Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN SABUN

MANDI PADAT

Nama Kelompok :
1. Afif Azizah
2. Alviano Ananda
3. Arta Dian fitrah
4. Dhea Ayu
Pengertian Sabun

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemu


lsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan
rantai karbon C16 dan sodium atau potasium. Sabun merupakan
pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium
dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang
dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap),
sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun lunak
(soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan
proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh
produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak aka
n memperoleh gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara
trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena
reaksi asam lemak bebas dengan alkali
Lanjutan

Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, sep


erti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun
banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan
menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini dapat di pahami
dengan mengingat kedua sifat dari anion sabun .
Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani,
minyak nabati, lilin ataupun minyak ikan laut.Semua lemak atau minyak
pada dasarnya dapat digunakan untuk nembuat sabun.
Reaksi Sabun

Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah


sebagai berikut:

C3H5(COOR)3 + 3 NaOH ------> 3 NaOOCR + C3H5(OH)3

Minyak Sabun Gliserol


Faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan
Konsentrasi larutan NaOH
• Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stoikiometri reaksinya, dimana
penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa
yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga
fasenya tidak homogen

Pengadukan
• Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan
yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar maka kemungkinan
terjadinya reaksi semakin besar pula

Suhu
• Pada kisaran suhu tertentu kenaikan suhu akan mempercepat reaksi yang artinya menaikkan
hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu melebihi suhu optimumnya
maka akan menyebabkan pengurangan hasil pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan
menurun.

Waktu
• Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabun,
berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi. Tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi
setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang tersabun
Standar Mutu Sabun

Standar mutu sabun mandi berdasarkam SNI :


1.Kadar air : Maksimal 15 %
2.Total lemak : Minimal 65%
3. pH : Berkisar 9 - 10
4. Alkali bebas : Maksimal 0,1 %
Manfaat Sabun

Manfaat dari penggunaan sabun mandi ini adalah:


• Membersihkan tubuh dari debu, kotoran, keringat, bakter
i, dan lain-lain
• Dapat memutihkan kulit
• Membantu menjaga kelembaban kulit
• Dapat memberi sensasi segar dan wangi pada
tubuh
• Mengandung aroma terapi untuk membuat kita nyaman
dan merasa segar selepas beraktifitas
Pembuatan Sabun Padat

Alat Bahan
1 . Pipet ukur 25 ml
1 . Minyak sawit
2 . Kaca arloji
3 . Gelas beaker
2 . Gula
4 . Termometer 3 . NaoH
5 . Batang penganduk 4 . Gliserin
6 . Spatula 5 . Asam stearat
7 . Cetakan
6 . Alkohol
8 . Hot plate
9 . Bulp 7 . Pewarna
1 0 .Stirrer 8 . Pewangi
Lanjutan

Langkah kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memipet 50 mL minyak dan masukkan ke dalam gelas beaker
3. Lalu,sebanyak 25 gram asam stearat ditimbang dan dilelehka
n
4.Dipanaskan minyak sampai suhu 60 C
5. Setelah itu, ditambahkan Larutan NaOH sebanyak.25 ml dan
dipanaskan dengan suhu 70 C sambil diaduk
6. Diaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk Iarut
an yang kental)
7. Setelah itu, dimasukkan 25 gram asam stearat yang sudah dil
elehkan pada suhu 60 C
Lanjutan

8. Kemudian ,sebanyak 40 mL glserol dan 6 gram gula pasir


ditambahlan sambil terus diaduk
9. Dipanaskan dan aduk terus dilakukan sampai seluruh
campurannya menjadi homogen.
10. Ditambahkan 40 mL alkohol sambil dipanaskan dan diaduk
hingga mencair
11. pewarna dan pewangi dimasukkan kedalam sabun dan
dilakukan pada suhu 40 C
12. Lalu,menuangkannya kedalam cetakan yang sudah tersedia
dan diamkan sampai mengeras.
13.diuji mutu sabunnya dengan uji busa,uji pH,uji indikator PP
14. Terakhir subun dikemas dan diberi label
Fungsi fungsi bahan
Minyak goreng
Minyak menjadi bahan baku dalam formulasi dan komposisi bahan pem
buat sabun dan menghaluskan sabun
Gula
gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sa
bun serta menjadi pengawet dalam sabun.
NaOH
Natrium hidroksida berfungsui sebagai pembentuk reaksi soponifikasi se
rta mampu menetralisir asam.
Gliserin
gliserin dapat melembabkan kulit, mudah dibilas,dan mentransparansika
n sabun
Asam Stearat
Pada proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi untuk mengerask
an dan menstabilkan busa.
Lanjutan
Alkohol
Alkohol pada proses pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut kare
na sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberik
an efek wangi pada produk sabun.
Pewarna
Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasil
kan produk sabun yang beraneka warna.
Pembahasan
Dari praktik yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut.
Bentuk : Padat
Warna : hijau dan kuning
Bau : bau seperti sabun pada umumnya
pH : 10
Uji busa : busa yang dihasilkan cukup banyak dan agak licin

Saat melakukan praktik saya memberikan warna hijau dan kuning pada s
abun, sabun yang telah kami sudah mengeras dan menghasilkan aroma yang
sangat wangi
Kesimpulan
Dari praktikum yang saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa
• Sabun dapat dibuat dari reaksi antara minyak dan natrium hidroksid
a.
• Sabun bersifat basa, hal ini dibuktikan melalui penambahan Phenolp
htalein kedalam larutan sabun, dan menghasilkan larutan berwarna
merah muda.
• Sabun yang saya buat memiliki pH 10, ini menandakan bahwa pH s
abun ini sudah masuk dalam standar.
Dari sifat fisik sabun yang transparan dan pH yang dihasilkan sebes
ar 10 , maka percobaan ini dinyatakan berhasil karena sudah sesuai den
gan standar mutu yang telah ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasio
nal (DSN) atau Standar Nasional Indonesia (SNI).

Anda mungkin juga menyukai