mempercayai di dalam hati. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Secara istilah sebagaimana diriwayatkan Ibnu Majah At- Tabrani: ع َم ٌل بِاأْل ْر َكان َ ان َو ِ سَ ب َوإ ْق َرا ُر بِالل ِ أإل ْي َمان َع ْق ٌد بِقَ ْل Iman itu adalah keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Ini berarti iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan perbuatan, Orang yang beriman adalah orang yang sangat cinta kepada Allah (Asyaddu hubban lillah) (QS. Al-Baqarah: 165). Oleh karena itu, Ia beriman kepada Allah dan amat sangat rindu kepada ajaran allah yaitu alqur’an dan as-sunnah. Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan perbuatan, atau dapat juga dikatakan sebagai pendangan hidup atau gaya hidup. orang yang beriman adalah orang yang memiliki keyakinan yang kokoh dan menjadi motivasi untuk melakukan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang menyangkut hablumminallah maupun hablumminannas. Keimanan atau kepada Allah terdiri dari 4 hal: Tauhid al-Rububiyah, berarti bahwa Allah adalah satu-satunya yang mencipta, memiliki, mengatur dan mengurus semesta alam. Tauhid al-Asma wa al-sifat, berarti meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki nama dan sifat-sifat sempurna. Tauhid al-Ibadah, berarti menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya yang disembah. Tauhid al-Isti’anah, berarti menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya tempat berharap dan bergantung. WUJUD IMAN Seseorang yang menyatakan iman, bukan hanya percaya kepada Allah. Melainkan mendorongnya mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan dan dibuktikan dengan perbuatan secara nyata. Dengan demikian, akidah Islam/Iman mengikat seorang muslim untuk melakukan atau menjauhi berbagai perbuatan sesuai aturan agamanya. Karena iman, bukan hanya dipercayai atau diucapkan melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dengan perbuatan. Akidah (keimanan) Islam, adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam, kerena seorang dipandang muslim atau bukan tergantung dari akidahnya PROSES TERBENTUKNYA IMAN
Proses terbentuknya iman, dimulai
dari seseorang dalam memilih pasangan hidupnya, melakukan perjanjian dalam iman, pembinaaan dan pembiasaan iman, pengamalan iman dan mati dengan iman, sehingga akhirnya memperoleh balasan dari iman semasa hidupnya. TANDA-TANDA ORANG BERIMAN Jika disebut nama Allah, hatinya bergetar hatinya. Jika dibacakan ayat alqur’an bergejolak hatinya untuk mengamalkannya (QS. Al-Anfal [8]: 2) Senantiasa bertawakkal kepada Allah, yaitu berja keras sesuai profesi dan diringi dengan berdo’a (QS.al-Imran [3]: 120) Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya serta menafkahkan rikzi yang diterimanya(QS. Al-Anfal [8]: 3) Memelihara amanah dan menepati janji Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (QS. Al- Anfal [8]: 74 Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (QS. An-Nur: 62). Peran Iman Dan Takwa dalam menjawab Problematika Kehidupan Modern Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut Iman menanamkan sikap self help (proteksi diri) dalam kehidupan Iman memberikan ketentraman jiwa Iman mewujudakn kehidupan yang baik Iman melahirkan sikap ikhlas dan Iman memberikan keberuntungan KETAKWAAN Taqwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman, yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah rasul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk kepentingan ajaran Allah. Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani mendefinisikan: "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan". Imam An-Nawawi mendefinisikan taqwa dengan "Mentaati perintah dan laranganNya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah . Imam Al-Jurjani "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya. Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertaqwa. Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib taqwa itu: Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia. Ridha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan ridha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disadari adalah bahawa rezeki tidak semata- mata yang berwujud uang atau materi. Orang yang menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati. Pelaksanaan rukun Islam secara keseluruhan atas dasar iman merupakan implementasi seorang muttakin, dan ketakwaan seseorang akan menentukan tinggi rendahnya seseorang di hadapan Allah Swt. Bersihkanlah iman kita dari syirik dengan menjauhi mantra-mantra, ajaran sesat, takhayul dan perdukunan yang sesat. Pastikan kita melakukan ibadah-ibadah wajib setiap hari dan menjauhi maksiat dalam bentuk apapun. QS. At-Taghabun (64) : 16 ِ ُس َم ُعوا َوأَ ِطي ُعوا َوأَ ْنفِقُوا َخ ْي ًرا أل ْنف س ُك ْم ْ فَاتَّقُوا هَّللا َ َما ا ْ ستَطَ ْعتُ ْم َوا Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu”. Sifat takwa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori: Pertama, iman kepada Allah Swt, malaikat- malaikat Allah, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah. Kedua, mengeluarkan harta yang disayanginya kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Ketiga, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Keempat, menyempurnakan janjinya. Kelima, bersabar pada saat mendapat musibah atau tantangan. Kategori takwa tersebut di atas pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua perilaku, yaitu: Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah Swt yang diwujudkan melalui itikad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam menjalankan ibadah dan keputusan terhadap ketentuan dan aturan yang dibuat-Nya. Memelihara hubungan secara horizontal, yakni cinta dan kasih sayang kepada sesama umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan seperti berbakti kepada orang tua, menyayangi keluarga, tolong-menolong sesama teman. HUBUNGAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan mengantarkan seseorang kepada derajat takwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri- ciri dari orang yang bertakwa.