Pembimbing:
dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A(K) MARS
KLASIFIKASI MANIFESTASI
• Hemofilia A : defisiensi faktor Gejala riwayat mudah
koagulasi VIII memar atau pendarahan
• Hemofilia B : defisiensi faktor IX spontan, atau pendarahan
yang berlebihan setelah
trauma atau pembedahan
Hemofilia A : 80% -85% dari
semua kasus hemofilia HEMOFILIA
INSIDENSI TATALAKSANA
prevalensi saat lahir adalah Tatalaksana perdarahan, nyeri,
24,6 kasus per 100.000 komplikasi, komorbiditas,
laki-laki kualitas hidup, inhibitor,
psikososial
Srivastava A, Santagostino E, Dougall A, Kitchen S, Sutherland M, Pipe SW, et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020;26(Suppl 6):1–158.
Khair K. Management of haemophilia in children. Paediatr Child Heal (United Kingdom). 2019;29(8):334–8.
IDENTITAS
Pasien Orang Tua
Nama : An. ASA Nama Ayah : Tn. JA
No. CM : C702246 Usia : 35 tahun
Tempat Lahir: Pekalongan Pekerjaan: Mekanik
Tanggal lahir: 15 November 2014 Pendidikan : SD
Alamat : Kambangan RT Nama Ibu : Ny. W
009 RW 005, Pekiringan alit, Kajen Usia : 27 tahun
Pekalongan Jawa Tengah Pekerjaan: Ibu rumah tangga
MRS : 12 April 2021 Pendidikan : SD
ANAMNESIS : Riwayat penyakit sekarang
Keluhan Utama: bengkak pada lutut kiri Anamnesis dengan ibu pasien yang dilakukan pada tanggal 14 April 2021
• HP1 : bengkak
• Lutut kiri yang pada lutut kiri, nyeri,
• Bengkak pada lutut kembali bengkak sulit digerakkan →
kiri,nyeri dan sulit dan nyeri mendapat faktor VIII
berjalan • Ke poli 250 unit • Rencana mendapat
• RSUD Kajen, dirawat hematologi anak • HP2 : mendapat faktor VIII 250 unit
inap 1 minggu → RSUP Dr. Kariadi faktor VIII 500 unit • Keluhan membaik
mendapatkan terapi • Laboratorium : yang terbagi → rencana rawat
faktor pembekuan → faktor VIII 0,1% menjadi dua kali jalan
keluhan membaik → • Rawat inap pemberian yaitu
rawat jalan melalui IGD pagi dan sore hari
RSDK masing-masing
sebanyak 250 unit
R I W AYAT P E N YA K I T D A H U L U
R I W AYAT P E N YA K I T K E L U A R G A
G a m b a r 1 . P o h o n ke l u a r g a
R I W AYAT P R E N ATA L
R I W AYAT N ATA L
• Anak merupakan anak kedua dari ibu G2P1A0, hamil aterm, lahir secara spontan ditolong oleh
bidan, lahir langsung menangis, biru (-), kuning (-).
• Berat badan lahir 3300 gram dan panjang badan lahir orang tua tidak ingat.
R I W AYAT P O S T N ATA L
• Semenjak lahir hingga sebelum berusia 7 bulan anak sehat, anak telah mendapatkan imunisasi
dasar lengkap dan setiap bulan anak rutin ditimbang di posyandu.
R I W AYAT P E R T U M B U H A N
R I W AYAT P E R K E M B A N G A N
R I W AYAT N U T R I S I , I M U N I S A S I ,
S O S I A L E KO N O M I
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter
3mm/3mm, Refleks cahaya (+/+)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), discharge (-/-), lipatan nasolabialis simetris
Mulut : sianosis perioral(-), tonsil T1-T1, tonsil hiperemis(-), faring
hiperemis(-), arcus faring simetris
Leher : pembesaran kelenjar limfonodi (-/-), kaku kuduk (-), kuduk kaku (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax : simetris, retraksi (-)
Paru
oInspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)
oPalpasi : stem fremitus kiri = kanan
oPerkusi : sonor seluruh lapang paru
oAuskultasi :
Suara Dasar Vesikuler +/+ +/+
Suara Tambahan Hantaran -/- -/-
Ronkhi -/- -/-
Wheezing -/- -/-
Jantung
oInspeksi : iktus kordis tak tampak
oPalpasi : iktus kordis teraba di sela iga V di garis medioklavicularis
sinistra, iktus kordis tidak kuat angkat, tidak melebar, thrill (-)
oPerkusi : sulit dinilai
oAuskultasi : bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : Datar, bising usus (+)
normal, supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba
Inguinal : pembesaran nnll -/-
Genital : Laki-laki, OUE
hiperemis(-)
Non medikamentosa
• RICE (Rest, Ice, Compress, Elevation).
• Fisioterapi.
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK
Diet
Nasi 3x1 porsi
Susu pediasure 200 cc/8 jam
Rute pemberian : oral
1,125,000
Kizilocak H, Young G. Diagnosis and treatment of hemophilia. Clin Adv Hematol Oncol. 2019;17(6):344–51.
Kadar faktor
pembekuan
Episode Perdarahan MANIFESTASI KLINIS
Hemofilia < 1 IU/dL (<0,01 Perdarahan spontan di
Berat IU/mL) atau <1% dalam sendi maupun
otot, Tempat perdarahan Perkiraan frekuensi
SendiLebih sering pada 70-80%
Hemofilia 1-5 IU/dL (0,01- Pendarahan spontan sendi berengsel:
Sedang 0,05 IU/mL) atau sesekali, perdarahan pergelangan kaki, lutut,
1-5% berkepanjangan dan siku.Jarang terjadi
dengan trauma minor pada multiaksial sendi:
atau pembedahan. sendi bahu, pergelangan
tangan dan pinggul.
Hemofilia 5-40 iu/dL (0,05- Pendarahan hebat
Ringan 0,40 IU/mL atau dengan trauma berat Otot 10-20%
5-40% atau pembedahan, Tempat lain (perdarahan 5-10%
perdarahan spontan hebat)
yang jarang terjadi. Sistem saraf pusat <5%
Tabel 1. Hubungan antara derajat keparahan Tabel 2. Perkiraan frekuensi perdarahan pada
hemophilia dengan kadar faktor pembekuan. berbagai tempat
Srivastava A, Santagostino E, Dougall A, Kitchen S, Sutherland M, Pipe SW, et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020;26(Suppl 6):1–158.
GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
Hemarthrosis : gejala perdarahan utama pada anak dan remaja.
Perdarahan berulang → perubahan patologis yang mengarah ke 'target joint' → siklus pedarahan
→erosi sendi pada tulang rawan yang mengakibatkan artritis dan deformitas
• Rasa nyeri dan kekakuan • terjadi setelah dua kali • terjadi setelah hemartrosis
• Sendi menjadi tegang, atau lebih hemartrosis subakut berlangsung
bengkak, keras, panas dan akut, meskipun telah selama 6 bulan atau
nyeri, sedang kulit di atasnya
diberikan terapi yang lebih
mengkilat dan merah
adekuat • Perubahan progresif
• Nyeri cepat menghilang
dengan pemberian faktor • Sinovium menebal dan sampai stadium akhir
pembekuan terdapat restriksi sedang di artropati yaitu suatu
pergerakan sendi keadaan fibrosis,
kontraktur, oleh karena
kerusakan sendi
menyeluruh
Gatot D, Handryastuti S. Hemartrosis pada hemofilia. Sari Pediatr. 2000;2(1):35–42.
SINOVITIS KRONIS PSEUDOTUMOR
• Perdarahan sendi berulang akan menyebabkan • Terjadi akibat perdarahan otot dan jaringan lunak yang
sinovium mengalami inflamasi kronik, hipertrofi tidak mendapat terapi adekuatperdarahan yang
dan friable → lebih muda perdarahan spontan terjadi secara perlahan-lahan semakin banyak dan
• Sinovitis kronis pada 20% penderita menekan tulang dan struktur lain di sekitarnya.
hemophilia berat • Sering terjadi pada tulang panjang dan pelvis.
