Anda di halaman 1dari 7

KONSEP MUZAKKI DAN

MUSTAHIQ

Dosen pengampu :
H. Ali Akbar,M. Ag

Disusun oleh : Kelompok 10


1.Fauzian al-zikri
2.Yonanda Lubis
3.Muhammad nur shiddid
4.Suci fitriyani barutu
 
1. Muzakki dan Syarat-Syaratnya

Muzakki adalah seseorang yang berkewajiban mengeluarkan zakat.


Menurut Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1, muzakki adalah
orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.
Zakat hanyalah diwajibkan atas orang yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Islam
2. Merdeka
3. Baligh dan berakal sehat
4. Memiliki harta atau kekayaan yang cukup nisab
5. Memiliki harta atau kekayaan yang sudah memenuhi haul
6. Memiliki harta secara sempurna
7. Orang yang berkecukupan atau kaya
Table of
Contents
2. Mustahiq dan Syarat-syaratnya
Menurut Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
pasal 1, mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. Oleh Section 1

karena itu,zakat harus dibagikan kepada golongan-golongan yang telah


ditentukan yakni : Section 2

1. Fakir
Section 3
2. Miskin
3. Amil zakat Section 4
4. Muallaf
Credits
5. Budak
6. Gharim (orang yang berhutang)
7. Fi sabilillah
8. Ibnu sabil
3. Pergeseran Konsep Mustahiq dan Muzakki di era kalsik
Ulama fiqih yang paling luas dalam menggambarkan golongan barang yang wajib dibayarkan zakatnya adalah Abu
Hanifah. Dalam kewajiban zakat Abu Hanifah tidak mewajibkan nishab waktu setahun atasnya. Ia tidak mewajibkan
semua zakat kecuali bagi orang yang sudah baligh.
1. Muzakki
Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.
Disyaratkan pada orang yang wajib mengeluarkan zakat hal-hal berikut ini:
a. Baligh.
b. Berakal
2. Mustahiq
Penjelasan mengenai kelompok mustahiq diantaranya:
a. Fakir (al-fuqara’)
Al-fuqara’ adalah bentuk jama dari kata al-faqir. Al-faqir menurut madzab Syafi’i dan Hambali adalah orang
yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
b. Orang Miskin (al-masakin)
Al-masakin adalah bentuk jama’ dari kata al-miskin. Orang miskin ialah orang yang memiliki
pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya.

c. Panitia Zakat (Amil)


Panitia zakat adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia ini disyaratkan memiliki sifat
kejujuran dan menguasai hukum zakat.

d. Muallaf yang perlu ditundukkan hatinya


Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang yang lemah niatnya untuk memasuki
islam. Mereka diberi bagian dari zakat agar niat mereka memasuki islam menjadi kuat. Mereka terdiri atas
dua macam: muslim dan kafir.

e. Orang Yang Memiliki Utang


Mereka adalah orang-orang yang memiliki utang, baik hutang itu untuk dirinya sendiri maupun
bukan, baik utang itu dipergunakan untuk hal-hal yang baik maupun untuk melaksanakan kemaksiatan.
4. Pergeseran Konsep Muzakki dan Mustahiq di Era kontemporer

Rekonstruksi konsep zakat diartikan sebagai upaya pemaknaan ulang zakat dalam hal
hal yang bersifat praktis, bukan dalam ranah konsep dasar sebagaimana dipaparkan
pada bab sebelumnya. Zakat tetap hukumnya wajib, hanya kemudian barang apa saja
yang harus dizakati perlu direnungi ulang. Zakat selama ini hanya diasumsikan kepada
zakat fitrah dan lima jenis zakat yang sudah umum dibincang dalam kitab-kitab fiqih
klasik. Kelima sumber zakat itu adalah zakat emas perak, pertanian, peternakan,
perdagangan, dan barang temuan.

a. Muzakki

Pergeseran konsep muzakki sebagai orang kaya dalam masa sekarang ini, selain
terkait dengan pergeseran konsep zakat, juga terkait dengan bagaimana kita
melihat dan menafsirkan ketentuan-ketentuan tentang wajibnya seseorang
mengeluarkan zakat.
b. Mustahiq

Konsep mustahiq zakat juga mengalami pergeseran sehingga memerlukan


pemaknaan ulang. Mustahiq sebagaimana disebut dalam surat At-Taubah
terdiri atas delapan golongan,yakni faqir, miskin, amil, mualaf, riqab,
gharim, sabililah, dan ibnu sabil.

0 1.
NEXT!

Anda mungkin juga menyukai