol (hingga 160 mg / hari)
• nadolol (hingga 80 mg / hari)
• metoprolol (hingga 100 mg / hari)

o Literatur yang muncul menunjukkan bahwa agen


dengan aktivitas antagonis pada reseptor 5-HT2
(cyproheptadine, mirtazapine, dan trazodone) dapat
melindungi terhadap akathisia.
12
REKOMENDASI
ASUHAN
4 KEFARMASIAN
SKIZOPRENIA
14
15
16
17
18
19
20
21
22
THANKS!
Any questions?

23

Anda mungkin juga menyukai