I & n-
SINTESIS SENYAWA n-4-
METOKSIBENZOYL
PHENYLUREA dan UJI AKTIVITAS
ANTIKANKER terhadap sel tikus
ANGGOTA KELOMPOK
● Oviliya Rima Novitasai (037)
● Isabela Rossa Kusuma W (038)
● Alpi Mardyah Agustin (040)
● Nuvandaru Fajar Dzikra F (041)
● Muhammad Lutfi Irfan Syafii(042)
● Eis Sofina Adelia (043)
● Azizah Nur Aprilia Prayitno (044)
● Jesica Kharisma yanti (045)
● Dvis Ayu Nur Azizah (046)
● Ananda Pradnya Paramita (047)
● Alifia Rahma Rohadatul Aisyi (048)
PEMBAHASAN
BAHAN METODE
1 YANG
DIGUNAKAN
2 SINTESIS 3 MEKANISME
REAKSI
CARA
4 MENENTUKAN
KEMURNIAN
5 IDENTIFIKASI
STRUKTUR
SENYAWA
1 BAHAN - BAHAN
• Bahan untuk sintesis : • BAHAN UJI
AKTIVASI SEL
1. n- fenilurea KANKER
1. senyawa sintesis
- Larutan induk dari 10 senyawa uji pada kadar 5000 g/mL dalam pelarut
DMSO.
- larutan baku kerja dengan konsentrasi 250, 500, 750, 1000, 2000 g/mL
dengan pengenceran.
- Kultur sel kanker dan sel normal dibuat dalam bentuk suspensi sel dengan
kerapatan 105-2,106.
- Kemudian sel dimasukkan ke dalam lempeng, sumur masing-masing adalah
100 μL,
- Reagen MTT disiapkan untuk pengobatan (0,5 mg/ml) dengan mengencerkan
1 mL stok MTT (50 mg MTT dalam 10 mL PBS) dengan media secukupnya.
100μL SDS 10% dalam HCl 0,1 N.
METODE SINTESIS 2
Untuk optimasi aktivitas antikanker dilakukan modifikasi struktur senyawa
fenilurea berdasarkan perubahan sifat lipofilik, sterik dan senyawa elektronik.
Modifikasi sifat lipofilik dan elektronik dilakukan berdasarkan model Topliss,
yaitu dengan memasukkan substituen pada cincin benzena yang diprediksi akan
menghasilkan senyawa yang aktivitasnya lebih tinggi dari senyawa induknya.
Metil substituen (-CH3) akan meningkatkan sifat lipofilik non-polar, sedangkan
substituen elektronegatif seperti metoksi, kloro, dan trifluorometil akan
mengubah sifat elektronik senyawa. Modifikasi sifat sterik dihasilkan dari
perubahan ukuran gugus benzoil yang tersubstitusi. Senyawa dan nTurunan
-fenilurea dapat disintesis melalui reaksiantara nsenyawa -fenilurea dengan
benzoil klorida berdasarkan metode SchottenBaumann.
3 MEKANISME REAKSI
Sintesis dari n-4-metoksibenzoil-n'-fenilurea dilakukan dengan :
1. mereaksikan gugus amina primer dari N-fenilurea dengan gugus 4-metoksibenzoil klorida dari benzoil klorida.
2. Pada pembentukan n-4-metoksibenzoil-n'-fenilurea, reaksi juga dilakukan dengan mereaksikan N-senyawa
fenilurea dengan 4-metoksibenzoil klorida dengan menggunakan pelarut reaksi tetrahidrofuran, dan direfluks selama
8 jam.
3. Setelah reaksi selesai, kemudian ditambahkan larutan natrium karbonat jenuh untuk menetralkan HCl dan turunan
asam benzoat yang terbentuk.
4. Tahap selanjutnya adalah pencucian dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa garam HCl yang ada, kemudian
dicuci dengan metanol untuk menghilangkan residu turunan benzoil klorida atau hasil hidrolisisnya yaitu turunan
asam benzoat.
5. Tahap selanjutnya adalah melakukan rekristalisasi dengan metanol panas karenan-4-metoksibenzoil-n'-fenilurea
secara turunan larut dalam metanol panas tetapi tidak larut dalam kondisi dingin.
6. Secara umum, hasil rekristalisasi darin-4-metoksibenzoil-nTurunan '-fenilurea berupa kristal jarum kecil berwarna
putih mengkilat atau potongan mengkilat.benzoat.
CARA MENENTUKAN
KEMURNIAN SENYAWA
4
• Kemurnian senyawa hasil sintesis yang telah terbentuk kemudian
diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan menggunakan
tiga fase gerak yaitu campuran.eksana : etil asetat : metanol (2 : 3 :
1), campuran heksana :aseton (4 : 2) dan heksana : etil asetat (4 : 2).
Hasil KLT menunjukkan bahwa pada berbagai fase gerak yang
digunakan di atas hanya terdapat satu noda. Artinya, senyawa hasil
sintesis dapat berupa senyawa tunggal.
Pereaksi N-fenilurea menunjukkan dua panjang gelombang, yaitu 204 nm dan 238 nm,
sedangkan senyawa hasil sintesis juga menunjukkan dua panjang gelombang maksimum,
yaitu 252 nm. Hal ini menunjukkan adanya penambahan gugus kromofor pada struktur
benzoil sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi asilasi antara N-fenilurea dan 4-
metoksibenzoil klorida telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari data aktivitas antikanker terhadap garis sel Hella pada tabel dan IC50
membentuk n-4-metoksibenzoil-N'-fenilurea sebesar 6,50 mM, dapat dilihat bahwa
senyawa uji dapat menyebabkan kematian 50% sel kanker pada tingkat sekitar 1000
hingga 2000 g/mL. Ketika hidroksi urea sebagai standar memiliki IC50 170,57 mM.