Anda di halaman 1dari 47

K3 PERKANTORAN

DASAR HUKUM
1. Undang – Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Permenaker No 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 33 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menrteri
Ketenagakerjaan No 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di Tempat
Kerja
7. Peraturan Menaker Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per.02/men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
8. Peraturan Menaker Nomor 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan
Eskalator
9. Peraturan Menaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
ditempat Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No: PER/MEN/1980 tentang Syarat
syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan​​
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No: PER.02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. : INS.11/M/BW/1997 Tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
KONSEP K3
PERKANTORAN

POTENSI
BAHAYA DI
DEFINISI K3
LINGKUNGAN
KERJA

JENIS
PENYAKIT
TUJUAN K3
AKIBAT
KERJA

KESEHATAN LANGKAH
JASMANI & PENERAPAN
ROHANI K3
Keselamatan dan Kesehatan kerja
1. Keselamatan : Perihal (keadaan) selamat, sejahtera, kebahagiaan
2. Kesehatan : Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis
3. Keamanan : Keadaan atau situasi aman yang dirasakan oleh
seseorang pada saat melakukan pekerjaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
“Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan
di tempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki tempat
kerja maupun sumber produksi dan proses produksi dapat
dipergunakan dan dipakai secara aman dan efisien”
Tujuan K3
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan tanpa hambatan apapun.
Tempat kerja
Pasal 1 ayat 1 Undang – Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja:
 "Tempat Kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya;
 Termasuk Tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut;
K3 Perkantoran

• Bahwa perkantoran sebagai salah satu tempat kerja,


tidak terlepas dari berbagai potensi bahaya lingkungan
kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan para karyawan didalamnya
Standar K3 Perkantoran meliputi:

• Keselamatan kerja,
• Kesehatan kerja,
• Kesehatan lingkungan kerja perkantoran, dan
• Ergonomi perkantoran.
Langkah Langkah pelaksanaan K3
/penanggulangan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan Perundang – undangan
2. Standarisasi
3. Inspeksi / Pemeriksaan
4. Riset
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Pembinaan / persuasi
7. Asuransi
8. Penerapan K3 di tempat kerja
Langkah Langkah pelaksanaan K3
/penanggulangan Kecelakaan Kerja
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Langkah pelaksanaan K3
/penanggulangan Kecelakaan Kerja
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3 sesuai perkemb
ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi
TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi
Langkah Langkah pelaksanaan K3
/penanggulangan Kecelakaan Kerja
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn
pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya
memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja
K3 Listrik Potensi Bahaya
K3 Penyalur Petir

K3 PTP
Pemeriksaan
K3 Lingkungan Kerja dan Pengujian

PEMBINAAN K3 Elevator dan Eskalator


DAN
PENGAWASAN Instalasi Kebakaran Automatik
Memenuhi
Unit Penanggulangan Kebakaran ditempat Syarat K3
Kerja
Syarat Syarat Pemasangan APAR

Kesehatan Kerja Aman


Digunakan
K3 yang lainnya
PENYEBAB KECELAKAAN
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%
- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau

B. Kondisi tidak aman (KTA) 10%


- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
- Tempat kerja berserakan barang-barang
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu

C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
Potensi Bahaya di Lingkungan
Kerja
 Peralatan kerja, disebabkan karena kesalahan disiplin,
kesalahan pemasangan, kesalahan pemakaian, kesalahan
perawatan, dan tidak pernah dilakukan pemeriksaan dan
pengujian sehingga tidak layak pakai
 Daerah lingkungan kerja tidak aman
 Tenaga kerja yang melakukan kegiatan antara lain meliputi
cara yang salah (Ergonomi), sifat pekerjaan, beban kerja.
Faktor yang mempengaruhi Kesehatan
Jasmani dan Rohani
1. Beban Kerja. Berkaitan dengan penempatan seorang tenaga kerja pd
pekerjaan yg tepat meliputi kecocokan pengalaman, keterampilan dan
motivasi
2. Beban tambahan dari lingkungan kerja
3. Kapasitas kerja. Kemampuan kerja seseorang berbeda-beda bergantung
kpd keterampilan, kesehatan jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia,
ukuran tubuh dan motivasi.
Beban tambahan dari Lingkungan Kerja
1. Golongan fisik
a. Kebisingan : menyebabkan tuli
b. Temperatur (panas)
c. Radiasi
d.Tekanan udara menyebabkan caisson disease
e. Penerangan, menyebabkan gangguan mata
f. Getaran, menyebabkan reynaud’s disease (penyempitan pembuluh darah)
Beban tambahan dari Lingkungan Kerja
2. Golongan Kimia : Bahan Berbahaya Beracun (B3)
3. Golongan biologi berupa : virus, serangga, binatang buas, bakteri,
cacing, jamur, parasit
4. Golongan fisiologi (ergonomi), akibat posisi kerja/cara kerja yg salah
sehingga menyebabkan : sakit otot, sakit pinggang, cidera punggung
5. Golongan psikologis : hubungan kerja tdk baik, stress, kejenuhan, upah
kurang
Jenis Penyakit
1. Penyakit Pribadi : penyakit yg diderita oleh seseorang secara
pribadi, faktor keturunan, stress atau alergi. Misal : diabetes,
jantung, asma.
2. Penyakit akibat kerja : penyakit yg disebabkan karena
aktivitas kerja. Misal : gangguan mata, gangguan telinga,
pernafasan.
3. Infeksi : masuk dan berkembangbiaknya penyebab penyakit
(virus, bakteri) di dalam tubuh.
Persyaratan Keselamatan Kerja Perkantoran

1. Lantai bebas dari bahan licin, benda2 berserakan, cekungan, miring, dan
berlubang yang menyebabkan kecelakan dan cidera pada karyawan.
2. Penyusunan dan penempatan lemari cabinet tidak mengganggu aktifitas
lalu lalang pergerakan karyawan
3. Penyusunan dan pengisian failing cabinet yang berat berada di bagian
bawah.
Persyaratan Keselamatan Kerja Perkantoran

4. Dalam pengelolaan benda tajam, sedapat mungkin bebas dari benda


tajam, serta siku-siku lemari meja maupun benda lainnya yang
menyebabkan karyawan cidera.
5. Dalam pengelolaan listrik dan sumber api, terbebas dari penyebab
elektrikal syok
6. Objek K3 (Listrik, Penyalur Petir, Motor Diesel/Genset, wajib dilakukan
pemeriksaan dan pengujian untuk dinyatakan aman digunakan dan
memenuhi syarat K3
K3 Penyalur Petir
• bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada di tempat kerja
perlu dijaga keselamatan dan produktivitasnya;
• bahwa sambaran petir dapat menimbulkan bahaya baik tenaga kerja dan
orang lainnya yang berada di tempat kerja serta bangunan dan isinya;
• Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan Instalasi penyalur petir
harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
• Setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan tepat, aman dan memenuhi syarat;
• Instalasi penyalur petir harus diperiksa dan diuji:
a. Sebelum penyerahan instalasi penyalur petir dan instalatir kepada pemakai;
b. Setelah ada perubahan atau perbaikan suatu bangunan dan atau instalasi
penyalur petir;
c. Secara berkala setiap dua tahun sekali;
d. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir;
K3 PTP
• Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan,
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau modifikasi
Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilakukan pemeriksaan dan/atau
pengujian
K3 PTP
• Melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja dari
potensi bahaya PTP
• Menjamin dan memastikan PTP yang aman, dan memberikan keselamatan
dalam pengoperasian
• Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan
produktivitas
K3 Listrik
• Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang
berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya Listrik
• Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan
keselamatan bangunan beserta isinya
• Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas
K3 Listrik
• Pemeriksaan dan pengujian Instalasi listrik wajib dilakukan pada
perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan
untuk kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik
K3 Elevator dan Escalator
• Melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dari
potensi bahaya elevator dan escalator
• Menjamin dan memastikan Elevator dan Escalator yang aman, handal, dan
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pengguna
• Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan
produktivitas
K3 Elevator dan Escalator
• Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan,
perakitan, pemakaian, perawatan, pemeliharaan dan/atau
perbaikan Elevator dan Eskalator harus dilakukan pemeriksaan
dan/atau pengujian.
Syarat K3 Lingkungan Kerja
1. Pengendalian factor fisika dan faktor kimia agar berada dibawah NAB
2. Pengendalian factor biologi, factor ergonomi dan factor psikologi kerja
agar memenuhi standar
3. Penyediaan fasilitas kebersihan dan sarana Higine di tempat kerja yang
bersih dan sehat
4. Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3
di bidang Lingkungan kerja
• Pelaksanaan syarat K3 Lingkungan Kerja bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
• Sctiap Tempat Kerja yang mcmiliki potcnsi bahaya Lingkungan Kerja
wajib dilakukan Pcmeriksaan dan/atau Pengujian.
Unit Penanggulangan Kebakaran ditempat
Kerja
• bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan baik bagi perusahaan,
pekerja maupun kepentingan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu
ditanggulangi;
• bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja, diperlukan adanya pralatan
proteksi kebakaran yang memadahi, petugas penanggulangan yang ditunjuk khusus
untuk itu, serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan keadaan darurat;
• bahwa agar petugas penanggulangan kebakaran di tempat kerja dapat melaksanakan
tugasnya secara efektif, perlu diatur ketentuan tentang unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja dengan Keputusan Menteri
Instalasi Kebakaran Automatik
• Bahwa dalam rangka kesiapsiagaan pemberantasan pada mula terjadinya
kebakaran maka setiap instalasi alarm kebakaran automatic harus
memenuhi syarat – syarat keselamatan kerja
• Terhadap instalasi kebakaran automatic harus dilakukan pemeliharaan dan
pengujian berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

• bahwa dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula


terjadinya kebakaran, maka setiap alat pemadam api ringan harus
memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja;
• Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
Penanganan Kondisi darurat
Beberapa kondisi darurat (kewaspadaan terhadap bencana) yang bisa terjadi di perkantoran,
antara lain: Kebakaran, Gempa, Bahaya biologi, Huru-hara, Banjir dan Ancaman bom. Untuk
menangani kondisi tersebut maka diperlukan:
1. Manajemen tanggap darurat seperti prosedur, struktur organisasi dll.
2. Manajemen keselamatan kebakaran gedung seperti terdapat sistem proteksi kebakaran dll.
3. Prosedur atau tatacara evakuasi
4. Mekanik dan elektrik
5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Penanganan kondisi darurat
Agar proses penanganan kondisi darurat dapat dilakukan secara efektif dan aman,
maka harus dibuatkan rencana tindakan awal rencana tanggap darurat yang meliputi:
1. Merencanakan suatu titik kumpul
2. Mengadakan simulasi kebakaran
3. Menyiapkan sirene-sirene dan alarm tanda bahaya
4. Menyiapkan rambu-rambu ke arah titik kumpul aman
5. Menyiapkan prosedur
Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
(MKKG)

Berikut penjelasan dan perincian dari sistes manajemen keselamatan kebakaran gedung.

Pendukung MKKG adalah alat proteksi kebakaran (fire protection) berupa:


1. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
2. APAB (Alat Pemadam Api Berat) yang menggunakan roda
3. Sistem alarm kebakaran
4. Hydrant halaman
5. Sistem sprinkler otomatis
6. Sistem pengendalian asap
Sistem proteksi kebakaran

• Instalasi pompa pemadam kebakaran


• Instalasi pemipaan sprinkler, box hidran, dan lain-lain
• APAR
Persyaratan APAR :

• Mudah terlihat, dijangkau dan mudah diambil (tidak diikat, dikunci atau digembok) diberi
tanda pemasangan (segitiga APAR)
• Jarak antar APAR tidak boleh melebihi 15 meter kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan Kerja
• Tinggi pemberian tanda pemasangan tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
• Jenis media dan ukuran disesuaikan dengan klasifikasi bahan api.
• Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
• Dilakukan pemeriksaan dan masa pakai secara berkala minimal 6 bulan sekali.
Sistem peringatan bahaya/ Sistem Alarm:

• Detektor panas
• Detektor asap
• Detektor nyala api
• Detektor gas
• Detektor getaran gempa
Persyaratan rencana tanggap darurat kebakaran:

• Pembentukan tim pemadam kebakaran


• Pembentukan tim evakuasi
• Pembentukan tim P3K
• Penentuan satuan pengamanan
• Penentuan tempat berhimpun
• Penyelamatan orang yang perlu dibantu (orang tua, orang sakit, orang cacat
dan anak – anak)
Persyaratan Pintu Darurat

• Bangunan ≥3 lantai, harus memiliki minimal 2 pintu darurat.


• Lebar pintu darurat minimum 100 cm.
• Jarak pintu darurat maksimum dalam radius/jarak capai 25 meter dari setiap titik posisi orang
dalam satu blok bangunan gedung.
• Pintu tahan api minimum 2 jam.
• Pintu dilengkapi minimal 3 engsel, alat penutup otomatis, tuas pembuka pintu, tanda
peringatan “PINTU DARURAT-TUTUP KEMBALI”, dan kaca tahan api maks 1 m2 diletakan
di atas dari daun pintu.
• Pintu dicat warna merah.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

• Semua kantor harus memiliki karyawan yang terlatih P3K dan mempunyai
sertifikat P3K yang bertaraf nasional.
• Fasilitas P3K harus di tempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.
• Tempat kerja yang besar harus mempunyai Pusat P3K dengan persyaratan: •
memiliki peralatan yang memadai, mudah diidentifikasikan, kebersihan yang
selalu terjaga, dan tercatat dengan baik; • penerangan dan ventilasi yang
mencukupi; • Penyediaan sediaan medis yang cukup untuk pengobatan, bidai,
tandu dan obat-obatan harus disediakan; • mempunyai air mengalir yang bersih; •
mempunyai kelengkapan seperti tandu/usungan, dan telephone
• Ada SPO rujukan kasus penyakit ataupun kecelakaan
• Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, gauze yang steril, antiseptik, plester, forniquet,
gunting, splint, dan perlengkapan gigitan ular.
• Isi dari kotak obat-obatan dan alat P3K harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
• Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan/instruksi yang
mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai