Anda di halaman 1dari 21

KOMUNIKASI

EFEKTIF
Puput Kurnia Sari, S.Si.T., M.Tr.Keb
PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu


untuk menghasilkan perubahan sikap pada orang yang
terlihat dalam komunikasi.

Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan


dalam memahami pesan yang disampaikan antara
pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas,
lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan
melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik.
Tahapan Komunikasi Efektif
 Pengirim mempunyai gagasan (ide)
 Pengirim mengubah gagasan menjadi pesan (yang
dapat dipahami oleh penerima)
 Pengirim mengirim pesan, melalui media
perantara (verbal/non verbal, lisan/tulisan) dan
medium (telepon, komputer/memo)
Manajemen dan Administrasi Obat yang
Digunakan dalam Asuhan Kebidanan
Prinsip pemberian obat:
 Benar pasien
 Benar obat
 Benar waktu pemberian
 Benar dosis
 Benar cara/rute
 Benar dokumentasi/pencatatan
Obat Terapeutik yang Diberikan pada
Ibu Hamil
 Uterotonika
 Tokolitik
 Anti hipertensi
 Magnesium sulfat
 Zat besi
 Asam folat
 Vitamin B12
 Anti emetik
Uteronika
→ obat untuk meningkatkan kontraksi uterus,
biasanya digunakan untuk induksi, penguatan rahim,
pencegahan dan penanganan perdarahan post partum
Obat uteronika:
1. Alkaloid ergot
2. Oksitosin
3. misoprostol
1. Alkaloid ergot → terdiri dari ergotamin dan alkaloid amin
 Cara kerja obat : mempengaruhi otot uterus berkontraksi
terus menerus sehinggamemperpendek kala III serta
menstimulasi otot polos terutama dari pembuluh darah
perifer dan rahim.
 Kontraindikasi : hipersensitif, penyakit jantung, fungsi hati
dan ginjal menurun, hipertensi parah dan eklampsia.
 Dosis:
 Oral : 0,2-0,4 mg, 2-4 kali sehari selama 2 hari
 IV/IM : 0,2 mg, IM boleh diulang 2-4 jam bila perdarahan
hebat
 Efek samping : visokonstriksi perifer, mual, muntah,
peningkatan tekanan darah
 Merek dagang : metergin, metil ergometrin
2. Oksitosin
 Cara kerja obat : memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan
dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosin untuk,
menyebabkan kontraksi uterus lewat kerja langsung pada otot polos maupun
lewat peningkatan produksi prostaglandin, konstruksi pembuluh darah
umbilikus, serta bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) sehingga
menyebabkan peningkatan atau penurunana mendadak tekanan darah karena
vasodilatasi dan retensi cairan.
 Kontraindikasi : kontraksi uterus hipertonik, distres janin, prematurisasi,
letak bayi tidak normal, CPD, penyakit kardiovaskuler pada ibu hamil usia >
35 tahun, gawat janin
 Dosis : induksi persalinan :
 1-4 m U permenit dinaikan menjadi 5-20 m U permenit sampai terjadi pola
kontraksi secara fisiologis
 Perdarahan postpartum : ditambahkan 10-14 unit pada 1 L D5% dan kecepatan
infus dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uteri
 10 unit diberikan secara IM setelah lahirnya plasenta
 Efek samping : merangsang frekuensi dan kontrasi uterus, memperlancar
ASI, penurunan tekanan sistolik, takikardi
3. Misoprostol
 Cara kerja obat : analog prostaglandin, menghambat sekresi
asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung
 Kontraindikasi : pada kehamilan dengan resiko abortus
 Dosis : 200 µg 4 kali sehari
 Efek samping : kontraksi uterus, diare
 Merk dagang : gastrul
Tokolitik
→ pencegahan persalinan yang berguna sebelum usia kehamilan 32 minggu
→ efektivitasnyabergantung pada kematangan dan dilatasi serviks, jika
serviks belum matang kemungkinan tokolitik akan berhasil
→ obat : Nifedipin
 Merupakan golongan calcium antagonis yang bekerja dengan cara
menghambat masuknya calcium ke dalam membran sel sehingga
menimbulkan relaksasi otot polos termasuk myometrium
 Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi melalui ginjal.
Onset tercapai kurang dari 20 menit pada pemberian per oral. Waktu
paruh tercapai dalam 2-3 jam dan lama kerjanya sekali pemberian 6 jam
 Dosis nifedipin:
 4 x 10 – 30 mg per oral (short acting)
 1 x 20 – 30 mg per oral (long acting)
Anti Hipertensi
Anti hipertensi yang aman → metildopa
 Cara kerja : pengurangan aktivitas simpatik dnegan cara
melakukan perubahan parasimpatik sehingga akan
menurunkan denyut jantung, cardiac output, dan
resistensi perifer
 Dosis : 250 mg 2-3 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan
setiap 2 hari jika dibutuhkan maksimal 3000mg/hari
 Efek samping : mulut kering, sakit kepala, pusing,
kembung
Anti hipertensi yang dianjurkan :
 Antagonis kalsium : verapamil, diltiazem →
menyebabkan hipoksia fetal
 Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton →
menyebabkan volume plasma berkurang dan perfusi
utero plasenta berkurang
 Reserpin → menyebabkan hilangnya termoregulasi
 Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
→ menyebabkan penurunana perfusi uteroplasenta
 ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril →
meningkatkan angka mortalitas janin
Magnesium Sulfat
Sebagai anti kejang pada penderita preeklampsia dan eklampsia
yang juga bersifat sebagai tokolitik

Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang pada preeklampsi


dan eklampsi melalui blokade reseptor N-methyl-D-aspartate
(NMDA)

Syarat pemberian :
− Tersedia Ca Glukonas 10%
− Ada refleks patela
− Jumlah urin minimal 0,5 ml/KgBB/jam
 Cara pemberian dosis awal :
 Ambil 4 gr larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
40%) dan larutkan dengan 10 ml aquadest, berikan
perlahan IV selama 20 menit
 Jika akses IV sulit → berikan 5 gr MgSO4 (12,5 ml
MgSO4 40%) IM di bokong kanan dan kiri
 Cara pemberian dosis rumatan :
 Ambil 6 gr larutan MgSO4 (15 ml larutan MgSO4
40%) dan larutkan dengan 500 ml RL, lalu berikan
secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6
jam, dan diulang hingga24 jamsetelah persalinan
atau kejang berakhir.
 Pada pemberian MgSO4 harus dilakukan
pemeriksaan fisik tiap jam berupa, TD, nadi,
frekuensi napas, reflek patela dan jumlah urin
 Jika frekuensi napas < 16x/menit, reflek patela (-)
dan jumlah urin kurang dari 0,5 ml/Kg/BB/jam
→hentikan pemberian MgSO4 dan berikan Ca
Glukonas 10% sebanyak 10 ml (1gr) bolus dalam
10 menit secara IV. Jika KU ibu memburuk saat
rujukan atau ibu masih kejang maka dapat diberikan
MgSO4 ulangan 2gr IV perlahan (15-20 menit).
Jika setelah pemberian MgSO4 ulangan dapat
dipertimbangkan pemberian Diazepam 10 mg IV
selama 2 menit
Zat Besi
 Diserap di usus halus
 Defisiensi zat besi → penyebab tersering anemia
 Pada defisiensi zat besi diberikan 100-200 mg zat
besi elemental per oral per hari
Asam Folat
 Diberikan sebagai pencegahan defisiensi asam
folat dan profilaksis selama kehamilan
 Defisensi asam folat disebabkan oleh : alkohol,
penggunaan obal epilepsi
 Defisensi asam asam folat dapat menyebabkan
gangguan pembentukan organ pada janin
 Kebutuhan asam folat normal adalah 200 µg/hari
Vitamin B12
 Diabsorbsi diusus halus
 Kebutuhan normal : 3-5µg/hari
 Defisensi B12 bisa disebabkan oleh pengunaan
obat metformin
 Pada defisiensi B12 diberikan dosis : 50-150
µg/hari atau lebih
Anti Emetik
 Vitamin B6
 Kebutuhan vitamin B6 untuk ibu hamil adalah sekitar 1,8-2 mg
per hari. Namun, pada ibu hamil yang memiliki keluhan tertentu,
misalnya mual atau berat badan kurang, asupan vitamin B6
mungkin perlu lebih tinggi
 Dimenhidrinat
 Dimenhyrinate merupakan golongan antihistamin generasi
pertama. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi dan
kerja histamin yang diproduksi tubuh, sehingga mencegah
stimulasi saraf di otak dan telingabagian dalam yang
menyebabkan mual, muntah, dan pusing
 Dosis : 50-100 mg, tiap 6-8 jam
 Dosis maksimal : 400 mg per hari
 Metoclorpramid
 Metoclopramide bekerja dengan cara mempercepat
pengosongan lambung, sehingga mengurangi rasa mual
dan mencegah muntah
 Dosis : 10 mg, 3 kali sehari. Dosis maksimal 30 mg per
hari
 Ondansentron
 Ondansentron bekerja dengan menghambat ikatan
serotonin pada reseptor 5HT3, sehingga membuat
penggunanya tidak mual dan berhenti muntah.
Ondansentron tersedia dalam bentuk tablet 4 mg dan 8
mg, tablet salut, sirop, suppositoria, serta suntik
 Dosis : 8 mg 2-3 kali sehari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai