Anda di halaman 1dari 70

Oleh

ASEP SUPRIATNA

BPSDMD PROVINSI BANTEN


2019
BIODATA
Nama : Asep Supriatna, SP.,MM
NIP : 19630104 198803 1 012
Pangkat/gol : Pembina Tk. I (IV b)
INSERT
Jabatan YOUR HEADLINE
: Widyaiswara HERE
Ahli Madya
Tp Tg Lahir : Bandung, 04 Januari 1963
Unit Kerja : BPSDMD Provinsi Banten
Rumah : Taman Pipitan Indah C10/29
Kec. Walantaka-Kota Serang
Almt Kantor : Jl. Ry. Lintas Timur Km 4,
Karangtanjung, Pandeglang
HP / e-mail : 0813 1662 7202
asep65115@gmail.com
HYMNE PAMONG
(ABDI PRAJA DHARMA SATYA NAG
ARA BHAKTI Prof. Rusdibiyono
)

2x
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta diharapkan mampu menanamkan
nilai-nilai etika dan membentuk sikap
serta perilaku yang patuh terhadap
standar etika publik yang tinggi.
B. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan
peserta dapat :
a. Memahami kode etik dan kode perilaku pejabat
publik;
b. Mengenali bentuk-bentuk sikap dan perilaku
yang bertentangan dengan kode etik dan kode
perilaku serta implikasinya atas pelanggaran
kode etik dan kode perilaku tersebut;
c. Menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan kode etik dan kode perilaku.
KODE ETIK DAN PERILAKU
PEJABAT PUBLIK
 Desi Fernanda, 2006 menjelaskan bahwa
Etika, berasal dari kata ethikos / ethos
(bahasa Yunani) yang artinya kebiasaan
atau watak.
 Sehari-hari, dikenal juga istilah etiket yang
berarti cara bergaul, cara berperilaku yang
baik atau sopan santun.
 Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas
baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan
atau bagaimana melakukan yang baik atau
benar.

Nilai-nilai etika adalah nilai-nilai normatif dalam


berinteraksi dengan masyarakat dan
lingkungannya

• Secara konseptual, dalam sebuah organisasi


etika merupakan norma-norma yang mengatur
dan mengukur perilaku profesional seseorang.
 Etika dipahami sebagai sistem penilaian
perilaku, serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara dalam pengambilan
keputusan, untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan yang buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
(Catalano, 1991)
Moral berasal dari kata mos atau mores
(Latin) artinya cara hidup atau kebiasaan,

Moral atau moralitas adalah nilai-nilai dalam


diri yang mengendalikan patuh atau tidak
patuhnya seseorang terhadap nilai-nilai etika.

Moralitas menentukan sampai seberapa jauh


seseorang memiliki dorongan untuk
melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-
prinsip etika.
(Dalam : Tri Widodo W. Utomo, Etika & Pembangunan Integritas Aparatur, ppt)
• Kode Etik adalah etika yang telah
dirumuskan dan disepakati oleh komunitas
tertentu;
• Kode Etik Profesi dibuat untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok profesi
tertentu melalui ketentuan-ketentuan
tertulis, diharapkan kelompok profesi
tersebut dapat memegang teguh kode
etiknya, misalnya kode etik jurnalistik, kode
etik kedokteran, kode etik guru, kode etik
perencana, dll.
Septiana Dwiputrianti, 2014
Diskusi Kelompok
Tulis dan jelaskan salah satu bentuk kode etik
profesi sesuai dengan tugas/fungsi dari
perwakilan anggota kelompok :
1.Kode Etik GURU,
2.Kode Etik APOTEKER,
3.Kode Etik NOTARIS,
4.Kode Etik HAKIM,
5.Kode Etik KEDOKTERAN
Pasal 5 UU No. 5 th. 2014 :

• Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga


martabat dan kehormatan ASN, berisi pengaturan perilaku
agar Pegawai ASN :

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,


dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
lanjutan

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;


7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11. Memegang teguh Nilai Dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
 Lembaga yang berfungsi mengawasi
pelaksanaan norma dasar, kode etik dan
kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem
Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN
pada Instansi Pemerintah adalah Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN)
NILAI-NILAI DASAR ASN (Pasal 4, UU ASN)

1.Memegang teguh ideologi pancasila;


2.Setia pada UUD RI th 1945 serta pemerintahan yang sah;
3.Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4.Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5.Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6.Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7.Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8.Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9.Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10.Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
11.Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12.Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
LAN – RI, 2014
 Haryatmoko, 2011 menjelaskan bahwa yg
dimaksud dengan etika publik adalah etika
yang mengatur subjek yang terlibat dalam
pemberian pelayanan kepada publik dan
pemberdayaan masyarakat.
 Subjek yang terlibat dalam pelayanan publik
dan pemberdayaan masyarakat antara lain
mereka yang memiliki kedudukan sebagai
pejabat pemerintah, pejabat politisi, tokoh
agama, para pemimpin LSM, dll
 Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan / atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik
(UU RI No. 25 th. 2009 ttg Pelayanan Publik)

Kualitas Pelayanan Publik sangat tergantung


pada penghayatan dan implementasi nilai moral
dan etika publik oleh para pegawainya
TUJUAN
Berkualitas & Relevan

PELAYANAN
PUBLIK

MODALITAS TINDAKAN
(Akuntabel, Transfaran, Netral) ( Integritas Publik )
Dimensi Etika Dalam Pelayanan Publik
Menurut Haryatmoko, 2011
Dimensi Etika dalam Organisasi

• Hubungan antara anggota dengan


organisasi
• Hubungan antar sesama anggota pada
satu organisasi
• Hubungan antar anggota organisasi yang
berlainan, juga hubungan anggota suatu
organsasi dengan organisasi lainnya
(Desi Fernanda, 2006)
• Pelayanan Publik yang profesional
membutuhkan kompetensi teknik, leadership,
juga kompetensi etika.
• Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan
diskriminatif.
• Etika publik mengarahkan bagaimana nilai-
nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dll dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat.
 Profesionalitas merupakan persyaratan yang
tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi pejabat
publik dengan prinsip ”the right man on the
right job”.
 Masih banyak pejabat publik, mewarisi kultur kolonial yang
memandang birokrasi hanya sebagai sarana untuk
melanggengkan kekuasaan dengan cara memuaskan
pimpinan.
 Berbagai cara dilakukan hanya sekedar untuk melayani dan
menyenangkan pimpinan.
 Loyalitas hanya diartikan sebatas menyenangkan pimpinan,
atau berusaha memenuhi kebutuhan pribadi pimpinan.
 Kalau itu yang dilakukan oleh para pejabat publik,
peningkatan kinerja organisasi tidak mungkin dapat terwujud
Perubahan Mindset
Melalui implementasi kode etik dan kode perilaku
ASN diharapkan dapat merubah paradigma sbb :
Reformasi Birokrasi juga menuntut pejabat publik mampu
menerapkan prinsip-prinsip
good governance sbb :
a. Participation
b.Rule of law
c.Transparancy
d.Responsiveness
e.Consensus orientation
f.Equity
g.Effectiveness and efficiency
h.Accountability
i.Strategic vision
j.Interrelated UNDP (1997)
NILAI-NILAI DASAR ANTIKORUPSI
a. Jujur,
b. Peduli,
c. Mandiri,
d. Disiplin,
e. Tanggung Jawab,
f. Kerja Keras,
g. Sederhana,
h. Berani,
i. Adil.
(Tof-anti Korupsi, LAN-RI, 2014)
BENTUK-BENTUK
KODE ETIK DAN
IMPLIKASINYA
Bentuk-bentuk Kode Etik
 Kode Etik adalah etika yang telah dirumuskan dan
disepakati, guna mengatur dan mengukur perilaku
profesional seseorang;
 Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-
kaidah atau norma yang harus ditaati secara
sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi
publik;
 Kode etik (ethical codes) biasanya merujuk pada
kodifikasi etika publik yang berlaku dalam profesi
tertentu;
Bentuk-bentuk kode etik antara lain :
Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Apoteker, Kode
Etik Kebidanan, Kode Etik Dosen, Kode Etik Guru,
Kode Etik Perencana, Kode Etik Penyuluh, Kode
Etik Pustakawan, Kode Etik Arsiparis, dll.
 Karena ASN merupakan sebuah profesi
pelayan publik, maka rumusan kode etik dan
kode perilaku ASN, juga kode etik profesi harus
benar-benar dipahami dan dilaksanakan
dengan baik karena memiliki ketentuan dan
sistem sanksi yang jelas.
Kode Etik dirumuskan supaya pegawai pemerintah
memiliki kewaspadaan profesional dan
kewaspadaan spiritual serta memahami berbagai
patokan sikap mental dalam berperilaku dan
bertindak.
 Jika aparat pemerintah maupun masyarakat sudah
memiliki dasar norma etika yang kuat, ketaatan
terhadap norma hukum akan mengikuti, sehingga
tindakan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan atau
bentuk-bentuk penyimpangan lain akan dapat
dicegah.
 Dengan diterapkannya kode etik, warga
masyarakat akan memiliki kepercayaan (trust)
yang tinggi kepada aparatur pemerintah karena
pelayanan yang profesional dan sekaligus
mengandung nilai-nilai afeksi yang kuat.
Sebagai aparat pemerintah, para pejabat publik dan pegawai
pemerintah wajib :
 Menaati prosedur, tata-kerja dan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah;
 Mengutamakan aspirasi masyarakat dan peka terhadap
kebutuhan masyarakat;
 Memperhatikan nilai-nilai etis dalam bertindak dan berperilaku;
 Memiliki kewaspadaan profesional dan kewaspadaan spiritual
(kearifan, kejujuran, keuletan, sikap sederhana dan hemat,
tanggung-jawab, serta akhlak dan perilaku yang baik).
 Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup
kekuasaan (power authority) masing-masing yang
dipegang oleh pejabatnya.
 Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat,
semakin besar juga implikasi dari penggunaan
kekuasaan tersebut bagi warga masyarakat,
 Oleh karena itu, azas etika publik mensyaratkan agar
setiap bentuk kekuasaan pejabat dapat memenuhi
tanggung jawabnya serta dibatasi dengan norma
etika maupun norma hukum.
Para pemegang kekuasaan perlu memperhatikan
legitimasi sosiologis, legitimasi legal-formal dan
legitimasi etis.

Kekuasaan yang memiliki legitimasi paling kuat adalah


yang memenuhi landasan legitimasi etis, karena :
Landasan legitimatis etis memiliki basis yang sangat
kuat bagi perilaku manusia, sehingga keabsahan
penggunaan kekuasaan lebih terjamin;
Legitimasi etis berada di belakang setiap tatanan
normatif , menjadi penopang berbagai ideologi dan
aturan hukum yang terdapat di dalam masyarakat;
 Konflik kepentingan adalah tercampurnya
kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan organisasi
 Dalam organisasi pemerintah konflik kepentingan
akan mengakibatkan penyalahgunaan
kekuasaan, pengerahan sumberdaya publik yang
kurang optimal dan peningkatan kesejahteraan
rakyat terabaikan.
 Aji mumpung (self-dealing),
 Suap menyuap (bribery, embezzlement, graft),
 Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling)
untuk kepentingan karir /bisnis,
 Pemanfaatan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi,
 Pemanfaatan informasi rahasia untuk mendapatkan
keuntungan secara informal,
 Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting),
menggunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk
investasi pribadi.
Paul Douglas (1993), beberapa tindakan yg masuk dalam
kategori konflik kepentingan :
 Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan
swasta untuk keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan
jabatan kedinasan,
 Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat
melaksanakan transaksi kedinasan,
 Membicarakan masa depan di luar instansi pada saat
bertugas,
 Membocorkan infrormasi komersial atau ekonomis yang
bersifat rahasia kepada pihak yang tidak berhak,
 Terlalu erat berurusan dengan pihak di luar instansi
pemerintah yang menjalankan bisnisnya tergantung pada
izin pemerintah.
1. TAP MPR No. VI /MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa
2. UU No. 28 Th 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang
Bersih dan Bebas dari KKN
3. UU No. 5 Th. 2014 tentang ASN,
4. PP No. 21 Th. 1975 tentang Sumpah/Janji PNS,
5. PP No. 42 Th. 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
PNS,
6. PP No. 53 Th. 2010 tentang Disiplin PNS,
7. PP No. 11 Th. 2017 tentang Manajemen PNS,
8. Surat Men PAN-RB No. B/71/M.SM.00.00/2017 tentang
Pelaksanaan Netralitas bagi ASN,
9. dll

41
DISKUSI KELOMPOK
1. Pokok-pokok Etika Kehidupan Berbangsa menurut
TAP MPR No. VI /MPR/2001;
2. Asas umum penyelenggaraan negara, kewajiban
penyelenggara negara dan peran serta masyarakat
menurut UU No. 28 Th 1999;
3. Komisi ASN menurut UU No. 5 Th. 2014;
4. Etika dalam bernegara, berorganisasi,
bermasyarakat, etika terhadap diri sendiri dan etika
sesama PNS menurut PP No. 42 Th. 2004;
5. Jenis-jenis Hukuman Disiplin menurut PP No. 53
tahun 2010.
PP. No. 21 Th. 1975 ttg Sumpah /Janji PNS
HYMNE PAMONG
(ABDI PRAJA DHARMA SATYA NAGARA BHAKTI)
Prof. Rusdibiyono
Dalam PP N0. 42 th. 2004
 Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh
PNS, yaitu :
 Ketaqwaan kepada Tuhan YME
 Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan
UUD 1945
 Semangat Nasionalisme
 Mengutamakan kepentigan negara
 Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan
 Penghormatan terhadap HAM
 Tidak diskrimiatif
 Profesionalisme, netral dan bermoral tinggi
 Semangat jiwa korp
PANCA PRASETYA KORPRI
KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA ADALAH
INSAN YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG
MAHA ESA, BERJANJI :

1.SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN DAN PEMERINTAH


REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

2.MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA


SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA
NEGARA
3.MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT DI
ATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN

4.MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA


KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
5.MENEGAKAN KEJUJURAN, KEADILAN, DAN DISIPLIN SERTA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN PROFESIONALISME.
MARS KORPRI
Ciptaan El Pohan

Satukan irama langkahmu


Bersatu tekad menuju ke depan
Berjuang bahu membahu
Memb'rikan tenaga tak segan

Membangun negara yang jaya


Membina bangsa besar sejahtera
Memakai akal dan daya
Membimbing, membangun, mengemban

Berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar Empat Lima


Serta dipandukan oleh haluan negara kita maju terus
Di bawah panji KORPRI, kita mengabdi tanpa pamrih
Di dalam naungan Tuhan yang Maha Kuasa
KORPRI maju terus
Cuplikan Peraturan
Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS,
PNS Dilarang:

Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil


Presiden, DPR, DPD, atau DPRD dengan cara :

a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye; (sedang)


b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan
atribut partai atau atribut PNS; (sedang)
c. Sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain; (sedang)
d. Sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara; (berat)
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/
Wakil Presiden dengan cara :

a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang


menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; (berat)

b. Mengadakan kegiatan yang mengarah pada


keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
(sedang)
Memberikan dukungan kepada calon anggota
Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan; (sedang)
Memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah, dengan cara :

a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk


mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah; (sedang)
b. Menggunakan fasilitas yang terkait
dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
(berat)
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau
merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye;
(berat)
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah pada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat. (sedang)
Hukuman Disiplin Ringan Dijatuhkan
Apabila :
 Pelanggaran yang dilakukan berdampak negatif
kepada unit kerja.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama :
 5 hari kerja – Teguran Lisan.
 6 s.d. 10 hari kerja – Teguran Tertulis.
 11 s.d. 15 hari kerja – Pernyataan Tidak Puas
Secara Tertulis.
Hukuman Disiplin Sedang Dijatuhkan
Apabila :
 Pelanggaran yang dilakukan berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan.
 Sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25%
sampai dengan 50%.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama :
• 16 s.d. 20 hari kerja – Penundaan Kenaikan Gaji
Berkala Selama 1 Tahun.
 21 s.d. 25 hari kerja – Penundaan Kenaikan Pangkat
Selama 1 Tahun.
 26 s.d. 30 hari kerja – Penurunan Pangkat Setingkat
Lebih Rendah Selama 1 Tahun.
Hukuman Disiplin Berat Dijatuhkan
Apabila :
 Pelanggaran yang dilakukan berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara.
 Sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25%.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama :
 31 s.d. 35 hari kerja – Penurunan Pangkat Setingkat
Lebih Rendah Selama 3 Tahun.
 36 s.d. 40 kerja – Pemindahan Dalam Rangka
Penurunan Jabatan Setingkat Lebih Rendah.
 41 s.d. 45 hari kerja – Pembebasan Dari Jabatan.
 46 hari kerja atau lebih – Pemberhentian Dengan
Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri, atau
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat.
Etika dalam Jabatan Pemerintah
Pada pasal 5, UU No. 28 / th. 1999, dijelaskan
bahwa setiap penyelenggara negara wajib :

a. Mengucapkan sumpah/janji sesuai dengan


agamanya sebelum memangku jabatannya
b. Melaporkan dan bersedia diperiksa kekayannya
sebelum, selama dan setelah menjabat
c. Tidak melakukan KORUPSI, Kolusi dan Nepotisme,
d. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan
suku, agama, ras dan golongan
(Lanjutan)

e. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung


jawab dan tanpa pamrih serta tidak melakukan
perbuatan tercela.
f. Bersedia menjadi saksi dalam perkara KORUPSI,
Kolusi dan Nepotisme serta dalam perkara lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kewajiban dan Larangan
Pasal 23, UU No. 5 th. 2014 ttg ASN, bahwa Pegawai ASN wajib :
a.Setia dan taat pada pancasila, UUD RI th. 1945, NKRI dan
pemerintah yang sah;
b.Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c.Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d.Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e.Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f.Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
g.Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h.Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara NKRI.
Larangan bagi PNS, Bedasarkan PP No. 53 Th 2010 tentang Disiplin
PNS, Pada Pasal (4)

Setiap PNS dilarang :

a.Menyalahgunakan wewenang;
b.Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan
orang lain;
c.Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan/atau lembaga atau organisasi
internasional;
d.Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing;
e.Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara
secara tidak sah;
lanjutan

f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,


bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun
juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Memberikan dukungan kepada capres&cawapres/caleg dan
calaon-calon pejabat politis lainnya
 Pelaksanaan Kode Etik dalam perilaku nyata,
tergantung pada niat baik dan sentuhan moral
yang ada dalam diri pegawai atau pejabat sendiri,
 Oleh karena itu, maka kepada para pegawai atau
para pejabat diharapkan ketaatan dan
kesadarannya yang tulus dalam menerapkankan
kode tersebut.
AKTUALISASI ETIKA ASN

Oleh :
ASEP SUPRIATNA

IGNASIUS YONAN
Berdasarkan Aktualisasi Nilai-nilai
Etika dan Integritas …….
Bagaimana Kondisi Kepemimpinan di
Indonesia Saat Ini ?
SEANDAINYA BANGSA INDONESIA BERKEINGINAN KUAT AKAN
MELAKUKAN BERBAGAI UPAYA DEMI LAHIRNYA PEMIMPIN-
PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS…
Saya merasa :…

++ + 0 - --
sangat optimistis ragu - ragu pesimistis sangat
optimistis pesimistis
Nama :
No. Presensi :
Angkatan :

Penerapan Nilai-nilai Dasar Etika yang Akan Diperbaiki


/ Ditingkatkan di Tempat Kerja (sesuai tusi) :
a.Kondisi Eksisting,
b.Kondisi yang Diharapkan,
c.Srategi /Silusi Perbaikan
Oleh :
ASEP SUPRIATNA

I hope you have gained useful information

Anda mungkin juga menyukai