Anda di halaman 1dari 3

Mata kuliah  

Dosen pembimbing
Kapita selekta pendidikan Islam   Drs. Abdussalam, M.Pd

Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam Tanah Aceh


Dibuat Oleh:
Kelompok 1
Ahmad Rizky NPM: 18.12.4657
Ahmad Yudi NPM: 18.12.4677
Alfian Norrahman NPM: 18.12.4433
Alawiah NPM: 18.12.4665
Arbaniah NPM: 18.12.4639

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2020/2021
A. Masuknya Islam ke Aceh
Sebagaimana kita ketahui, bahawa Aceh pun pernah mengalami zaman penjajahan Hindu,
K.F.H.Van Langen dalam bukunya “De Inrichting van het Atjehsche Staatsbestuur”
menceritakan bahawa kerajaan Hindu Aceh itu tidak hanya terbatas di Aceh Besar saja
tetapi juga sampai ke Aceh Utara dan Timur, termasuk Pase, bahkan sampai ke Kuala
Batee di Pidie di mana terdapat juga banyak kuburan-kuburan orang Hindu.
B. Definisi pendidikan Islam
Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya
awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya),
stilah pendidikan ini berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam
bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
c. sistem pendidikan Islam di Aceh
Sistem Pendidikan di Aceh hampir tidak berbeda dengan di daerah Indonesia. Anak-anak
duduk bersila waktu belajar, tidak memakai bangku dan meja. Guru juga duduk seperti
anak murid. Anak-anak belajar seorang demi seorang, belum bekelas-kelas seperti saat ini.
Kurikulum pendidikan Islam dahulu tidak terikat dengan jumlah jam pelajaran seminggu.
Para guru bebas memilih buku dan bahan pelajaran yang diajarkannya. Pelajaran tidak
terikan pada suatu rencana pembelajaran tertentu.
D. Modal dasar pendidikan Islam di Aceh
Perubahan sosial politik di Indonesia ketika memasuki masa reformasi turut berimbas ke daerah
termasuk Aceh. Presiden BJ. Habibie menandatangani UU Nomor 44 Tahun 1999, tentang
Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh, yang meliputi bidang agama, adat, pendidikan dan
peranan ulama. Selanjutnya UU No. 18 Tahun 2001 tentang otonomi daerah yang kemudian
semakin memperkuat posisi Aceh dalam menyelenggarakan pemerintah secara luas.
Berdasarkan aturan tersebut kemudian melahirkan lembaga yang dapat mendukung
pelaksanaan syariat Islam yaitu: Dinas Syari’at Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama,
Wilayahtul Hibah, serta perubahan
pengadilan Agama menjadi Mahkamah Syar’iyah dengan perluasan kewenangan (Feener, 2013:
286). Demikian pula Badan Pendidikan dan Pemberdayaan Dayah. Sejalan dengan itu maka
pada tanggal 1 Muharram 1423 Hijriyah bertepatan dengan 15 Maret 2002 secara resmi syariat
Islam dideklarasikan pada masa Gubernur Abdullah Puteh (Ibrahim, 2004: 83-94). Pelaksanaan
syari’at Islam diperkuat dengan lahirnya Undang-Undang Pemerintah Aceh
E. Fenomena aceh
Saat ini, mutu pendidikan kita (Indonesia) menempati posisi terendah di Asia.Ada beberapa
faktor penyebab, baik dari segi muatan isi pendidikan (kurikulum), pendidik,maupun moralitas.
Di antaranya, sistem pendidikan nasional adalah warisan penjajahBelanda. Itu sebabnya
prosesPendidikan mengalami kegagalan dalam misi mencerdaskan bangsa. Kecuali
itu,pergantian kurikulum setiap tahun sangat merugikan rakyat, karena cenderung
menjadimomen tradisi buruk ini menjadi proyek bagi instansi/golongan tertentu. Termasuk di
Aceh, yang menjadikan dunia pendidikan sebagai obyek bagi kalangan (stake kholder)dengan
program-program yang samasekali tidak menyentuk aspek mutu pendidikan itusendiri.

Anda mungkin juga menyukai