Anda di halaman 1dari 26

Diabetes MeLitus Tipe 2

Internsip PKM Balong


dr. Alyssa Amalia
Kasus

Seorang perempuan 65 th dengan DM


Tipe 2 tidak terkontrol dengan susp
Katarak Diabetika
Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Identitas Pasien
Nama Pasien: Ny. B
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Balong
Tgl Pemeriksaan: 21 Februari 2020
No. RM : 0133xxx
Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Keluhan utama: Pandangan Kabur

Pasien datang dengan keluhan pandangan kabur sejak 2 bulan terakhir seperti
tertutup tirai. Pandangan kabur dirasakan pasien bertahap dan perlahan lahan.
Pandangan kabur dirasakan pada mata kiri pasien. Keluhan nyeri disangkal.
Riwayat trauma atau infeksi pada mata kiri disangkal.
Pasien ada riwayat sakit gula sejak 1 tahun yang lalu, rutin berobat di
puskesmas.
Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan serupa : (-)
Riwayat Hipertensi : (-)
Riwayat Diabetes Mellitus : (+)
Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat alergi : (-)
Riwayat penggunaan OAT : (-)
Riwayat Jantung : (-)
Riwayat mondok : (-)
Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

Riwayat DM : (+)

Riwayat Asma : disangkal

Riwayat Alergi Obat/Makan : disangkal

Riwayat Penggunaan Obat : Metformin 2x500 mg


Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Riwayat Kebiasaan
Riwayat perokok aktif, pasif : (+)
Riwayat minum alkohol : (-)
Riwayat penggunaan NAPZA : (-)
Riwayat penggunaan kayu bakar : (-)
Riwayat lingkungan asap : (-)
Riwayat bekerja di pabrik : (-)
Riwayat perilaku seks bebas : (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


• Riwayat Tetangga dengan Keluhan serupa (-)
Anamnesis
Anamnesis Px Fisik Px Penunjang Diagnosis Tata Laksana

Keadaan Umum : CM
Kesadaran : E4V5M6
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 70x/menit, reguler
RR : 20x/menit
SpO2 : 96% O2 2lpm
Suhu : 36,5°C
Bunyi jantung I-II reguler, bising Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera
(-), batas jantung melebar, ikterik (-/-), edema palpebra(-/-),
murmur (-) shadow test (-/-)
Gallop (-) Mulut : oral trush (-)
Lidah : leukoplakia (-)
Paru Anterior
I : Pengembangan dada kanan= kiri, Leher : KGB tidak teraba
P: fremitus raba kanan = kiri Membesar, peningkatan
P: sonor / sonor JVP (-)
A: kanan/kiri SDV (+) normal

Paru posterior Abdomen


I : Pengembangan dada kanan = kiri, I : Distended (-)
P: fremitus raba kanan = kiri A : BU (+) N
P: sonor /sonor P : Timpani
A: kanan/kiri SDV (+) normal P : Nyeri tekan (-)

Thoraks: simetris Oedem tangan (-/-)


Oedem kaki (-/-)
Akral dingin (-/-)
(-/-)
Laboratory Findings (21 Februari 2020)

GDS : 350 mg/dL

10
Plan

 Rujuk ke Poli Mata RS


 Terapi farmakologis:
 1. Glibenclamid tab 2 mg (1-0-0) ac
 2. Metformin 3x500 mg pc
Diabetes MeLitus Tipe 2
Definisi

 DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Perkeni, 2015)
Patogenesis
Ominous octet

(Perkeni, 2015)
Diagnosis

 Keluhan Klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia, penurunan berat badan


yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
 Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita

(Perkeni, 2015)
Kriteria Diagnosis DM

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (Puasa = kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam)
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan
klasik.
Atau
Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). (B)
(Perkeni, 2015)
Prediabetes

 Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): GDP 100-125 mg/dl dan TTGO <140 mg/dl
 Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): TTGO 140-199 mg/dl dan GDP <100 mg/dl
 Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
 Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c 5,7-6,4%.

(Perkeni, 2015)
Algoritma
Diagnosis
DM tipe 2

(PPK, 2017)
(Perkeni, 2015)
(Perkeni, 2015)
 Cara Pemberian OHO, terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
respon kadar glukosa darah, dapat diberikansampai dosis optimal.
2. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
3. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapanpertama.

(PPK, 2017)
Penatalaksanaan

 Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas


hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
 Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyuli
mikroangiopati dan makroangiopati.
 Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

(Perkeni, 2015)
(Perkeni, 2015)
(Perkeni, 2015)
Konseling dan Edukasi

Edukasi meliputi pemahaman tentang:


1. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita misalnya olahraga,
menghindari rokok, dan menjaga pola makan.
3. Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu

(PPK, 2017)
Kriteria Rujukan

1. DM tipe 2 dengan komplikasi


2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat

(PPK, 2017)

Anda mungkin juga menyukai