Anda di halaman 1dari 32

KLAS 2

KOMPOSIT
Maulindawati 40620036
Bedya Aidyanul Mardani 40620010
Dewa Ayu Indrayani40620012
Mahditha Rima Pratiwi 40620034
Dimas Iqbal Maulana 40620014
Eliza Devy Indung Masitoh 40620018
Shinta Ade Alvina 40620057
Vinty Permatasari 40620143
Nilton Freitas 40621082
Maria Toto 40621061
KLASIFIKASI RESIN KOMPOSIT
KLASIFIKASI RESIN KOMPOSIT
BERDASARKAN
VISKOSITAS

PACKABL FLOWABL
E E
ADHESON

Adhesi atau bonding artinya adalah suatu


perlekatan satu subtansi dengan substansi
lainnya yaitu perlekatan antara gigi dan
bahan restorasi itu sendiri
DENTAL ADHESIVE

ETSA PRIMER ADHESIVE

Etsa adalah bahan untuk Merupakan predominan


hidrofilik seperti HEMA yang Adhesive disebut juga bonding agent
meningkatkan ikatan antara resin
akan larut pada solvent yaitu berisi monomer resin
dan enamel/dentin dengan
(aseton/air/alcohol) sehingga hidrofobik, pengatur viskositas seperti
mengaplikasikan asam fosfat 37%
memicu infiltrasi monomer TEGMA dan monomer hidrofilik
selama 15 detik di permukaan gigi
resin kedalam dentin yang telah seperti HEMA yang nantinya
dan kemudian dilakukan
di etsa berlekatan dengan komposit
pembilasan dengan air selama 20
detik.
ENAMEL ADHESION

KONSENTRASI WAKTU

Variasi konsentrasi asam Waktu pengetsaan dilakuakn selama 60 detik yang


fosfat yang paling banyak direkomendasikan pada enamel gigi permanen dengan 37 %
digunakan adalah 37% asam fosfat. Pada gigi desidui membutuhkan waktu yang
lebih lama karena belum teratur bentuk prisma enamelnya.

CARA ENAMEL ETSA


1. Keringkan kavitas dan isolasi untuk mencegah adanya kontaminasi saliva atau cairan dari krevikular
gingiva.
2. Letakan etsa asam (asam fosfat 37%) pada permukaan enamel yang telah dipreparasi selama 10 - 20
detik
3. Bilas semua etsa asam dan keringkan permukaan enamel. Permukaan enamel yang telah teretsa
dengan baik akan terbentuk frosty white appearance saat kering
4. Kemudian aplikasikan bonding agent pada seluruh permukaan enamel yang telah di etsa
BONDING ENAMEL

TAHAP 1 TAHAP 2

Akan membentuk resin tag pada prisma enamel (macrotags) dan


Aplikasikan agen bonding pada
pada rod enamel (microtags) yang akan menjadi dasar permukaan
permukaan enamel yang telah di etsa.
enamel untuk menciptakan mekanisme enamel-resin adhesion
MOIST VS DRY DENTIN
1. Jika permukaan dentin terlalu dikeringkan  fiber kolagen collapse dan demineralisasi dentin 
matrik organic mengalami denaturasi  sulit masuknya bahan adhesive ke dentin
2. Jika permukaan dentin terlalu basah  air melarutkan primer  sulit masuknya bahan adhesive
ke dentin
3. Moist  struktur fiber kolagen tidak collapse sehingga penetrasi lebih baik. Sehingga pada saat
tersebut pengeringan harus dalam kondisi Moist
PROSES BONDING

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Bahan adhesif / bonding dentin Semprotan udara ringan selama 5-10


Gerakan agitasi atau scrubbing
diaplikasikan di permukaan detik setelah aplikasi bahan adhesive,
ringan dapat digunakan selama
dentin selama 15-20 detik, bahan adhesive pada dentin akan
aplikasi untuk memfasilitasi
menggunakan brush atau tip membentuk hybrid layer yang akan
infiltrasi bahan ke permukaan
aplikator. memperkuat retensi resin komposit
dentin yang telah dietsa.
dengan struktur dentin
K
l 1. Generasi Pertama : Kekuatan perlekatan dari sistem ini hanya 1 sampai 3
megapaskal yang memberikan efek klinis sangat rendah. Bahan ini direkomendasikan
a terutama untuk kavitas kecil, seperti kelas III dan kelas V.
2. Generasi Kedua : Memiliki perlekatan yang lemah, dibandingkan dengan sistem generasi
s kelima-keenam, tetapi memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan sistem generasi pertama.
3. Generasi Ketiga : Jenis bonding yang terikat tidak hanya untuk struktur gigi, tetapi juga
i Bonding untuk logam gigi dan keramik, namun penelitian menunjukkan bahwa retensi perekat dengan
bahan ini mulai menurun setelah 3 tahun.
f Kedokteran 4. Generasi Keempat : Gold Standart Bonding
Gigi 5. Generasi Kelima : One-bottle
i 6. Generasi Keenam : menunjukan kekuatan bonding yang lemah dibandingkan dengan
generasi kelima atau keempat.
k 7. Generasi Ketujuh : bahan adhesif “all in one”
8. Generasi Kedelapan : Perkembangan nanoteknologi di bidang kedokteran gigi memicu
a penemuan nanokomposit dan nano-adhesif yang mengandung nanofillers. Bahan nano-
bonding adalah larutan yang berisi nanofillers guna memperkuat ikatan terhadap email dan
s dentin, absorbsi stres dan waktu penyimpanan yang lebih lama.

i
CARA ETSA YANG BAIK
ETSA ASAM TUJUAN
Resin komposit mempunyai sifat koefisien ekspansi
• Kegunaan melakukan etsa asam pada
termal yang tinggi dibandingkan email dan dentin, jaringan gigi untuk mendapatkan
sehingga ikatan antara komposit dengan jaringan gigi
lemah
retensi tanpa perlu membuang jaringan
sehat gigi lebih banyak.
• Asam fosfat dengan konsentrasi 30-50
Agar terjadi perlekatan yang baik antara resin % (paling banyak digunakan di klinik):
komposit dengan jaringan gigi, caranya dengan
teknik etsa asam
sifat larutannya stabil, mudah didapat
dan iritasi terhadap jaringan yang
rendah

Penutupan tepi restorasi resin komposit akan


stabil
PROSEDUR ETSA ASAM
1. Gigi diisolasi dngcotton rollatau rubber dam
2. Asam fosfat 37 % diaplikasikan pada email dan dentin menggunakan sikat halus atau
kuas, selama 15 detik
3. Email dan dentin dicuci dengan air bertekanan agar jaringan mineral gigi yang larut dan
sisa asam hanyut bersama air. Waktu pencucian efektif yang dianjurkan adalah 15 detik
4. Email dan dentin dikeringkan dng semprotan angin selama 15 detik. Mengeringkan
dengan menggunakan kapas atau cotton pellet dapat menyebabkan serat kapas tertinggal
dan akan menyumbat porus hasil pengetsaan
5. Permukaan email yang telah dietsa terlihat kusam dan terlihat seperti kapur
BONDING YANG
BAIK
BAHAN BONDING

Generasi 1
Generasi 2
Generasi 3 TOTAL
Generasi 4
Generasi 5
ETCH SELF Generasi 6
ETCH Generasi 7

Bonding total etch adalah sistem bonding


dengan proses terpisah yang diawali dengan Bonding self etch merupakan kombinasi
penggunaan asam fosfat 30-40% yang dari etching dan priming yang dapat
berfungsi untuk menghilangkan smear layer mengurangi waktu kerja serta tanpa proses
sehingga permukaan intertubuler dentin pencucian dan pengeringan untuk
mengalami demineralisasi yang menghilangkan resiko kolapsnya kolagen
mengakibatkan sabut kolagen terbuka.

14
BONDING TOTAL ETCH
1. Gigi di isolasi menggunakan cotton roll atau rubber dam
2. Bagian kavitas dibersihkan dengan semprotan air dan kemudian dikeringkan dengan
semprotan udara (2-3 kali semprotan pendek). Kavitas harus benar-benar kering tanpa ada
sisa air di permukaan kavitas
3. Aplikasi bahan bonding pada dentin atau didaerah kavitas yang telah dietsa selama 20 detik
4. Semprot udara tekanan tinggi selama 5 detik untuk menghilangkan kelebihan
solvent (pelarut yang terkandung dalam primer yaitu acetone).
5. Lalu curing selama 10 detik (sesuai petunjuk pabrik) dengan jarak curing unit sedekat
mungkin dengan kavitas.
6. Selanjutnya kavitas diisi dengan resin komposit sampai setengah kavitas terisi (sesuai
anjuran dari pabrik, ketebalan maksimum per layer 2 mm), dilakukan curing selama 20
detik (curing unit sedekat mungkin dengan komposit).
7. Kemudian, ditambahkan lagi kompositnya dan diratakan dengan plastic filling instrument
hingga tumpatan sempurna tanpa ada kelebihan, kemudian di-curing lagi 20 detik seperti
lapisan pertama.
BONDING SELF ETCH
1. Gigi di isolasi menggunakan cotton roll atau rubber dam
2. Bagian kavitas dibersihkan dengan semprotan air dan kemudian dikeringkan dengan semprotan udara (2-3 kali semprotan
pendek). Kavitas harus benar-benar kering tanpa ada sisa air di permukaan kavitas.
3. Bahan bonding self etch dalam kemasan dicampur sesuai anjuran pabrik, dengan cara menekan dan memindahkan cairan
yang ada di dalam blister yang berwarna merah ke blister yang berwarna kuning hingga tidak ada sisa dengan
menggunakan jari jempol
4. Kemudian blister merah dilipat dan ditekankan ke blister kuning sehingga cairan dalam blister kuning berpindah semua
ke bagian yang berwarna hijau, aplikator dilepas dan dilihat apakah proses homogenisasi berjalan dengan baik, yang
ditandai warna bahan bonding kekuningan kemudian dimasukkan lagi biar lebih tercampur.
5. Kemudian bahan bonding diulaskan dengan menekankannya ke dalam kavitas dengan aplikator selama 15 detik dan
menyemprotkan udara secara perlahan selama 2 detik ke dalam kavitas untuk meratakan bahan bonding dalam kavitas.
6. Pengulasan diulang sekali lagi tanpa perlu menekan-nekan selama 15 detik dan menyemprotkan udara secara perlahan
lagi ke dalam kavitas selama 2 detik kemudian di-curing selama 10 detik (sesuai petunjuk pabrik) dengan jarak curing
unit sedekat mungkin dengan kavitas.
7. Selanjutnya kavitas diisi dengan resin komposit sampai setengah kavitas terisi (sesuai anjuran dari pabrik, ketebalan
maksimum per layer 2 mm), dilakukan curing selama 20 detik (curing unit sedekat mungkin dengan komposit).
8. Kemudian, ditambahkan lagi kompositnya dan diratakan dengan plastic filling instrument hingga tumpatan sempurna
tanpa ada kelebihan, kemudian di-curing lagi 20 detik seperti lapisan pertama.
MACAM – MACAM
MATRIX
INDIKASI KLAS 2
1. Gigi premolar atau molar yang mengalami karies hingga proksimal
2. Membutuhkan estetik yang tinggi
3. Gigi masih vital
4. Kavitas tidak terlalu besar
5. Kavitas pada gigi yang dapat di isolasi
KONTRAINDIKASI KLAS 2
1. Alergi terhadap bahan komposit
2. Pasien dengan Oral Hygiene buruk
3. Mempunyai kebiasaan buruk bruxism
4. Gigi non vital dikarenakan sebelum penumpatan dilakukan perawatan saluran
akar sehingga terjadi perluasan kavitas menjadi lebar dan tidak
memungkinkan untuk tumpatan biasa
DESAIN PREPARASI KLAS 2
SHADE
GUIDE
HUE :
Derajat percampuran ketiga warna primer; dalam bahasa yang
sederhana, nama warnanya, misalnya merah, kuning, atau biru

CHROMA :
Derajat saturasi warna; warna murni memiliki kromatisitas
tinggi dan warna lemah memiliki kromatisitas rendah.

NILAI :
Tingkat kecerahan warna; semakin putih warnanya, semakin
banyak Nilai yang dimilikinya, dan semakin gelap warnanya,
semakin sedikit Nilai yang dimilikinya.
SHADE SHADE GUIDE
GUIDE POSTERIOR
ANTERIOR
PEMILIHAN
KOMPOSIT
Pemilihan komposter tergantung pada Posisi preparasi gigi, Membutuhkan restorasi yang baik
seperti preparat kelas IV, kelas besar I, II dan kelas VI, pilihan komposit adalah yang memiliki
bahan anorganik tertinggi. Untuk restorasi gigi anterior estetika adalah perhatian utama sehingga
komposit lebih disukai dalam kasus ini. Komposit lebih disukai pada bagian servikal baik di
posterior maupun di anterior, untuk menghindari akumulasi plak pada daerah tersebut.

Syarat estetika: Dalam kasus khusus di mana estetika menjadi perhatian utama seperti perawatan
bentuk yang rusak, perubahan warna gigi, diastema, gigi malposisi dan untuk karies pada gigi
anterior, opasitas dan translusensi komposit harus diingat untuk mencapai hasil yang optimal.
PEMILIHAN WARNA
Panduan gigi dan pemilihan warna harus basah untuk mensimulasikan lingkungan
mulut. Pencocokan warna harus dilakukan di siang hari penyinaran alami. warna dentin
dipilih dari sepertiga servikal gigi, dan warna email dipilih dari sepertiga insisalnya.
Untuk mengkonfirmasi bayangan akhir, sedikit peningkatan yang dipilih komposit
ditempatkan berdekatan dengan area yang akan direstorasi dan kemudian dikalukan
pencocokan.
Incremental layering technique / teknik layering
inkremental

Teknik Penumpatan Inkremental / Incremental Layering Technique (Fig. 17.37)


• Disarankan untuk digunakan pada restorasi komposit gigi posterior sedang hingga besar
untuk menghindari batasan kedalaman
• Teknik ini didasarkan pada polimerisasi lapisan komposit berbasis resin dengan
ketebalan kurang dari 2 mm, supaya mencapai kualitas margin restorasi yang baik
• Digunakan untuk memastikan polimerisasi lengkap dari resin komposit
• Inkremental layering menyebabkan lapisan dengan difusi tinggi yang memungkinkan
transmisi cahaya yang optimal dalam restorasi, sehingga meningkatkan estetika
Teknik Pelapisan Berbentuk U/ U-shaped
Layering Technique

1. Penumpatan pertama berupa U-Shape ditempatkan


pada dasar kavitas, baik gingiva maupun oklusal.
2. Di atas tempat itu kenaikan horizontal dengan
ketebalan maksimal 2mm.
3. Setiap ketebalan 2mm, kemudian dilakukan curing
dari semua sisi.
4. Biasanya diindikasikan untuk restorasi kecil.
5. Teknik ini meningkatkan faktor-C
Teknik Pelapisan Vertikal / Vertical Layering Technique

1. Tempatkan penumpatan kecil dalam pola


vertikal mulai dari satu dinding, yaitu bukal
atau lingual
2. Polimerisasi dimulai dari balik dinding, yaitu
jika dinding bukal kenaikan ditempatkan di
dinding ingual
3. Mengurangi celah pada dinding gingiva yang
terbentuk karena penyusutan polimerisasi, maka
meminimalisir sensitivitas pasca operasi dan
karies sekunder.
Oblique Technique

• Dalam teknik ini, kenaikan komposit “wedge shaped”


ditempatkan untuk mencegah deformasi dinding preparasi.
• Dalam teknik ini, polimerisasi dimulai terlebih dahulu melalui
dinding preparasi dan kemudian pada permukaan oklusal dengan
arah penumpatan yang miring.
• Teknik ini mengarahkan vektor polimerisasi menuju permukaan
perekat, ini adalah teknik polimerisasi tidak langsung.
Bulk Techniqu/ Teknik Massal

• Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada margin


cavosurface.
• Biasanya direkomendasikan pada penumpatan dengan komposit,
kavitas kecil maksimal kedalaman 2 mm (Garg, 2015).
ALAT FINISHING DAN POLISHING

1. Finishing : Fine finishing bur


2. polishing : enhance bur
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Edisi 10. Jakarta: EGC

Kidd, Edwina A.M, Sally Joyston-Bechal. 2012. Dasar-dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya. Jakarta: EGC

Ritter et al. 2019. Strudevart’s Art and Science of Operative Dentistry. 7th Ed. New York.
Elsevier
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai