Anda di halaman 1dari 21

Tatap muka 9

PRODUKSI TERNAK PADA PADANG


PENGGEMBALAAN 

1
2
Pengertian padang penggembalaan /
pasture
• Padang penggembalaan adalah suatu daerah
padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak
yang tersedia bagi ternak, ternak dapat
menyenggutnya sesuai dengan kebutuhannya dalam
waktu singkat (Cullison, 1975).
• Pengertian dasar : padang penggembalaan adalah
luasan tertentu yang ditumbuhi HMT (rumput dan
atau legume) yang dapat memenuhi unit ternak
tertentu secara kontinyu dalam kuantitas dan
kualitas yang mencukupi.
3
Tipe-tipe padang penggembalaan

• Padang penggembalaan alam


• Padang penggembalaan permanen yang
sudah diperbaiki
• Padang penggembalaan buatan
(temporer)
• Padang penggembalaan dengan irigasi

4
Tatalaksana penggembalaan
• Tujuan :
– Untuk mempertahankan produksi yang tinggi dari
HMT yang berkualitas baik untuk waktu sepanjang
mungkin.
– Untuk mempertahankan keseimbangan yang
menguntungkan antara jenis-jenis HMT.
– Untuk mencapai penggunaan yang efisien dari
HMT yang dihasilkan.
– Agar produksi ternak dapat maksimal.

5
Cara penggembalaan ternak :
 Penggembalaan ekstensif = penggembalaan kontinyu
Cara : ternak tetap tinggal di daerah padang
penggembalaan yang sama untuk jangka waktu panjang.
Ternak digembalakan secara liar dan bebas memilih
sendiri HMT yang disukai di padang penggembalaan yang
luas tanpa rotasi.
Jumlah ternak yang digembalakan relatif rendah, tetapi
memberi hasil yang kurang produktif dibandingkan dengan
padang penggembalaan bergilir.
Kerugian berat dari penggembalaan kontinyu di daerah
tropik adalah timbulnya caplak dan serangan cacing
nematoda.

6
Traditional Pasture

7
• Penggembalaan semi intensif
– Ternak digembalakan secara bebas di daerah
yang luas yang telah dibagi menurut petak-petak
luas.
– Penggembalaan semi-ekstensif telah dilakukan
rotasi, tetapi ternak masih dapat memilih HMT
secara bebas.
– Pastures are subdivided into smaller areas (or
paddocks)
– A portion of the pasture is grazed while the
remainder “Rests”
– Paddocks are allowed to:
• Renew energy reserves
• Rebuild plant vigor
• Improve long-term production
8
Rotational Grazed Paddocks

9
10
Ternak digembalakan pada daerah
terbatas yang dibagi menjadi petak-petak
terbatas, sehingga pemilihan hijauan oleh
ternak menjadi terbatas.
Dilakukan rotasi secara ketat, tiap hari
ternak beralih petak.

11
Sistem penggembalaan intensif :
• Penggembalaan bergilir, adalah sistem
tatalaksana padang rumput intensif yang
dilakukan pada padang penggembalaan
permanen yang telah diperbaiki / padang
penggembalaan temporer.
– Cara ini akan mengatasi kerugian karena penggembalaan yang
kurang (under grazing) atau berlebih (over grazing).
– Tujuannya adalah untuk menggunakan padang penggembalaan
pada waktu hijauan masih muda dan bernilai gizi tinggi serta
untuk memberi waktu yang cukup bagi tanaman untuk
regrowth.

12
Dasar pelaksanaan penggembalaan bergilir : HK.
VOISIN (Hk. Penggembalaan Bergilir)
 Hukum I : sebelum padang rumput yang akan
disenggut ternak mencapai produksi maksimalnya,
diperlukan interval yang cukup antara 2
penyenggutan yang berturut-turut untuk
memungkinkan rumput :
Menimbun zat cadangan di dalam akarnya, yang
diperlukan untuk mendorong pertumbuhan
kembali (regrowth) yang tegar.
Untuk menghasilkan pertumbuhan yang sempurna
(produksi harian yang tinggi per hektar).
13
• Hukum II : periode total penggembalaan
pada suatu petak harus cukup pendek
untuk rumput yang disenggut pada hari I
penggembalaan dan jangan disenggut
kembali sebelum ternak dipindahkan ke
petak yang lain
14
 Hukum III : ternak yang membutuhkan zat-
zat makanan paling banyak, harus diberi
kesempatan untuk memperoleh jumlah
hijauan terbanyak dengan kualitas sebaik
mungkin. Semakin sedikit sisa yang
dihadapi sapi, semakin banyak rumput
yang dimakan.
15
• Hukum IV : bila seekor sapi diharapkan
menghasilkan susu secara teratur, maka
sapi tersebut tidak boleh tinggal lebih
lama dari 3 hari di petak yang sama.
Produksi akan mencapai maksimal jika
sapi tersebut tinggal di satu petak hanya
selama 1 (satu) hari.

16
17
Penggembalaan berpantang, adalah
penggembalaan dengan menyisihkan petak-
petak padang penggembalaan tertentu,
untuk digunakan pada fase berikutnya.
Misalnya pada pembuatan standing hay
(hay yang diperoleh dengan cara
membiarkan HMT menjadi kering di tempat
tumbuhnya, tanpa dipotong terlebih dahulu)
di daerah tropik.
Juga digunakan sebagai usaha untuk
memperbaiki padang penggembalaan alam.
18
 Soiling / zero grazing
 Hijauan dipotong dan diberikan pada ternak di
kandang.
 Keuntungan :
 Meningkatkan produksi ternak karena penggunaan
HMT lebih efisien.
 Tidak terjadi kerugian karena injakan / pengotoran.
 Padang penggembalaan dapat dipanen pada tingkat
pertumbuhan hijauan yang lebih lanjut.
 Konsumsi hijauan hasil pemotongan merata.
 Pencegahan terhadap bloat dapat dilakukan dengan
melayukan hijauan sebelum diberikan pada ternak.
 Kerugian :
 Harga alat-alat yang diperlukan untuk pemotongan,
baru sebanding bila jumlah ternak yang dipelihara
minimal 30 ekor.
19
Quality Yield

Forage
Growth Best time to graze

Curve

20
Produksi ternak di pasture dipengaruhi
oleh :
• Kualitas pasture : yang meliputi spesies
rumput / legume, umur, maturitas, lingkungan,
kecukupan akan protein, mineral vitamin dll.
• Stocking rate dan grazing manajemen.
– Stocking rate (SR) : jumlah ternak per unit area (Ha) yang
merumput pada suatu padang penggembalaan dalam waktu
tertentu (ekor/Ha atau Ha/ekor).
– Stocking rate bersifat umum, tidak membedakan tipe dan
klas ternak. SR dibagi dalam 2 katagori :
– Instantaneous SR : dalam satuan UT/Ha
– Sustained SR : dalam satuan UT/Ha/th.
21

Anda mungkin juga menyukai