Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

1. Nia Permata
2. Prahma Kusuma Sari
3. Erna Gernasih
4. Sultan Saputra
5. Gendis Malika Muntohar
6. Eka Aditya Saputra
KERAJAAN
KUTAI
Latar Belakang Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada
abad 5 M atau kurang lebih 400 M. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota
Tenggarong) tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut.

Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) merupakan kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara Kaman,
Kalimantan Timur, yang tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4, nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti yaitu daerah Kutai.

Keberadaan Kutai diketahui berdasarkan sumber sejarah yang ditemukan, yaitu berupa tujuh Prasasti
Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta.
Sejarah
Berdirinya
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad
ke-5 Masehi, ini dibuktikan dengan
ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa
tiang batu) yang ditulis dengan huruf pallawa
dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India
yang sudah mengenal Hindu. Yupa mempunyai
3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang
pengikat hewan untuk upacara
korban keagamaan, dan lambang kebesaran
raja.

Dari tulisan yang tertera pada Yupa nama raja


Kundungga diperkirakan merupakan nama asli
Indonesia, namun penggantinya seperti
Aswawarman, Mulawarman itu menunjukan
nama yang diambil dari nama India dan upacara
yang dilakukannya menujukan kegiatan upacara
agama Hindu. Dari sanalah dapat kita simpulkan
bahwa kebudayaan Hindu telah masuk di
Kerajaan Kutai.
RAJA-RAJA KERAJAAN KUTAI
1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta
Dewawarman (pendiri)
2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa
15. Maharaja Guna Parana Dewa
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa
18. Maharaja Mulia Putera
19. Maharaja Nala Pandita
20. Maharaja Indra Paruta Dewa
21. Maharaja Dharma Setia
Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai
Mahakam berdiri Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu
Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah
seorang pembesar dari Kerajaan Singasari yang
bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji
Batara Agung Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang
Melenu sehingga kemudian menurunkan putera
bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.
Literatur sejarah menyebutkan bahwa sejak
abad XIII sampai tahun 1960 yang menjadi
Raja (sultan) Daerah Swapraja (Kerajaan
Kutai Kertanegara) berdasarkan tahun
pemerintahannya adalah sebagai berikut:
● 1300 – 1325 Aji Batara Agung Dewa Sakti
● 1350 – 1370 Aji Batara Agung Paduka Nira
● 1370 – 1420 Aji Maharaja Sultan
● 1420 – 1475 Aji Raja Mandarsyah
● 1475 – 1525 Aji Pangeran Tumenggung Jaya Baya (Aji Raja
Puteri)
● 1525 – 1600 Aji Raja Mahkota
● 1600 – 1605 Aji Dilanggar
● 1605 – 1635 Aji Pangeran Sinum Panji Mendopo
● 1635 – 1650 Aji Pangeran Dipati Agung
● 1650 – 1685 Aji Pageran Mejo Kesumo
● 1685 – 1700 Aji Begi gelar Aji Ratu Agung
● 1700 – 1730 Aji Pageran Dipati Tua
● 1730 – 1732 Aji Pangeran Dipati Anum Panji Pendopo
● 1732 – 1739 Sultan Aji Muhammad Idris
● 1739 – 1782 Aji Imbut gelar Sultan Muhammad Muslihuddin
● 1782 – 1850 Sultan Aji Muhammad Salehuddin
● 1850 – 1899 Sultan Aji Muhammad Sulaiman
● 1899 – 1915 Sultan Aji Alimuddin
● 1915 – 1960 Sultan Aji Muhammad Parikesit
● 1960 – sekarang, Sultan Haji Aji Muhammad Salehuddin II
Perkembangan Sosial, Ekonomi, Budaya Dan
Politik
Kehidupan Politik
Sosial dan budaya
Sejak muncul dan
Masyarakat Kutai adalah masyarakat
yang menjaga akar tradisi budaya nenek
Kehidupan ekonomi berkembangnya Pengaruh
moyangnya. Masyarakat yang sangat Letak geografis Kerajaan Kutai
Hindu di Kaltim, terjadi
tanggap terhadap perubahan dan berada pada jalur perdagangan antara perubahan dalam tata
kemajuan kebudayaan. Menjunjung tingi Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi pemerintahan, yatu dari sistem
semangat keagamaan dalam kehidupan tempat yang menarik untuk disinggahi
pemerintahan kepala suku
kebudayaannya. Masyarakat Kutai juga para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan menjadi sistem pemerintahan
adalah masyarakat yang respon terhadap
perubahan dan kemajuan budaya.
perdagangan telah menjadi bagian dari Raja atau feodal
kehidupan masyarakat Kutai, disamping
pertanian. Keterangan tertulis pada
prasasti yang mengatakan bahwa Raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya
berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada
para Brahmana.
Raja Yang
Berkuasa Di
Kerajaan Kutai
Raja Kudungga
Ialah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai, dapat kita
lihat, nama raja tersebut masih menggunakan nama lokal
sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan
Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya.
Kedudukan raja Kudungga pada awalnya ialah kepala suku,
dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur
pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya
sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun
temurun.
Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman ialah raja yang
cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan
Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara
Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India
pada masa pemerintahan raja Samudragupta ketika ingin memperluas
wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan
tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai (ditentukan
dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang
terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai). Pelepasan
kuda-kuda itu dikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.

Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi
penerusnya. Raja Mulawarman ialah raka terbesar dari Kerajaan Kutai.
Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya.
Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja Mulawarman
mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
Sejarah
Runtuhnya
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum
Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada diKutai
Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun
1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi
kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.Kerajaan.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang
semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi
bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga
sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Peninggalan
Kerajaan Kutai
Kura-Kura Emas Pedang Sultan
Kutai
Prasasti Yupa Meriam

Gamelan Gajah
Ketopong Sultan Prawoto

Arca Bulus
Kalung Ciwa

Tali Juwita
Kalung Uncal
Sekian presentasi dari kami
sebagai Kelompok 1. Terimakasih
dan Sampai Jumpa !

Anda mungkin juga menyukai