• Tatalaksana sinovitis kronis : pemberian faktor Pseudotumor dapat mencapai ukuran yang sangat
VIII yang lebih agresif (profilaksis) dan terapi besar, merusak struktur neurovaskular dan
fisik rutin → tindakan sinovektomi menyebabkan fraktur patologis.
• Bila sinovitis kronis tidak dapat diatasi → • Diagnosis:klinis dan radiologis.
kerusakan sendi tahap lanjut → hilangnya • Pemeriksaan radiologis yang dianjurkan adalah
sinovium dan kerusakan osteokondral sendi, radiografi polos dan MRI tanpa kontras.
fibrosis dan kontraktur
• Diagnosis : klinis & radiologis
• X-ray : perubahan osteokondral, seperti
penyempitan ruang sendi (cartilage space), erosi
tulang, dan subchondral bone cysts
Ghosh K, Ghosh K. Management of chronic synovitis in patients with hemophilia: With special reference to developing countries. Indian J Hematol Blood Transfus. 2008;24(4):151–4.
van Vulpen LFD, Thomas S, Keny SA, Mohanty SS. Synovitis and synovectomy in haemophilia. Haemophilia. 2021;27(S3):96–102.
MANAJEMEN HEMOFILIA
PROFILAKSIS ON DEMAND
KORTIKOSTEROID
• Pada hemartrosis akut
ANALGESIK dapat digunakan
ANTIFIBRINOLITIK • propoksifen, kortikosteroid dengan
• Desmopresin dosis asetaminofen, dosis (prednison) 1-2
FAKTOR
tunggal 0,3 g/kg DDAVP, ibuprofen, meperidin, mg per kilogram berat
PENGGANTI
IV atau SC dapat kodein, petidin atau badan selama 3-5 hari
• Konsentrat FVIII dan FIX meningkatkan FVIII metadon sebagai dan tidak melebihi 14
• penggantian faktor sebesar 2- 10 lipat alternatif hari untuk sinovitis
pada perdarahan akut (rata-rata, 3 lipat) • dapat mengaburkan kronis
harus cepat dan dalam • Asam traneksamat gejala perdarahan
waktu 2 jam • Asam aminokaproat sendi
epsilon
Karim MA, Jamal CY. A Review on Hemophilia in Children. Bangladesh J Child Heal. 2013;37(1):27–40.
Gatot D, Handryastuti S. Hemartrosis pada hemofilia. Sari Pediatr. 2000;2(1):35–42.
INDIKASI TERAPI BEDAH
Hipertrofi sinovium yang bersifat kronik dan
progresif yang disebabkan hemartrosis Pseudotumor yang terus
01 04 membesar meski-pun telah
berulang dan tidak terkontrol dengan
pemberian terapi pengganti diberikan terapi pengganti dan
radioterapi.
Deformitas sendi berat yang 03 06 Artritis yang berat dengan nyeri dan
membutuhkan osteotomi perdarahan (artroplasti sendi total)
Witkop M, Guelcher C, Forsyth A, Hawk S, Curtis R, Kelley L, et al. Treatment outcomes, quality of life, and impact of hemophilia on
PEMBAHASAN
PADA KASUS
• Pasien menderita hemofilia A
• Pada kasus tidak ditemukan riwayat kelainan pembekuan darah pada keluarga.
Kemungkinan penyebab hemofilia pada pasien adalah karena mutasi spontan.
Ditemukan sekitar 30% kelainan hemofilia akibat mutasi spontan pada ujung
lengan panjang kromosom X.
• Pada kasus dikeluhkan bengkak pada lutut kiri sekitar 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit, disertai nyeri pada lutut, teraba hangat dan kesulitan berjalan.
Keluhan bengkak pada sendi terjadi pada 70-80% pada penderita hemofilia.
• Perdarahan sendi (hemarthrosis) meningkatkan pembengkakan atau
kehangatan kulit di atas sendi; meningkatkan rasa sakit; hilangnya rentang
gerak (range of motion) secara progresif atau kesulitan dalam menggunakan
ekstremitas.
Swary ADK, Andarsini MR, Hajat A. Characteristic of Hemophilia A Patients in Initial Diagnosis in Dr. Soetomo General Hospital Surabaya. Biomol Heal Sci J. 2019;2(1):9.
Ni RM. Seorang penderita hemofilia ringan dengan perdarahan masif. J Ilm Mhs Kedokt Indones. 2017;2(7):113–20.
Jayandharan GR, Srivastava A. Hemophilia: Disease, Diagnosis and Treatment. J Genet Syndr Gene Ther. 2012;01(S1):1–12.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING
Ni RM. Seorang penderita hemofilia ringan dengan perdarahan masif. J Ilm Mhs Kedokt Indones. 2017;2(7):113–20.
TATALAKSANA
• Langkah pertama apabila terjadi perdarahan sendi atau otot akut : RICE (Rest, Ice,
Langkah Compress, Elevation)
awal • Selanjutnya dalam waktu 2 jam setelah perdarahan, penderita hemofilia sudah harus
mendapatkan faktor pembekuan yang diperlukan
• Dosis sesuai dengan organ yang mengalami perdarahan dan derajat hemofilia
Replace-
• Diutamakan menggunakan konsentrat faktor VIII atau faktor IX
ment
therapy • Apabila konsentrat tidak tersedia, dapat diberikan transfuse kriopresipitat untuk
hemofilia A
• Hemofilia A → transfuse kriokresipitat atau konsentrat faktor VIII dengan dosis 0,5 x BB
(kg) x kadar yang diinginkan (%).
• 1 kantong kriopresipitat mengandung sekitar 80 U faktor VIII.
Dosis
• Dosis rumatan empiris : faktor VIII 20 – 25 U/kg setiap 12 jam
• Diawali dengan dosis muatan (loading dose) dua kali dosis rumatan
• Pada kasus, pasien diberikan faktor pengganti dengan dosis 250 U tiap 8 jam
TATALAKSANA
Paracetamol atau acetaminophen
1
Jika tidak efektif↓
PADA PASIEN INI
COX -2 inhibitor (contohnya colecoxib, meloxicam, • Pada kasus diberikan anti nyeri
nimesulide dll)atau yaitu paracetamol dengan
Paracetamol atau acetaminophen ditambah kodein dosis 200 mg/ 8 jam.
2
(3-4 kali per hari)atau
Paracetamol atau acetaminophen ditambah
tramadol (3-4 kali per hari)
Morfin: Gunakan obat yang memiliki sifat lepas
lambat dengan obat lepas cepat sebagai
3 analgesik. Tingkatkan penggunaan obat lepas
lambat jika obat lepas cepat digunakan lebih dari 4
kali/hari.
Srivastava A, Santagostino E, Dougall A, Kitchen S, Sutherland M, Pipe SW, et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020;26(Suppl 6):1–158.
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
• Kompres es pada sendi yang terkena selama 15 menit setiap 1-2 jam selama 48 jam
pertama
RICE
• sendi dibebat atau diimobilisasi kurang lebih selama 24 jam
• anggota badan yang terkena ditinggikan untuk menurunkan tekanan hidrostatik vena
• Aspirasi pada hemartrosis akut dipertimbang-kan pada hemartrosis berat yang ditandai
ASPIRASI adanya distensi pada kapsul sendi
• Dilakukan dalam waktu 24 jam sejak awal perdarahan
• Apabila dengan pemberian faktor pembekuan masih terjadi hemartrosis (tiga kali berturut
SINOVEKTO turut dalam waktu 60 hari) maka tindakan sinovektomi medikal dengan injeksi asam
MI MEDIKAL
osmik, rifampisin atau radiokoloid perlu dipertimbangkan