Anda di halaman 1dari 18

SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS (SLE)

DISUSUN OLEH :
KARIMAH (14.401.19.030)
LISA RESITA (14.401.19.031)
A. KONSEP PENYAKIT
apa sih SLE itu?

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit radang atau


imflamasi multisystem yang disebabkan oleh banyak faktor dan di karakterisasi
oleh adanya gangguan disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun
dan produksi autoantibodi yang berlebihan. (Digivlio, 2014)
ETIOLOGI
 Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari
sel dan jaringan tubuh sendiri. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan
tubuh berfungsi mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi.
(Hasdianah, 2014)
TANDA DAN GEJALA
Pada awal perjalanannya, penyakit ini ditandai dengan gejala klinis yang tak spesifik,
antara lain :
 Lemah
 kelelahan yang sangat
 lesu berkepanjangan
 Panas
 Demam
 Mual
 nafsu makan menurun
 dan berat badan turun.
Oleh karena gejala penyakit ini sangat luas dan tidak khas pada awalnya, maka tidak
sembarangan untuk mengatakan seseorang terkena penyakit lupus. Akibat gejalanya mirip
dengan gejala penyakit lainnya, maka lupus dijulukisebagai penyakit peniru. Julukan lainnya
adalah si penyakit seribu wajah. Karena itu, biasanya pasien melakukan shopping doctor
(berpindah-pindah dokter) sebelum diagnosis penyakitnya dapat ditegakkan (anggraini, 2016)
PATOFISIOLOGI
 Pada SLE juga terdapat kelainan pada unsur-unsur sistem imun. Dalam
keadaan normal, makrofag yang berupa Antigen Presenting Cell (APC) akan
memperkenalkan antigen kepada sel T. Tetapi pada penderita lupus,
beberapa reseptor yang terdapat pada permukaan sel T mengalami perubahan
baik pada struktur maupun fungsinya sehingga pengalihan informasi normal
tidak dapat dikenali. Hal ini menyebabkan reseptor yang telah berubah di
permukaan sel T akan salah mengenali perintah dari sel T. (anggraini, 2016).
KLASIFIKASI
Penyakit Lupus dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
1. Discoid Lupus
Lesi berbentuk lingkaran atau cakra dan ditandai oleh batas eritema yang
meninggi, skuama, sumbatan folikuler.
2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
penyakit yang ditandai dengan produksi antibodi yang berlebihan
terhadap komponen inti sel, dan menimbulkan berbagai macam manifestasi
klinis pada organ.
3. Lupus yang diindikasi obat
Lupus disebakan oleh indikasi obat tertentu khususnya pada asetilator
lambat yang mempunyai gen Human Leukocyte Antigen D Related (HLA DR-4)
menyebabkan asetilasi obat menjadi lambat, obat banyak terakumulasi ditubuh
protein tubuh.
KOMPLIKASI
spesialis penyakit dalam dari departemen hematologi dan
onkologi medik FKUI, kelainan darah bisa ditemukan pada
85% penderita lupus. (anggraini, 2016).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas
meliputi nama, jenis kelamin (Lupus bisa menyerangpria maupun wanita,
namun10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita), umur (Lupus bisa
menyerang usia berapapun, meningkatnya gejala penyakit ini pada masa
sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan/ anatara usia 15-40 tahun),
alamat (cahaya matahari, luka bakar termal), agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan (untuk mengetahui penularan melalui cairan tubuh atau cairan
vagina), pendidikan (Tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi terhadap
penggunaan terapi komplementer bagi penderita yang memiliki pendidikan
tinggi maka terapi komplementer dianggap sebagai pelengkap terapi medis
bahkan ada penderita yang tidak mau menggunakan terapi komlementer sebagai
terapi yang didapat menyembuhkan atau mengganti terapi medis)pekerjaan
(lebih berisiko pada pekerjaan yang banyak terkena cahaya matahari, luka bakar
termal), ras, suku/bangsa(Lupus biasanya terdapat pada RAS afrika, Hispanics
dan Asia, no. register, tanggal masuk rumah sakit, alasan berobat ke fasilitas
kesehatan serta harapan pasien.
STATUS KESEHATAN SAAT INI

 keluhan utama
Biasanya kilen yang mempunyai penyakit SLE ini megeluh mudah
lelah,lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala
tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien biasanya mengeluh mudah lelah, nyeridan kaku, tetapi respon
tiap orang berbeda terhadap tanda dan gejala SLE tergantung imunitas
masing-masing.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
 Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penyakit dahulu walaupun tidak terlalu spesifik biasanya akan
didapatkan adanya keluhan mudah lelah, nyeri, kaku, anorksia dan
penurunan berat badan secara signifikan.
 Riwayat penyakit keluarga
Pasien yang mempunyai keluarga yang pernah terkena penyakit
Lupus ini dicurigai berkecenderungan untuk terkena penyakit ini, kurang
lebih 5-12% lebih besar dibanding orang normal.
 Riwayat pengobatan
pemakaian antibiotic (terutama golongan sulfa dan penisilin), riwayat
pemakaian lama obat ( hidralazin, prokainamid dan beta-bloker ) dan
riwayat stres yang berlebihan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

 Kesadaran
Klien datang ke Rumah Sakit dalam keadaan composmentis (kesadaran
penuh)
 Tanda tanda vital
Tanda vital yaitu meliputi pernapasan, suhu, tekanan darah dan nadi
dengan karakteristik tekanan darah tinggi apabila disertai hipertensi.
Respiration rate (RR) dalam batas yaitu normal 15-20 kali/menit, pernapasan
dalam atau dangkal, Denyut nadi kuat atau lemah. Dan terjadi peningkatan
suhu tubuh ketika infeksi
BODY SISTEM
 Sistem pernafasan
pleuritis atau efusi pleura.
 System kardiovaskuler
iflamasi pada arteriole, dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku, serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan
dan berlanjur nekrosis
 System persyarafan
spektum gangguan sistim saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologic, sering terjadi depresi dan psikosis.
 System perkemihan
biasanya yang terkena glomerulus renal.
 System pencernaan
Nyeri tekan abdomen, hepatosplenomegali, peristaltic usus meningkat, kelenjar parotis membesar
 System integument
lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal serta pipi
 System muskulokeletal
artalgia, artritis, pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari
 System endokrin
 System reproduksi
 System pengindraan
 System imun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hemoglobin, leukosit, hitung jenis sel, laju endap darah (LED)
 Urin rutin dan mikroskopik, protein kuantitatif 24 jam, dan bila diperlukan
kreatinin urin.
 Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
 PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
 Serologi ANA, anti ds-DNA, komplemen (C3,C4)
 Foto polos thorax 30
 Tes imunologik awal yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis SLE adalah
tes ANA. Tes ANA dikerjakan/diperiksa hanya pada pasien dengan tanda dan
gejala mengarah pada SLE.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (PPNI, 2016) diagnosa keperawatan
systemic lupus erythematosus yang muncul antara
lain yaitu :
 Resiko infeksi
 Nyeri akut
 Gangguan citra tubuh
INTERVENSI
 Resiko infeksi
Intervensi utama (PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018) :manajemen
imunisasi/vaksinasi : definisi mengidentifikasi dan mengelola pemberian kekebalan tubuh secara katif
dan pasif.
Tindakan
Observasi :
• Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alerg
• Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya
dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam)
• Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik :
• Berikan suntikan pada bayi dibagian paha antelolateral
• Dokumentasi informasi vaksinasi (mi. nama produsen, tanggal kadaluwarsa)
• Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
Edukasi :
• Jelaskan tujuan, manfaaat, reaksi yang terjadi, jadwal dan efek samping
• Informasikan imunisasi yang dijadwalkan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG, difteri, tetatus,
pertussis,H. influenza, polio, campak, measles, rubela)
 Nyeri akut
Manajemen nyeri : definisi mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengaan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
dan konstan.
Tindakan
Observasi :
• Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Terapi:
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, komprses hangat atau dingin, terapi
bermain)
• Control lingkungan yang memmperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
Edukasi:
• Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan mengunakan analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rassa nyeri
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
 Gangguan citra tubuh
Definisi : meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien
Tindakan
Observasi:
• Identifikasi harapan citra tubuh berdasarka terhadap perkembangan
• Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
Terapeutik
• Diskusikan perubahan tubuh an fungsinya
• Diskusikan perbedaaan penampilan fisik terhadap harga diri
• Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
• Diskusikan kondisi stress yang mempengarusi citra tubuh (mis. Luka, penyakit,
pembedahan)
Edukasi:
• Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
• Anjurkanmenggungapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
• Anjurkan mengunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig, kosmetik)
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai