Anda di halaman 1dari 38

BESAR SAMPEL

Pendahuluan
 Hipotesis dan desai penelitian dapat
memberikan arah untuk menentukan
perhitungan besar sampel yang tepat
 Hipotesis satu sampel dan dua sampel
 Desain yang biasa digunakan adalah cross
sectional, case control, kohort dan
exsperimen
 Banyak rumus perhitungan besar sampel
Lanjutan
 Sampel yang biasa dikenal sampel
independen dan sampel dependent.
 Uji statistik yang tepat sesuai dengan data.
 Sampel Independent maksudnya tidak ada
kaitanya antara pengamatan pada satu
variabel dengan pengamatan pada variabel
lainnya
 sampel dependent memberi maksud ada
kaitan antara pengamatan pada satu
variabel dengan pengamatan pada variabel
lainnya
Besar sampel untuk hipotesis
satu sampel pada populasi
 pada penelitian survei
 desai cross sectional
 Terkait dengan presisi
 Contoh hipotesis : Prilaku baik
pemberian makanan bayi lebih
banyak banyak terjadi pada keluarga
inti.
Teori SLOVIN
Slovin (Dalam buku Sevillla, et all, 1993 : 161) ;
menyatakan bahwa, teknik penentuan sampel akan
menggunakan kaidah sampling yang representatif,
yaitu penentuan sampel secara acak (random)
sehingga sampel yang diambil akan mencerminkan
populasi yang ada. Untuk menetapkan jumlah atau
ukuran sampel (misalnya jumlah responden),
digunakan rumusan berikut ini (Dalam buku Burhan
Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Kencana) N dimana :
n = N = Jumlah Populasi
1  N (e 2 ) n = Ukuran sampel penelitian
e = Konstanta pemahaman sampel yang
ditetap-
kan atau dapat berarti kekeliruan
sampling yang diijinkan, misalnya diambil
sebesar 1 %, atau 5 % atau 10 %. Dalam
penelitian sosial, dapat dizinkan sampai 20%.
Contoh:
Apabila ukuran sampel sebesar 4.540, dengan presisi sebesar
10% (0,1) maka ukuran sampel dapat diperoleh sebesar
97,84  98 orang.
KONSEP PERSENTASE POPULASI UTAMA
Adapula rumus sampling yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi
(1983, 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press) dengan rumus:
2
 Z 1 / 2 
n  pq 
Keterangan:  b 
n = ukuran sampel
 = sama dengan atau lebih dari
p = proporsi populasi persentase kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi
Z1/2 = besarnya harga Z untuk  tertentu (95% atau 99%)
b = persentase perkiraan membuat kekeliruan dlm menentukan
sampel

Contoh:
Jika diketahui jumlah guru SMA di Aceh 400.000 orang, di antara mereka
yang tinggal di daerah perdesaan sebanyak 5.000 orang. Berapa ukuran
sampel yang diperlukan untuk penelitian di atas.
Proporsi mereka yang tinggal di perdesaan adalah 5.000/400.000 x 100%
= 12,5% atau p= 0,125. dan q = 1 – 0,125 = 0,875.
Z1/2 untuk  = 0,05 adalah 1,96.
Kemungkinan membuat kekeliruan sebesar 5% atau 0,05. 2
 1,96 
Dimasukkan ke dalam rumus, sehingga diperoleh:
n  0,125 x0,875   168,05  169
 0,05 
Teori MACHIN
Untuk menentukan jumlah sampel, perlu dipertimbangkan
besaran error’s estimated atau kekeliruan sampling () dan
kuasa uji (power test) yaitu , (Machin, 1976) sehingga sampel
minimal yang diambil secara acak dinyatakan dengan rumus
berikut
(Z1/2   Z1/2 )
2

n=
dimana ; U 2
U = ½ ln [ (1+)/(1-)], atau
U = ½ ln [ (1+)/(1-)] + [/2(n-1)]
= didefinisikan sebagai besar korelasi terkecil
yang mungkin
antara variabel X dan Y.

Z1/2 dan Z1/2 diperoleh dari table kritis uji-Z (Tabel Z)


 untuk  = 1% maka Z1/2 = 2,14
 untuk  = 5% maka Z1/2 = 1,96
 untuk  = 10% maka Z1/2 = 1,64
Teori MAXIMUM METHODS
Sampel yang ditetapkan sebagai objek penelitian
ditentukan ukurannya (Sample size) menggunakan rumusan
dengan mempertimbangkan besaran error’s estimated atau
kekeliruan sampling () yang lazim diperkenankan yaitu
sekitar 5% atau 10%, demikian juga Bound of error (BE) atau
batas kesalahan maksimal dalam analisis sebesar 5% atau
10%, dengan kata lain peneliti
n = memiliki keyakinan yang
cukup (95 persen atau 90 persen) penetapan ukuran sampel
minimal yang akan dipakai untuk analisis masalah didasarkan
ukuran populasi yang diketahui (N diketahui). Dengan
menetapkan asumsi diatas, nmaka= sampel minimal yang
diambil secara probabilitas, dinyatakan dengan rumus
Maximum Methods, yaitu :
n0
n=
n0  1 Keterangan : N = jumlah unit populasi
1
N BE = Bound of error = 0,05 atau
0.10
dimana ;  = error estimated 5 %
2 (derajat kepercayaan 95 %),
 Z / 2 
no = 
 2 BE 
Contoh : [ Cara MACHIN ]
Seseorang melakukan penelitian tentang tanggapan
masyarakat (KK) tentang otonomi desa di Kabupaten Subang.
Diketahui di Kab.Subang terdapat 321.193 jiwa kepala
keluarga (KK).
Andaikan nilai  = 5 % dan  juga 5 %, serta korelasi 
sebesar 0,2 maka ukuran sampel minimal yang diambil dalam
hal ini adalah sebesar 400 unit. Yaitu dihitung dengan rumus
diatas, atau :
n = (1,96 + 1,96)2 / [ ½ ln { (1+0.2)/(1-
0.2)}] = 400
Contoh : [ MAXIMUM METHODS ]
Ingin diteliti para pengusaha sepatu Cibaduyut, yang
termasuk benar-benar pengusaha, penelitian ini ingin
menggambarkan karakter pengusaha tersebut. Andaikan
diketahui N = 39, dengan menetapkan
 = 10% sehingga Z/2 = 1,64.
Maka sampel yang diambil = 67,24
dan, ukuran sampel minimal yang ditetapkan dihitung dengan
persamaan diatas, yaitu sebagai berikut :
n0
n = = (67,24)/[1+(67,24-1)/39] = 24,91
n 1
1 0
Natau ukuran sample minimal sekitar 25 orang (Pengusaha
HASIL PARA AHLI (Konsep Tabel)

Cara ini mengetengahkan pula cara menentukan sampel


penelitian menggunakan tabel. Namun, tabel yang
akan digunakan adalah tabel Cohen Manion dan
Morrison.
Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan
tiga penulis) ini cukup menarik.[1] Pertama,
penentuan populasi yang diprediksi dalam
pengambilan sampelnya hingga 1 juta anggota
populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan
penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-
masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga,
tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian
(alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01. Baiklah,
tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Besar sampel untuk satu
sampel populasi presisi
 Rumus Z 21 / 2 PQ
n
d2
 n = Besar sampel
 Z1-α/2 = 1,96 pada α 0,05
 P = Proporsi prevalensi kejadian
(0,3)
 d = Presisi ditetapkan (0,1)
Contoh kasus
 Suatu penelitian dilakukan di
Kabupaten Bantul untuk mengetahui
perilaku ibu dalam memberikan
makanan kepada bayi. Jika penelitian
yang dilakukan menginginkan
ketepatan 10%, tingkat kemaknaan
95% dan diketahui prevalensi
pemberian makanan bayi baik 30%.
Berapa sampel yang harus diambil
pada kasus diatas?
Latihan
 Suatu penelitian dilakukan di rumah
sakit sardjito. Penelitian dilakukan
terhadap penyakit diare. Jika pada
penelitian menginginkan ketepatan
5%, dengan kemaknaan 95%, dan
jika diketahui proporsi diare 10%.
Berapa sampel yang harus diambil
pada penelitian ini?
Latihan
 Penelitian dilakukan di smp negeri 1
beringin untuk mengetahui perilaku
penanganan disminorhe pada remaja
putri. Jika penelitian yang dilakukan
menginginkan ketepatan 5%, tingkat
kemaknaan 90% dan diketahui
prevalensi disminorhe 50%. Berapa
jumlah sampel yang diperlukan…?
Besar sampel untuk satu
sampel populasi proporsi
 Rumus
n
 z
1 p0 1  p0   Z1  Pa1  Pa   2

 Pa  P0  2
 Po= proposi awal
 Pa=proporsi yang diinginkan
 α= level of signifikan
 β= power
 N= besar sampel

Contoh (sebuah diskusi)
 Suatu penelitian survei terdahulu
diketahui jika angka prevalensi
ketrampilan rendah pada perawat di
RSU PKU Muhammadiyah 20%.
Berapa jumlah perawat yang harus
diteliti dalam survei jika diinginkan
90% kemungkinan dapat mendeteksi
bahwa angka prevalensi ketrampilan
rendah pada perawat 15%.
Pertanyaan
 Apa hipotesis yang tepat untuk kasus
diatas?
 Desain penelitian apa yang tepat
untuk kasus diatas?
 Berapa sampel yang harus terambil?
Besar sampel untuk hipotesis
dua proporsi populasi/ relative
risk
 Biasa digunakan pada desain kohort dan dapat juga
digunakan pada desain cross sectional.
 Rumus

n
Z1 / 2  2 P1 P    Z1   P11 P1   P21 P2  2

 P1  P2 2
 P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada
kelompok BBLR
 P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada
kelompok BBLN
 α = 0.05
 Zα = 1.96
 ß = 0.20
Besar sampel untuk hipotesis
odd rasio
 Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih
menekankan pada proporsi kelompok kasus
atau kontrol.
 Rumus
n
 Z   / 2 2 P * 1  P *  Z  
1 2 2 1 P1 * 1  P1 *  P2 * 1  P2 *  2

 P1 *  P2 * 2

(OR) P2 *
P1 
(OR) P2 * (1  P2 *)
Lanjutan
 N : Besar sampel pada masing masing
kelompok
 P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan
dini pada kejadian tidak ISPA.
 P2 : Proporsi bayi yang tidak
penyapihan dini pada kejadian tidak
 ISPA.
 Z1- : Level of significance,
 Z1- : Power of the test (80 %)
 OR : odd rasio
Contoh sebuah diskusi
 Suatu penelitian dilakukan untuk
mengetahui kaitannya penyapihan dengan
kejadian ISPA. Jika diperoleh data sbb:
 Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96
 Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84
 OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)
 P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian
Cesar, 1999)
 Berapa sampel yang harus terambil?
Besar sample untuk penelitian
dua populasi mean
 Besar sampel untuk rata-rata satu populasi
 2  Z1  Z1  
2

n
  0  1  2
 Besar sample untuk rata-rata dua populasi.

2  Z1  Z1  
 2 2

n
 1   2  2
Keterangan
 N = besar sampel
 S = standar deviasi
 Z = level of signifikan
 Z = power
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
Contoh
 Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A.
jika diketahui sebagai berikut:
 N = besar sampel
 S = standar deviasi (1.70 berdasarkan
penelitian Sharavage, 2006)
 Z = 0,05
 Z = 0,20
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72
 Berapa sampel yang harus diambil?
Sistematika pemilihan uji statistic
 Menekankan pada jenis hipotesis
 Menekankan pada skala data
PENGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK
Data Bentuk Hipotesis
Deskriptif Komparatif 2 sampel Komparatif > 2 sampel Asosiatif
(1 relate independent related independent
varabel)
Nominal - Binomial Mc - Fisher exact - X2 k - X2 k sample Contgensi
- Chi Nemar - Probability sample
square 1 - X2 two - Choncran
sampel sampel

Ordinal Run test - Sing test - Man witney Friedman - Median - Spearman
- Wiloxon U test two way Extension rank
matche - Median test anova - Kruskal -Kendal
paired - Kolmogorof Wallis tau
Smirnov One way
- Wald Wold Anava
Witz
Interval t-test T test of T test - One way - Pearson
Rasio related Independent anova - One way Product
- Two way anova moment
anava - Two way - multiple
anava correlation
- regresi
Latihan (sebuah studi)
 Tujuan penelitian:hubungan antara
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi obat
malaria terhadap kejadian bayi berat lahir
rendah.
 Hipotesis: Peluang ibu yang tidak patuh
dalam mengkonsumsi obat malaria lebih
tinggi pada kelompok BBLR di banding
dengan yang tidak BBLR.
 Desain: case control
METODE PENGUMPULAN DATA
 Pengamatan
 Wawancara
 angket
BEBERAPA JENIS PENGAMATAN
 Pengamatan terlibat(observasipartisipatif)
 Pengamatan sistematis
memiliki kerangka atau struktur yang jelas
 Observasi eksperimental
Pengamatan dilakukan dengan amat teliti atau
observer dimasukan kedalam suatu kondisi.
Kelebihan dan kekurangan teknik
pengamatan

 Kelebihan
Merupakan cara pengumpulan data yang murah, mudah
dan langsung dapat mengamati terhadap gejala
Tidak mengganggu, sekurang-kurangnya tidak terlalu
mengganggu pada sasaran pengamatan
Banyak gejal-gejala psychis penting yang tidak atau sukar
diperoleh dengan teknik angket atua interview.
Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak
kepada sasaran pengamatan yang lebih banyak.
Kelebihan dan kekurangan teknik
pengamatan

 Kekurangan
Banyak peristiwa Psychis tertentu yang tudak dapat diamati
misalnya harapan
Sering memerlukan waktu yang lama sehingga membosankan
karena tingkah laku atau gejala yang dikehendaki tidak
muncul
Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka
sedang diamati, mereka akna dengan sengaja
menimbulkan kesan yang menyenangkan atua dibuat-buat.
Sering subjektifitas dari observer tidak dapat dihindari.
wawancara

 Wawancara tidak terpimpin (non


direvtive or unguided interview) non
guide
 Wawancara terpimpin
 Wawancara bebas terpimpin
(kombinasi)
 Free Talk dan diskusi
Kelebihan dan kekurangan
metode wawancara
 Kelebihan
 Metode ini akan menemui kesulitan meskipun
respondennya buta huruf sekalipun tau pada lapisan
masyarakat yang manapun karena alat utamanya
bahasa verbal
 Karena keluwesan dan fleksibilitas ini, maka metide
wawancara dapat dipakai sebagai verififkasi data.
 Merupakan teknik yang efektif untuk menggali psikis
 Cocok untuk pengumpulan data sosial
Kelebihan dan kekurangan
metode wawancara
 Kekurangan
 Kurang efisien karena memboroskan waktu,
tenaga
 Diperlukan adanya keahlian/penguasaan
bahasa
 Memberikan kemungkinan interviewer
memalsukan catatan wawancara
 Sulit untuk mengadakan rapport
 Dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sekitar
ANGKET
 KELEBIHAN
 Dalam waktu yang singkat dapat diperoleh
data yang banyak
 Menghemat tenaga dan mungkin biaya
 Responden dapat memilih waktu senggang
untuk mengisinya
 Secara psikologis responden merasa tidak
terpaksa.
ANGKET
 KEKURANGAN
 Jawaban akan lebih banyak dibumbui dengan sikap
dan harapan probadi (subjektif)
 Lemungkinan penafsiran pertanyaan akan berbeda
karena responden heterogen
 Tidak dapat dilakukan untuk golongan masyrakat
buta huruf
 Bila responden tidak paham pertanyaan akan
menyebabkan kemacetan
 Sulit memutuskan pertanyaan secara cepat dengan
menggunakan bahasa yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai